Si Pitung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 1 suntingan oleh 2001:448A:2020:B7A5:84C8:B8BC:1D24:CE82 (bicara) ke revisi terakhir oleh Ariandi Lie (🗿 yoww) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(78 revisi perantara oleh 34 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Untuk|film tentang tokoh ini yang diproduksi pada zaman Hindia Belanda|Si Pitoeng (film 1931)}}
{{Infobox person
| name = Si Pitung
| birth_name = Salihun <br> {{small|(ejaan lama: Salihoen)}}
| birth_date = {{birth year|1866}}
| birth_place = Rawa Belong, Batavia, Hindia Belanda
| death_date = {{dda|1893|10|14|1866}}
| death_place = Kecamatan Tanah Abang, Batavia, Hindia Belanda
| father = Piung
| mother = Pinah
}}▼
[[Berkas:Rumah Si Pitung.jpg|jmpl|Rumah adat [[Betawi]] di [[Marunda, Cilincing, Jakarta Utara|Marunda]], yang diyakini sebagai [[rumah Si Pitung]], kini telah dipugar dan dijadikan museum.]]
'''Si Pitung''' (lahir di [[Palmerah, Palmerah, Jakarta Barat|Rawa Belong, Palmerah]], [[Batavia]], [[Hindia Belanda]] (kini [[Jakarta]], [[Indonesia]]), 1866 - meninggal di [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Kecamatan Tanah Abang]], [[Batavia]], [[Hindia Belanda]], 1893; ejaan lama: '''Si Pitoeng''') atau '''Pitung''' adalah seorang pahlawan betawi abad ke-19 di [[Jakarta|Batavia]], [[Hindia Belanda]] (sekarang Jakarta, Indonesia). Sepak terjangnya telah menciptakan berbagai legenda tentang riwayat hidup, petualangan, dan kematiannya.
==
Si Pitung lahir
|title=Pitung, Si
|trans_title=
|language=Bahasa Indonesia
|url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2388/Pitung-Si
|work=Encyclopedia of Jakarta
|publisher=Pemerintah Kota Jakarta
|accessdate=15 Mei 2012
|archive-date=2017-09-27
|archive-url=https://web.archive.org/web/20170927203937/http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2388/Pitung-Si
|dead-url=yes
}}</ref> ini bernama asli Salihoen. Menurut riwayat lisan, julukan "Si Pitung" berasal dari frasa [[bahasa Jawa|Jawa]] ''"pituan pitulung"'' yang berarti "tujuh sekawan tolong-menolong".<ref>{{harvnb|van Till|1996|p=474}}</ref> Semasa kanak-kanak, Salihoen berguru di [[pesantren]] Hadji Naipin,<ref name="mvt462"/> tempat ia diajari mengaji, dilatih [[pencak silat]], dan dibiasakan untuk selalu waspada terhadap keadaan di sekitarnya.<ref name=jgov/>
== Awal legenda ==
Menurut versi van Till (1996)
Akibat dari hal ini, si Pitung dan kawanannya menjadi buronan “kompenie”. Hal ini menarik perhatian komisaris polisi yang bernama Van Heyne (Schout Van Heyne, Van Heijna, Scothena, atau Tuan Sekotena). Secara resmi, menurut Van Till (1996), nama petugas polisi tersebut bernama A.W. Van Hinne yang pernah bertugas di Batavia dari tahun 1888 - 1912. Menurut catatan kepolisian Belanda, Van Hinne memulai karier sebagai pegawai klerikal Pemerintah Belanda, kemudian menjadi Deputi Kehutanan, dan Polisi di beragam tempat di Indonesia. Van Hinne menderita sakit yang serius sesudah dikembalikan ke Eropa untuk penyembuhan. Pada akhir tahun 1880, Van Hinne menjadi seorang Perwira Polisi di Batavia (Stambock van Burgerlijke Ambtenaren in Nederlandsch-Indie en Gouvernements Marine, ARA (Aigemeen Rijksarchief), Den Haag, register T.f. 274). Van Hinne segera memburu Si Pitung dengan membabi buta. Akhirnya dia dapat menangkap Pitung, tetapi kemudian Si Pitung berhasil melarikan diri dari tahanan ka-Demangan Meester Cornelis. Van Till (1996) menyatakan bahwa Si Pitung mampu bebas dengan kekuatan sihir, tetapi menurut versi Film Si Pitung (1970), Si Pitung lepas dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam.<ref name="Kebenaran Si Pitung">[http://historia.co.id/?d=1280 Mencari Sejarah Si Pitung] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20201127143548/http://historia.co.id/?d=1280 |date=2020-11-27 }} historia.co.id</ref>
