Perbudakan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Asia: memperbaiki sistematika dan susunan kalimat
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(15 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
'''Perbudakan''' atau '''perhambaan'''<ref>{{Cite web|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/perhambaan|website=kbbi.kemdikbud.go.id|access-date=1-12-2022}}</ref> adalah suatu perbuatan atau keadaan yang membuat seseorang menjadi budak,<ref>{{Cite book|last=Publishers|first=Harper Collins|date=2016-02-17|url={{google books |plainurl=y |id=I0FODwAAQBAJ|page=433}}|title=Collins Cobuild Advanced Dictionary of English|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-602-03-2329-9}}</ref><ref>{{Cite book|last=Waite|first=Maurice|last2=Lindberg|first2=Christine A.|date=2010|url={{google books |plainurl=y |id=OOMV_ga5V6QC|page=729}}|title=Pocket Oxford American Dictionary and Thesaurus|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-972995-1}}</ref> yang merupakan objek properti yang dimiliki oleh orang lainnya.<ref>{{Cite book|last=Allain|first=Jean|year=2012|url={{google books |plainurl=y |id=62t3a5iESy8C}}|title=The Legal Understanding of Slavery: From the Historical to the Contemporary|location=Oxford|publisher=OUP|isbn=9780191645358|editor-last=Allain|editor-first=Jean|pages=199–219|chapter=The Legal Definition of Slavery into the Twenty-First Century}}</ref>
 
Banyak kasus perbudakan dalam sejarah terjadi sebagai akibathukuman dari pelanggaran hukum, kasus terlilit hutangutang, kekalahan militer, atau eksploitasi untuk mendapatkan tenaga kerja yang lebih murah. Bentuk perbudakan lainnya juga dilembagakan menurut garis demografis seperti [[Rasisme|ras]] atau [[jenis kelamin]]. Budak dapat diikatdibelenggu dalam perbudakan seumur hidup, atau untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu mereka akan [[Manumisi|diberikan kebebasan]].<ref>{{Cite book|last=Baker-Kimmons|first=Leslie C.|date=2008|title=Encyclopedia of Race, Ethnicity, and Society|publisher=[[SAGE Publishing]]|isbn=9781412926942|editor-last=Schaefer|editor-first=Richard T.|volume=3|page=1234|chapter=Slavery|chapter-url=https://books.google.com/books?id=YMUola6pDnkC&pg=PT1360}}</ref> Meskipun perbudakan umumnya dilakukan secara paksa, terdapat pula kasus perbudakan [[Perbudakan sukarela|secara sukarela]] dengan tujuan untuk membayar hutangutang atau mendapatkan sedikit uang karena alasan [[kemiskinan]]. Dalam sejarah manusia, perbudakan telah menjadi salah satu aspek dari [[peradaban]],<ref name="Slavery6">{{Cite web|title=Historical survey: Slave-owning societies|url=http://www.britannica.com/blackhistory/article-24156|website=Encyclopædia Britannica|archive-url=https://web.archive.org/web/20070223090720/http://www.britannica.com/blackhistory/article-24156|archive-date=February 23, 2007}}</ref> dan pernah legal di sebagian besar masyarakat dunia, tetapi sekarang [[Garis waktu penghapusan perbudakan|dilarang secara hukum]] di semua negara di dunia.{{Sfn|Bales|2004|p=4}}<ref name="WhiteWhite2014">{{Cite book|last=White|first=Shelley K.|last2=White|first2=Jonathan M.|last3=Korgen|first3=Kathleen Odell|date=2014|url={{google books |plainurl=y |id=GsruAwAAQBAJ|page=43}}|title=Sociologists in Action on Inequalities: Race, Class, Gender, and Sexuality|publisher=Sage|isbn=978-1-4833-1147-0|page=43}}</ref>
 
Dalam perbudakan tradisional (''chattel slavery''), budak secara hukum dianggap sebagai [[Barang pribadi|properti pribadi]] (barang) yang dimiliki oleh pemilik budak. Dalam ilmu ekonomi, istilah ''perbudakan ''de facto'' merujuk pada kondisi [[kerja paksa]] yang dialami oleh sebagian besar budak.<ref name="newint2">{{Cite web|title=Slavery in the 21st century|url=http://www.newint.org/issue337/facts.htm|publisher=Newint.org|archive-url=https://web.archive.org/web/20100527095857/http://www.newint.org/issue337/facts.htm|archive-date=May 27, 2010|access-date=August 29, 2010}}</ref>
 
