Moestopo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(33 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|name = Moestopo
|image = [[Berkas:Prof-Dr-Moestopo1.jpg|250px]]
|birth_date = {{Birth date|df=yes|1913|06|13}}
|death_date = {{Death date and age|df=yes|1986|09|29|1913|07|13}}
|birth_place = [[Ngadiluwih, Kediri]], [[
|death_place = [[Kota Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
|placeofburial = [[TMP Cikutra]], [[Bandung]], [[Jawa Barat]]
|placeofburial_label =
Baris 13 ⟶ 12:
|birth_name =
|allegiance = Indonesia
|branch
|serviceyears =
|servicenumber =
|rank = [[Berkas:
▲|branch = [[Berkas:Lambang TNI AD.png|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|unit =
|commands =
Baris 28 ⟶ 26:
}}
'''[[Mayor Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) Prof. DR. Moestopo''' ({{lahirmati|[[Ngadiluwih, Kediri
Lahir di Kediri, Jawa Timur, Moestopo pindah ke [[Surabaya]] untuk menghadiri Sekolah Kedokteran Gigi di sana.
Sementara di Surabaya, selama [[Revolusi Nasional Indonesia|Revolusi Nasional]] Indonesia, Moestopo menghadapi pasukan ekspedisi Inggris yang dipimpin oleh Brigadir [[Aubertin Mallaby|Walter Sothern Mallaby Aubertin]]. Ketika hubungan rusak dan Presiden [[Soekarno]] dipanggil ke Surabaya untuk memperbaikinya, Moestopo ditawari pekerjaan sebagai penasihat tetapi tidak diterimanya. Selama perang ia menjabat beberapa posisi lainnya, termasuk memimpin satu skuadron tentara reguler, pencopet, dan pelacur untuk menyebarkan kebingungan di jajaran pasukan Belanda. Setelah perang, Moestopo meneruskan bekerja sebagai dokter gigi, dan pada tahun 1961 ia mendirikan [[Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)|Universitas Moestopo]]. Dia meninggal di Bandung pada tahun 1986.
== Biografi ==
Baris 38 ⟶ 36:
=== Kehidupan awal dan kedokteran gigi ===
Moestopo lahir di Ngadiluwih, [[Kabupaten Kediri|Kediri
=== Pendudukan Jepang ===
Baris 47 ⟶ 45:
=== Revolusi Nasional ===
====Pertempuran Surabaya====
{{Main|Pertempuran Surabaya}}
Setelah akhir Perang Dunia II, pada 17 Agustus 1945 Indonesia [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|memproklamirkan]] kemerdekaannya, Moestopo mengendalikan kekuatan [[Tentara Nasional Indonesia|militer]] yang baru di Surabaya dan melucuti pasukan Jepang dengan hanya dipersenjatai bambu runcing. Pada bulan Oktober tahun itu ia menyatakan dirinya sebagai pejabat sementara Menteri Pertahanan. Pada tanggal 25 Oktober tahun itu, [[49 India Brigade Infanteri|Brigade Infanteri]] [[49 India Brigade Infanteri|India]] ke-49 di bawah komando Brigadir [[Aubertin Mallaby|Aubertin Walter Sothern Mallaby]] tiba di Surabaya. Mallaby mengirim petugas intelijennya, Kapten Macdonald, untuk bertemu dengan Moestopo. Menurut laporan Macdonald, Moestopo sangat keberatan atas kedatangan pasukan Inggris di Surabaya.
Ketika pihak Inggris kemudian menemui Gubernur Jawa Timur [[Ario Soerjo|Soerjo]] untuk mencari respon yang lebih positif. Para utusan Inggris, yaitu Macdonald dan seorang perwira angkatan laut, mengabarkan bahwa Moestopo menginginkan mereka ditembak saat mereka datang. Akan tetapi, Soeryo menerima deklarasi Inggris bahwa mereka datang dalam damai, ia hanya menolak menemui Mallaby di kapal HMS Waveney. Pasukan Inggris mendarat di Surabaya pada sore hari itu, kemudian Moestopo bertemu dengan Kolonel Pugh. Pugh menekankan bahwa Inggris tidak berniat untuk mengembalikan kekuasaan Belanda, dan Moestopo setuju untuk bertemu dengan Mallaby keesokan harinya.