Kemudian, Hinne menekan Haji Naipin (Guru Si Pitung) untuk membuka rahasia kesaktian si Pitung. Akhirnya, diketahui kesaktian tersebut berupa “jimat”, sehingga Hinne dapat menangkap Si Pitung secara lebih cepat. Versi lainya menyatakan bahwa Pitung dikhianati oleh temannya sendiri (kecuali Dji-ih) walaupun versi ini diragukan kebenarannya. Tetapi menurut versi film Si Pitung Banteng Betawi (1971), ia dikhianati oleh Somad yang memberitahukan kelemahan Pitung untuk mengambil “jimatnya”. Kisah lainnya menyatakan bahwa Pitung telah diambil “Jimat
Pesta itu waktu kelewat ramenye ▼
▲}}
==
Menurut Damardini (1993:148) dalam Van Till (1996):
{{cquote|''Pitung memang perampok. Mungkin saja Haji Samsudin dipukuli ketika itu. Kalau menurut istilah sekarang, Pitung itu pengacau, dan dicari oleh Pemerintah. Pitung memang jahat. Pekerjaannya merampok dan memeras orang-orang kaya. Menurut kabar, hasil rampokannya dibagikan pada rakyat miskin
Pitung yang menjadi karakter sebagai Robin Hood versi Betawi dikembangkan oleh Lukman Karmani (Till, 1996). Karmani menulis novel Si Pitung. Dalam novel ini, dikisahkan bahwa Si Pitung sebagai pahlawan sosial. Menurut Rahmat Ali, 'Pitung sebagai tokoh kisah Betawi masa lampau memang dikenal sebagai perampok, tetapi hasil rampokan itu digunakan untuk menolong orang-orang yang menderita. Dia adalah Robin Hood Indonesia. Walaupun demikian pihak yang berwenang tidak memberikan toleransi, orang yang bersalah harus tetap diberi hukuman yang setimpal' (Rahmat Ali 1993:7).
Beragam pro dan kontra
== Kisah Nyata Si Pitung ==
Berdasarkan penelusuran van Till (1996) berdasarkan Hindia Olanda 22-11-1892 (Koran Terbitan Malaya ([[Malaysia]] pada saat ini)). Pada tahun 1892 Si Pitung dikenal pada sebagai
Pada tahun 1892, Pitung dan kawanannya ditangkap oleh polisi sesudah Kepala Kampung Kebayoran yang menerima 50 ringgit (Hindia Olanda 26-8-1892:2) memberi nasihat untuk menangkap Si Pitung. Setelah ditangkap, kurang dari setahun kemudian, pada musim semi 1893, Pitung dan Dji-ih merencanakan kabur dengan cara yang misterius dari tahanan Meester Cornelis. Sebuah investigasi kemudian dilakukan oleh Asisten Residen sendiri, tetapi tidak berhasil.
Berdasarkan rumor, Pitung pernah menampakkan diri kepada seorang wanita di sebuah perahu dengan nama Prasman. Detektif mencoba mencari di kapal tersebut (Hindia Olanda, 12-5-1893:3), tetapi hasilnya Pitung tidak dapat ditemukan. Karena sulitnya menemukan dan menangkap si Pitung, harga untuk penangkapan Pitung menjadi meningkat sebesar 400 Gulden. Pemerintah Belanda pada saat itu ingin menembak mati Pitung di tempat, tetapi sebagian pejabat mengatakan, jika Pitung ditembak justru akan menumbuhkan semangat patriotik, sehingga niat ini diurungkan oleh kepolisian Batavia untuk menembak ditempat walaupun pada akhirnya hal ini dilakukan juga.
Sebagai tindakan balas dendam, Pitung melakukan pencurian dengan kekerasan termasuk dengan menggunakan sejata api. Akhirnya Pitung dan Dji-ih membunuh seorang polisi intel yang bernama Djeram Latip (Hindia Olanda 23-9-1893:2). Dia juga mencuri dari wanita pribumi, Mie, termasuk pakaian laki-laki serta pistol revolver dengan pelurunya. Pernyataan ini didukung oleh Nyonya De C, seorang pedagang wanita di Kali Besar yang menyatakan bahwa Pitung mencuri sarung yang bernilai ratusan Gulden dari perahunya (Hindia Olanda 22-11-1892:2).
