Ketelanjangan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(57 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pp-protected|reason=Suntingan yang tidak berguna secara berulang-ulang|small=yes}}
{{Expand language|topic=|langcode=en|otherarticle=Nudity|date=Maret 2024}}
'''Ketelanjangan''' adalah keadaan tidak mengenakan [[pakaian]].<ref>{{cite web|url=http://dictionary.reference.com/browse/nudity |title=nudity – Definitions from Dictionary.com |publisher=Dictionary.reference.com |date= |accessdate=17 October 2009}}</ref> Mengenakan pakaian secara eksklusif merupakan karakteristik manusia. Jumlah pakaian yang dikenakan tergantung pada pertimbangan fungsional (seperti kebutuhan akan kehangatan atau perlindungan dari berbagai unsur) dan pertimbangan sosial. Dalam beberapa situasi jumlah minimum pakaian atau pakaian tidak sama sekali dapat diterima secara sosial, sementara di lain pakaian jauh lebih diharapkan. Keatelanjangan dapat membuat nafsu akan seksual aktif, karna ketelanjangan identik dengan kegiatan seksual.▼
{{sensor}}
[[Berkas:FYN 04.jpg|jmpl|Dua orang sedang telanjang di sungai]]
▲'''Ketelanjangan''' adalah keadaan saat manusia tidak mengenakan [[pakaian]].<ref>{{cite web|url=http://dictionary.reference.com/browse/nudity |title=nudity – Definitions from Dictionary.com |publisher=Dictionary.reference.com |date= |accessdate=17 October 2009}}</ref> Mengenakan pakaian secara eksklusif merupakan karakteristik manusia. Jumlah pakaian yang dikenakan tergantung pada pertimbangan fungsional (seperti kebutuhan akan kehangatan atau perlindungan dari berbagai unsur) dan pertimbangan sosial. Dalam beberapa situasi jumlah minimum pakaian atau pakaian tidak sama sekali dapat diterima secara sosial, sementara di lain pakaian jauh lebih diharapkan
Norma sosial modern mengenai ketelanjangan sangat bervariasi, mencerminkan ambiguitas budaya terhadap tubuh dan seksualitas, dan konsepsi yang berbeda tentang apa yang merupakan ruang publik versus ruang pribadi. Sementara sebagian besar masyarakat mengharuskan pakaian yang layak di sebagian besar situasi, yang lain mengakui ketelanjangan non-seksual sebagai hal yang pantas untuk beberapa kegiatan rekreasi dan sosial, dan menghargai ketelanjangan dalam pertunjukan dan media yang dianggap mewakili nilai-nilai positif. Beberapa masyarakat dan kelompok terus menolak ketelanjangan tidak hanya di depan umum tetapi juga secara pribadi. Norma dikodifikasi ke berbagai tingkat oleh hukum yang mendefinisikan pakaian yang pantas dan paparan yang tidak senonoh.
Hilangnya bulu tubuh merupakan salah satu ciri fisik yang menandai [[evolusi]] biologis manusia modern dari nenek moyang hominininya. Adaptasi yang berkaitan dengan kebotakan berkontribusi pada peningkatan ukuran otak, bipedalisme, dan variasi warna kulit manusia. Sementara perkiraan bervariasi, setidaknya selama 90.000 tahun manusia modern secara anatomis tidak mengenakan pakaian, penemuan yang merupakan bagian dari transisi dari tidak hanya secara anatomi tetapi juga perilaku modern.
Ketika masyarakat berkembang dari pemburu-pengumpul menjadi agraris, pakaian dan perhiasan tubuh lainnya menjadi bagian dari evolusi budaya ketika individu dan kelompok menjadi dibedakan berdasarkan status, kelas, dan identitas individu. Kebiasaan menggunakan pakaian baru dimulai dengan peradaban. Sepanjang sebagian besar sejarah sampai awal era modern, orang-orang tidak berpakaian di depan umum karena kebutuhan atau kenyamanan baik ketika terlibat dalam aktivitas berat, termasuk tenaga kerja dan atletik; atau saat mandi atau berenang. Ketelanjangan fungsional seperti itu terjadi dalam kelompok yang tidak selalu dipisahkan berdasarkan jenis kelamin.
