Daftar Sultan Sulu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adesio2010 (bicara | kontrib) Dibuat dengan menerjemahkan halaman "List of sultans of Sulu" |
→Raja pra-kesultanan: Penambahan konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(22 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox former monarchy
| royal_title = Sultan
| realm = [[Kesultanan Sulu|Sulu]] <br> ''Sultan sin Sūg'' <br> سلطان سولو
| first_monarch = Rajah dan [[Sharif ul-Hāshim of Sulu|Sharif ul-Hāshim]]
| last_monarch = [[Mohammed Mahakuttah Abdullah Kiram|Mohammed Mahakuttah A. Kiram]]<br> <small>(Sultan terakhir yang diakui)</small>
| residence = Datu Sangahan, Sulu
| began = 1390<ref name="Sulu Government">{{cite web|title=Chronological Self Rule and Sultanate |url=http://sulu.gov.ph/Profile.asp?mode=sultanate |publisher=Provincial Government of Sulu, Philippines |accessdate=7 January 2015 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20130502155710/http://sulu.gov.ph/Profile.asp?mode=sultanate |archivedate=2 May 2013}}</ref><br> <small>(Kesultanan Sulu konon didirikan pada tahun 1405)<ref>{{cite web|last=Usman|first=Edd|title=Heirs of Sulu Sultanate urged to attend general convention |url= http://www.mb.com.ph/articles/242781/heirs-sulu-sultanate-urged-attend-general-convention |accessdate=21 December 2010|date=10 February 2010}}</ref> </small>
| ended = 1986
| pretender = [[Muedzul Lail Tan Kiram]]
{{collapsible list
| bullets = yes
| title = Full list
| Muwallil Wasit II
| Esmail Kiram I
| Mahakuttah Kiram
| Aguimuddin Abirin
| [[Jamalul Kiram III]]
| Mohammad Akijal Atti
| [[Ismael Kiram II]]
| Phudgal Kiram
| Muedzul Lail Tan Kiram
| Fuad Kiram
| Mohamad Akjan Ali Muhammad
| Abdul Rajak Aliuddin
| Eddy T. Sulaiman
}}
}}
Berikut ini merupakan daftar '''penguasa [[Kesultanan Sulu]]'''. Wangsa Kerajaan Sulu merupakan wangsa kerajaan [[Muslim]] dari [[Kepulauan Sulu]] di [[Filipina]].
== Raja pra-kesultanan ==
Sulu dibagi menjadi tiga Kerajaan sebelum Kesultanan muncul.
{| class="wikitable"
! width="140" |Raja
Baris 8 ⟶ 35:
|-
| align="center" |1
| align="center" |
|-
| align="center" |1
Baris 14 ⟶ 41:
|-
| align="center" |1
| align="center" |Raja Barat
|}
Keturunan [[Paduka Pahala]], melalui kedua putranya, tinggal di [[Dezhou#Wangsa Kerajaan Sulu|Dezhou, Tiongkok]] memiliki nama marga
Hashemite [[Syariful Hasyim|Sharif ul-Hasyim Sulu]] tiba di Sulu dan menikahi Putri Dayang-dayang Paramisuli dari keluarga kerajaan sebelumnya, yang mendirikan Kesultanan Sulu.
== Sultan Banu Hasyim ==
=== Daftar sultan dari tahun 1405 hingga 1936 ===
Daftar berikut ini menjelaskan pemegang gelar [[sultan]] antara tahun 1405 dan 1936.<ref>{{Cite book
{| class="wikitable"
! width="140" |Sultan
Baris 30 ⟶ 57:
| align="center" |1
| align="center" |[[Syariful Hasyim|Sultan Syariful Hasyim]]<br />1405–??
|Pendiri kesultanan Sulu, yang nama aslinya adalah Sayyid
|-
| align="center" |2
| align="center" |Sultan
|Putra Sharif ul-Hashim, yang dia gantikan sebagai sultan.
|-
| align="center" |3
| align="center" |Sultan Alaud-Din<br />?