[[Mauritania|Republik Islam Mauritania]] adalah negara terakhir di dunia yang secara resmi melarang perbudakan.<ref name= NYER-2014>{{cite magazine |last1=Okeowo |first1=Alexis |title=Freedom Fighter: A slaving society and an abolitionist's crusade |magazine=[[The New Yorker]] |date=September 8, 2014 |url=http://www.newyorker.com/magazine/2014/09/08/freedom-fighter |access-date=October 16, 2014 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180106081042/https://www.newyorker.com/magazine/2014/09/08/freedom-fighter |archive-date=January 6, 2018}}</ref> Pada tahun 2007, "karena tekanan dunia internasional", Pemerintah Mauritania mengesahkan undang-undang yang membuat para pemilik budak dapat dituntut secara pidana dan diadili di pengadilan.<ref name=a>{{cite web |first=Terence |last=Corrigan |url=http://www.saiia.org.za/governance-and-aprm-opinion/mauritania-made-slavery-illegal-last-month.html |title=Mauritania: Country Made Slavery Illegal Last Month |publisher=The East African Standard |date=September 6, 2007 |access-date=January 21, 2008 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110804032958/http://www.saiia.org.za/governance-and-aprm-opinion/mauritania-made-slavery-illegal-last-month.html |archive-date=August 4, 2011}}</ref> Namun demikian, pada tahun 2019, masih terdapat sekitar 40 juta orang, di antaranya 26 persen adalah anak-anak, yang diperbudak di seluruh dunia meskipun ilegal. Di dunia modern, lebih dari 50 persen orang yang diperbudak untuk [[Kerja paksa|melakukan kerja paksa]], biasanya di pabrik-pabrik di [[Swasta|sektor swasta]] suatu negara.<ref>{{Cite web|last=Hodal|first=Kate|date=2016-05-31|title=One in 200 people is a slave. Why?|url=https://www.theguardian.com/news/2019/feb/25/modern-slavery-trafficking-persons-one-in-200|website=The Guardian}}</ref> Di negara-negara industri, [[perdagangan manusia]] adalah jenis perbudakan modern; di negara-negara non-industri, perbudakan dengan [[Perbudakan utang|utang]] adalah bentuk umum dari perbuatan memperbudak seseorang,<ref name="newint2"/> seperti [[Pekerja rumah tangga|pembantu rumah tangga]] tawanan, [[Pernikahan paksa|kawin paksa]], dan [[Prajurit anak|tentara anak]].<ref name="modernslavery">{{Cite web|date=January 30, 2007|title=Religion & Ethics – Modern slavery: Modern forms of slavery|url=https://www.bbc.co.uk/ethics/slavery/modern/modern_1.shtml#section_2|publisher=BBC|access-date=June 16, 2009}}</ref>
 
== Terminologi ==
Baris 19:
 
=== Perbudakan utang ===
''Indenture'', atau dikenal sebagai kerja paksa yang terikat atau perbudakan hutangutang, adalah suatu bentuk kerja paksa yang melibatkan seseorang yang menjaminkan dirinya sendiri atas suatu pinjaman / hutangutang. Bentuk kerja paksa yang diperlukan untuk membayar utang, dan durasinya, mungkin tidak ditentukan. Kerja paksa terkait hutangutang dapat diturunkan dari generasi ke generasi, dengan anak-anak diminta untuk melunasi hutangutang nenek moyang atau orang tua mereka.{{Sfn|Bales|2004|pp=15–18}} Perbudakan Ini adalah bentuk perbudakan yang paling luas saat ini.<ref>{{Cite news|date=15 September 2016|title=Debt bondage remains the most prevalent form of forced labour worldwide|url=https://ohchr.org/EN/NewsEvents/Pages/DisplayNews.aspx?NewsID=20504&LangID=E|publisher=United Nations|access-date=27 July 2021}}</ref> Kerja paksa terkait jeratan hutangutang paling banyak terjadi di Asia Selatan.{{Sfn|Bales|2004|pp=15–18}} Pernikahan uang (''money marriage'') mengacu pada pernikahan yang melibatkan seorang gadis, biasanya, dinikahkan dengan seorang pria untuk melunasi hutangutang orang tuanya.<ref>{{Cite news|date=21 September 2018|title=Nigeria's young daughters are sold as 'money wives'|url=https://www.aljazeera.com/news/2018/09/nigerias-young-daughters-sold-money-wives-180921153424671.html|publisher=Al Jazeera|access-date=12 May 2020}}</ref> Sistem Chukri adalah sistem ijon yang ditemukan di beberapa bagian [[Benggala]] yang membuat seorang wanita dapat dipaksa menjadi [[Pelacuran|pelacur]] untuk melunasi hutangutang.<ref>Page 11,12, Sleightholme & Indrani (1996), ''Guilty Without Trial'', {{ISBN|0-8135-2381-8}}</ref>
 
=== Tanggungan ===
Baris 28:
[[Berkas:Sale_of_negroes_1860.jpg|jmpl|Poster lelang budak di [[Georgia (negara bagian)|Georgia]], AS, 1860]]
[[Berkas:Woman-slave.jpg|jmpl|Potret seorang wanita tua di [[New Orleans]] dengan gadis pelayannya yang diperbudak pada pertengahan abad ke-19]]
Kerja paksa, atau kerja tidak bebas, adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan seseorang yang dipaksa bekerja di luar keinginan mereka sendiri, di bawah ancaman kekerasan, atau hukuman lain, tetapi istilah umum kerja tidak bebas juga digunakan untuk menggambarkan perbudakan properti orang (''chattel''), serta setiap situasi lain ketika seseorang diwajibkan untuk bekerja di luar keinginannya sendiri, dan kemampuan seseorang untuk bekerja secara produktif berada di bawah kendali penuh orang lain.{{Butuh rujukan|date=February 2021}} Ini mungkin juga termasuk lembaga-lembaga yang tidak biasa diklasifikasikan sebagai perbudakan, seperti [[serf|perbudakan tani]], [[wajib militer]], dan [[buruh hukuman]]. Meski beberapa pekerja yang tidak bebas, seperti budak tani, memiliki beberapa hak ''de jure'' hukum atau tradisional, mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengakhiri pengaturan mereka bekerja dan sering menjadi target bentuk-bentuk pemaksaan, kekerasan, dan pembatasan aktivitas dan gerakan mereka di luar tempat kerja mereka.{{Butuh rujukan|date=February 2021}}
 
