Pangeran Pekik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mmunarist (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ustad abu naum (bicara | kontrib)
 
(42 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
{{no_footnotes}}
'''Pangeran Pekik''' (lahir:? [[Surabaya]] - wafat: [[SurabayaKesultanan Mataram|Mataram]], [[16631670]]) adalah putra pemimpinpenguasa [[Surabaya]] yang [[Penaklukan Surabaya oleh Mataram|ditaklukkan]] [[Sultan Agung]] tahun [[1625]], Jayalengkara. Ia kemudian dijadikan pemimpinAdipati ulama AmpelSurabaya dan pernah ditugasi menaklukkan [[Giri Kedaton]] di bawah kekuasaan [[Kesultanan Mataram]] tahun [[1636]]. Pangeran Pekik akhirnya meninggal tahun [[16631670]] dihukum mati oleh [[Amangkurat I]], karena melarikan Rara Oyi yang merupakan calon selir [[Amangkurat I|Amangkurat I.]]
{{infobox royalty
| title = Panembahan Pekik
| succession = Adipati Surabaya ke 11
| reign = 1625-1670
| predecessor = [[Jayalengkara]]
| successor = tidak diketahui
}}
 
==Biografi==
Pada tahun 1668 Mas Rahmat jatuh hati pada '''[[Rara Oyi]]''', gadis [[Surabaya]] yang hendak dijadikan selir ayahnya. [[Pangeran Pekik]] nekad menculik Rara Oyi untuk dinikahkan dengan Mas Rahmat. Akibatnya, [[Amangkurat I]] murka dan membunuh [[Pangeran Pekik]] sekeluarga. Mas Rahmat sendiri diampuni setelah dipaksa membunuh Rara Oyi dengan tangannya sendiri.
===Silsilah===
Pangeran Pekik<ref>{{Cite web|title=Adipati Jayalengkara / Raja Tegal Arum d. 1630 - Rodovid ID|url=https://id.rodovid.org/wk/Orang:885533|website=id.rodovid.org|access-date=2022-04-18}}</ref> adalah penguasa Surabaya, ayahnya adalah [[Jayalengkara|Panembahan Joyolengkoro]].
 
Sebagai penguasa Surabaya, [[Jayalengkara|Panembahan Joyolengkoro]] adalah keturunan dari ulama besar Surabaya, [[Sunan Ampel|Susuhunan Ampel]] atau [[Sayyid]] [[Raden]] Ahmad Rahmatullah. Menurut silsilah keturunan [[Sunan Ampel]], beliau adalah bagian dari keluarga ahlul-bait, yakni cabang dari keturunan [[Ali bin Ja'far|Ali]] bin [[Ja'far ash-Shadiq|Ja'far]] bin [[Muhammad al-Baqir|Muhammad]] bin [[Ali bin Husain|Ali]] bin [[Husain bin Ali|Husain]] bin [[Abu Thalib|Abi Thalib]].
== Asal-Usul Pangeran Pekik ==
Pangeran Pekik merupakan keturunan raja2 mataram,ayahandanya adalah Raja Tegal Arum. Raja Tegal Arum punya empat orang anak yaitu: 1. PANGERAN PEKIK , 2.PANGERAN TRUNOJOYO, 3.PANRGERAN INDRAJIT , 4. PANGERAN WIRODARMO. Pangeran Pekik punya banyak gelar diantaranya bergelar : Raja Amangkurat Agung ,pernah menjabat sebagai Adipati Surabaya ,pernah bergelar Pangeran Anom dan juga diberi gelar oleh rakyatnya Gagak Emprit(berarti orang yang punya derajat tinggi akan tetapi bisa menyatu dengan rakyatnya). Istri Pangeran Pekik adalah RATU WANDANSARI , pangeran Pekik mempunyai dua orang anak salah satunya BAGUS JOKO UMAR . Bagus Joko Umar sendiri mempunyai anak yang namanya SUROMANGGALA (ponorogo). Pangeran Pekik mempunyai salah satu gelar religi yaitu RAJA PANDHITA WALI dengan ucapannya Sabda Pandhita Ratu. Dia mempunyai nama kecil diantaranya Raden Bagus Pekik atau Raden Muhammad Nur Pekik atau Imam Faqih. di dalam religi jawa Pangeran Pekik juga bergelar Panembahan Pekik.
 