|Silsilah Sulu menunjukkan bahwa ia adalah saudara dari Kamalud-Din, putra Sultan Syariful Hasyim, tetapi diyakini tidak akan memproklamirkan "Sultan Sulu".
|-
| align="center" |4
| align="center" |Sultan Amirul-Umara<br />1505–1527
|Gelarnya diyakini [[Amir al-umara|terjemahan bahasa Arab]] Maharajah-di-rajah, ditemukan sebagai sultan keempat di beberapa tarsilas. Beberapa silsilah Sulu tidak menyebutkannya. Dipercaya sebagai Sultan Bolkiah.
|-
| align="center" |5
| align="center" |Sultan Muizzul-Mutawadi-in<br />1527–1548
|Dia adalah [[Maharaja]] Upo (cucu) Sharif ul-Hashim.
|-
| align="center" |6
| align="center" |Sultan Nasirud-Din I<br />1548–1568
|Putra Sultan Muizz ul-Mutawadi-in. Nama marganya adalah Digunung atau Habud, menunjukkan bahwa ia dibesarkan di, atau diperintah dari, bagian dalam Sulu.
|-
| align="center" |7
| align="center" |Sultan Muhammad ul-Halim<br />1568–1596
|Putra Sultan Nasirud-Din I. Namanya yang lain adalah Pangiran Buddiman, yang merupakan nama yang mungkin dia ketahui.
|-
| align="center" |8
| align="center" |Sultan [[Batarah Shah Tengah]]<br />1596–1608
|Putra
|-
| align="center" |9
| align="center" |Sultan [[Muwallil Wasit I]]<br />1610–1650
|Keponakan Sultan Batara Shah Tengah (putra saudara perempuannya yang menikahi Sultan Hassan dari Brunei). Dia dikenal oleh orang-orang Spanyol sebagai Raja Bongsu; garis keturunan bangsawannya adalah Brunei.
|-
| align="center" |10
| align="center" |[[Muhammad Kudarat|Sultan Nasir ud-Din II]]<br />1645–1648
|Baik putra Sultan Muwallil Wasit yang memerintah menyusul kekalahan ayahnya di tangan orang-orang Spanyol di Jolo, atau diyakini sebagai
|-
| align="center" |11
| align="center" |Sultan Salahud-Din Bakhtiar<br />1649/50–1680
|Dikenal otoritas Spanyol sebagai Pangiran Bactial dan pejabat Belanda sebagai Pangiran Batticale. Setelah kematiannya, ia dipanggil Marhum Karamat. Karena usia ayahandanya yang sudah tua, serta jumlah pengikut ayahandanya, dia tidak menjadi sultan sampai sekitar tahun 1650, jika tidak setahun sebelumnya. Dia menempatkan "3 Sultan Sementara Sulu" untuk duduk di atas takhta Sulu 1680-1685 karena usia putranya yang sangat muda.
|-
| align="center" |12
| align="center" |Sultan Ali Shah
|Tidak disebutkan dalam silsilah Sulu tetapi menghasilkan ahli waris di Shahabud-Din (No. 15). Pemerintahannya pendek dan damai.
|-
| align="center" |13
| align="center" |Sultan Nur ul-Azam
|Putri Sultan Nasirud-Din II, yang juga dikenal sebagai Pangyan Ampay atau Sitti Kabil (Arab, yang berarti nyonya agung), dan memerintah selama empat atau lima tahun.
|-
| align="center" |14
| align="center" |Sultan Al Haqunu Ibn Wali ul-Ahad
|Nama "Ibn Wali ul-Ahad" adalah bahasa Arab untuk "putra rajah Muda" (pewaris). Diduga bersaudara Sarikula dan membantu memerintah dengan sepupunya Sultan Salah ud-Din.