Perdagangan manusia, misalnya, melibatkan perempuan dan anak-anak yang dipaksa menjadi [[Pelacuran|pelacur]] merupakan bentuk kerja paksa yang paling cepat berkembang, dengan Thailand, Kamboja, India, Brasil, dan Meksiko telah diidentifikasi sebagai hotspot utama [[Eksploitasi seksual komersial anak|eksploitasi seksual komersial anak-anak]].<ref name="voa">{{Cite web|title=Experts encourage action against sex trafficking|url=http://www1.voanews.com/english/news/a-13-2009-05-15-voa30-68815957.html?rss=human+rights+and+law|archive-url=https://web.archive.org/web/20091223080032/http://www1.voanews.com/english/news/a-13-2009-05-15-voa30-68815957.html?rss=human%2Brights%2Band%2Blaw|archive-date=December 23, 2009|url-status=dead}}</ref><ref>{{Cite web|date=August 13, 2007|title=Rights–Mexico: 16,000 Victims of Child Sexual Exploitation|url=http://www.ipsnews.net/2007/08/rights-mexico-16000-victims-of-child-sexual-exploitation/|website=ipsnews.net|access-date=February 11, 2016}}</ref>
 
==== Kerja paksa anak ====
Baris 57:
Sejak abad ke-18, para kritikus berpendapat bahwa perbudakan menghambat kemajuan teknologi karena fokusnya adalah pada peningkatan jumlah budak yang melakukan tugas-tugas sederhana dibandingkan meningkatkan efisiensinya. Misalnya, telah dikatakan bahwa karena fokus bentuk pekerjaan yang sedikit ini, teknologi di Yunani – dan kemudian di Roma – tidak diterapkan untuk memudahkan kerja fisik atau meningkatkan manufaktur.<ref>{{Cite web|date=January 4, 2008|title=Technology|url=http://www.history.com/encyclopedia.do?articleId=223811|publisher=History.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20080423152702/http://www.history.com/encyclopedia.do?articleId=223811|archive-date=April 23, 2008|access-date=May 6, 2009}}</ref>
[[Berkas:Fathers_of_the_Redemption.jpg|jmpl|Pekerjaan [[tentara bayaran|Mercedarian]] adalah menebus budak-budak Kristen yang ditahan di Afrika Utara (1637).]]
Ekonom Skotlandia [[Adam Smith]] mengatakan bahwa tenaga kerja bebas secara ekonomi lebih baik dibandingkan tenaga kerja budak. Akan tetapi, Smith melanjutkan, hampir tidak mungkin untuk mengakhiri praktik perbudakan dalam sistem pemerintahan yang bebas, demokratis, atau republik karena banyak legislator atau tokoh politiknya adalah pemilik budak, dan tidak akan menghukum diri mereka sendiri. Dia lebih lanjut menyatakan bahwa budak akan lebih mampu mendapatkan kebebasan di bawah pemerintahan terpusat, atau otoritas terpusat seperti raja atau gereja.<ref>{{Cite book|last=McKivigan|first=John R.|last2=Snay|first2=Mitchell|year=1998|url={{google books |plainurl=y |id=e-unV4v5puYC|page=68}}|title=Religion and the Antebellum Debate Over Slavery|publisher=University of Georgia Press|isbn=978-0-8203-2076-2|page=68|access-date=May 31, 2012}}</ref><ref>{{Cite book|last=Griswold|first=Charles L.|year=1999|url={{google books |plainurl=y |id=WRcU_GJAc9gC|page=198}}|title=Adam Smith and the Virtues of Enlightenment|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-62891-4|page=198|access-date=May 31, 2012}}</ref> Argumen serupa muncul kemudian dalam karya [[Auguste Comte]], terutama berkaitan dengan dukungan Smith terhadap konsep [[pemisahan kekuasaan]], atau apa yang disebut Comte sebagai "pemisahan spiritual dan temporal" selama [[Abad Pertengahan]] dan masa akhir perbudakan. Seperti yang dinyatakan Adam Smith dalam ''[[Kuliah Fikih|Lectures on Jurisprudence]]'', "Kekuatan besar pendeta yang sejalan dengan raja dapat membebaskan para budak. Tetapi hal ini memerlukan suatu kondisi bahwa otoritas raja dan pendeta harus besar. Ketika salah satu dari otoritas ini ingin melanjutkan praktik perbudakan, maka perbudakan akan berlanjut..."{{Sfn|Forbes|1998|p=74}}
[[Berkas:The_inspection_and_sale_of_a_slave.jpg|jmpl|Penjualan dan pemeriksaan budak]]
Bahkan setelah perbudakan menjadi sebuah tindak pidana, pemilik budak tetap bisa mendapatkan keuntungan yang tinggi. Menurut peneliti Siddharth Kara, keuntungan yang dihasilkan di seluruh dunia oleh segala bentuk perbudakan pada tahun 2007 adalah $91,2&nbsp;miliar. Keuntungan itu merupakan yang terbesar kedua setelah perdagangan narkoba, terkait dengan perusahaan kriminal global. Pada saat itu, diperkirakan rata-rata harga penjualan global seorang budak adalah sekitar $340, dengan tertinggi $1,895 untuk rata-rata budak seks yang diperdagangkan, dan terendah $40 hingga $50 untuk budak yang terikat hutang di sebagian Asia dan Afrika. Keuntungan tahunan rata-rata yang dihasilkan oleh seorang budak pada tahun 2007 adalah $3.175, dengan rata-rata terendah $950 untuk kerja paksa dan $29.210 untuk budak seks yang diperdagangkan. Sekitar 40% dari keuntungan budak setiap tahun dihasilkan oleh budak seks yang diperdagangkan, merepresentasikan lebih dari 4% dari 29 juta budak di dunia.<ref name="Dhaliwal3">{{Cite book|last=Kara|first=Siddharth|date=2008|title=Sex Trafficking – Inside the Business of Modern Slavery|publisher=Columbia University Press|isbn=978-0-231-13960-1}}</ref>
Baris 79:
 
