Pangeran Pekik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
(42 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
{{no_footnotes}}
'''Pangeran Pekik''' (lahir:
{{infobox royalty
| title = Panembahan Pekik
| succession = Adipati Surabaya ke 11
| reign = 1625-1670
| predecessor = [[Jayalengkara]]
| successor = tidak diketahui
}}
==Biografi==
===Silsilah===
Pangeran Pekik<ref>{{Cite web|title=Adipati Jayalengkara / Raja Tegal Arum d. 1630 - Rodovid ID|url=https://id.rodovid.org/wk/Orang:885533|website=id.rodovid.org|access-date=2022-04-18}}</ref> adalah penguasa Surabaya, ayahnya adalah [[Jayalengkara|Panembahan Joyolengkoro]].
Sebagai penguasa Surabaya, [[Jayalengkara|Panembahan Joyolengkoro]] adalah keturunan dari ulama besar Surabaya, [[Sunan Ampel|Susuhunan Ampel]] atau [[Sayyid]] [[Raden]] Ahmad Rahmatullah. Menurut silsilah keturunan [[Sunan Ampel]], beliau adalah bagian dari keluarga ahlul-bait, yakni cabang dari keturunan [[Ali bin Ja'far|Ali]] bin [[Ja'far ash-Shadiq|Ja'far]] bin [[Muhammad al-Baqir|Muhammad]] bin [[Ali bin Husain|Ali]] bin [[Husain bin Ali|Husain]] bin [[Abu Thalib|Abi Thalib]].
[[Jayalengkara|Panembahan Joyolengkoro]] punya empat orang anak, yakni
# Pangeran Pekik Joyo Lengkoro
Jayalengkara meninggal dunia karena usia tua beberapa waktu setelah penaklukan [[Surabaya]]. Putranya, yaitu Pangeran Pekik oleh [[Sultan Agung]] dijadikan sebagai pemimpin ulama di Ampel.▼
# Pangeran Truno Joyo Lengkoro
# Pangeran Indrajit Joyo Lengkoro
# Pangeran Wirodarmo Joyo Lengkoro
Istri Pangeran Pekik adalah Ratu Wandansari.
Pangeran Pekik mempunyai tiga orang anak, salah satunya Bagus Joko Umar/ Suromenggolo. Bagus Joko Umar sendiri mempunyai cicit yang bernama Suromenggolo.
Sekitar tahun [[1630]] [[Sultan Agung]] menjalin persaudaraan dengan Pangeran Pekik. Ia menikahkan adiknya yang bernama '''Ratu Pandansari''' dengan pangeran dari [[Surabaya]] tersebut.▼
===Gelar dan Jabatan===
[[Giri Kedaton]] di [[Gresik]] pada tahun [[1633]] mencoba lepas dari kekuasaan [[Mataram]]. Semua perwira [[Mataram]] segan menghadapi '''Panembahan Kawis Guwa''' yang merupakan keturunan [[Sunan Giri]].▼
Pangeran Pekik memiliki beberapa gelar dan jabatan, di antaranya yakni
* Pangeran Anom, gelar yang didapat ketika menjabat sebagai Adipati Surabaya.
* Gagak Emprit, gelar pemberian rakyatnya (berarti orang yang memiliki derajat tinggi, tetapi bisa menyatu dengan rakyatnya).
* Raja Pandhita Wali dengan ucapannya Sabda Pandhita Ratu.
Dia mempunyai nama kecil, di antaranya Raden Bagus Pekik atau Raden Muhammad Nur Pekik atau Imam Faqih. Di dalam religi Jawa Pangeran Pekik juga bergelar Panembahan Pekik.
Maka, pada tahun [[1636]] [[Sultan Agung]] memerintahkan Pangeran Pekik, yang merupakan keturunan [[Sunan Ampel]] (Sunan Ampel adalah guru [[Sunan Giri]]), untuk maju menumpas pemberontakan [[Giri Kedaton]]. Panembahan Kawis Guwa dapat dikalahkan dan dibawa menghadap ke [[Mataram]].▼
==
▲Jayalengkara meninggal dunia
Sejak [[1645]] [[Sultan Agung]] digantikan putranya yang bergelar [[Amangkurat I]] sebagai raja [[Mataram]] selanjutnya. Raja baru ini cenderung kurang suka terhadap Pangeran Pekik, yang merupakan mertuanya sendiri.▼
▲Sekitar tahun
Dikisahkan dalam naskah-naskah babad, [[Amangkurat I]] memiliki calon selir seorang gadis [[Surabaya]] bernama '''Rara Oyi''' putri Ki Mangun-jaya. Karena masih kecil, Rara Oyi pun dititipkan pada Ki Wirareja. Setelah dewasa, kecantikan Rara Oyi menarik hati '''Raden Mas Rahmat''', putra [[Amangkurat I]] yang lahir dari permaisuri putri Pekik. Peristiwa ini terjadi pada tahun [[1663]].▼
▲[[Giri Kedaton]] di
▲Maka, pada tahun [[1636]] [[Sultan Agung]] memerintahkan Pangeran Pekik, yang merupakan keturunan [[Sunan Ampel]] (Sunan Ampel adalah guru [[Sunan Giri]]), untuk maju menumpas pemberontakan [[Giri Kedaton]]. Panembahan Kawis Guwa dapat dikalahkan dan dibawa menghadap ke
Makam Pangeran Pekik berada di Makam Banyusumurup, Imogiri, Bantul, DIY. Di Kecamatan Imogiri tersebut terdapat 3 Makam antara lain,▼
===Wafat===
▲Sejak
▲Dikisahkan dalam naskah-naskah babad,
▲Makam Pangeran Pekik berada di [[Makam Banyusumurup]], Imogiri, Bantul, DIY.
== Kepustakaan ==
Baris 40 ⟶ 53:
* H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. ''Kerajaan Islam Pertama di Jawa''. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
* M.C. Ricklefs. 1991. ''Sejarah Indonesia Modern'' (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
* Moedjianto. 1987. ''Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram''. Yogyakarta: Kanisius
* Purwadi. 2007. ''Sejarah Raja-Raja Jawa''. Yogyakarta: Media Ilmu
* http://www.bantulkab.go.id/kecamatan/Imogiri.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150320014857/http://bantulkab.go.id/kecamatan/Imogiri.html |date=2015-03-20 }}
== Referensi ==
=== Catatan Kaki ===
{{reflist|30em}}
[[Kategori:Ulama Surabaya]]
[[Kategori:Kesultanan Mataram]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Nusantara]]
|