|-
| align="center" |15
| align="center" |Sultan Shahabud-Din<br />1685–1710
|Putra Salah ud-Din. Dialah yang membunuh Sultan Kahar ud-Din Kuda dari Maguindanao pada tahun 1702 dan "menyerahkan"
|-
| align="center" |16
| align="center" |Sultan Mustafa Shafi ud-Din<br />1710–1718
|Adik laki-laki Shahab ud-Din dia juga dikenal sebagai Juhan Pahalawan. Dia turun tahta takhta demi adiknya Badar ud-Din untuk menghindari masalah dinasti masa depan.
|-
| align="center" |17
| align="center" |Sultan Badarud-Din I<br />1718–1732
|Adik laki-laki dari dua sultan sebelumnya, ia dikenal oleh penulis Spanyol yang berbeda sebagai "Bigotillos" atau "Barbillas", atau sebagai "el Rey Viejo de Tawi-Tawi". Ibundanya adalah seorang wanita Tirun dari pantai timur laut Kalimantan. Pada tahun 1732, keponakan (atau keponakan besar) memperebutkan pemerintahannya yang menyebabkan ia pensiun ke [[Tawi-Tawi]] di mana ia kemudian dikenal sebagai Sultan Dungun. Dia meninggal pada sekitar tahun 1740 di Dungun selama masa pemerintahan putranya Azimud-Din I.
|-
| align="center" |18
| align="center" |Sultan Nasarud-Din<br />1732–1735
|Dia adalah putra atau cucu laki-laki (oleh anak perempuan) Shahab ud-Din dan dikenal oleh orang-orang Spanyol sebagai Datu Sabdula (bahasa Arab, Abdullah).
|-
| align="center" |19
| align="center" |Sultan [[Azim ud-Din I|Alimud-Din I]]<br />1735–1748<br />1764–1773
|Putra Badarud-Din. Keluarga kerajaannya kemudian dikenal sebagai "Keluarga Kesultanan Pertama Kesultanan Sulu." Ayahnya memproklamirkannya sebagai penguasa di Tawi-Tawi pada tahun 1735.
|-
| align="center" |20
| align="center" |Sultan Bantilan Muizzud-Din<br />1748–1763
|Dikenal para pejabat dan pendeta Spanyol sebagai Datu atau Pangiran Bantilan, ia adalah adik laki-laki dari Alimud-Din I. Keluarganya kemudian dikenal sebagai "Kesultanan Sulu Pewaris Kedua" (Keluarga Maharajah Adinda), pewaris baris kedua ke Kesultanan Sulu setelah pewaris baris pertama
|-
| align="center" |21
| align="center" |Sultan Mohammad Israel<br />1773–1778
|Salah satu putra Alimud-Din I, yang menyerahkan kekuasaannya kepada putranya pada bulan November 1773. Mohammad Israel tidak secara formal mengambil alih kekuasaan sampai awal tahun berikutnya. Dia diyakini telah diracuni oleh partisan dari sepupunya atau sepupunya sendiri, Alimud-Din II (putra Sultan Bantilan Muizzud-Din I), pada tahun 1778.
|-
| align="center" |22
Baris 118 ⟶ 145:
| align="center" |23
| align="center" |Sultan Sharapud-Din<br />1789–1808
|Anak laki-laki lain dari Alimud-Din I, dia hidup sampai usia yang sangat tua.
|-
| align="center" |24
| align="center" |Sultan Alimud-Din III<br />1808
|Putra Sharapud-Din, dia meninggal pada tahun yang sama dengan ayahandanya. Menurut sebuah laporan, ia memerintah hanya selama empat puluh hari. Kemungkinan besar dia meninggal dalam wabah cacar yang melanda melalui Jolo tahun itu.
|-
| align="center" |25
| align="center" |Sultan Aliyud-Din I<br />1808–1821
|Adik laki-laki Alimud-Din III.
|-
| align="center" |26
| align="center" |Sultan Shakirul-Lah<br />1821–1823
|Saudara Aliyud-Din I.
|-
| align="center" |27
| align="center" |Sultan Jamalul-Kiram I<br />1823–1844
|Menurut beberapa sumber, nama aslinya adalah Muwalil Wasit (sepupu Sultan Brunei Nasiruddin yang keponakannya — suami Mohandun — adalah Maharaja Anddin dari Brunei). Muwalil Wasit adalah putra Alimud-Din III.