Pada pertemuan tersebut, Moestopo dengan enggan menyetujui pelucutan pasukan Indonesia di Surabaya. Namun, suasana segera memburuk. Sore itu, Moestopo mungkin telah dipaksa Mallaby membebaskan kapten Belanda Huijer. Pada tanggal 27 Oktober, pesawat [[Douglas C-47 Skytrain]] dari
Pertempuran di Surabaya pecah pada tanggal 28-30 Oktober setelah Moestopo mengatakan kepada pasukannya bahwa Inggris akan berusaha untuk melucuti paksa mereka, puncak pertempuran ditandai dengan kematian Jendral Mallaby. Pihak Inggris kemudian meminta Presiden [[Soekarno]] untuk menengahi. Presiden Soekarno mengangkat Moestopo sebagai penasihat dan memerintahkan pasukan Indonesia untuk menghentikan pertempuran. Moestopo yang tidak mau melepaskan kendali atas pasukannya, memilih untuk pergi ke Gresik
====Pasukan Terate====
Pada Februari 1946, ketika tentara Belanda telah kembali ke Jawa, ia pergi ke [[Yogyakarta]] untuk bekerja sebagai pendidik militer, ia mengajar beberapa saat di akademi militer di sana. Pada pertengahan 1946 Moestopo dikirim ke [[Kabupaten Subang|Subang]], di mana dia memimpin Pasukan Terate. Selain dari pasukan militer reguler, Pasukan Terate di bawah Moestopo juga beranggotakan legiun pencopet dan pelacur yang diberi tugas menyebarkan kebingungan dan mengadakan pasokan dari belakang garis Belanda. Moestopo juga menjabat sebagai pendidik politik bagi pasukan militer di Subang. Pada Mei 1947, setelah menjalani periode sebagai kepala Biro Perjuangan di Jakarta, ia dipindahkan ke Jawa Timur setelah terluka dalam pertempuran dengan pasukan Belanda.
===
Setelah perang, Moestopo pindah ke Jakarta, di mana dia menjabat sebagai Kepala Bagian Bedah Rahang di Rumah Sakit Angkatan Darat (sekarang RSPAD Gatot Subroto Militer). Pada tahun 1952, Moestopo mulai
Moestopo
Moestopo meninggal dunia pada 29 September 1986 dan dimakamkan di Pemakaman Cikutra, [[Bandung]].
== Penghargaan ==
Pada tanggal 9 November 2007, Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] memberi Moestopo
== Data Pribadi ==
=== Pekerjaan ===
* Tahun 1937-1941
* Tahun 1941
# Wakil Dekan Stovit Surabaya
# Kepala Bagian Klinik Gigi CBZ (Rumah Sakit Umum) Surabaya.
* Tahun 1942
# Wakil Dekan Ika Daigagu Sikabu (Sekolah Tinggi Kedokteran Gigi Surabaya pada masa penjajahan Jepang)
# Asisten Dosen Bagian Bedah Mulut Rumah Sakit Tentara Jepang di Surabaya.
# Mengikuti Latihan Kemilitiran Cudanco di Bogor yang tergabung dalam latihan PETA (Pembela Tanah Air)
* Tahun1943-1944
* Tahun 1944-17 Agustus 1945
* Tanggal, 18 Agustus -18 November 1945, berpangkat Jenderal penuh dengan tugas sebagai berikut
