Partai politik di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
(27 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{wikify}}
{{Politics of Indonesia}}
'''Partai politik di Indonesia''' adalah [[organisasi]] yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara [[Indonesia]] secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan [[politik]] anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan [[Pancasila]] dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengertian ini tercantum dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.<ref name=uu2008>{{citation|url=http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2008_2.pdf|title = Undang-undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik| work = [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]| date = 4 Januari 2008 |archive-url = https://web.archive.org/web/20150326203425/http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2008_2.pdf|archive-date = 2015-03-26 |url-status = live}}</ref><ref name=revisi>[http://news.detik.com/read/2010/12/17/200824/1527642/10/isi-lengkap-uu-parpol-hasil-revisi-uu-no-2-tahun-2008 Isi Lengkap UU Parpol Hasil Revisi UU No 2 Tahun 2008]. ''Detik.com''</ref>
Baris 7 ⟶ 6:
== Ideologi dan posisi ==
[[Berkas:Garuda_Pancasila_Poster_(color).jpg|175px|jmpl|Partai politik Indonesia harus mengakui keutamaan [[Pancasila]], filsafat bangsa]]
Satu-satunya perbedaan besar antara partai-partai di Indonesia adalah posisi mereka mengenai seberapa besar peran [[Islam]] , yang sejauh ini merupakan agama mayoritas di Nusantara, dalam urusan publik., Bahasayakni spectrum [[spektrum politikSekularisme]] [[kiriDemokrasi dan kanan (politik)|kiri dan kananIslam]]—[[Islamisme]] jarang digunakan di Indonesia, berbeda dengan negara-negara lain.<ref name="AspinallKing">{{cite webbook |last1surname=AspinallKing |first1given=EdwardBlair A. |last2chapter=FossatiChapter 4. Government and Politics |first2editor1=DiegoFrederick, William H. |last3editor2=MuhtadiWorden, Robert L. |first3title=BurhanuddinIndonesia: A Country Study |last4series=WarburtonArea handbook series, 39 |first4others=Eve[[Library of Congress]], Federal Research Division |titleedition=Mapping6 the|place=Washington, IndonesianDC political|publisher=U.S. spectrumGovernment Printing Office |year=2011 |page=263 |chapter-url={{Google books|id=6dgmXWMgWcwC|plainurl=y|page=225}}|url=https://wwwbooks.newmandalagoogle.orgcom/mappingbooks?id=6dgmXWMgWcwC |isbn=978-indonesian0-political8444-spectrum/0790-6 |publisherlang=Newen}}</ref> MandalaJadi, |language=en-AUmisalnya, |date=24(1) April[[Partai 2018Demokrasi |access-date=2024Indonesia Perjuangan]] (PDI-03-02}}P), [[Partai Demokrat]] dan [[Partai Golongan Karya]] (Golkar) yang diakui sebagai secular, (2) [[Partai Amanat Nasional]] (PAN) dan [[Partai Kebangkitan Bangsa]] (PKB) sebagai Muslim, tetapi tak Islamis, dan (3) [[Partai Keadilan Sejahtera]] (PKS) dan [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP) sebagai Islamis.</ref name="King" />
 
Bahasa [[spektrum politik]] [[kiri dan kanan (politik)|kiri dan kanan]] jarang digunakan di Indonesia, berbeda dengan negara-negara lain.<ref name="Aspinall">{{cite web |last1=Aspinall |first1=Edward |last2=Fossati |first2=Diego |last3=Muhtadi |first3=Burhanuddin |last4=Warburton |first4=Eve |title=Mapping the Indonesian political spectrum |url=https://www.newmandala.org/mapping-indonesian-political-spectrum/ |publisher=New Mandala |language=en-AU |date=24 April 2018 |access-date=2024-03-02}}</ref> Berikut beberapa partai kontemporer menurut ideologi dan posisinya politik:
Berikut beberapa partai kontemporer menurut ideologi dan posisinya politik:
{{Col-begin|width=100%}}
 
Baris 19 ⟶ 18:
 