== Sejarah ==
Beberapa sarjana membedakan bentuk perbudakan kuno dari perbudakan yang sebagian besar berbasis ras. Jenis perbudakan kuno, kadang-kadang disebut "perhambaan yang adil", dikenakan pada [[Tahanan perang|tawanan perang]], debitur, dan orang-orang rentan lainnya. Perbudakan berbasis ras mulai berkembang secara eksponensial mulai abad ke-14.<ref>{{Cite book|last=Panzer|first=Joel S.|date=1996|title=The Popes and Slavery|url=https://archive.org/details/popesslavery0000panz|publisher=Alba House|isbn=0-8189-0764-9|page=[https://archive.org/details/popesslavery0000panz/page/3 3]}}"The earlier forms of servitude were varied, complex, and very often of a different sociological category than those which were prevalent after the 14th century. While all forms of servitude are certainly unacceptable to most people today, this has not always been the case. Formerly, the rules of war and society were such that servitude was often imposed as a penalty on criminals and prisoners of war, and was even freely chosen by many workers for economic reasons. Children born of those held in servitude were also at times considered to be in the same state as that of their parents. These types of servitude were the most common among those generally considered to establish the so-called 'just titles' of servitude."</ref> Bahkan oleh beberapa penulis pada masa itu telah dikatakan bahwa perbudakan secara intrinsik adalah perbuatan yang tidak bermoral.<ref>{{Cite web|date=January 13, 1435|title=Sicut Dudem -Against the Enslavement of Black Natives of the Canary Islands|url=https://www.papalencyclicals.net/eugene04/eugene04sicut.htm|website=papalencyclicals.net}}</ref><ref>{{Cite web|date=May 29, 1537|title=Sublimus Dei – On the Enslavement and Evangelization of Indians|url=https://www.papalencyclicals.net/Paul03/p3subli.htm|website=papalencyclicals.net}}</ref><ref>{{Cite book|last=Hanke|first=Lewis|date=1974|title=All Mankind Is One: A Study of the Disputation Between Bartolomé de Las Casas and Juan Ginés de Sepúlveda on the Religious and Intellectual Capacity of the American Indians|url=https://archive.org/details/allmankindisones0000hank|publisher=Northern Illinois University Press|isbn=0-87580-043-2|page=xi}}"For the first time, and probably for the last, a colonizing nation organized a formal enquiry into the justice of the methods used to extend its empire. For the first time, too, in the modern world, we see an attempt to stigmatize an entire race as inferior, as born slaves according to the theory elaborated centuries before by Aristotle."</ref>
 
=== Sejarah awal ===
Baris 108:
Pada masa ini, perbudakan telah tersebar luas di [[Afrika]], mengikuti perdagangan budak internal dan eksternal.<ref>{{Cite web|last=Perbi|first=Akosua|date=April 5, 2001|title=Slavery and the Slave Trade in Pre-colonial Africa|url=http://www.latinamericanstudies.org/slavery/perbi.pdf|publisher=latinamericanstudies.org|access-date=August 11, 2016}}</ref> Di wilayah Senegambia, antara tahun 1300 dan 1900, hampir sepertiga penduduknya diperbudak. Di negara-negara Islam awal [[Sahel]] barat, termasuk [[Kekaisaran Ghana|Ghana]], [[Kekaisaran Mali|Mali]], [[Kekaisaran Bamana|Segou]], dan [[Kekaisaran Songhai|Songhai]], sekitar sepertiga dari populasinya diperbudak.<ref>{{Cite encyclopedia|encyclopedia=Britannica.com|archivedate=30 December 2007|access-date=19 March 2018}}</ref>
[[Berkas:Slaves_Zadib_Yemen_13th_century_BNF_Paris.jpg|jmpl|Pasar budak abad ke-13 di [[Yaman]].<ref>{{Cite news|last=Mohaiemen|first=Naeem|date=July 27, 2004|title=Slaves in Saudi|url=http://archive.thedailystar.net/2004/07/27/d40727150297.htm|work=The Daily Star|volume=5|issue=61|access-date=2021-02-07}}</ref>]]
Selama [[perdagangan budak trans-Sahara]], budak dari [[Afrika Barat]] diangkut melintasi [[gurun Sahara]] ke [[Afrika Utara]] untuk dijual ke peradaban [[Laut Tengah|Mediterania]] dan [[Timur Tengah]]. [[Perdagangan budak Samudera Hindia|Perdagangan budak Samudra Hindia]], kadang-kadang disebut perdagangan budak Afrika timur, bersifat multi-arah. Orang Afrika dikirim sebagai budak ke [[Jazirah Arab|Semenanjung Arab]], ke pulau-pulau [[Samudra Hindia]] (termasuk [[Madagaskar]]), ke [[Subbenua India|anak benua India]], dan kemudian ke Amerika. Para pedagang ini menangkap [[Suku Bantu|orang Bantu]] ([[Zanj]]) dari pedalaman di kawasan yang kini dikenal sebagai [[Kenya]], [[Mozambik]] dan [[Tanzania]], dan membawa mereka ke kawasan pesisir.<ref name="Och">{{Cite book|last=Ochiengʼ|first=William Robert|date=1975|url=https://www.google.com/books?id=ziJyAAAAMAAJ|title=Eastern Kenya and Its Invaders|publisher=East African Literature Bureau|page=76|access-date=May 15, 2015}}</ref><ref name="Ogot">{{Cite journal|first=Bethwell A. |last=Ogot|date=April 1970|title=Zamani: a survey of East African history|url=http://dx.doi.org/10.1093/oxfordjournals.afraf.a096007|journal=African Affairs|doi=10.1093/oxfordjournals.afraf.a096007|issn=1468-2621|page=104}}</ref> Di sana, para budak secara bertahap berasimilasi di daerah pedesaan, terutama di pulau [[Unguja]] dan [[Pulau Pemba|Pemba]].<ref name="Lodhi2">{{Cite book|last=Lodhi|first=Abdulaziz|year=2000|url={{google books |plainurl=y |id=ePhxAAAAMAAJ|page=17}}|title=Oriental influences in Swahili: a study in language and culture contacts|publisher=Acta Universitatis Gothoburgensis|isbn=978-91-7346-377-5|page=17}}</ref>
 