[[Jayalengkara|Panembahan Joyolengkoro]] punya empat orang anak, yakni
== Pangeran Pekik Menaklukkan Giri Kedaton ==
# Pangeran Pekik Joyo Lengkoro
Jayalengkara meninggal dunia karena usia tua beberapa waktu setelah penaklukan [[Surabaya]]. Putranya, yaitu Pangeran Pekik oleh [[Sultan Agung]] dijadikan sebagai pemimpin ulama di Ampel.
# Pangeran Truno Joyo Lengkoro
# Pangeran Indrajit Joyo Lengkoro
# Pangeran Wirodarmo Joyo Lengkoro
Istri Pangeran Pekik adalah Ratu Wandansari.
 
Pangeran Pekik mempunyai tiga orang anak, salah satunya Bagus Joko Umar/ Suromenggolo. Bagus Joko Umar sendiri mempunyai cicit yang bernama Suromenggolo.
Sekitar tahun [[1630]] [[Sultan Agung]] menjalin persaudaraan dengan Pangeran Pekik. Ia menikahkan adiknya yang bernama '''Ratu Pandansari''' dengan pangeran dari [[Surabaya]] tersebut.
 
===Gelar dan Jabatan===
[[Giri Kedaton]] di [[Gresik]] pada tahun [[1633]] mencoba lepas dari kekuasaan [[Mataram]]. Semua perwira [[Mataram]] segan menghadapi '''Panembahan Kawis Guwa''' yang merupakan keturunan [[Sunan Giri]].
Pangeran Pekik memiliki beberapa gelar dan jabatan, di antaranya yakni
* Pangeran Anom, gelar yang didapat ketika menjabat sebagai Adipati Surabaya.
* Gagak Emprit, gelar pemberian rakyatnya (berarti orang yang memiliki derajat tinggi, tetapi bisa menyatu dengan rakyatnya).
* Raja Pandhita Wali dengan ucapannya Sabda Pandhita Ratu.
 
Dia mempunyai nama kecil, di antaranya Raden Bagus Pekik atau Raden Muhammad Nur Pekik atau Imam Faqih. Di dalam religi Jawa Pangeran Pekik juga bergelar Panembahan Pekik.
Maka, pada tahun [[1636]] [[Sultan Agung]] memerintahkan Pangeran Pekik, yang merupakan keturunan [[Sunan Ampel]] (Sunan Ampel adalah guru [[Sunan Giri]]), untuk maju menumpas pemberontakan [[Giri Kedaton]]. Panembahan Kawis Guwa dapat dikalahkan dan dibawa menghadap ke [[Mataram]].
 
== Kematian =Pangeran Pekik menaklukkan Giri Kedaton===
Jayalengkara meninggal dunia karena usia tua beberapa waktu setelah penaklukan [[Penaklukan Surabaya oleh Mataram|penaklukan Surabaya]] karena usianya yang sudah tua. Putranya, yaitu Pangeran Pekik oleh [[Sultan Agung]] dijadikan sebagai pemimpin ulama di Ampel.
Sejak [[1645]] [[Sultan Agung]] digantikan putranya yang bergelar [[Amangkurat I]] sebagai raja [[Mataram]] selanjutnya. Raja baru ini cenderung kurang suka terhadap Pangeran Pekik, yang merupakan mertuanya sendiri.
 
Sekitar tahun [[1630]] [[Sultan Agung]] menjalin persaudaraan dengan Pangeran Pekik. Ia menikahkan adiknya yang bernama '''Ratu Pandansari''' dengan pangeran dari [[Surabaya]] tersebut.
Dikisahkan dalam naskah-naskah babad, [[Amangkurat I]] memiliki calon selir seorang gadis [[Surabaya]] bernama '''Rara Oyi''' putri Ki Mangun-jaya. Karena masih kecil, Rara Oyi pun dititipkan pada Ki Wirareja. Setelah dewasa, kecantikan Rara Oyi menarik hati '''Raden Mas Rahmat''', putra [[Amangkurat I]] yang lahir dari permaisuri putri Pekik. Peristiwa ini terjadi pada tahun [[1663]].
 
[[Giri Kedaton]] di [[Gresik]] pada tahun [[1633]] mencoba lepas dari kekuasaan [[Mataram]]. Semua perwira [[Mataram]] segan menghadapi '''Panembahan Kawis Guwa''' yang merupakan keturunan [[Sunan Giri]].
Referensi tambahan : yang bekerjasama dengan VOC adalah Amangkurat Mas yang keratonnya berada di Surakarta , sedangkan keraton yang tidak bekerjasama dengan VOC oleh Pangeran Pekik dipindahkan ke Kertasura.
'''Revisi tambahan : Banyak yang tidak mengetahui makam asli dari Pangeran Pekik, banyak versi yang melatarbelakangi sejarah ini, akan tetapi untuk makam asli dari dia adalah di desa Banaran kecamatan Kandangan kab. Kediri Jawa Timur. Dia meninggal dalam keadaan bertapa pada malam jumat pahing.
 
