Itak poul poul: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(14 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Itak poul poul''' adalah [[kue tradisional Indonesia]] yang berasal dari sejumlah daerah di [[Sumatera Utara]], seperti [[Kabupaten Mandailing Natal]], [[Kota Padangsidimpuan]] dan [[Kabupaten Tapanuli Selatan]]. Itak poul poul diambil dari [[Bahasabahasa Batak Mandailing]]. Itak berarti kue tradisional yang berbahan dasar tepung. Sementara itu poul bermakna kepal. Jika keduanya diterjemahkan ke dalam [[Bahasabahasa Indonesia]] maka itak poul poul memiliki arti sebagai penganan atau kue yang dikepal. Hal ini dikarenakan itak poul poul dibuat dengan cara dikepal menggunakan tangan dan tidak menggunakan cetakan seperti kue yang lain. Ciri khas dari kue ini terletak pada bentuknya yang menyerupai bekas jemari kepalan tangan orang dewasa.<ref name=":0" />
 
Dahulu, penganan lokal yang satu ini sering ditemui di [[pasar tradisional]] dan [[kedai kopi]]. Kini itak poul poul biasa disajikan pada momen-momen tertentu saja. Misalnya sebagai hidangan untuk tamu yang datang bersilaturahmi, saat seorang anak lahir, sebagai hantaran oleh keluarga mempelai laki-laki saat pesta perkawinan dan bahkan saat menjalankan ritus memasuki rumah baru. Salah satu contoh penerapan dari tradisi ini terdapat pada pesta perkawinan antara [[Bobby Nasution]] dan putri dari [[Joko Widodo]], [[Kahiyang Ayu]] pada 2017 silam. Dalam pesta perkawinan tersebut terdapat berbagai penganan khas [[Mandailing]], termasuk itak poul poul.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbaceh/itak-poul-poul-penganan-khas-mandailing-yang-sarat-makna/|title=Itak Poul Poul, Penganan Khas Mandailing yang Sarat Makna|last=nasution|first=miftah|date=2018-12-17|website=Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh|language=en-US|access-date=2019-04-26}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.jpnn.com/news/putri-jokowi-jadi-boru-siregar-masyarakat-sumut-bangga|title=Putri Jokowi Jadi Boru Siregar, Masyarakat Sumut Bangga|last=Girsang|date=2017-11-10|work=[[Jawa Pos|JPNN.com]]|language=id|access-date=2019-04-26|first=Ken}}</ref>
 
Keberadaan itak poul poul sebagai salah satu [[budaya Indonesia]] sudah langka. Statusnya kini terancam punah. Oleh karena itu, pada 2018 pemerintah melalui [[Direktorat Warisan dan diplomasi Budaya direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI]] berusaha melestarikannya dengan cara menetapkan itak poul poul sebagai [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|warisan budaya takbenda Indonesia]] asal [[Sumatera Utara]]. Penetapan yang dilakukan di Jakarta ini merupakan tindak lanjut dari usulan dari [[Badan Pelestarian Nilai Budaya]], UPT [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] RI wilayah Sumatra bagian Utara tentang inventarisasi budaya Indonesia asal Sumatera Utara.<ref>{{Cite news|url=https://sumut.antaranews.com/berita/178520/itak-poul-poul-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-takbenda|title=Itak Poul-poul ditetapkan sebagai warisan budaya Takbenda|last=Juraidi|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2019-04-26|date=2018-08-06}}</ref><ref>https://www.waspadamedan.com/index.php/2018/10/11/8-budaya-sumut-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-takbenda-2018/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190426074010/https://waspadamedan.com/index.php/2018/10/11/8-budaya-sumut-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-takbenda-2018/ |date=2019-04-26 }}<nowiki/>{{Cite web|url=https://www.waspadamedan.com/index.php/2018/10/11/8-budaya-sumut-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-takbenda-2018/|title=8 Budaya Sumut Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda 2018|last=K|first=Adji|date=11 Oktober 2018|website=Waspada Medan|access-date=26 April 2019|archive-date=2019-04-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20190426074010/https://waspadamedan.com/index.php/2018/10/11/8-budaya-sumut-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-takbenda-2018/|dead-url=yes}}</ref>
Salah satu contoh penerapan dari tradisi ini terdapat pada pesta perkawinan antara [[Bobby Nasution]] dan putri dari [[Joko Widodo]], [[Kahiyang Ayu]] pada 2017 silam. Dalam pesta perkawinan tersebut terdapat berbagai penganan khas Mandailing, termasuk itak poul poul.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbaceh/itak-poul-poul-penganan-khas-mandailing-yang-sarat-makna/|title=Itak Poul Poul, Penganan Khas Mandailing yang Sarat Makna|last=nasution|first=miftah|date=2018-12-17|website=Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh|language=en-US|access-date=2019-04-26}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.jpnn.com/news/putri-jokowi-jadi-boru-siregar-masyarakat-sumut-bangga|title=JPNN|last=53788620694|date=2017-11-10|website=www.jpnn.com|language=id|access-date=2019-04-26}}</ref>
 
== Filosofi ==
Baris 10:
Pertama adalah [[tepung beras]]. Bahan yang berwarna putih ini mengandung makna bahwa orang yang membuat ataupun menghantarkan itak poul poul pada momen penting memiliki hati yang bersih. Bahan berikutnya adalah gula aren. Dengan rasanya yang manis, kandungan [[gula aren]] tersebut merefleksikan tentang harmonisnya hubungan kekerabatan dan kekeluargaan yang terjalin.
 
Kemudian ada parutan kelapa. Bahan yang satu ini merupakan [[simbol]] dari kebermanfaatan pada masyarakat [[Mandailing]]. Hal itu dikarenakan buah [[kelapa]] akan berbuah sepanjang tahun. Lalu apapun yang terdapat pada buah kelapa, seperti daunnya dan batangnya dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan sesama manusia dapat saling memberikan manfaat satu sama lain dalam menjalani kehidupan. Adapun asinnya garam mencerminkan bahwa dalam menjalani kehidupan, kita harus mampu menghadapi berbagai hal atau kejadian yang tidak kita harapkan. Hal tersebut senada dengan rasa masakan yang akan terasa kurang jika tidak mengandung [[garam]].
 
Tak hanya bahan pembuatannya saja, cara pembuatan dari itak poul poul juga memiliki nilai filosofisnya tersendiri. Cara pembuatan kue yang dilakukan dengan kepalan tangan mencerminkan bahwa tentang simbol persatuan dan kekuatan. Itulah kenapa masyarakat [[Mandailing]] mengenal sistem kekerabatan ''dalian[[Dalihan Na Tolu|dalihan na tolu]]'' karena mereka percaya bahwa ketika kita bersatu maka akan terwujud sebuah kekuatan.<ref name=":0" />
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
<br />
 
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]