Surau Latiah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Cagar
 
(41 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
|caption = Surau Latiah
|building_name = Surau Latiah
|location = Kampai Tabu Karambia, [[Lubuk Sikarah, Solok|Lubuk Sikarah]], [[Kota Solok]], [[SumatraSumatera Barat]], [[Indonesia]]
|religious_affiliation = [[Islam]]
|leadership = Wakaf
Baris 10:
|architecture_style = [[Arsitektur Minangkabau|Minangkabau]]
|facade_direction =
|groundbreaking = 19021880
|year_completed =
|construction_cost =
Baris 20:
}}
 
'''Surau Latiah''' terletak di [[Kampai Tabu Karambia, Lubuk Sikarah, Solok|Kampai Tabu Karambia]], [[Lubuk Sikarah, Solok|Lubuk Sikarah]], [[Kota Solok]], [[SumatraSumatera Barat]], [[Indonesia]]. Surau ini didirikan pada awalakhir abad ke-19 oleh [[Syekh SihalahanSialahan]]. Bangunannya berbentuk menyerupai [[rumah gadang]], rumah adat tradisonal Minangkabau. Sejak didirikan sampai sekarang, konstruksinya tidak banyak mengalami perubahan, kecuali bagian dinding yang telah diberi plester dan material atap yang telah berganti dari ijuk menjadi seng.{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=22-23}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
 
Surau ini telah ditetapkan sebagai [[cagar budaya]] yang dilindungi oleh pemerintah pada 2007.{{sfn|Pemerintah Provinsi Sumatera Barat|2012}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}<br />
 
== Sejarah ==
Keberadaan Surau Latiah berkaitan dengan figur Syekh SihalahanSialahan, seorang [[ulama Minangkabau]] yang mendakwahkan Islamberdakwah di daerah Solok dan sekitarnya. Ia bernama asli Husin bin Mahmud, sedangkan. SihalahanSialahan merujuk pada nama daerah di [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], tempat ia dulunya pernah berdakwah sebelum pindah ke Solok. Semasa hidupnya, Syekh SihalahanSialahan pernah belajar dike berbagaibeberapa tempatguru, terakhir ia berguru kepada Syekh Aminullah, cucu dari [[Syekh Supayang]]. SaatNamun, saat berdakwah di Solok, ia mendapat hambatan dari kakaknya sendiri, seorang pemuka adat bergelar Datuk Bandaro dengan jabatan Angku Lareh. Jabatan ini membuat kakaknya cenderung berpihak kepada Belanda.{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=22-23}}{{sfn|BPCB SumatraSumatera Barat|2018|pp=8-12}}
 
BerdasarkanMenurut penelusuranketerangan [[Balaiyang Pelestariantertera Peninggalanpada Purbakala]]papan (BP3)informasi Batusangkaryang terpasang di surau, Surau Latiah didirikan oleh Syekh Sialahan pada 1880.{{sfn|Pramono|29 September 2019}} Versi lain menyebut tahun pendiriannya pada 1902. Surau ini merupakan salah satu bangunan ibadah umat Muslim tertua di Kota Solok.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8}} Secara fisik, bentuk bangunan surau berbentuk menyerupai [[rumah gadang]] dengan atap gonjong. Satu-satunya komponen ruang yang mencirikan sebagai tempat peribadatan adalah [[mihrab]] di bagian tengah sisi barat.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8-9}}
 
KetikaPada berdiriawal berdirinya, Surau Latiah awalnya hanya berdinding bambu yang dianyam atau disebut ''sasak'' dan beratapkan ijuk. Setelah Syekh SihalahanSialahan meninggal pada 9 Muharram 1336 (sekitar26 JuliOktober 1917), dinding dinding bangunan diberi plester dengan semen. Bagian lantai dan loteng telah diganti dengan material baru pada 1997 oleh [[Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala]] (BP3) Batusangkar. Pada bagianBagian tiang dalam masjid (yang asli) sudah dilapisi oleh ahli waris dengan papan guna perkuatan dan pencegahan terhadap rayap.{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|situsbudaya.id|2 Februari 2016}}
 