Dji-ih ditangkap kembali di kampung halamannya ketika sedang menderita sakit. Pada saat itu Dji-ih pulang ke kampung halamannya untuk memperoleh pengobatan. Kemudian dia pindah ke rumah orang tua yang dikenal. Kepala kampung pada saat itu (Djoeragan) melaporkannya ke Demang kemudian memerintahkan tentara untuk menangkap Dji-ih dirumahnya. Karena dia terlalu sakit, dia tidak berdaya untuk melawan, walaupun pada saat itu pistol dalam jangkauannya (Hindia Olanda 19-8-1893:2). Dia menyerah tanpa perlawanan. Untuk menutupi hal ini kemudian Pemerintah Belanda melansir di Java-Bode (15-8-1893:2) bahwa Dji-ih kabur ke Singapura. Informan yang bertanggungjawab melaporkan Dji-ih kemudian ditembak mati oleh Pitung di suatu tempat yang tak jauh dari Batavia beberapa minggu kemudian.
''“'Itoe djoeragan koetika ketemoe Si Pitoeng betoelan di tempat sepi troes, Si djoeragan menjikip pada Si Pitoeng dan dari tjipetnja Si Pitoeng troes ambil pestolnja dari pinjang, lantas tembak si djoeragan itoe menjadi mati itoe tempat djoega.' (Hindia Olanda 1-9-1893:2.)''
Baris 51 ⟶ 69:
== Kesaktian dan Kematian Si Pitung ==
Berdasarkan cerita legenda, Si Pitung dapat dibunuh oleh Belanda dengan beragam argumen tersebut di atas. Menurut Hindia Olanda (18-10-1893:2), sebelum ditangkap Pitung dalam keadaan rambut terpotong, beberapa jam sebelum kematiannya pada hari Sabtu. Seperti yang diceritrakan oleh legenda bahwa kesaktian Si Pitung hilang akibat jimat-nya diambil orang (Versi Film Si Pitung Banteng Betawi), tetapi yang menarik, versi lain menyatakan, bahwa Si Pitung dapat di-"lemahkan" jika dipotong rambut-nya. Berdasarkan koran Hidia Olanda dikatakan bahwa sebelum kematiannya Si Pitung telah dipotong rambutnya. Sesudah kematian Si Pitung, makamnya dikawal oleh tentara, karena beberapa masyarakat percaya dia akan bangkit dari kematian. Hal ini tersirat dari Rancak Si Pitung dalam Van Till (1996):
{|
|<poem>Si Pitung sudah mati dibilangin sama sanak sudaranya
Digotong di Kerekot Penjaringan kuburannya
Saya tau orang rumah sakit nyang bilangin
Aer keras ucusnya dikeringin
Waktu dikubur pulisi pade iringin
Jago nama Pitung kuburannya digadangin
Yang gadangin kuburannya Pitung dari sore ampe pagi
Kalo belon aplusan kaga ada nyang boleh pegi
Sebab yang gadangin waktu itu sampe pagi
Kabarnya jago Pitung dalam kuburan idup lagi
Yang gali orang rante mengaku paye
Belencong pacul itu waktu suda sedie</poem>
|style="padding-left:2em;"|<poem>Lantaran digali Tuan Besar kurang percaye
Dilongok dikeker bangkenye masi die
Memang waktu itu bangke Pitung diliat uda nyata
Dicitak di kantor, koran kantor berita
Ancur rumuk tulang iganya, bekas kena senjata
Nama Pitung suda mati Tuan Hena ke Tomang bikin pesta
Segala permaenan kaga larangannya
Tuju ari tuju malem pesta permisiannya
Sengaja bikin pesta mau tangkep kawan-kawannya
Nama Pitung mau ditangkep kawan-kawannya
</poem>
|}
Konon setelah kematiannya jasad Si Pitung dimakamkan di daerah Kebon Jeruk, [[Kota Administrasi Jakarta Barat|Jakarta Barat]], dekat kantor Telkom. Ada yang mengatakan makam Si Pitung di daerah Tapos, Depok. Ada yang mengatakan juga jasad Si Pitung dimakamkan di hutan Jatijajar, Depok.
== Film ==
* [[Si Pitoeng (film 1931)|Si Pitoeng]] (1931)
* [[Si Pitung (film)|Si Pitung]] (1970)
* [[Banteng Betawi]] (1971)
* [[Si Pitung Beraksi Kembali]] (1976)
Baris 68 ⟶ 119:
{{reflist}}
== Pranala luar ==
[[Kategori:Betawi| ]]▼
* [https://ribastian.wordpress.com/2008/09/25/“melacak-si-pitung” Melacak Si Pitung]
[[Kategori:Tokoh Betawi]]▼
__PAKSADAFTARISI__
{{DEFAULTSORT:si pitung}}
▲[[Kategori:Betawi| ]]
▲[[Kategori:Tokoh Betawi]]
|