{{Col-2-of-3}}
'''Tengah''' ([[liberalisme sosial|liberal]], [[demokrasi Islam|demokrat Islam]] dan lainnya)
* {{parpolicon|Demokrat}}
* {{parpolicon|Hanura}}
Baris 38 ⟶ 37:
== Sejarah ==
=== Masa penjajahan Belanda ===
Masa ini disebut sebagai periode pertama lahirnya partai politik di Indonesia (waktu itu [[Hindia Belanda]]). Partai politik yang paling pertama dibentuk di Indonesia adalah ''[[Indische Partij|De Indische Partij]]'' pada 25 Desember 1912 oleh [[Ernest Douwes Dekker]], [[Tjipto Mangoenkoesoemo]] dan [[Suwardi Suryaningrat|Ki Hajar Dewantara]].<ref name="Nomes">{{cite book |surname=Nomes |given=J.M. |editor-last=Willems |editor-first=Wim |year=1994 |titlechapter=De Indische Partij |seriestitle=Sporen van een Indisch verleden (1600–1942) |lang=nl |volume=2 |publisher=COMT |isbn=90-71042-44-8 |pages=55–56}}</ref><ref>{{cite web |url=http://teoripolitik.com/sejarah-partai-politik-di-indonesia/ |title=Sejarah Partai Politik Di Indonesia |access-date=2015-05-04 |archive-date=2015-10-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20151021210026/http://teoripolitik.com/sejarah-partai-politik-di-indonesia/ |dead-url=yes}}</ref> Lahirnya partai menandai adanya kesadaran nasional. Pada masa itu semua organisasi baik yang bertujuan keagamaan dan sosial seperti [[Budi Utomo]] dan [[Muhammadiyah]], ataupun yang berasaskan sosial serta politik agama dan sekuler seperti [[SerikatBoedi Oetomo]] (organisasi nasionalis terawal),<ref>{{cite book |author=Suhartono |title=Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908–1945 |place=Yogyakarta |publisher=Pustaka Pelajar |year=1994 |isbn=9789798581083 |page=32}}</ref> [[Sarekat Islam]] serta [[Partai Syarikat Islam Indonesia]] dan [[Partai Islam Indonesia]], [[Insulinde (partai politik)|Insulinde]],<ref name="Nomes" /> [[Indische Sociaal Democratische Vereeniging|Perhimpunan Demokrat Sosial Hindia]], [[Paguyuban Pasundan]], [[Indo-Europeesch Verbond]], [[Persatuan Arab Indonesia]],<ref>
{{cite encyclopedia |surname=Kahin |given=Audrey |title=Historical Dictionary of Indonesia |year=2015 |series=Historical Dictionaries of Asia, Oceania, and the Middle East, 51 |edition=3 |lang=en |page=724 |url=https://books.google.com/books?id=YcuhCgAAQBAJ&q=persatuan+arab+indonesia&pg=PA37PA724 |place=Lanham, Ma |publisher=Rowman & Littlefield |year=2015 |isbn=978-0-810874565 |edition=8108-7195-3 |lang=en |page=724}}
</ref> [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]],<ref>{{cite book |title=Kepartaian di Indonesia |place=Jakarta |publisher=Kementerian Penerangan RI |year=1951 |page=431}}</ref> [[Partai Nasional Indonesia]], [[Partai Indonesia]], [[Partai Indonesia Raya]], [[Partai Fasis Indonesia]],<ref>{{cite book |author=Wilson |year=2008 |title=Orang dan Partai Nazi di Indonesia: Kaum Pergerakan Menyambut Fasisme |place=Jakarta |publisher=Komunitas Bambu |isbn=9793731249}}</ref> dan [[Partai Katolik]], ikut memainkan peranan dalam pergerakan nasional untuk Indonesia merdeka.<ref>{{cite book |surname=Pringgodigdo |given=Abdul Karim |title=Sejarah pergerakan rakyat Indonesia |place=Jakarta |publisher=Dian Rakyat |year=1984 |orig-year=1949}}</ref>
</ref> [[Partai Nasional Indonesia]] dan [[Partai Katolik]], ikut memainkan peranan dalam pergerakan nasional untuk Indonesia merdeka.
 
Kehadiran partai politik pada masa permulaan merupakan menifestasi kesadaran nasional untuk mencapai kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Setelah didirikan Dewan Rakyat, gerakan ini oleh beberapa partai diteruskan di dalam badan ini. Pada tahun 1939 terdapat beberapa fraksi di dalam Dewan Rakyat, yaitu Fraksi Nasional di bawah pimpinan M. Husni Thamin, PPBB (Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumi Putera) di bawah pimpinan [[Prawoto]] dan Indonesische Nationale Groep di bawah pimpinan Muhammad[[Mohammad Yamin]].
 
Di luar dewan rakyat ada usaha untuk mengadakan gabungan partai politik dan menjadikannya semacam dewan perwakilan rakyat. Pada tahun 1939 dibentuk KRI (Komite Rakyat Indonesia) yang terdiri dari GAPI ([[Gabungan Politik Indonesia]]) yang merupakan gabungan dari partai-partai yang beraliran nasional[[nasionalisme Indonesia]], MIAI (Majelis Islamil Aâ€laa Indonesia) yang merupakan gabungan partai-partai yang beraliran Islam yang terbentuk tahun 1937, dan MRI (Majelis Rakyat Indonesia) yang merupakan gabungan organisasi[[gerakan buruh]].
 
Pada tahun 1939 di Hindia Belanda telah terdapat beberapa fraksi dalam ''Volksraad'' yaitu Fraksi Nasional, Perhimpunan Pegawai ''Bestuur'' Bumi-Putera (PPBB), dan ''Indonesische Nationale Groep'' (ING). Fraksi Nasional dipimpin oleh Husni Thamrin, PPBB dipimpin oleh Prawoto dan ING dipimpin oleh [[Mohammad Yamin]]. Sedangkan di luar ''volksraad'' ada usaha untuk membetuk dewan perwakilan nasional yang dipelopori oleh gabungan dari partai-partai politik di Hindia Belanda. Dewan perwakilan nasional yang terbentuk disebut Komite Rakyat Indonesia (KRI). Komite ini dibentuk dari tiga fraksi partai politik di Indonesia, yatu Gabungan Politik Indonesia (GAPI), Majelis Islami A'laa Indonesia (MIAI) dan Majelis Rakyat Indonesia (MRI). GAPI merupakan fraksi bagi golongan nasionalis, MIAI merupakan fraksi bagi partai politik Islam yang terbentuk pada tahun 1937. MRI merupakan fraksi yang terdiri dari organisasi-organisasi buruh.<ref>{{Cite book|last=Suryana, C., dkk.|date=Juli 2022|url=http://digilib.uinsgd.ac.id/55035/1/Naskah%20Selayang%20Pandang%20Partai%20Politik.pdf|title=Selayang Pandang Partai Politik|location=Bandung|publisher=Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung|isbn=978-623-88132-8-5|editor-last=Setiawan|editor-first=Asep Iwan|pages=5|url-status=live}}</ref> Fraksi-fraksi tersebut di atas adalah merupakan partai politik-partai politik yang pertama kali terbentuk di [[Indonesia]].
 