Di era kolonial budaya Kristen dan Muslim lebih sering ditemui masyarakat adat daerah tropis yang menggunakan pakaian untuk keperluan dekoratif atau seremonial tetapi sering telanjang, tidak memiliki konsep malu tentang tubuh. Selain itu, iklim hangat dan cara hidup kondusif untuk ketelanjangan fungsional. Perbedaan budaya berlanjut karena beberapa masyarakat yang sebelumnya terjajah mempertahankan atau menegaskan kembali praktik tradisional mereka dalam kehidupan sehari-hari atau untuk acara-acara khusus yang merayakan warisan mereka. Pakaian tradisional dapat mencakup ketelanjangan, atau wanita dan pria bertelanjang dada.
Masyarakat seperti di [[Jepang]] dan [[Finlandia]] mempertahankan tradisi ketelanjangan komunal yang memberikan alternatif seksualisasi berdasarkan penggunaan mandi dan sauna.
Secara umum, norma sosial yang berkaitan dengan ketelanjangan untuk [[pria]] berbeda dengan [[wanita]]. Baru pada abad ke-17 di Eropa payudara wanita menjadi bagian tubuh yang wajib ditutupi di depan umum. Hanya di era modern ketelanjangan anak-anak digambarkan sebagai kepolosan. Individu dapat dengan sengaja melanggar norma yang berkaitan dengan ketelanjangan; mereka yang tidak memiliki kekuasaan dapat menggunakan ketelanjangan sebagai bentuk protes, dan mereka yang memiliki kekuasaan dapat memaksakan ketelanjangan pada orang lain sebagai bentuk hukuman.
==Pakaian adat==
Pertemuan antara budaya asli Afrika, Amerika dan Oseania dengan orang Eropa memiliki pengaruh yang signifikan pada kedua budaya.{{sfn|Masquelier|2005a|loc=Introduction}} Ambivalensi Barat dapat diekspresikan dengan menanggapi ketelanjangan penduduk asli sebagai tanda seksualitas yang merajalela atau kepolosan yang mendahului [[Kejatuhan manusia|Kejatuhan]].{{sfn|Wiener|2005|p=66}}
{{Gallery
| title = Pakaian adat
| File:Acharya5.jpg
| alt1=Acharya Vidyasagar, a contemporary Digambara Jain monk
| [[Acharya Vidyasagar]], seorang biksu Jain Digambara kontemporer
| File:Mru women working in Bangladesh.jpg
| alt2=Mru women working in Bangladesh
| Wanita suku [[Mru orang|Mru]] yang bekerja di [[Bangladesh]]
| File:Kayapo 3067a.JPG
| alt3=Kayapo women, Pará State, Brazil
| Wanita [[Kayapo]], [[Negara Bagian Pará]], [[Brasil]]
| File:Zoe01.jpg
| alt4=Two women of the Zo'é tribe of Pará State, Brazil
| Dua wanita dari suku [[Zo'é]] di [[Negara Bagian Pará]], [[Brasil]]
| File:Reed Dance Festival 2006-001.jpg
| alt6=A Swazi woman at the Reed Dance ceremony - 2006
| Seorang wanita [[Swazi people|Swazi]] yang berpartisipasi dalam upacara Umhlanga di [[Eswatini]] - 2006
| File:Junge Hamer in Südäthiopien.jpg
| alt7=Young Hamer woman in southern Ethiopia (near Turmi) - 2006
| Wanita muda [[Hamar people|Hamer]] di selatan [[Ethiopia]] (dekat [[Turmi]]) - 2006
| File:Himba-Hirten.jpg
| alt8=Himba herders the Kaokoveld desert
| Orang [[Orang Himba|Himba]] yang menggembala di gurun [[Kaokoveld]]
}}
== Referensi ==
Baris 20 ⟶ 63:
{{Commons|Nudity}}
* {{wikiquote-inline|Nudity}}
* {{en}} [http://www.all-art.org/20centuri_nude/00001contents.htm 20th century nude in the "History of Art"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060905064535/http://www.all-art.org/20centuri_nude/00001contents.htm |date=2006-09-05 }}
* {{en}} [http://www.primitivism.com/nudity.htm ''Nudity in Ancient to Modern'' Cultures by Aileen Goodson] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100306045104/http://www.primitivism.com/nudity.htm |date=2010-03-06 }} (This chapter excerpt is from Aileen Goodson's Therapy, Nudity & Joy)
{{ketelanjangan}}
{{budaya-stub}}
[[Kategori:Ketelanjangan| ]]▼
[[Kategori:Perilaku]]
▲[[Kategori:Ketelanjangan]]
{{psikologi-stub}}
{{seks-stub}}
|