|-
| align="center" |28
| align="center" |Sultan Moh. Pulalun Kiram<br />1844–1862
|Putra Jamalul-Kiram I, yang sepupunya Maharaja Adinda (putra Mohandun) pada tahun 1859 dijadikan Putra Mahkota Sultan Pulalun, karena yang terakhir tidak memiliki anak.
|-
| align="center" |29
| align="center" |Sultan Jamal ul-Azam<br />1862–1881
|Proksi Mohammad Pulalun Kiram. Pada tanggal 22 Januari 1878, ia menandatangani perjanjian di mana wilayah bagian timur Kalimantan utara diserahkan kepada konsul Austro-Hungaria, [[Baron von Overbeck]].<ref>{{
|-
| align="center" |30
| align="center" |Sultan Badarud-Din II<br />1881–1884
|Seorang keturunan Paduka Batara, raja Sulu timur yang telah meninggal di Denzou-Tiongkok, Sultan Badaruddin berusia 19 tahun meninggal pada tahun 1884 tanpa meninggalkan ahli waris laki-laki.
|-
| align="center" |31
| align="center" |Sultan Harun Ar-Rashid<br />1886–1894
|Keturunan Alimud-Din I, melalui Datu Putong. Intrik-intrik Spanyol menyebabkan proklamasinya sebagai sultan oleh beberapa Datus pada tahun 1881, hingga dipaksa untuk turun takhta pada tahun 1894 demi Jamalul-Kiram-II, adik laki-laki Badarud-Din II, yang telah diproklamasikan sebagai Sultan Sulu, pengunduran diri menjadi pengakuan oleh otoritas Spanyol legitimasi Jamalul-Kiram-II. Harun Ar-Rashid pensiun ke Palawan, di mana dia meninggal pada bulan April 1899.
|-
| align="center" |32
| align="center" |Sultan Jamalul-Kiram II<br />1894–1936
|Adik laki-laki Badarud-Din II. Dia memproklamasikan Sultan Sulu oleh pengikutnya pada tahun 1884 sebagai putra Jamalul A'Lam. Menurut beberapa sumber, nama aslinya adalah Amirul Kiram Awal-II.
|}
=== Daftar Sultan dari tahun 1936 hingga 1950 ===
Kedaulatan politik Kesultanan dihapuskan pada 1915.<ref name="last recognised Sultan">{{
Setelah kematian Sultan Jamalul-Kiram II pada tahun 1936, Pemerintah Filipina, para penerus kedaulatan ke Amerika Serikat, memutuskan untuk tidak mengakui keberlangsungan kesultanan Sulu, menurut sebuah surat kepada Gubernur Kalimantan Utara tanggal 28 Juli 1936, dari Konsul Jenderal Kerajaan Inggris di Manila.
{| class="wikitable"
! width="140" |Sultan
Baris 166 ⟶ 193:
|-
| align="center" |1
| align="center" |Sultan Bomid-Din
|Adik laki-laki kedua dari Sultan Badarud-Din II dan Sultan Jamalul-Kiram II. Dia memproklamasikan Sultan Sulu dengan suara langsung dari orang-orang selama Ruma Bichara yang diadakan di Parang, Sulu, pada tanggal 11 April 1936, sementara Sultan Jamalul-Kiram II sedang sekarat; tetapi dia tidak diakui secara luas, dan dikalahkan oleh para pesaingnya selama Perang Dunia II. Gugatannya ditolak oleh pemerintah Filipina pada tahun 1962, mendukung Sultan Esmail E. Kiram I.