=== Masa pendudukan Jepang ===
Aktivitas partai politik dilarang selama masa pendudukan Jepang di Indonesia. Kebebasan beraktivitas politik hanya diberikan kepada golongan Islam sehingga terbentuklah [[Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia]].<ref>{{Cite book|last=Suryana, C., dkk.|date=Juli 2022|url=http://digilib.uinsgd.ac.id/55035/1/Naskah%20Selayang%20Pandang%20Partai%20Politik.pdf|title=Selayang Pandang Partai Politik|location=Bandung|publisher=Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung|isbn=978-623-88132-8-5|editor-last=Setiawan|editor-first=Asep Iwan|pages=5-6|url-status=live}}</ref> Partai ini utamanya bergerak di bidang sosial. Hal ini bagian dari Jepang untuk menunjukkan bahwa mereka tidak anti pada Islam.
 
=== Masa pascaproklamasiOrde kemerdekaanLama ===
Setelah merdeka, Indonesia menganut [[sistem multipartai]] sehingga terbentuk banyak sekali partai politik. Pembentukan partai politik mendapat dukungan dari [[Pemerintah Indonesia]] setelah tiga bulan sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 3 November 1945, sebuah maklumat yang disebut Maklumat Nomor X diterbitkan setelah ditandatangani oleh Mohammad Hatta selaku Wakil Presiden Indonesia. Isi maklumat ini tentang anjuran pembentukan partai politik. Akhirnya terbentuklah berbagai macam partai politik yang memiliki latar belakang tertentu serta mengusung ideologi tertentu, utamanya yang bersifat nasionalis, sosialis, agamis dan komunis.<ref>{{Citecite book|last=Suryana, C., dkk.|dateyear=Juli 2022|url=http://digilib.uinsgd.ac.id/55035/1/Naskah%20Selayang%20Pandang%20Partai%20Politik.pdf|title=Selayang Pandang Partai Politik|location=Bandung|publisher=Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung|isbn=978-623-88132-8-5|editor-last=Setiawan|editor-first=Asep Iwan|pagespage=6|url-status=live}}</ref>
 
Pemilu 1955 memunculkan 4 partai politik besar, yaitu: Partai Nasional Indonesia, [[Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia]] (Masyumi),<ref PNIname="Noer">{{cite book |surname=Noer |given=Deliar |authorlink=Deliar Noer |title=Partai Islam di pentas nasional 1945–1965 |place=Jakarta |publisher=Pustaka Utama Grafiti |year=1987}}</ref><ref name="Ward">{{cite book |surname=Ward |given=Ken |title=The Foundation of the Partai Muslimin Indonesia |series=Modern Indonesia Project. Interim reports series |lang=en |place=Ithaca, NUNY |year=1970 |publisher=Cornell University Press |url=https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=coo.31924009136791&view=1up&seq=3}}</ref><ref>{{cite book |surname=Madinier |given=Rémy |translator=Jeremy Desmond |title=Islam and Politics in Indonesia: The Masyumi Party between Democracy and Integralism |place=Singapore |publisher=NUS Press |year=2015|lang=en |isbn=978-9971-69-843-0 |url=https://books.google.com/books?id=jxlxCgAAQBAJ}}</ref> [[Nahdlatul Ulama]]<ref name="Noer" /> dan PKI[[Partai Komunis Indonesia]]. Masa tahun 1950 sampai 1959 ini sering disebut sebagai masa kejayaan partai politik, karena partai politik memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara melalui sistem parlementer. Sistem banyak partai ternyata tidak dapat berjalan baik. Partai politik tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik, sehingga kabinet jatuh bangun dan tidak dapat melaksanakan program kerjanya. Sebagai akibatnya pembangunan tidak dapat berjalan dengan baik pula. Masa demokrasi parlementer diakhiri dengan Dekret 5 Juli 1959, yang mewakili masa masa demokrasi terpimpin.
 
Pada masa demokrasi terpimpin ini peranan partai politik mulai dikurangi, sedangkan di pihak lain, peranan presiden sangat kuat. Partai politik pada saat ini dikenal dengan NASAKOM (Nasional, Agama dan Komunis) yang diwakili oleh NU, PNI dan PKI. Pada masa Demokrasi Terpimpin ini tampak sekali bahwa PKI memainkan peranan bertambah kuat, terutama melalui G 30 S/PKI akhir September 1965).
 