SelainSurau Latiah dulunya digunakan sebagai tempat ibadah dan, menuntut ilmu, Suraudan Latiah dahulunya digunakan sebagai tempat ibadahkegiatan [[suluk]]. Suluk merupakan ajaran [[tasawuf]] dalam Islam yang artinya jalan atau cara untuk mendekatkan diri pada Allah. Tidak semua surau bisa menjadi tempat suluk, karena terbatasnya ulama yang bisa membimbing orang-orang yang ingin melakukan ibadah suluk. Para peserta suluk di Surau Latiah berasal dari berbagai daerah, seperti: [[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]], [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]], dan [[Kabupaten Sijunjung|Sijunjung]]. Namun, tradisi bersuluk di surau ini sudah tidak dilakukan lagi, terakhir kali dilakukan pada 2003.{{sfn|BPCB SumatraSumatera Barat|2018|pp=3-7}}{{sfn|Albert Rahman Putra|29 Juni 2014}}
 
== Konstruksi ==
Denah bangunan Surau Latiah berukuran panjang 21,5 meter dan lebar 11 meter.{{sfn|Masjid-masjid Kuno...|2006|pp=22-23}} Dinding bangunan terbuat dari kayu yang dikombinasikan dengan plester (pasir dan semen). Bagian atap berbentuk gonjong dengan bahan terbuat dari seng, sedangkan kerangkanya terbuat dari kayu dan bambu. Atap ditopang oleh 12 tiang.{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|situsbudaya.id|2 Februari 2016}}
 
Pintu masuk berada di sisi utara dan di sisi timur. TerdapatBukaan bukaan beruaberupa jendela terdapat di sisi selatan, sisi barat, dan sisi timur. RuangannyaRuangan bangunan terbagi atas ruang salat dan beberapa kamar yang digunakan untuk kegiatan [[suluk]]. Kamar tersebut berada pada sisi timur dari ruang utama yang pintunya tidak penuh hingga ke bagian bawah, dan sebuah ruangan dengan pintu penuh hingga ke bagian bawah.{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}{{sfn|situsbudaya.id|2 Februari 2016}}
 
Mihrab menjorok keluar bangunan dan membujur dari arah utara ke selatan. Pada bagian atas pintu dan jendela terdapat hiasan kerawang. Hiasan ktersebuttersebut berbentuk setengah lingkaran dengan motif suluran yang di tengahnya terdapat lambang mahkota. Motif tersebutmahkota terbentuk sebagai pengaruh yang dibawa oleh bangsa [[Belanda]].{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8-9}}{{sfn|situsbudaya.id|2 Februari 2016}}
 
== Peninggalan Syekh Sialahan ==
 
Di surau ini, terdapat manuskrip berupa naskah berbahasa Arab dalam abjad gundul peninggalan Syekh Sialahan. Ketika ditemukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Solok pada April 2018, kondisinya sudah bercerai-berai dan dibungkus dengan kertas koran.{{sfn|Info Publik Solok|30 April 2018}}
 
Syekh Sialahan meninggal pada 9 Muharram 1336 (sekitar Juli 1917). Di sisi timur dalam kompleks surau, terdapat makam Syekh Sialahan berupa susunan bata berplester. Nisannya menyatu dengan jirat, dengan bentuk nisan berbentuk undakan, pada bagian kepala nisan terdapat empat buah undakan dan pada bagian kaki nisan terdapat tiga buah undakan. Saat ini, makam Syekh SihalahanSialahan telah diberi cungkup dan dibuatkan bangunan yang disusun dengan bata berplester dengan ukuran 4 x 3 meter. Atap cungkup terbuat dari seng.{{sfn|BPCB SumatraSumatera Barat|2018|pp=3-7}}{{sfn|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
 