==== Amerika ====
[[perbudakan Aztec|Perbudakan di Meksiko]] dapat ditelusuri ke [[Aztek|suku Aztec]].<ref>{{Cite web|title=Aztec Social Structure|url=http://tarlton.law.utexas.edu/exhibits/aztec/aztec_social.html|publisher=[[University of Texas at Austin]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20110223111026/http://tarlton.law.utexas.edu/exhibits/aztec/aztec_social.html|archive-date=February 23, 2011}}</ref> Orang [[Penduduk asli Benua Amerika|Amerindian]] lainnya, seperti [[Kerajaan Inka|Inca]] di Andes, [[orang tupi|Tupinambá]] dari Brasil, [[Muscogee]] Georgia, dan [[Comanche]] dari Texas, juga mempraktikkan perbudakan.<ref name="Slavery6"/> [[Perbudakan di Kanada]] dipraktekkan oleh [[First Nations|orang-orang asli]] dan [[Kolonisasi Eropa di Amerika|pemukim Eropa]].<ref name="LawsonLawson2019">{{Cite book|last=Russell M. Lawson|last2=Benjamin A. Lawson|date=11 October 2019|url=https://books.google.com/books?id=ou6yDwAAQBAJ&pg=PA16|title=Race and Ethnicity in America: From Pre-contact to the Present &#91;4 volumes&#93;|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-4408-5097-4|page=16}}</ref> Komunitas-komunitas pemilik budak yang kemudian menjadi bagian dari Kanada adalah, misalnya, masyarakat nelayan, seperti [[Suku Yurok|Yurok]], yang tinggal di sepanjang pantai Pasifik dari Alaska hingga California,<ref>{{Cite web|title=Slavery in the New World|url=http://www.britannica.com/blackhistory/article-24156|publisher=Britannica.com|access-date=2011-02-25}}</ref> di tempat yang kadang-kadang digambarkan sebagai Pantai Pasifik atau Pantai Barat Laut Utara. Selain itu, beberapa [[Masyarakat adat di Pacific Northwest Coast|masyarakat adat di Pantai Barat Laut Pasifik]], seperti [[Suku Haida|Haida]] dan [[Tlingit]], secara tradisional dikenal sebagai pejuang dan pedagang budak yang ganas yang menyerbu hingga ke California. Perbudakan juga dilakukan turun temurun. Keturunan [[Tahanan perang|tawanan perang]] yang diperbudak juga adalah budak.<ref>Kenneth M. Ames, "Slaves, Chiefs and Labour on the Northern Northwest Coast," ''World Archaeology,'' Vol. 33, No. 1, The Archaeology of Slavery (June, 2001), pp. 1–17 [https://www.jstor.org/stable/827885 in JSTOR]</ref> Terdapat beberapa komunitas di British Columbia yang terus memisahkan dan mengucilkan keturunan budak hingga akhir 1970-an.<ref name="AboriginalSlavery">{{Cite news|last=Leland Donald|year=1997|title=Aboriginal Slavery on the Northwest Coast of North America|url=https://books.google.com/books?id=QRHLy4xwcboC&q=%22Leland+Donald%22+OR+%22Donald,+Leland%22+%22Aboriginal+Slavery+on+the+Northwest+Coast+of+North+America%22|publisher=[[University of California Press]]|isbn=9780520918115|access-date=2019-12-25}}</ref>
 
==== Asia ====
Baris 166:
Pada awal 1960-an, populasi budak Arab Saudi diperkirakan mencapai 300.000.<ref>{{Cite book|last=Veenhoven|first=Willem Adriaan|last2=Ewing|first2=Winifred Crum|last3=Samenlevingen|first3=Stichting Plurale|year=1975|url={{google books |plainurl=y |id=tIfYPppdbeYC|page=452}}|title=Case Studies on Human Rights and Fundamental Freedoms: A World Survey|publisher=BRILL|isbn=978-90-247-1779-8|page=452|access-date=May 31, 2012}}</ref> Bersama dengan Yaman, Arab Saudi baru menghapus perbudakan pada tahun 1962.<ref name="autogenerated1">{{Cite web|title=Religion & Ethics – Islam and slavery: Abolition|url=https://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/history/slavery_8.shtml|publisher=BBC|archive-url=https://web.archive.org/web/20090521234119/http://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/history/slavery_8.shtml|archive-date=May 21, 2009|access-date=May 1, 2010}}</ref> Secara historis, budak di [[Dunia Arab]] datang dari berbagai daerah, termasuk [[Afrika Sub-Sahara]] (terutama ''[[Zanj]]''), {{Sfn|Lewis|1992|p=53}} [[Kaukasus]] (terutama [[Adighe|Sirkasia]]),<ref>{{Cite web|title="Horrible Traffic in Circassian Women – Infanticide in Turkey, " New York Daily Times, August 6, 1856|url=http://lostmuseum.cuny.edu/archive/horrible-traffic-in-circassian|publisher=Chnm.gmu.edu|access-date=August 29, 2010}}</ref> Asia Tengah (terutama [[Tartar]]), dan Eropa [[Eropa Tengah|Tengah]] dan Timur (terutama Slav [''[[Saqaliba]]'']).<ref name="Soldier Khan">{{Cite web|title=Soldier Khan|url=http://www.avalanchepress.com/Soldier_Khan.php|publisher=Avalanchepress.com|access-date=August 29, 2010}}</ref>
 