=== Masa Orde Baru ===
Setelah itu Indonesia memasuki masa Orde Baru dan partai-partai dapat bergerak lebih leluasa dibanding dengan masa Demokrasi terpimpin. Suatu catatan pada masa ini adalah munculnya organisasi kekuatan politik besar yaitu Golongan Karya (Golkar). Pada pemilihan umum tahun 1971 dengan cuma 10 partai-peserta,<ref>{{cite book |surname=Miaz |given=Yalvema |year=2012 |title=Partisipasi Politik: Pola Perilaku Pemilih Pemilu Masa Orde Baru dan Reformasi |pages=4–5 |url=http://repository.unp.ac.id/72/1/BUKU%202.pdf |place=Padang |publisher=UNP Press |isbn=978-602-8819-65-7}}</ref> Golkar muncul sebagai pemenang partai diikuti oleh 3 partai politik besar yaitu NU, Parmusi (Persatuan Muslim Indonesia) serta PNI.
[[Berkas:1997 Indonesian legislative election poster.jpg|jmpl|200px|Kampanye [[Pemilihan umum di Indonesia|pemilihan umum]] pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|Pemilu 1997]].]]
Setelah itu Indonesia memasuki masa [[Orde Baru]] (1965–1998) dan partai-partai dapat bergerak lebih leluasa dibanding dengan masa Demokrasi terpimpin. Suatu catatan pada masa ini adalah munculnya organisasi kekuatan politik besar yaitu [[Golongan Karya]] (Golkar).
 
Setelah naik kekuasaan, Presiden [[Soeharto]] mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap partai politik yang berakibat dari gagalnya [[Konstituante]] dalam menyusun dan memutuskan keputusan-keputusan, sehingga ia menghapus [[sistem multipartai]] di Indonesia.<ref>{{cite web|url=https://www.merdeka.com/politik/penyebab-cuma-boleh-ada-3-partai-politik-di-era-presiden-soeharto.html|title=Ini Penyebab Cuma Boleh Ada 3 Partai Politik di Era Presiden Soeharto|first=Ramadhian|last=Fadillah|date=15 Oktober 2019|publisher=Merdeka.com}}</ref> Dia mencanangkan agar partai politik disederhanakan berdasarkan esensi ideologis masing-masing partai, baik spiritual maupun material. Hal ini ditanggapi positif oleh partai-partai politik, misalnya partai-partai yang berasaskan [[Islamisme]] mengklaim bahwa fusi partai sejalan dengan resolusi Kongres Nasional Islam yang disepakati pada 1969. Beberapa partai politik yang memiliki paham [[Nasionalisme]]-[[Marhaenisme]] seperti [[Partai Nasional Indonesia|PNI]], [[Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia]] (IP-KI), [[Partai Kristen Indonesia]] (Parkindo), [[Partai Musyawarah Rakyat Banyak]] (Murba), dan [[Partai Katolik (Indonesia)|Partai Katolik]] membentuk koalisi partai politik yang dinamai Kelompok Demokrasi Pembangunan yang menjadi cikal bakal [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI).<ref>{{cite web|url=https://tirto.id/cara-soeharto-menciptakan-partai-demokrasi-indonesia-cC13|title=Cara Soeharto Menciptakan Partai Demokrasi Indonesia|first=Husein|last=Abdulsalam|date=10 Januari 2019|publisher=Tirto.id|language=id}}</ref>
Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai melalui fusi partai politik. Empat partai politik Islam, yaitu: NU, Parmusi, Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII) dan Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) bergabung menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Lima partai lain yaitu PNI, Partai Kristen Indonesia, Parati Katolik, Partai Murba dan Partai IPKI (ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia) bergabung menjadi Partai Demokrasi Indonesia. Maka pada tahun 1977 hanya terdapat 3 organisasi keuatan politik Indonesia dan terus berlangsung hinga pada pemilu 1997.
 
SetelahPada itu[[Pemilihan Indonesiaumum memasukilegislatif masa Orde Baru dan partai-partai dapat bergerak lebih leluasa dibanding dengan masa Demokrasi terpimpin. Suatu catatan pada masa ini adalah munculnya organisasi kekuatan politik besar yaitu Golongan Karya (Golkar). PadaIndonesia 1971|pemilihan umum tahun 1971]] dengan cuma 10 partai-peserta,<ref>{{cite book |surname=Miaz |given=Yalvema |year=2012 |title=Partisipasi Politik: Pola Perilaku Pemilih Pemilu Masa Orde Baru dan Reformasi |pages=4–5 |url=http://repository.unp.ac.id/72/1/BUKU%202.pdf |place=Padang |publisher=UNP Press |isbn=978-602-8819-65-7}}</ref> Golkar muncul sebagai pemenang partai diikuti oleh 3 partai politik besar yaitu NU, Parmusi (Persatuan Muslim Indonesia) serta PNI.
Berakhirnya rezim Soeharto mengawali era reformasi di Indonesia yang ditandai dengan perkembangan sistem kepartaian di Indonesia yang lebih demokratis. Diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 oleh Presiden Habibie, telah menciptakan [[sistem multipartai]] dalam [[politik Indonesia]].<ref>{{Cite book|last=Universitas Diponegoro dan Biro Pengkajian Setjen MPR|date=Oktober 2018|url=https://mail.mpr.go.id/pengkajian/HKBP_NA_Rancangan_Perubahan_UUD_NRI_Tahun_1945_Univ_Diponegoro.pdf|title=Naskah Akademik Rancangan Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|publisher=Badan Pengkajian MPR RI|isbn=978-602-5676-18-5|pages=184|url-status=live}}</ref>
 