Maka, pada tahun [[1636]] [[Sultan Agung]] memerintahkan Pangeran Pekik, yang merupakan keturunan [[Sunan Ampel]] (Sunan Ampel adalah guru [[Sunan Giri]]), untuk maju menumpas pemberontakan [[Giri Kedaton]]. Panembahan Kawis Guwa dapat dikalahkan dan dibawa menghadap ke [[Mataram]].
Makam Pangeran Pekik berada di Makam Banyusumurup, Imogiri, Bantul, DIY. Di Kecamatan Imogiri tersebut terdapat 3 Makam antara lain,
 
===Wafat===
===== 1. KOMPLEK RAJA - RAJA MAKAM IMOGIRI =====
Sejak [[1645]] [[Sultan Agung]] digantikan putranya yang bergelar [[Amangkurat I]] sebagai rajaRaja [[Mataram]] selanjutnya. Raja baru ini cenderung kurang suka terhadap Pangeran Pekik, yang merupakan mertuanya sendiri.
Kompleks ini berada di Kel. Ginirejo Kec, Imogiri, Kab Bantul. Komplek makam Imogiri merupakan komplek makam yang diperuntukkan bagi raja raja Mataram dan keluarganya. Makam ini didirikan oleh Sultan Agung antara tahun 1632 - 1640M.
 
Dikisahkan dalam naskah-naskah babad, [[Amangkurat I]] memiliki calon selir seorang gadis [[Surabaya]] bernama '''[[Rara Oyi''']], putri Ki Mangun-jaya Jaya. Karena masih kecil, Rara Oyi pun dititipkan pada Ki Wirareja. Setelah dewasa, kecantikan Rara Oyi menarik hati '''[[Raden Mas Rahmat''']], putra [[Amangkurat I]] yang lahir dari permaisuri putri Pekik. Peristiwa ini terjadi pada tahun [[1663]].
===== 2. MAKAM BANYUSUMURUP =====
Tokoh yang dimakarnkan disini adalah Pangeran Pekik. Dia adalah putra Pangeran Purbaya seorang penguasa di Surabaya pada sekitar abad 17 M . Setelah Surabaya ditaklukan oteh Mataram pada tahun 1625 maka Sultan Agung memerintahkan Pangeran Pekik untuk pindah ke Mataram dan dikawinkan dengan adik Sultan Agung yaitu Ratu Pandansari. Kompleks makam Banyusumurup merupakan kompleks makam yang berada 2 Km sebelah selatan kompleks makam Imogiri.
 
Makam Pangeran Pekik berada di [[Makam Banyusumurup]], Imogiri, Bantul, DIY. DiKompleks Kecamatanmakam Imogiriyang tersebutkhusus terdapatdiperuntukkan 3bagi Makamkeluarga antarakerajaan lain,yang dianggap membangkang.
===== 3. MAKAM GIRILOYO =====
Lokasi : Cengkehan, Wukirsari. Makam Giriloyo merupakan peninggalan masa Islam sekitar abad 17 M dan sampai saat ini masih dikeramatkan oleh masyarakat. Tokoh yang dimakamkan disini yaitu Pangeran Juminah. Dia adalah Paman Sultan Agung. Pada mulanya makam ini dipersiapkan bagi makam Sultan Agung beserta keluarganya, tetapi yang di makamkan pertamakali adalah Pangeran Juminah, maka Sultan Agung membatalkan dan kemudian makam dirinya dipindah ke Pajimatan Imogiri.
 
== Kepustakaan ==
Baris 40 ⟶ 53:
* H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. ''Kerajaan Islam Pertama di Jawa''. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
* M.C. Ricklefs. 1991. ''Sejarah Indonesia Modern'' (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
* Moedjianto. 1987. ''Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram''. Yogyakarta: Kanisius
* Purwadi. 2007. ''Sejarah Raja-Raja Jawa''. Yogyakarta: Media Ilmu
* http://www.bantulkab.go.id/kecamatan/Imogiri.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150320014857/http://bantulkab.go.id/kecamatan/Imogiri.html |date=2015-03-20 }}
== Referensi ==
=== Catatan Kaki ===
{{reflist|30em}}
 
[[Kategori:Ulama Surabaya]]
[[Kategori:Kesultanan Mataram]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Nusantara]]