Selain itu, seperti kebanyakan masjid dan surau tua lainnya di Minangkabau, surau ini memiliki bedug atau disebut ''tabuah'' dalam [[bahasa Minang]]. Bersebalahan dengan surau, terdapat rumah gadang peninggalan Syekh SihalahanSialahan.{{sfn|Pemerintah Kota Solok|2018|pp=8-9}}
 
== Referensi ==
Baris 51 ⟶ 52:
 
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|2}}
 
* {{cite book
|title = Masjid-masjid Kuno di SumatraSumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau
|year = 2006
|publisher = Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Batusangkar
Baris 64 ⟶ 65:
}}
* {{cite web
|title = Deskripsi Cagar Budaya Tidak Bergerak Kota Solok Provinsi SumatraSumatera Barat
|author =
|url = https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/sites/28/2018/08/Cagar-Budaya-Kota-Solok.pdf
|work =
|publisher = Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) SumatraSumatera Barat
|date = 2018
|accessdate = 25 April 2019
|ref = {{sfnRef|BPCB SumatraSumatera Barat|2018}}
|archive-date = 2019-08-31
|archive-url = https://web.archive.org/web/20190831084835/https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/wp-content/uploads/sites/28/2018/08/Cagar-Budaya-Kota-Solok.pdf
|dead-url = yes
}}
* {{cite book
|title = Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kota Solok
|chapter = Bab II: Profil Kota Solok
|year = 2018
|publisher = Pemerintah Kota Solok
|id =
|accessdate = 25 April 2019
|chapter-url = https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_4a86655a7d_BAB%20IIBAB%20II.pdf
|ref = {{sfnRef|Pemerintah Kota Solok|2018}}
|archive-date = 2021-11-05
|archive-url = https://web.archive.org/web/20211105182118/https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_4a86655a7d_BAB%20IIBAB%20II.pdf
|dead-url = yes
}}
* {{cite web
Baris 102 ⟶ 109:
}}
* {{cite web
|title = Cagar Budaya Kota Solok
|author = Yusfa Hendra Bahar
|url = https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/cagar-budaya-kota-solok/
|work =
|publisher = Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) SumatraSumatera Barat
|date = 2 Februari 2016
|accessdate = 25 April 2019
|ref = {{sfnRef|Yusfa Hendra Bahar|2 Februari 2016}}
|archive-date = 2019-04-25
|archive-url = https://web.archive.org/web/20190425232844/https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsumbar/cagar-budaya-kota-solok/
|dead-url = yes
}}
* {{cite web
Baris 117 ⟶ 127:
|publisher = Pemerintah Kota Solok
|date = 30 April 2018
|accessdate = 25 April 2019
|ref = {{sfnRef|Info Publik Solok|30 April 2018}}
}}
Baris 123 ⟶ 133:
|title = VideoGubuakKopi Surau Latiah
|author = Albert Rahman Putra
|authorlink = Albert Rahman Putra
|url = http://gubuakkopi.id/2014/06/29/videogubuakkopi-surau-latiah/
|work = Komunitas Gubuak Kopi
|publisher =
|date = 29 Juni 2014
|accessdate = 25 April 2019
|ref = {{sfnRef|Albert Rahman Putra|29 Juni 2014}}
}}
Baris 134 ⟶ 143:
 
== Pranala luar ==
*[[Pramono]]. [https://inioke.com/2892-2/ ''Mengenal Khazanah Naskah di Surau Latiah''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200627195506/https://inioke.com/2892-2/ |date=2020-06-27 }}.
 
 
{{Portal|Islam}}
{{Masjid di Indonesia}}
 
[[Kategori:Masjid di SumatraSumatera Barat|Latiah]]
[[Kategori:Kota Solok]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1902]]
[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di SumatraSumatera Barat‎Barat]]
[[Kategori:Lubuk Sikarah, Solok]]