Pasca Pemilu 1971, rezim Orde Baru menegaskan kembali pendiriannya untuk menyederhanakan partai politik yang ada dan membuat Ketetapan [[Majelis Permusyawaratan Rakyat|MPR]] yang mengatur pengklasifikasian partai politik pada 1973. Pada tahun 1973 terjadi penyederhanaan partai melalui fusi partai politik. Hal inilah yang mendasari penggabungan beberapa partai untuk membentuk partai baru.<ref name=":3">{{cite web|url=https://tirto.id/sejarah-pemilu-1977-taktik-fusi-parpol-ala-soeharto-orde-baru-dl3V|title=Sejarah Pemilu 1977: Taktik Fusi Parpol ala Soeharto & Orde Baru|first=Indira|last=Ardanareswari|date=13 April 2019|publisher=Tirto.id|language=id}}</ref>
Setelah merdeka, [[Indonesia]] menganut sistem Multi Partai sehingga terbentuk banyak sekali Partai Politik. Memasuki masa Orde Baru (1965 - 1998), Partai Politik di Indonesia hanya berjumlah 3 partai yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Golongan Karya, dan Partai Demokrasi Indonesia. Pada masa Reformasi, Indonesia kembali menganut sistem multi partai.
 
Partai-partai yang berasaskan [[pan-Islamisme]], yaitu NU, Parmusi, Partai Sarikat Islam Indonesia (PSII) dan Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah), bergabung membentuk [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP) pada 5 Januari 1973, sedangkan partai politik nasionalis dan nonislam, iaitu PNI, Partai Kristen Indonesia, Parati Katolik, Partai Murba dan Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IP-KI) mendeklarasikan pembentukan [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI) pada 10 Januari 1973.<ref name=":3" /> Golkar secara resmi menjadi wadah politik bagi organisasi-organisasi profesi, seperti [[KOSGORO|Kosgoro]], [[Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia|SOKSI]], [[Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong|MKGR]], Organisasi Profesi, Hankam, Gakari, dan Gerakan Pembangunan yang disebut Kelompok Induk Organisasi sebagai kekuatan politik Golkar. Pada 1985, seluruh partai politik wajib menjadikan [[Pancasila]] sebagai [[asas tunggal Pancasila|asas tunggal]] dalam ideologi partai.
Pada 2012, [[Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR-RI) melakukan revisi atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.<ref name=revisi />
 
Dominasi Golkar dalam setiap pemilihan umum dan partisipasi dua partai politik dalam pemilihan umum terakhir pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|Pemilu 1997]] merupakan pertanda tumbangnya rezim Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto. Liberalisasi politik setelahnya menyaksikan sistem multipartai yang kembali diterapkan dan pembentukan partai politik baru pascareformasi, sehingga tercatat 48 partai menjadi peserta [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|Pemilu 1999]].
 
=== Masa Reformasi (1998–2004) ===
Berakhirnya rezim Soeharto mengawali eramasa reformasi[[Reformasi Indonesia (1998–sekarang)|Reformasi]] di Indonesia yang ditandai dengan perkembangan sistem kepartaian di Indonesia yang lebih demokratis. Diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 oleh Presiden Habibie, telah menciptakan [[sistem multipartai]] dalam [[politik Indonesia]] sekali lagi setelah masa Orde Lama.<ref name="King" /><ref>{{Citecite book |title=Naskah Akademik Rancangan Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 |lastothers=Universitas Diponegoro dan Biro Pengkajian Setjen MPR |dateyear=Oktober 2018 |url=https://mail.mpr.go.id/pengkajian/HKBP_NA_Rancangan_Perubahan_UUD_NRI_Tahun_1945_Univ_Diponegoro.pdf |titleformat=NaskahPDF Akademik Rancangan Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945|publisher=Badan Pengkajian MPR RI |isbn=978-602-5676-18-5 |pagespage=184|url-status=live}}</ref>
 