|-
| align="center" |2
| align="center" |Muwallil Wasit II<br /><br />1936
|Dia adalah adik dari Sultan Badarud-Din II dan Sultan Jamalul-Kiram II dan Raja Muda (putra mahkota) kesultanan. Dia secara sah dipilih oleh Ruma Bichara, Datus dan Syarif, sebagai sultan baru. Enam bulan kemudian, sebelum upacara penobatan resmi berlangsung, dia dibunuh.<ref>{{
|-
| align="center" |3
| align="center" |Amirul Umara
|Diakui sebagai Sultan Sulu oleh pemerintah Jepang. Sebagai Datu Ombra Amilbangsa, ia adalah suami Dayang Dayang Piandao, yang adalah putri Sultan Badarud-Din II, setelah kematiannya ia diadopsi oleh Sultan Jamalul-Kiram II, setelah kematiannya di Sesi Court of North Borneo, pada 16 Agustus 1937, diberikan hak administrasi dan warisnya atas properti dan kreditnya.
|-
| align="center" |4
Baris 184 ⟶ 211:
=== Daftar Sultan dari tahun 1950 hingga 1986 ===
[[Berkas:Sulusultanategenaolgy.jpg|jmpl|200x200px|Silsilah yang dikeluarkan oleh Lembaran Negara Republik Filipina pada puncak [[Konflik Sabah 2013]].]]
Pada tahun 1962, Presiden Filipina
Daftar berikut ini menjelaskan pemegang gelar Sultan antara tahun 1950 dan 1986, yang secara resmi diakui oleh Pemerintah Filipina.
Baris 192 ⟶ 219:
|-
| align="center" |1
| align="center" |Sultan
|Dia adalah putra tertua Raja Muda Muwallil Wasit II dan penerus yang diakui secara hukum untuk Sultan Sulu.
|-
| align="center" |2
| align="center" |Sultan
|Dia adalah putra tertua Sultan Mohammed Esmail E. Kiram I dan pewaris takhta. Dia adalah Sultan terakhir Sulu yang diakui secara resmi oleh Ruma Bichara dan oleh pemerintah Filipina. Dalam Memorandum Order 427 (1974), Presiden Filipina saat itu
|}
=== Daftar Sultan yang memproklamirkan diri dari tahun 1980 hingga 2013, sebagaimana diakui oleh Pemerintah Provinsi Sulu<ref name="Sulu Government"/> ===
Setelah kematian Sultan Mahakuttah A. Kiram, pemerintah nasional Filipina gagal secara resmi mengakui Sultan yang baru.
{| class="wikitable"
! width="140" |Sultan
Baris 208 ⟶ 235:
| align="center" |1
| align="center" |Mohammed Punjungan Kiram<br /><br />1980-1983
|Adik laki-laki Sultan Esmail E. Kiram I. Pada 11 Oktober 1939, Pengadilan Sesi Borneo Utara memberinya hak administrasi atas properti dan kredit dari almarhum
|-
| align="center" |2
Baris 216 ⟶ 243:
| align="center" |3
| align="center" |[[Jamalul Kiram III|Jamal ul-Kiram III]]<br /><br />1983-1990 <br /><br /> 2012-2013
|Putra sulung Punjungan Kiram dan kakak laki-laki dari Esmail Kiram II.<ref>[
▲[[Kategori:Galat templat Webarchive]]</ref> Dia adalah apa yang disebut "Sultan Interim Sulu" dari 1974-1981 selama tidak adanya ayahnya di Sabah (tetapi tidak diakui oleh pemerintah Filipina). Pada 1986, ia memproklamasikan dirinya sebagai Sultan Sulu; ia kemudian pensiun, digantikan oleh Mohammad Akijal Atti, pada tahun 1990.<ref>{{Cite web|url=http://www.thestar.com.my/story/?file=%2f2008%2f7%2f13%2fnation%2f21813677&sec=nation|title=So, who’s the real sultan?