Beberapa sejarawan menyatakan bahwa sebanyak 17&nbsp;juta orang dijual sebagai budak di pantai Samudra Hindia, Timur Tengah, dan Afrika Utara, dan sekitar 5&nbsp;juta budak Afrika dibeli oleh pedagang Muslim dan dibawa dari Afrika melintasi Laut Merah, Samudra Hindia, dan gurun Sahara antara tahun 1500 dan 1900.<ref>{{Cite news|date=3 September 2001|title=Focus on the slave trade|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/1523100.stm|publisher=BBC|archive-url=https://web.archive.org/web/20170525101036/http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/1523100.stm|archive-date=25 May 2017}}</ref> Para tawanan itu dijual ke seluruh Timur Tengah. Perdagangan ini meningkat karena kapal-kapal yang canggih memungkinkan peningkatan aktivitas perdagangan dan permintaan tenaga kerja yang lebih besar di [[perkebunan]] di wilayah tersebut. Diperkirakan puluhan ribu tawanan diambil setiap tahun.<ref name="Lodhi2"/><ref>{{Cite book|last=Fage|first=John Donnelly|last2=Tordoff|first2=William|date=2001|title=A History of Africa|url=https://archive.org/details/historyofafrica0000fage|location=Budapest|publisher=Routledge|isbn=978-0-415-25248-5|edition=4|page=[https://archive.org/details/historyofafrica0000fage/page/258 258]}}</ref><ref>{{Cite book|last=Edward R. Tannenbaum|first=Guilford Dudley|year=1973|url={{google books |plainurl=y |id=pxpmAAAAMAAJ|page=615}}|title=A History of World Civilizations|publisher=Wiley|isbn=978-0-471-84480-8|page=615}}</ref> Perdagangan budak Samudra Hindia bersifat multi-arah dan berubah dari waktu ke waktu. Untuk memenuhi permintaan tenaga kerja kasar, budak Bantu yang dibeli oleh pedagang budak Afrika timur dari Afrika tenggara dijual dalam jumlah besar secara kumulatif selama berabad-abad kepada pembeli di Mesir, Arab, Teluk Persia, India, koloni Eropa di Timur Jauh, [[Daftar pulau di Samudra Hindia|India Pulau laut]], Ethiopia dan Somalia.{{Sfn|Campbell|2004|p=ix}}
 
Menurut ''Encyclopedia of African History'', "Diperkirakan pada tahun 1890-an populasi budak terbesar di dunia, sekitar 2 juta orang, terkonsentrasi di wilayah [[Kekhalifahan Sokoto]]. Di sana, penggunaan tenaga kerja budak sangat umum dilakukan, terutama di bidang pertanian."<ref>{{Cite book|last=Shillington|first=Kevin|date=2013-07-04|url={{google books |plainurl=y |id=umyHqvAErOAC}}|title=Encyclopedia of African History 3-Volume Set|publisher=Routledge|isbn=978-1-135-45670-2|page=1401}}</ref><ref>{{Cite journal|title=Slow Death for Slavery: The Course of Abolition in Northern Nigeria, 1897–1936 (review)|url=http://muse.jhu.edu/login?uri=/journals/journal_of_world_history/v007/7.1blue02.html|journal=Journal of World History|archive-url=https://web.archive.org/web/20160411071529/http://muse.jhu.edu/login?uri=%2Fjournals%2Fjournal_of_world_history%2Fv007%2F7.1blue02.html|archive-date=April 11, 2016|access-date=December 31, 2021|url-status=dead}}</ref> Masyarakat Anti-Perbudakan memperkirakan ada 2&nbsp;juta budak di Ethiopia pada awal 1930-an dari perkiraan populasi yang berjumlah antara 8 dan 16&nbsp;juta.<ref name="twentieth1">{{Cite web|title="Freedom is a good thing but it means a dearth of slaves": Twentieth Century Solutions to the Abolition of Slavery|url=http://www.yale.edu/glc/events/cbss/Miers.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20110515192003/http://www.yale.edu/glc/events/cbss/Miers.pdf|archive-date=May 15, 2011|access-date=August 29, 2010|url-status=dead}}</ref>
Baris 313:
Antara tahun 1626 dan 1662, Belanda mengekspor rata-rata 150–400 budak setiap tahun dari pantai Arakan-Benggala. Selama 30 tahun pertama Batavia, budak India dan Arakan menyediakan tenaga kerja utama Perusahaan Hindia Timur Belanda, sebagai kantor pusat Asia. Peningkatan budak Coromandel terjadi selama masa kelaparan menyusul pemberontakan penguasa India Nayaka di India Selatan (Tanjavur, Senji, dan Madurai) melawan penguasa Bijapur (1645) dan penghancuran berikutnya di pedesaan Tanjavur oleh tentara Bijapur. Dilaporkan, lebih dari 150.000 orang dibawa oleh tentara Muslim Deccani yang menyerang ke Bijapur dan Golconda. Pada tahun 1646, 2.118 budak diekspor ke Batavia, sebagian besar dari Koromandel selatan. Beberapa budak juga diperoleh lebih jauh ke selatan di Tondi, Adirampatnam, dan Kayalpatnam. Peningkatan lain dalam perbudakan terjadi antara tahun 1659 dan 1661 dari Tanjavur sebagai akibat dari serangkaian serangan Bijapuri yang terus dilakukan. Di Nagapatnam, Pulicat, dan di tempat lain, perusahaan membeli 8.000-10.000 budak, sebagian besar dikirim ke Ceylon, sementara sebagian kecil diekspor ke Batavia dan Malaka. Akhirnya, pada tahun 1673, setelah kemarau panjang di Madurai dan Koromandel selatan yang mengintensifkan perjuangan Madurai-Maratha yang berkepanjangan atas Tanjavur dan praktik fiskal yang menghukum, ribuan orang dari Tanjavur, kebanyakan anak-anak, dijual sebagai budak dan diekspor oleh para pedagang Asia dari Nagapattinam ke Aceh, Johor, dan pasar budak lainnya.
 
