Amangkurat V: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Membatalkan 1 suntingan by 36.72.214.246 (bicara): Piye to mas, kok suka Vandalisme ? (TW)
Tag: Pembatalan
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox royalty
|name = Amangkurat V<br />{{java|ꦲꦩꦁ​ꦏꦸꦫꦠ꧀꧇꧕꧇ꦲꦩꦁꦏꦸꦫꦠ꧀꧇꧕꧇}}
|title = Sunan Kuning
|image =
Baris 16:
|posthumous name = Sunan Kuning
|native_lang1 = [[Bahasa Jawa]]
|native_lang1_name1 = ꦲꦩꦁ​ꦏꦸꦫꦠ꧀꧇꧕꧇ꦲꦩꦁꦏꦸꦫꦠ꧀꧇꧕꧇
|house = [[Wangsa Mataram|Mataram]]
|full name =
Baris 30:
|spouses =
}}
'''Amangkurat V''' ({{lang-jv|ꦲꦩꦁ​ꦏꦸꦫꦠ꧀꧇꧕꧇ꦲꦩꦁꦏꦸꦫꦠ꧀꧇꧕꧇|amangkurat kalima|amangkurat lima}}, dikenal juga sebagai ''Sunan Kuning'') adalah seorang cucu [[Amangkurat III]] di Mataram, putra dari Pangeran Tepasana. Tahun 1742, ia diangkat sebagai [[susuhunan]] [[Mataram II|Mataram]] menggantikan takhta [[Amangkurat IV]] oleh koalisi Jawa-Tionghoa yang menantang kekuasaan [[Pakubuwana II]].
 
== Silsilah ==
Baris 48:
Di masa kepemimpinannya, pasukan Mataram menyerang benteng kompeni di Kartasura pada 1741. Tercatat 10 prajurit kompeni tewas di dalam dan sekitar benteng. Peristiwa itu menandai konflik terbuka antara [[Kesultanan Mataram]] dan VOC. Pakubuwana II juga memerintahkan patihnya mengirim pasukan untuk membantu laskar [[Tionghoa]] mengepung VOC di [[Semarang]].
 
Saat itu adalah masa-masa Geger Pacinan, rangkaian peperangan yang disebut-sebut lebih besar daripada [[Perang Diponegoro]] pada dua dekade sebelumnyasetelahnya. Geger Pacinan diawali dengan pembantaian 10 ribu orang Tionghoa oleh VOC di Batavia (sekarang [[Jakarta]]). Hal itu menyulut aksi pemberontakan melawan VOC.
 
Pemimpin pemberontakan dari pabrik gula di Gandaria, Batavia, adalah Souw Phan Ciang atau Khe Panjang, yang kemudian dikenal sebagai Kapitan Sepanjang. Dia lari sampai Semarang dan bergabung dengan laskar Tionghoa pimpinan Singseh (Tan Sin Ko). Kapitan Sepanjang dan Singseh berperang melawan VOC, mendapat bantuan pasukan dari Pakubuwana II, namun kemenangan sulit diraih, bahkan VOC mengklaim sebagai pihak yang menang.
Baris 71:
Raden Mas Garendi kemudian bergelar Amangkurat V, dalam upacara penobatan itu hadir para ulama di samping kanan Amangkurat V dan panglima berbusana Tionghoa di samping kirinya.
 
Dalam catatan seorang Tionghoa di Semarang, Liem Thian Joe, dikatakan bahwa Sunan Kuning adalah sebutan populer bagi Raden Mas Garendi.<ref name ="sylado">{{cite book | author= Sylado, Remy | year = 2005 | title= 9 Oktober 1740: Drama Sejarah | location = Jakarta | publisher = Kepustakaan Populer Gramedia }}</ref> Selain karena banyak pengikutnya yang berkulit kuning (Tionghoa), hal itu karena orang Tionghoa menyebutnya sebagai ''cun ling'' (bangsawan tertinggi) merupakan salah satu tokoh yang berperan penting dalam peristiwa Geger Pacinan.
 
Sejak saat itu, pertempuran demi pertempuran dilakoni oleh koalisi Jawa-Tionghoa. Mei 1742, formasi pasukan Jawa-Tionghoa terdiri atas seribu prajurit Jawa dan seribu prajurit Tionghoa. Perkembangan selanjutnya, pasukan Jawa menjadi lebih banyak dibanding Tionghoa.
Baris 107:
* [[Kesultanan Mataram]]
* [[Wangsa Mataram]]
 
 
{{s-start}}
Baris 116 ⟶ 115:
{{s-aft|after=Jabatan dihapus}}
{{s-end}}
 
__INDEKS__
__PRANALABAGIANBARU__
 
{{DEFAULTSORT:Amangkurat 05}}
Baris 122 ⟶ 124:
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Raja Jawa]]
__INDEKS__
__PRANALABAGIANBARU__