# Kepala BKR (Badan Keamanan Rakyat)Karesidenan Surabaya.
# Penanggungjawab Revolusi Jawa Timurdan menjabat sebagai Menteri Pertahanan Ad. Interim Republik Indonesia.
* November 1945-1946
# Penasihat Agung Militer Presiden Republik Indonesia
# Penasihat Jenderal Sudirman, Panglima Tinggi Angkatan Darat.
# Berpangkat Jenderal Mayor pada Kementrian Pertahanan Republik Indonesia.
# Menjabat Komandan Resimen Siliwangi bandung Utara.
* Tahun 1947
# Komandan Resimen Kratibo berkedudukan di Subang
# Wakil Komandan Divisi Siliwangi Utara berkedudukan di Subang dan Bandung Utara.
# Komandan Brigade Jakarta Raya dan Purwakarta.
# Menjabat Panglima Pasukan Penggempur (Stoot Divisi) merangkap Panglima Teritorial Jawa Timur dan Komandan Markas Besar Pertempuran (MBP) Jawa Timur.
* Tahun 1948
* Tahun 1949
# Inspektur Infantri MBKD (Markas Besar Komando Djawa)
# Kepala Staf Special Duty MBKD di dalam Perang Gerilya clash II.
# Komandan Kesehatan AD/MBKD.
# Wakil Panglima MBKD.
* Tahun 1951
* Tahun 1957
* Tahun 1957–1958
* Tahun 1961, berpangkat sebagai Mayor Jenderal dengan jabatan
# Penasihat Menteri PTIP (Perguruan tinggi dan Ilmu Pengetahuan, sekarang Ditjen Pendidikan Tinggi Depdikbud)
# Pembantu Menteri PTIP.
* Tahun 1961–1968
* Tahun 1961–1977
* Lain-lain
# Pembantu Menteri P&K Letjen. Dr. Sjarief Thayeb.
# Pembantu Khusus Dirjen Pendidikan Tinggi M. Mashuri S.H.
# Pendiri dan Ketua Yayasan Universitas Prof. Dr. Moestopo dan Lembaga-Lembaga Pengabdian Ys. UPDM kepada Pemerintah RI di Jakarta.
# Pendiri dan Ketua Yayasan Pendidikan Prof. Dr. Moestopo di Bandung yang mengelola
# Guru Besar Tamu pada Osaka Dental University Jepang dan anggota kehormatan Japanese Association of Oral surgery.
# Guru Besar Sejarah Perjuangan Nasional dan Guru Besar Biologi Tepat Guna.
Baris 125:
# Kegiatan lain yang dilakukan olehnya ialah memberikan himbauan kepada negara-negara yang bertikai atau berperang, seperti misalnya;
## Turut serta menghimbau suksesnya perdamaian Camp David.
## Turut serta
## Menghimbau untuk menyatukan Negara-negara Islam di Pertemuan Rabat-Maroko yang dipimpin oleh Raja Hassan.
##
=== Karier dan Karyanya ===
* Di Bidang Pendidikan
# Ikut mendirikan “War Correspondence School”
# Ikut mendirikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Trisakti, USU, Fakultas Publisistik (kini Fakultas Ilmu Komunikasi) dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran.
Baris 160:
# Pembantu Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan
# Turut menyusun Undang-undang No. 22 Tahun 1962 tentang Pendidikan Tinggi di Indonesia.
* Di Bidang Sosial
== Tanda-tanda Penghargaan ==
* Dari Pemerintah Republik Indonesia.
#
# [[Bintang
# [[Bintang Gerilya]]
# [[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]].
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
# Bintang Karya Bhakti dari UPDM(B)
#
* Dari Luar Negeri.
# Dari Pemerintah Yugoslavia
# Dari Pemerintah Jerman Barat
# Masyarakat Internasional
== Galeri ==
Baris 195:
== Referensi ==
* [http://moestopo.ac.id/moestopo-historical-figure/ Profil Moestopo pada situs Resmi Universitas Moestopo] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130521003111/http://moestopo.ac.id/moestopo-historical-figure/ |date=2013-05-21 }}
{{Pahlawan Indonesia}}
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh dari Kediri]]▼
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI-AD]]▼
[[Kategori:Dokter Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer XV/Pattimura]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:
▲[[Kategori:Tokoh dari Kediri]]
[[Kategori:Moestopo| ]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]
|