Choe Yeong: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Tomb of General Choe Yeong.png|thumbjmpl|250px|Makam Choe Yeong]]
 
'''Choe Yeong''' ([[Hanzi]]: 崔荣, [[Hangul]]: 최영, [[1316]]-[[1388]]) adalah seorang jenderal [[Korea]] pada zaman [[Dinasti Goryeo]] yang berjasa mempertahankan negaranya dari serbuan [[bajak laut]] [[Jepang]] dan mengusir pasukan [[Mongol]].
 
== Kehidupan awal ==
Choe dilahirkan di [[ChoerwonCheorwon]], Provinsi [[Gangwon]] dari keluarga yang cukup mampu yang awalnya miskin sehingga membentuk karakternya yang militan. Dia tidak terlalu memperhatikan mengenai pakaian dan makanannya, dia menghindari kesenangan-kesenangan duniawi bahkan setelah menjadi pejabat dan mampu menikmatinya. Ia tidak senang pada orang yang menyukai barang mewah dan memandang kesederhanaan sebagai suatu kebajikan. Moto hidupnya yang diwarisi dari ayahnya adalah, “janganlah“pandanglah engkauemas tamak akansebagai emas”batu”
 
== Karier militer ==
Dengan karakter demikian, Choe sangat cocok masuk militer, ia dengan cepat mendapat kepercayaan dari bawahan dan rajanya dalam sejumlah pertempuran melawan bajak laut Jepang yang menghantui semenanjung Korea pada tahun 1350an.
 
Pada usia 36 tahun, ia telah menjadi pahlawan nasional berkat jasanya memadamkan pemberontakan [[Cho Il-shin]] yang sebelumnya mengepung dan menerobos istana kerajaan, membunuh beberapa pejabat dan mengangkat diri sebagai raja Cho. Pada tahun [[1335]], di [[Tiongkok]] meletus [[Pemberontakan SorbanSerban Merah]] melawan [[Dinasti Yuan]], [[Mongol]] yang saat itu menguasai Tiongkok. Karena menjadi negara vassal Yuan sejak abad 13, maka Goryeo berkewajiban mengirim bala bantuan untuk membantu Mongol memadamkan pemberontakan tersebut. Kesuksesannya dalam lebih dari tigapuluh pertempuran membuat popularitasnya menanjak. Sekembalinya ke Korea, ia melaporkan pada [[Gongmin dari Goryeo|Raja Gongmin]] mengenai situasi dalam negeri Tiongkok dimana Dinasti Yuan mulai goyah, sehingga Raja Gongmin berpikir itulah saat yang tepat untuk merebut kembali beberapa wilayah di utara yang dulu diduduki Mongol. Choe pun diperintahkan memimpin pasukannya dan berhasil merebut banyak kota di bagian barat [[Sungai Yalu]].
 
Choe sempat menjabat sebagai walikotawali kota [[Pyongyang]] untuk waktu singkat. Selama masa itu ia meningkatkan produksi panen dan meringankan penderitaan korban kelaparan sehingga makin disanjung sebagai pahlawan nasional. Tahun [[1363]], ia sekali lagi unjuk gigi ketika seorang menteri yang berkuasa bernama [[Kim Yon-an]] bermaksud menggulingkan pemerintah. Choe menghimpun pasukannya dan mengalahkan 10.000 pasukan Mongol yang masuk ke wilayah Goryeo dan mendukung pemberontakan itu.
 
== Pengkhianatan dan penyelamatan ==
Setelah bermimpi seorang biksu akan menyelamatkan hidupnya, Raja Gongmin mempromosikan seorang biksu bernama [[Shin Ton]] dengan jabatan tinggi dalam pemerintahannya dan memberikan kepercayaan besar padanya. Pada mulanya, Shin memang bekerja keras meningkatkan taraf hidup petani dan mendapat tentangan dari banyak pejabat. Namun dengan dukungan raja, dia menjadi semakin sewenang-wenang dan korup. Choe yang anti [[korupsi]] akhirnya menjadi musuh dengannya. Belakangan Shin memfitnah Choe sehingga dibuang ke pengasingan selama enam tahun bahkan hampir dihukum mati. Setelah kematian Shin Ton, Choe dipulihkan ke jabatannya semula dan mendapat perintah untuk mempersiapkan pasukan guna melawan bajak laut Jepang dan sisa-sisa pasukan Mongol di [[Pulau Jeju]]. Mula-mula ia berhadapan Mongol, setelah bertempur dengan sengit akhirnya ia berhasil membebaskan pulau itu. Tahun [[1376]], bajak laut Jepang memasuki wilayah Goryeo dan mencaplok kota [[Gongju]]. [[Chong Mong-Chu]] mendapat bantuan dari pihak keshogunan Jepang untuk memberantas bajak laut, namuntetapi bantuan itu tidak terlalu berarti. Dengan ditemukannya bubuk mesiu oleh ilmuwan [[Choi Mu-Seon]], Choe dan bawahannya, [[Yi Seonggye]] berhasil mengalahkan para bajak laut dan merebut kembali Gongju.
 
== Tahun-tahun terakhir ==
Pada pertengahan abad-14, [[Dinasti Ming]] menguasai Tiongkok setelah meruntuhkan Dinasti Yuan. Pasukan Ming menduduki [[Manchuria]] dan bagian timur laut Goryeo. Tahun [[1388]], Jenderal Yi Songgye diperintahkan untuk mengusir pasukan Ming dari semenanjung Korea dan menginvasi [[Liaodong]]. Namun, Yi yang telah mendapat dukungan dari pejabat-pejabat tinggi dan rakyat malah mundur ke ibukotaibu kota, [[Kaesong]], dan mengadakan [[kudeta]]. Insiden ini dikenal dengan nama [[Pengunduran Wihwado]] (위화도 회군) dan menjadi tanda-tanda awal pergantian dinasti.
 
Ketika Yi kembali ke ibukotaibu kota, Choe melawannya dengan gagah berani, namuntetapi kekuatannya kalah jumlah oleh Yi. Ada beberapa versi mengenai apa yang terjadi selanjutnya. Yang paling diyakini kebenaranya adalah setelah kekalahannya Choe diasingkan ke Goyang dimana tak lama kemudian dihukum mati oleh Yi yang telah menjadi raja. Sebelum dipancung, ia mengatakan bahwa di makamnya tidak akan pernah tumbuh rumput karena kematiannya yang tidak adil. Uniknya, memang rumput benar-benar tidak pernah tumbuh di makamnya. Makam itu dikenal dengan nama ''joekbunjeokbun'' (적분), yang berarti kuburan merah, karena tanahnya yang berwarna merah. Baru pada tahun [[1979]], pucuk rumput pertama tumbuh di makam itu.
 
Ada beberapa penilaian mengenai Choe Yeong, ada yang menganggapnya jenderal besar yang telah mendedikasikan segenap hidupnya untuk mempertahankan negara, ada juga yang mengangapnya sebagai tiran konservatif yang menyabot pemerintahan. Namun bagaimanapun ia adalah seorang yang telah membaktikan hidupnya bagi Goryeo dengan kesetiaan penuh yang bahkan harus dibayar dengan nyawanya.