Bahan pengawet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k replaced: mikroba → mikrob (3)
Anjayayak (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 4:
 
== Pengawet antimikroba ==
Bahan pengawet antimikroba digunakan untuk mencegah terjadinya degradasi oleh mikrobmikroba. Metode ini merupakan tipe pengawetan yang paling tradisional dan merupakan jenis terlampau dari metode pengawetan-lampau seperti pembuatan acar dan penambahan madu untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan memodifikasi tingkat pH. Pengawet antimikroba yang paling umum digunakan adalah [[asam laktat]]. Pengawet antimikroba yang umum digunakan dijelaskan pada tabel berikut.<ref name= Msagati/><ref name="CEN-1">{{cite journal|last=Dalton|first=Louisa|title=Food Preservatives|journal=Chemical and Engineering News|date=November 2002|volume=80|issue=45|pages=40|url=http://pubs.acs.org/cen/science/8045/8045sci2.html|accessdate=9 February 2012|doi=10.1021/cen-v080n045.p040}}</ref><ref>{{cite web|title=Using Preservatives|url=http://www.understandingfoodadditives.org/pages/Ch2p5-3.htm|accessdate=9 Februari 2012}}</ref> [[Nitrat]] dan [[nitrit]] juga merupakan antimikroba.<ref>Shaw, Ian C. (2012). Food Safety: The Science of Keeping Food Safe. Retrieved from http://www.eblib.com (306- 334)</ref><ref name=Field/> Mekanisme rinci senyawa kimia ini berkisar dari penghambatan pertumbuhan bakteri hingga penghambatan enzim tertentu.
 
{| class="wikitable" border="1"
Baris 48:
[[Berkas:Lipid peroxidation.svg|jmpl|ka|Jalur [[radikal bebas]] pada fase pertama dari rancidifikasi oksidatif lemak. Proses ini diperlambat oleh antioksidan.]]
 
Proses oksidasi merusak sebagian besar makanan, terutama yang memiliki kandungan lemak yang tinggi. Lemak cepat [[rancidifikasi|menjadi tengik]] bila terpapar [[oksigen]]. Antioksidan mencegah atau menghambat proses oksidasi. Aditif antioksidan yang paling umum adalah [[asam askorbat]] ([[vitamin C]]) dan askorbat.<ref name=Bhat/> Karenanya, antioksidan biasanya ditambahkan ke minyak, keju, dan keripik.<ref name= Msagati>Msagati, Titus A. M. (2012). The Chemistry of Food Additives and Preservatives. Diakses dari http://www.eblib.com</ref> Antioksidan lainnya termasuk turunan [[fenol]] [[Hidroksianisola terbutilasi|BHA]], [[Hidroksitoluena terbutilasi|BHT]], [[tert-Butilhidrokuinon|TBHQ]] dan [[propil galat]]. Agen ini menekan pembentukan hidroperoksida.<ref name="CEN-1" /> Pengawet lainnya termasuk [[etanol]] dan [[metilkloroisotiazolinon]].
 
{| class="wikitable" border="1"
Baris 85:
 
== Sejarah ==
Pengawet telah digunakan sejak zaman prasejarah. [[Daging asap]] misalnya memiliki kandungan [[fenol]] dan bahan kimia lain yang mampu menghambat pembusukan. [[Pengawetan makanan]] telah berkembang jauh selama berabad-abad dan telah berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan. Penggunaan pengawet kepada selain minyak tradisional, garam, cat, dan sebagainya dalam makanan dimulai pada akhir abad ke-19, tetapi tidak menyebar luas sampai abad ke-20.<ref>{{cite journal | author = Evans, G., de Challemaison, B., & Cox, D. N. | date = 2010 | title = Consumers’ ratings of the natural and unnatural qualities of foods | journal = Appetite | volume = 54 | issue = 3 | pages = 557–563 | doi = 10.1016/j.appet.2010.02.014}}</ref>
 
Penggunaan pengawet kepada makanan sangat bervariasi tergantung pada negara pengguna pengawet tersebut. Banyak [[negara berkembang]] yang tidak memiliki aturan kuat untuk mengatur bahan tambahan makanan menghadapi baik tingkat berbahaya dari bahan pengawet dalam makanan tersebut atau menghindari penuh makanan yang dianggap tidak wajar atau asing. Negara-negara ini juga telah terbukti bermanfaat dalam studi kasus mengenai penggunaan bahan pengawet kimia, karena mereka telah baru-baru ini diperkenalkan kepada bahan tersebut.<ref>Ashagrie, Z. Z., & Abate, D. D. (2012). IMPROVEMENT OF INJERA SHELF LIFE THROUGH THE USE OF CHEMICAL PRESERVATIVES. African Journal Of Food, Agriculture, Nutrition & Development, 12(5), 6409-6423.</ref> Di daerah kumuh perkotaan dari negara-negara yang sangat padat penduduk, pengetahuan tentang kandungan dan komposisi makanan cenderung sangat rendah, meskipun mereka mengkonsumsi makanan impor.<ref>Kumar, H., Jha, A., Taneja, K. K., Kabra, K., & Sadiq, H. M. (2013). A STUDY ON CONSUMER AWARENESS, SAFETY PERCEPTIONS & PRACTICES ABOUT FOOD PRESERVATIVES AND FLAVOURING AGENTS USED IN PACKED /CANNED FOODS FROM SOUTH INDIA. National Journal Of Community Medicine, 4(3), 402-406.</ref>
 
== Kesadaran masyarakat terhadap pengawetan makanan ==