|date=13 July 2008|publisher=[[The Star (Malaysia)|The Star]]|access-date=31 October 2015}}</ref> Dia melanggar hukum suksesi kesultanan dengan meninggalkan Sulu ke Manila untuk memasuki politik. Sebuah perselisihan selama satu dasawarsa atas hak suksesi dalam keluarga berakhir pada 11 November 2012, ketika pengadu bertemu dan Jamalul Kiram III diproklamasikan sebagai sultan bersama dengan saudaranya [[Ismael Kiram II|Esmail Kiram II]]. Dia kemudian memproklamasikan Agbimuddin Kiram sebagai Raja Muda (pewaris). Pada Februari 2013, ia mengorganisasikan [[Konflik Sabah 2013|intrusi ke bagian timur Sabah]], yang berubah menjadi kebuntuan kekerasan; dan dia dicap sebagai "teroris" oleh pemerintah negara bagian Malaysia dan Sabah, ketika para pengikutnya membunuh personil keamanan Malaysia dan memutilasi tubuh mereka, dan berniat mengambil warga Sabahan sebagai [[sandera]].<ref>{{Cite web|url=http://globalnation.inquirer.net/64577/heirs-of-sultan-of-sulu-pursue-sabah-claim-on-their-own|title=Heirs of Sultan of Sulu pursue Sabah claim on their own|date=16 February 2013|publisher=Philippine Daily Inquirer|access-date=20 February 2013}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.kln.gov.my/web/guest/home?p_p_id=101_INSTANCE_Yt06&p_p_lifecycle=0&p_p_state=normal&p_p_mode=view&p_p_col_id=column-3&p_p_col_pos=1&p_p_col_count=5&_101_INSTANCE_Yt06_struts_action=%2Fasset_publisher%2Fview_content&_101_INSTANCE_Yt06_urlTitle=press-statement%3A-meeting-with-the-secretary-of-foreign-affairs-of-the-philippines-h-e-albert-f-del-rosario-on-4-march-2013-kenyataan-akhbar%3A-pertemuan-dengan-setiausaha-luar-filipina-t-y-t-albert-fl-del-rosario-pada-4-mac-2013&_101_INSTANCE_Yt06_type=content&redirect=%2Fweb%2Fguest%2Fhome|title=Press Statement: Meeting with the Secretary of Foreign Affairs of the Philippines, H.E. Albert F. del Rosario on 4 March 2013|date=5 March 2013|publisher=[[Ministry of Foreign Affairs, Malaysia]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20130308101100/http://www.kln.gov.my/web/guest/home?p_p_id=101_INSTANCE_Yt06&p_p_lifecycle=0&p_p_state=normal&p_p_mode=view&p_p_col_id=column-3&p_p_col_pos=1&p_p_col_count=5&_101_INSTANCE_Yt06_struts_action=%2Fasset_publisher%2Fview_content&_101_INSTANCE_Yt06_urlTitle=press-statement%3A-meeting-with-the-secretary-of-foreign-affairs-of-the-philippines-h-e-albert-f-del-rosario-on-4-march-2013-kenyataan-akhbar%3A-pertemuan-dengan-setiausaha-luar-filipina-t-y-t-albert-fl-del-rosario-pada-4-mac-2013&_101_INSTANCE_Yt06_type=content&redirect=%2Fweb%2Fguest%2Fhome|archive-date=8 March 2013|dead-url=yes|access-date=7 March 2013}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.thestar.com.my/News/Nation/2013/03/03/Semporna-villagers-beat-to-death-exMoro-commander/|title=Semporna villagers beat to death ex-Moro commander|date=3 March 2013|publisher=The Star|access-date=11 October 2013}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://www.theborneopost.com/2013/06/30/sabahans-will-not-forget-lahad-datu-incident-musa/|title=Sabahans will not forget Lahad Datu incident — Musa|date=30 June 2013|website=[[Bernama]]|publisher=[[The Borneo Post]]|access-date=11 October 2013}}</ref> Jamalul Kiram III meninggal pada tanggal 20 Oktober 2013.
|-
| align="center" |4
Baris 225 ⟶ 251:
| align="center" |5
| align="center" |[[Ismael Kiram II|Esmail Kiram II]]<br /><br />1999-2015
|Putra kedua Punjungan Kiram dan adik laki-laki [[Jamalul Kiram III]]. Karena ejaan regional yang berbeda, seperti yang dapat ditemukan di situs pemerintah dan surat kabar, namanya muncul sebagai Esmail, Esmael, Ismail, atau Ismael.
