Pembicaraan:Insyaallah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Pemindahan judul: Balas |
→Pemindahan judul: Balas |
||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 19:
:::::@[[Pengguna:JumadilM|JumadilM]]: Benar, dan bahasa kita sangat unik karena condong mengikuti bagaimana itu diucapkan, bukan dituliskan. Kita menulis apa yang kita dengar, bukan rupa penulisannya. ▪ <span style="font-size:85%;"><sup>꧋[[Istimewa:Kontribusi/Fazoffic|ꦩꦣꦪ.]]</sup></span> '''[[Pengguna:Fazoffic|<span style="color:#3D6D69;">Fazoffic</span>]]'''<sub> ([[Pembicaraan Pengguna:Fazoffic|<span style="color:#0055FF;"> ʖ╎ᓵᔑ∷ᔑ</span>]])</sub> 1 Oktober 2024 09.58 (UTC)
:Saya secara pribadi setuju. Per hal-hal yang telah disebutkan oleh bung Jumadil dan tambahan berikut untuk @[[Pengguna:Symphonium264|Symphonium264]]: Jadi untuk 'Insya Allah' dan 'Insyaallah', secara transliterasi 'Insya Allah' lebih benar. Pertama, kita lihat dari aksara Arab إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ ({{translit|ʾIn Syāʾ Allāh}}; {{IPA|ar|ʔin.ʃaːʔ ʔaɫ.ɫaːh}}), kalau kita menggunakan 'Insya Allah', maka pengucapannya dalam bahasa Indonesia (apalagi oleh masyarakat umum) akan menjadi [[Bantuan:Pengucapan|[in.ʃaʔ ʔal.lɑh]]], sementara jika kita menggunakan 'Insyaallah', maka bisa saja ada yang salah membacanya sebagai [[Bantuan:Pengucapan|[in.ʃaːl.lɑh]]] yang mana merupakan kesalahan fatal (kebanyakan orang Indonesia membaca 'aa' sebagai [[Bantuan:Pengucapan|[aː]]], atau dua harakat). Sementara, pengucapan 'Subhanallah' tidak pernah berubah, dimanapun dan bagaimanapun. ▪ <span style="font-size:85%;"><sup>꧋[[Istimewa:Kontribusi/Fazoffic|ꦩꦣꦪ.]]</sup></span> '''[[Pengguna:Fazoffic|<span style="color:#3D6D69;">Fazoffic</span>]]'''<sub> ([[Pembicaraan Pengguna:Fazoffic|<span style="color:#0055FF;"> ʖ╎ᓵᔑ∷ᔑ</span>]])</sub> 1 Oktober 2024 09.31 (UTC)
::@[[Pengguna:Fazoffic|Fazoffic]] Saya juga setuju dengan pendapat ini. Kita tidak bisa sepenuhnya mengikuti KBBI dalam penulisan, karena pengucapannya kadang membingungkan. Misalnya, [[Masjidilaqsa|''masjidilaqsa'']] yang bisa saja dibaca ''masjidi'' - ''laqsa'' dan bukannya ''Masjidil - Aqsa''. Memerhatikan akhiran huruf pada kata pertama untuk istilah yang lebih dari dua kata (konsonan atau vokal), juga cukup penting. – [[Pengguna:JumadilM|<span style="color:#2ECC71;font-weight:bold;font-family:arial">Jumadil</span><span style="color:#FFBF00;font-weight:bold">M</span>]] <sup>[[Pembicaraan Pengguna:JumadilM|<span style="color:#7B68EE;">Diskusi</span>]]</sup> 1 Oktober 2024 10.00 (UTC)
:::Jadi, bagaimana @[[Pengguna:Symphonium264|Symphonium264]] dan @[[Pengguna:Fazoffic|Fazoffic]]? Sudah bisa dipindahkan atau menunggu pendapat rekan yang lainnya juga? – [[Pengguna:JumadilM|<span style="color:#2ECC71;font-weight:bold;font-family:arial">Jumadil</span><span style="color:#FFBF00;font-weight:bold">M</span>]] <sup>[[Pembicaraan Pengguna:JumadilM|<span style="color:#7B68EE;">Diskusi</span>]]</sup> 2 Oktober 2024 00.20 (UTC)
|