Alhasil, pada saat [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999]] terdapat 48 partai politik yang tampil secara demokratis memperebutkan kursi legislatif, dibandingkan dengan [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|Pemilu 1997]] yang hanya diikuti dua partai politik dan [[Golongan Karya]].<ref name="King" /><ref name="wajah1-16">{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 1–16 |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=SEAsite.niu.edu (Center for Southeast Asian Studies, NIU) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/partais1-16.htm |archive-date=2017-09-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170915142954/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/partais1-16.htm |url-status=dead}}</ref><ref name="wajah17-32">{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 17–32 |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=SEAsite.niu.edu (Center for Southeast Asian Studies, NIU) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/partais17-32.htm |archive-date=2017-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170914055201/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/partais17-32.htm |url-status=dead}}</ref><ref name="wajah33-48">{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 33–48 |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=SEAsite.niu.edu (Center for Southeast Asian Studies, NIU) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/partais33-48htm.htm |archive-date=2023-04-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230418124638/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/partais33-48htm.htm |url-status=dead}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.kpu.go.id/Sejarah/pemilu1999.shtml |title=Pemilu 1999 |date=20 Juni 2003 |website=kpu.go.id |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20030620172927/http://www.kpu.go.id/Sejarah/pemilu1999.shtml |archive-date=2003-06-20}}</ref><ref name="Saptohutomo">{{cite web |editor-last=Saptohutomo |editor-first=Aryo Putranto |date=30 Mei 2022 |title=Hasil Pemilu 1999, dari Partai Politik Peserta hingga Pemenang |work=Kamus Pemilu |publisher=[[Kompas.com]] |url=https://nasional.kompas.com/read/2022/05/30/14292041/hasil-pemilu-1999-dari-partai-politik-peserta-hingga-pemenang |access-date=07-04-2024}}</ref>
 
Setelah memasuki masa Reformasi, PPP tetap berpartisipasi dalam pemilihan umum, meskipun eksistensinya menurun akibat sebagian besar anggotanya memilih keluar partai dan mendirikan partai baru. Begitupun dengan Golkar yang bertransformasi menjadi partai politik.<ref name="Tomsa">{{cite book |surname=Tomsa |given=Dirk |title=Party Politics and Democratization in Indonesia: Golkar in the post-Suharto era |series=Routledge contemporary Southeast Asia series |place=London; New York |publisher=Routledge |year=2008 |format=2010 Online version |isbn=978-041-557-429-7 |url=https://www.routledge.com/Party-Politics-and-Democratization-in-Indonesia-Golkar-in-the-post-Suharto-era/Tomsa/p/book/9780415574297?srsltid=AfmBOooG0Jsuc29k3XUV2vg5swyVpJmqeomCbJdKp0d-y_djsNEBPkz8 |lang=en}}</ref> PDI justru semakin terpuruk seusai pemerintah turun tangan dalam kepengurusan partai dan menggulingkan [[Megawati Soekarnoputri]] dari jabatan ketua umum yang menyebabkan menurunnya dukungan rakyat terhadap PDI pada Pemilu 1997. Suara pemilih yang sebelumnya memilih PDI beralih memilih partai baru pecahan PDI, [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDI-P) pimpinan Megawati pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1999|Pemilu 1999]], sehingga PDI hanya memenangkan dua kursi legislatif dibandingkan dengan PDI-P yang meraih 153 kursi dan menjadi pemenang pemilihan umum. Setelah keterpurukan itu, PDI akhinya mengubah diri menjadi [[Partai Penegak Demokrasi Indonesia]] (PPDI).<ref>{{cite book |year=2004 |editor-surname=Setiawan |editor-given=Bambang |editor2-surname=Bestian |editor2-given=Nainggolan |title=Partai-Partai Politik Indonesia: Ideologi dan Program 2004–2009 |place=Jakarta |publisher=[[Kompas Gramedia|Kompas]] |page=213 |isbn=979-709-121-X}}</ref>
 
Beberapa partai mengklaim sebagai penerus dari partai politik yang telah ada sebelum Orde Baru, sehingga partai-partai tersebut memiliki nama yang sama, tetapi dengan penambahaan [[frasa]] yang membedakan partai satu dengan partai lainnya. Seperti halnya [[Partai Politik Islam Indonesia Masyumi]],<ref>{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 21: Partai Politik Islam Indonesia Masyumi |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/21ppiim.htm |archive-date=2013-01-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130128091852/http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/21ppiim.htm |url-status=dead}}</ref> [[Partai Masyumi Baru]] dan [[Partai Bulan Bintang]]<ref>{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 22: Partai Bulang Bintang (PBB) |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/22pbb.htm |archive-date=2017-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170914075441/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/22pbb.htm |url-status=dead}}</ref> yang masing-masing mengklaim sebagai penerus [[Majelis Syuro Muslimin Indonesia]] (Masyumi), [[Partai Syarikat Islam Indonesia]]<ref>{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 10: Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/10psii.htm |archive-date=2017-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170914204424/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/10psii.htm |url-status=dead}}</ref> serta [[Partai Syarikat Islam Indonesia 1905]]<ref>{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 17: Partai Syarikat Islam Indonesia 1905 (PSII 1905) |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/17psii.htm |archive-date=2017-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170914213145/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/17psii.htm |url-status=dead}}</ref> selaku penerus dari [[Partai Syarikat Islam Indonesia]] (PSII), atau inkarnasi baru [[Partai Nasional Indonesia Marhaenisme|Partai Nasional Indonesia]] (PNI–Supeni),<ref>{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 3: Partai Nasional Indonesia (PNI-Supeni) |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/3pnis.htm |archive-date=2017-09-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170915142954/http://www.seasite.niu.edu/indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/3pnis.htm |url-status=dead}}</ref> [[Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia]],<ref>{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 27: Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/27pipki.htm |archive-date=2017-09-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170914062350/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/27pipki.htm |url-status=dead}}</ref> dan [[Partai Musyawarah Rakyat Banyak]] (Murba).<ref>{{cite web |title=Wajah 48 partai peserta Pemilu 1999: Nomor 31: Partai Musyawarah Rakyat Banyak (Murba) |publisher=[[Kompas.com|Kompas]] |date=12 Maret 1999 |via=Seasite.niu.edu (Southeast Asian languages, literatures and cultures) |access-date=31-03-2018 |url=http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/31pmrb.htm |archive-date=2023-04-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230415042432/http://www.seasite.niu.edu/Indonesian/Indonesian_Elections/Indo-pemilu99/31pmrb.htm |url-status=dead}}</ref>
 