Pada bulan September 1687, 665 budak diekspor oleh Inggris dari Fort St. George, Madras. Dan pada tahun 1694–1696, ketika peperangan sekali lagi melanda India Selatan, total 3.859 budak diimpor dari Koromandel oleh orang-orang secara pribadi ke Ceylon.<ref>{{Cite journal|last=Subrahmanyam|first=Sanjay|date=1997|title=Slaves and Tyrants: Dutch Tribulations in Seventeenth-Century Mrauk-U|url=http://dx.doi.org/10.1163/157006597x00028|journal=Journal of Early Modern History|volume=1|issue=3|pages=201–253|doi=10.1163/157006597x00028|issn=1385-3783}}</ref><ref>{{Cite book|last=Prakash|first=Om|date=1998-06-28|url={{google books |plainurl=y |id=hciTRYbE27gC}}|title=European Commercial Enterprise in Pre-Colonial India|work=The New Cambridge History of India|location=New York|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-25758-9|volume=II|page=5}}</ref><ref>{{Cite book|last=Prakash|first=Om|date=1985-01-01|url=http://dx.doi.org/10.1515/9781400857760|title=The Dutch East India Company and the Economy of Bengal, 1630-1720|publisher=Princeton University Press|isbn=978-1-4008-5776-0|doi=10.1515/9781400857760}}</ref><ref>{{Cite book|last=Richards|first=John F.|date=2012|url={{google books |plainurl=y |id=4evztAEACAAJ}}|title=The Mughal Empire|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-511-58406-0|series=The New Cambridge History of India, Part I, Volume 5}}</ref><ref>Raychaudhuri and Habib, eds, ''The Cambridge Economic History of India I''; V.B. Lieberman, ''Burmese Administrative Cycles: Anarchy and Conquest, c. 1580–1760'' (Princeton, N.J., 1984); G.D. Winius, "The 'Shadow Empire' of Goa in the Bay of Bengal," ''Itinerario'' 7, no. 2 (1983); D.G.E. Hall, "Studies in Dutch relations with Arakan," ''Journal of the Burma Research Society'' 26, no. 1 (1936):; D.G.E. Hall, "The Daghregister of Batavia and Dutch Trade with Burma in the Seventeenth Century," ''Journal of the Burma Research Society'' 29, no. 2 (1939)</ref><ref>{{Cite book|last=Arasaratnam|first=Sinnappah|year=1995|title=Mariners, Merchants and Oceans: Studies on Maritime History|url=https://archive.org/details/bwb_P8-CSP-580|location=New Delhi|publisher=Manohar|isbn=978-8173040757|editor-last=Mathew|editor-first=Kuzhippalli S.|chapter=Slave Trade in the Indian Ocean in the Seventeenth Century}}</ref><ref>VOC 1479, OBP 1691, fls. 611r–627v, Specificatie van Allerhande Koopmansz. tot Tuticurin, Manaapar en Alvatt.rij Ingekocht, 1670/71–1689/90; W. Ph. Coolhaas and J.van Goor, eds, Generale Missiven van Gouverneurs-Generaal en Raden van Indiaan Heren Zeventien der Verenigde Oostindische Compagnie (The Hague, 1960–present), passim; T. Raychaudhuri, ''Jan Company in Coromandel, 1605–1690: A Study on the Interrelations of European Commerce and Traditional Economies'' (The Hague, 1962)</ref><ref>For exports of Malabar slaves to Ceylon, Batavia, see Generale Missiven VI; H.K. s'Jacob ed., ''De Nederlanders in Kerala, 1663–1701: De Memories en Instructies Betreffende het Commandement Malabar van de Verenigde Oostindische Compagnie'', Rijks Geschiedkundige Publication, Kleine serie 43 (The Hague, 1976); R. Barendse, "Slaving on the Malagasy Coast, 1640–1700," in S. Evers and M. Spindler, eds, ''Cultures of Madagascar: Ebb and Flow of Influences'' (Leiden, 1995). See also M.O. Koshy, ''The Dutch Power in Kerala'' (New Delhi, 1989); K.K. Kusuman, ''Slavery in Travancore'' (Trivandrum, 1973); M.A.P. Meilink-Roelofsz, ''De Vestiging der Nederlanders ter Kuste Malabar'' (The Hague, 1943); H. Terpstra, ''De Opkomst der Westerkwartieren van de Oostindische Compagnie'' (The Hague, 1918).</ref><ref>{{Cite thesis|last=Vink|first=Markus P. M.|date=June 1998|title=Encounters on the Opposite Coast: Cross-Cultural Contacts between the Dutch East India Company and the Nayaka State of Madurai in the Seventeenth Century|degree=PhD|publisher=University of Minnesota|isbn=978-0591923254|url=https://www.proquest.com/docview/304436379|access-date=14 February 2021}}<templatestyles src="Module:Citation/CS1/styles.css" /></ref><ref>{{Cite book|last=Arasaratnam|first=Sinnappah|year=1996|title=Ceylon and the Dutch: 1600-1800: External Influences and Internal Change in Early Modern Sri Lanka|location=Brookfield, VT|publisher=Variorum|isbn=978-0860785798}}</ref><ref>{{Cite book|last=Love|first=Henry Davison|year=1913|title=Vestiges of Old Madras, 1640-1800|location=London|publisher=Published for the Govt. of India|ol=1773373W|author-link=}}</ref> Volume total perdagangan budak Samudra Hindia Belanda diperkirakan sekitar 15–30% dari perdagangan budak Atlantik, sedikit lebih kecil dari perdagangan budak trans-Sahara, dan satu setengah hingga tiga kali ukuran perdagangan budak pantai Swahili dan Laut Merah dan perdagangan budak Perusahaan Hindia Barat Belanda.<ref>Of 2,467 slaves traded on 12 slave voyages from Batavia, India, and Madagascar between 1677 and 1701 to the Cape, 1,617 were landed with a loss of 850 slaves, or 34.45%. On 19 voyages between 1677 and 1732, the mortality rate was somewhat lower (22.7%). See Shell, "Slavery at the Cape of Good Hope, 1680–1731," p. 332. Filliot estimated the average mortality rate among slaves shipped from India and West Africa to the Mascarene Islands at 20–25% and 25–30%, respectively. Average mortality rates among slaves arriving from closer catchment areas were lower: 12% from Madagascar and 21% from Southeast Africa. See Filliot, La Traite des Esclaves, p. 228; A. Toussaint, La Route des Îles: Contribution à l'Histoire Maritime des Mascareignes (Paris, 1967); Allen, "The Madagascar Slave Trade and Labor Migration."</ref> Menurut Sir Henry Bartle Frere (yang duduk di Dewan Viceroy), diperkirakan ada 8 atau 9&nbsp;juta budak di India pada tahun 1841. Sekitar 15% penduduk Malabar adalah budak. Perbudakan secara hukum dihapuskan dengan adanya kepemilikan [[Perusahaan Hindia Timur Britania|Perusahaan India Timur]] melalui Undang-Undang Perbudakan India, 1843.<ref name="Slavery6"/>
 
