Bathara Katong: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Membatalkan 1 edit by 36.81.162.74 (bicara): Tanpa sumber Tag: Pembatalan |
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(18 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Bathara Katong''' atau '''Joko Pitutur''' atau '''Joko Piturun''' atau '''Haryo Harak Kali''' ({{lang-jv|Batoro Katong}} / ꧋ꦧꦠꦫꦏꦠꦺꦴꦁ) adalah pendiri [[Kabupaten Ponorogo]] dan juga merupakan [[adipati
==
=== Asal usul ===
Bathara Katong, memiliki nama
Mulai redupnya kekuasaan [[Majapahit]] dan saat kakak tertuanya
=== Pertarungan dengan Ki Ageng Kutu ===
Prabu Brawijaya pada masa hidupnya berusaha diislamkan oleh Wali Songo, para Wali Islam tersebut membujuk Prabu Brawijaya dengan menawarkan seorang Putri Campa yang beragama Islam untuk menjadi Istrinya. Walaupun kemudian Prabu Brawijaya sendiri gagal untuk diislamkan, tetapi perkawinannya dengan putri Campa mengakibatkan meruncingnya konflik politik di Majapahit. Diperistrinya putri Campa oleh Prabu Brawijaya memunculkan reaksi protes dari elit istana yang lain. Sebagaimana dilakukan oleh seorang punggawanya bernama Pujangga Anom Ketut Suryongalam yang kemudian dikenal sebagai [[Ki Ageng Kutu]], Ki Ageng Kutu kemudian menciptakan sebuah seni Barongan, yang kemudian disebut [[Reog (Ponorogo)|
Upaya Ki Ageng Kutu untuk memperkuat Basis di Ponorogo (Wengker) dianggap sebagai ancaman oleh kekuasaan Majapahit dan Kesultanan Demak. Sunan Kalijaga, bersama muridnya Kiai Muslim (atau Ki Ageng Mirah) mencoba melakukan investigasi terhadap keadaan Ponorogo, dan mencermati kekuatan-kekuatan yang paling berpengaruh di Ponorogo. Dan mereka menemukan Demang Kutu sebagai penguasa paling berpengaruh saat itu. Demi kepentingan ekspansi kekuasaan dan Islamisasi, penguasa Demak mengirimkan seorang putra terbaiknya yakni yang kemudian dikenal luas dengan Bathara Katong dengan salah seorang santrinya bernama Selo Aji dan diikuti oleh 40 orang santri senior yang lain.
Raden Katong akhirnya sampai di wilayah Wengker, lalu kemudian memilih tempat yang memenuhi syarat untuk pemukiman, yaitu di Dusun Plampitan, Kelurahan Setono, [[Jenangan, Ponorogo|Kecamatan Jenangan]]. Saat Bathara Katong datang memasuki Ponorogo, kebanyakan masyarakat Ponorogo adalah penganut Hindu, Buddha, animisme dan dinamisme. Setelah Bathara Katong memasuki Ponorogo terjadilah pertarungan antara Bathara Katong dengan Ki Ageng Kutu. Di tengah kondisi yang sama sama kuat, Bathara Katong kehabisan akal untuk menundukkan Ki Ageng Kutu. Kemudian dengan akal cerdasnya Bathara Katong berusaha mendekati putri Ki Ageng Kutu yang bernama [[Niken Gandini]], dengan di iming-imingi akan dijadikan istri. Niken Gandini dimanfaatkan Bathara Katong untuk mengambil pusaka Koro Welang, sebuah pusaka pamungkas dari Ki Ageng Kutu. Pertempuran berlanjut dan Ki Ageng Kutu menghilang, pada hari Jumat Wage di sebuah pegunungan di daerah Wringinanom Sambit Ponorogo. Tempat menghilangnya Ki Ageng Kutu disebut dengan Gunung Bacin, terletak di daerah [[
Setelah Ki Ageng Kutu menghilang, Bathara Katong mengumpulkan rakyat Ponorogo dan berpidato bahwa dirinya tidak lain adalah Batoro, manusia setengah dewa. Hal ini dilakukan, karena Masyarakat Ponorogo masih mempercayai keberadaan dewa-dewa, dan Batara.
Baris 19 ⟶ 20:
Pada tahun 1486, hutan dibabat atas perintah Bathara Katong. Banyak gangguan dari berbagai pihak, termasuk makhluk halus yang datang. Namun, karena Bantuan warok dan para prajurit Wengker, akhirnya pekerjaan membabat hutan itu lancar.
Setelah hutan selesai dibabat, bangunan-bangunan didirikan sehingga penduduk pun berdatangan. Setelah istana kadipaten didirikan, Batara Katong kemudian memboyong permaisurinya, Niken
Bathara Katong kemudian menjadi Adipati di Ponorogo. Menurut ''[[Handbook of Oriental History]]'' hari wisuda Bathara Katong sebagai [[Adipati]] [[Kadipaten Ponorogo]] yaitu pada hari Ahad Pon tanggal 1 Bulan Besar tahun 1418 Saka, bertepatan dengan Tanggal 11 Agustus 1496 atau 1 Dzulhijjah 901 Hijriyah. Selanjutnya tanggal 11 Agustus ditetapkan sebagai [[Hari Jadi Kabupaten Ponorogo]].
Kesenian
== Pemakaian nama Bathara Katong ==
Baris 29 ⟶ 30:
== Lihat pula ==
* [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]]
* [[Reog Ponorogo]]
Baris 40 ⟶ 41:
[[Kategori:Kabupaten Ponorogo]]
[[Kategori:Kerajaan Demak]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Ponorogo]]
|