Sebagian besar partai politik baru di Pemilu 1999 tidak berhasil memperoleh satu kursipun dikarenakan kurangnya pencapaian perolehan suara minimum.<ref>{{cite news |date=13 April 2021 |title=Pasang Surut Partai Gurem Pascapemilu |url=https://www.kompas.id/baca/riset/2021/04/13/pasang-surut-partai-gurem-pasca-pemilu |last=Afrianto |first=Dedy |website=Kompas.id |access-date=2023-06-09}}</ref> Setelah disahkannya undang-undang pemilihan umum, maka partai politik memiliki batas minimum atau [[ambang batas parlemen]] dalam pembagian dan penetapan kursi Dewan Perwakilan Rakyat, sehingga beberapa partai mengubah nama hingga identitas partai di [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia|Kemenkumham]] agar lolos verifikasi sebagai peserta [[Pemilu 2004]].<ref>{{cite web |url=https://nasional.tempo.co/read/4092/partai-partai-mulai-berganti-nama|title=Partai-partai Mulai Berganti Nama|date=25 July 2003|website=Tempo.co}}</ref>
 
=== Masa pascareformasi (2004–kini) ===
Pada saat [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2004]] terdapat 24 partai politik yang tampil secara demokratis memperebutkan kursi DPR-RI dan DPRD; pada saat [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009|Pemilu 2009]] sudah 38 partai serta 6 partai regional untuk [[Aceh]].<ref name="King" />
 
Pada tahun 2012, [[Dewan Perwakilan Rakyat]] (DPR-RI) melakukan revisi atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik.<ref name=revisi />
 