===== Indochina =====
Baris 319:
 
===== Indonesia =====
Salah satu contoh perbudakan di Indonesia dapat ditelusuri dari keterangan yang dikemukakan oleh tiga [[misionaris]] dari [[Masyarakat Misionaris Baptis|Baptist Missionary Society]], yaitu [[Nathan Ward]], Evans Meers, dan Richard Burton yang berkunjung ke wilayah wilayah [[Silindung]] pada tahun 1824. Perbudakan [[suku Batak]] hanya terjadi diantara mereka karena mereka tidak melakukan impor atau ekspor budak. Biasanya budak tidak mengalami tindakan opresi dibandingkan manusia bebas yang menjadi pemilik mereka, maupun umpatan kasar. Biasanya alasan perbudakan terjadi karena kemiskinan yang menimpa suatu keluarga sehingga dia harus melepaskan salah satu keluarganya untuk diadopsi sebagai buda, anak yatim piatu yang tidak ingin diasuh oleh keluarga dekatnya, orang yang tidak bisa membayar hutang dan tawanan perang.<ref name=":0">{{Cite book|last=|first=|date=22 April 1826|url=https://books.google.co.id/books?id=OUs1AQAAMAAJ&pg=PA485&dq=30+April+1824,+Burton+dan+Ward&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi4tby1xs7_AhXS7zgGHauXAL4Q6AF6BAgJEAI|title=Transactions of the Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland|location=Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland|publisher=The Society.|pages=508|language=en|chapter=XXVI. Report of a Journey into the Batak Country, in the interior of Sumatra, in the year 1824. By Messrs. BURTON and WARD, Baptist Missionaries. Communicated by the late Sir STAMFORD RAFFLES, Kt.|url-status=live}}</ref>
 
===== Jepang =====
Baris 486:
* {{cite book|first=Seymour |last=Drescher|title=Abolition: A History of Slavery and Antislavery|url={{google books |plainurl=y |id=ltAhAwAAQBAJ&|page=281}}|year=2009|publisher=Cambridge University Press |isbn=978-1-139-48296-7 |page=281}}
* {{cite book|first=Jeff |last=Eden|title=Slavery and Empire in Central Asia|url={{google books |plainurl=y |id=5eRfDwAAQBAJ}}|year=2018|publisher=Cambridge University Press|isbn=9781108637329}}
* {{cite book|last=Ellerman|first=David Patterson|url-status=live|date=1992|title=Property and Contract in Economics: The Case for Economic Democracy|url=https://archive.org/details/propertycontract0000elle|location=Cambridge, Mass|publisher=Blackwell|isbn=978-1557863096}}
* {{cite book|first=Murray |last=Gordon|title=Slavery in the Arab World|url={{google books |plainurl=y |id=5l81hwFPvzYC}}|year=1989|publisher=Rowman & Littlefield|isbn=978-0-941533-30-0}}
* {{cite book|first=Jacqueline Dembar |last=Greene|title=Slavery in Ancient Egypt and Mesopotamia|url={{google books |plainurl=y |id=M-oCPAAACAAJ}}|year=2001|publisher=Turtleback Books|isbn=978-0-613-34472-2}}