|}
Baris 244 ⟶ 270:
| align="center" |2
| align="center" |Muedzul Lail Kiram Tan
|Sultan Muedzul Lail Tan Kiram — putra tertua, pewaris sah, dan pengganti Sultan Mohammed Mahakuttah A. Kiram (sultan 1974–1986) —adalah kepala Wangsa Kerajaan Sulu, dari tanggal 16 Februari 1986 hingga saat ini. Sebagai anak delapan tahun, pada 24 Mei 1974, ia dinobatkan sebagai Raja Muda (Putra Mahkota, pewaris
- Penobatan ini - dari Sultan dan Raja Muda - didukung oleh Ferdinand Marcos dalam kapasitasnya sebagai Presiden Filipina.
Pada tanggal 16 Februari 1986, setelah Sultan Mohammed Mahakuttah A. Kiram dari Sulu dan Borneo Utara meninggal, Muedzul Lail Tan Kiram menjadi Kepala Wangsa Kerajaan Sulu dan Kalimantan Utara (Dinasti Kiram).
Baris 254 ⟶ 280:
Pada tahun 2011, Muedzul Lail Tan Kiram menjalankan hak-hak dinasnya sebagai honour kehormatan (font of honour) untuk melembagakan dan mendirikan Royal dan Hashemite Order of the Pearl of Sulu, menjadi Grand Sayyid (Grand Master) pertama dari urutan ini.
Muedzul Lail Tan Kiram dimahkotai sebagai Sultan Sulu dan Borneo Utara ke-35 pada tanggal 16 September 2012. Acara penobatan berlangsung di Mainbung (Sulu), di hadapan para pejabat agung, pejabat setempat, tamu asing, pejabat lainnya, dan sejumlah besar orang-orang Sulu. Setelah penobatan, Yang Mulia menegaskan kembali, sebagai sultan de jure, institusi dinasti sebelumnya dari Royal Order of the Pearl, juga menegaskan kembali posisinya dalam Ordo sebagai Grand Sayyid.<ref>{{Cite web |url=http://www.royalhouseofsulu.org/the-sultan.html |title=Salinan arsip |access-date=2018-11-17 |archive-date=2018-01-31 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180131153502/http://www.royalhouseofsulu.org/the-sultan.html |dead-url=yes }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.gov.ph/2013/02/26/line-of-succession-of-the-sultans-of-sulu-of-the-modern-era/ |title=Salinan arsip |access-date=2018-11-17 |archive-date=2013-03-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130302155243/http://www.gov.ph/2013/02/26/line-of-succession-of-the-sultans-of-sulu-of-the-modern-era/ |dead-url=yes }}</ref>
|}
== Lihat pula ==
* [[Daftar pretender saat ini|Daftar pretender saat ini<br />]]
* [[Pretender]]
Baris 267 ⟶ 292:
== Pranala luar ==
* [http://www.gov.ph/2013/02/26/line-of-succession-of-the-sultans-of-sulu-of-the-modern-era/ Line of succession of the Sultans of Sulu of the Modern Era] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130302155243/http://www.gov.ph/2013/02/26/line-of-succession-of-the-sultans-of-sulu-of-the-modern-era/ |date=2013-03-02 }}▼
* [http://www.bunyoro-kitara.org/106.html Treaty of Friendship between the Kingdom of Bunyoro-Kitara (Uganda) and the Sultanate of Sulu and North Borneo]▼
[[Kategori:Sultan Sulu]]
▲* [http://www.gov.ph/2013/02/26/line-of-succession-of-the-sultans-of-sulu-of-the-modern-era/ Line of succession of the Sultans of Sulu of the Modern Era]
[[Kategori:Datu, raja dan sultan Filipina]]
▲* [http://www.bunyoro-kitara.org/106.html Treaty of Friendship between the Kingdom of Bunyoro-Kitara (Uganda) and the Sultanate of Sulu and North Borneo]
|