== Peraturan ==
Baris 95 ⟶ 114:
* {{cite book |surname=Evans |given=Kevin Raymond |year=2003 |title=The History of Political Parties & General Elections in Indonesia |lang=en |place=Jakarta |publisher=Arise Consultancies |isbn=979-97445-0-4}}
* {{cite book |surname=Feith |given=Herbert |authorlink=Herbert Feith |title=The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia |orig-year=1962 |year=2007 |place=Jakarta; Kuala Lumpur |publisher=Equinox Pub. |url=https://books.google.com/books?id=VAH0W9uxoqoC |isbn=979-3780-45-2 |lang=en}}
* {{cite book |surname=Formichi |given=Chiara |title=Islam and the Making of the Nation: Kartosuwiryo and Political Islam in 20th Century Indonesia |year=2012 |place=Leiden |publisher=E. J. Brill |isbn=978-90-04-26046-7 |lang=en |format=PDF |url=https://library.oapen.org/bitstream/handle/20.500.12657/34487/424363.pdf;jsessionid=291354D20C5E363833F4205AD8B303F9?sequence=1}}
* {{cite book |surname=Hwang |given=Julie Chernov |year=2014 |chapter=Patterns of normalization: Islamist parties in Indonesia |editor-surname=Mecham |editor-given=Quinn |editor2-surname=Hwang |editor2-given=Julie Chernov |title=Islamist parties and political normalization in the Muslim world |url=https://archive.org/details/islamistpartiesp0000unse |place=Philadelphia, Pa |publisher=University of Pennsylvania Press |pages= |isbn=9780812246056 |lang=en}}
* {{cite encyclopedia |year=2015 |title=Indonesia Electoral, Political Parties Laws and Regulations Handbook — Strategic Information, Regulations, Procedures |edition=updated |publisher=International Business Pub., USA |isbn=9781514517017 |url=https://books.google.com/books?id=wuewCgAAQBAJ |lang=en}}
* {{cite book |title=Kepartaian di Indonesia |place=Jakarta |publisher=Kementerian Penerangan RI |year=1951}}
* {{cite book |surname=King |given=Blair A. |chapter=Chapter 4. Government and Politics |editor1=Frederick, William H. |editor2=Worden, Robert L. |title=Indonesia: A Country Study |series=Area handbook series, 39 |others=[[Library of Congress]], Federal Research Division |edition=6 |place=Washington, DC |publisher=U.S. Government Printing Office |year=2011 |pages=225–306 |chapter-url={{Google books|id=6dgmXWMgWcwC|plainurl=y|page=225}}|url=https://books.google.com/books?id=6dgmXWMgWcwC |isbn=978-0-8444-0790-6 |lang=en}}
* {{cite book |surname=Labolo |given=Muhadam |surname2=Ilham |given2=Teguh |title=Partai Politik dan Sistem Pemilihan Umum di Indonesia: Teori, Konsep dan Isu Strategi |year=2015 |place=Jakarta |publisher=Rajawali Pers |isbn=978-979-769-881-2}}
* {{cite book |surname=Machmudi |given=Yon |title=Islamising Indonesia: The Rise of Jemaah Tarbiyah and the Prosperous Justice Party (PKS) |series=Islam in Southeast Asia |publisher=ANU Press |url=http://press.anu.edu.au/titles/islam-in-southeast-asia/islam_indo_citation/ |format=e-Book |year=2008 |doi=10.22459/II.11.2008 |isbn=9781921536243 |doi-access=free |lang=en}}
* {{cite book |surname=Madinier |given=Rémy |translator=Jeremy Desmond |title=Islam and Politics in Indonesia: The Masyumi Party between Democracy and Integralism |place=Singapore |publisher=NUS Press |year=2015 |lang=en |url=https://books.google.com/books?id=jxlxCgAAQBAJ |isbn=978-9971-69-843-0}} [http://library.oapen.org/bitstream/20.500.12657/26106/1/1003981.pdf PDF]
* {{cite book |surname=Miaz |given=Yalvema |year=2012 |title=Partisipasi Politik: Pola Perilaku Pemilih Pemilu Masa Orde Baru dan Reformasi |url=http://repository.unp.ac.id/72/1/BUKU%202.pdf |place=Padang |publisher=UNP Press |isbn=978-602-8819-65-7}}
* {{cite book |surname=Mietzner |given=Marcus |title=Money, Power, and Ideology: Political Parties in Post-Authoritarian Indonesia |place=Singapore |year=2013 |publisher=NUS Press |isbn=978-9971-69-768-6 |lang=en |url=https://books.google.com/books?id=ntevBgAAQBAJ}}
* {{cite encyclopedia |year=2016 |editor-surname=Nainggolan |editor-given=Bestian |editor2-surname=Wahyu |editor2-given=Yohan |title=Partai Politik 1999–2019, Konsentrasi dan Dekonsentrasi Kuasa |series=Kompaspedia |place=Jakarta |publisher=[[Kompas Gramedia|Buku Kompas]] |isbn=978-602-412-005-4}}
* {{cite book |surname=Noer |given=Deliar |authorlink=Deliar Noer |title=Partai Islam di pentas nasional 1945–1965 |place=Jakarta |publisher=Pustaka Utama Grafiti |year=1987}}
* {{cite book |surname=NomesPringgodigdo |given=J.M.Abdul |editor-surname=Willems |editor-given=Wim |year=1994Karim |title=DeSejarah Indischepergerakan Partijrakyat |series=Sporen van een Indisch verleden (1600–1942)Indonesia |langplace=nlJakarta |volumepublisher=1–2Dian Rakyat |publisheryear=COMT1984 |isbnorig-year=90-71042-44-81949}}
* {{cite book |surname=Pringgodigdo |given=A. K. |title=Sejarah pergerakan rakyat Indonesia |place=Jakarta |publisher=Dian Rakyat |year=1991}}
* {{cite book |surname=Riswandha |given=Imawan |authorlink=Riswandha Imawan |title=The Evolution of Political Party Systems in Indonesia, 1900 to 1987 |lang=en |publisher=Northern Illinois University Press |year=1989}}
* {{cite book |surname=Sanit |given=Arbi |authorlink=Arbi Sanit |title=Partai, Pemilu dan Demokrasi |place=Yogyakarta |publisher=Pustaka Pelajar |year=1997 |isbn=979-8581-110-3}}
Baris 111 ⟶ 132:
* {{cite book |surname=Sitorus |given=Lintong Mulia |year=1988 |authorlink=Lintong Mulia Sitorus |title=Sejarah pergerakan dan kemerdekaan Indonesia |edition=3 |place=Jakarta |publisher=Dian Rakyat |oclc=22004101}}
* {{cite book |author=Suhartono |title=Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908–1945 |place=Yogyakarta |publisher=Pustaka Pelajar |year=1994 |isbn=9789798581083}}
* {{cite book |surname=Tomsa |given=Dirk |title=Party Politics and Democratization in Indonesia: Golkar in the post-Suharto era |series=Routledge contemporary Southeast Asia series |place=London; New York |publisher=Routledge |year=2008 |format=2010 Online version |isbn=978-041-557-429-7 |url=https://www.routledge.com/Party-Politics-and-Democratization-in-Indonesia-Golkar-in-the-post-Suharto-era/Tomsa/p/book/9780415574297?srsltid=AfmBOooG0Jsuc29k3XUV2vg5swyVpJmqeomCbJdKp0d-y_djsNEBPkz8 |lang=en}}
* {{cite book |surname=Ufen |given=Andreas |chapter=Political parties and democratization in Indonesia |editor-surname=Bünte |editor-given=Marco |editor2-surname=Ufen |editor2-given=Andreas |title=Democratization in post-Suharto Indonesia |chapter-url=https://archive.org/details/democratizationi0000unse_z1r5/page/160 |url=https://archive.org/details/democratizationi0000unse_z1r5 |place=London; New York |publisher=Routledge |year=2009 |pages=160–168 |lang=en}}
{{Refend}}
 
{{ParpolPartai politik Indonesia terdahulu}}
 
[[Kategori:Partai politik di Indonesia| ]]