Ludwig Ingwer Nommensen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
k Membatalkan 2 suntingan oleh 114.122.201.216 (bicara) ke revisi terakhir oleh Kris Simbolon (🗿 yoww)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(138 revisi perantara oleh 38 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kegunaan lain|Nommensen (disambiguasi)}}
{{More footnotes|date=Oktober 2020}}
{{Kotak info pemegang jabatan
[[Berkas:Ingwer Ludwig Nommensen (1834–1918).png|jmpl|Ludwig Ingwer Nommensen]]
| order = ke-1
'''Ludwig Ingwer Nommensen''' (di daerah [[Batak]] dikenal sebagai '''Ingwer Ludwig Nommensen''' atau '''I.L. Nommensen'''; {{lahirmati|[[Nordstrand]], [[Denmark]] (kini [[Jerman]])|6|2|1834|[[Sigumpar, Toba Samosir]]|23|5|1918}}) adalah seorang penyebar agama [[Kristen Protestan]] di antara suku [[Batak]], [[Sumatra Utara]].<ref name="Willem"/> yang berasal dari [[Jerman]], tetapi lebih dikenal di [[Indonesia]].<ref name="Willem">{{id}}F.D. Willem. 1987. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 198, 199.</ref> Hasil dari pekerjaannya ialah berdirinya sebuah gereja terbesar di tengah-tengah suku bangsa Batak Toba yaitu [[Huria Kristen Batak Protestan]] (HKBP).<ref name="Willem"/>
| office = Ephorus HKBP
| term_start = 1881
| honorific_prefix = '''Ompu i'''<br> [[Dr.]] [[Honoris Causa|(H.C.)]]
===| Masaname kecil = Ludwig Ingwer Nommensen ===
[[| image = Berkas:Ingwer Ludwig Nommensen (1834–1918).png|jmpl|Ludwig Ingwer Nommensen]]
| term_end = 1918
| predecessor = ''tidak ada, jabatan baru''
| successor = {{ubl|[[Valentin Kessel]] <br> {{small|(Penjabat Ephorus)}}|[[Johannes Warneck]]}}
| prior_term2 = <!--Can be repeated up to 16 times by changing the number-->
| birth_date = {{Birth date|1834|2|6}}
| birth_place = [[Nordstrand]], [[Kadipaten Schleswig]], [[Denmark]]<br>
(''sekarang [[Jerman]]'')
| death_date = {{dda|1918|5|23|1834|2|6}}
| occupation = [[Pendeta]]
| spouse = {{ubl
|{{marriage|Caroline Gutbrod|1866|1887}}
|{{marriage|Christine Harder|1892|1909}}}}
| children = 5
| death_place = [[Sigumpar, Toba|Sigumpar]], [[Kabupaten Toba|Bataklanden]], [[Keresidenan Tapanuli]], [[Hindia Belanda]]
| resting_place = [[Makam Misionaris Dr. I.L. Nommensen]], [[Sigumpar, Toba|Sigumpar]], [[Kabupaten Toba|Toba]], [[Sumatera Utara]] <br> {{Coord|2|23|42.93|N|99|9|21.37|E}}
| known_for = Misionaris [[Rheinische Missionsgesellschaft|RMG]] di [[Tapanuli|Tanah Batak]]
| parents = {{ubl|Peter Nommensen (ayah)|Antje Karstensen (ibu)}}
}}
 
[[Doktor|Dr.]] [[Honoris Causa|(H.C.)]] '''Ludwig Ingwer Nommensen''' (di daerah [[Tapanuli|Batak]] dikenal sebagai '''Ingwer Ludwig Nommensen''', ataudisingkat sebagai '''I.L. Nommensen'''; {{lahirmati|[[Nordstrand]], [[Denmark]] (kini [[Jerman]])|6|2|1834|[[Sigumpar, Toba Samosir]]|23|5|1918}}) adalah seorang penyebar agama [[Kristen Protestanmisionaris]] di antara suku [[BatakLutheran]], asal [[Sumatra UtaraJerman]].<ref name="Willem"/> yang berasaldiutus darioleh [[Jerman]],Rheinische tetapiMissionsgesellschaft|Rheinische lebihMissionsgesellschaft dikenal(RMG)]] dike [[IndonesiaTapanuli]].<ref name="Willem">{{id}}F.D. Willem. 1987. Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 198, 199.</ref> HasilNommensen darimenghabiskan pekerjaannya56 ialahtahun berdirinyahidupnya sebuahsebagai gereja[[Daftar terbesarmisionaris Kristen di tengah-tengahTanah sukuBatak|penginjil bangsadi BatakTapanuli]]. TobaDalam masa penginjilannya itu, terbentuk sebuah gereja [[Protestanisme|Protestan]], yaitu [[Huria Kristen Batak Protestan]] (HKBP).<ref name="Willem"/>Oleh HKBP, Nommensen dihitung sebagai [[Daftar Pimpinan HKBP|Ephorus HKBP]] pertama.
== Biografi sebagai penginjil ==
 
=== Masa kecil Ludwig Ingwer Nommensen ===
== Kisah hidup ==
=== Masa kecil ===
[[Berkas:PK-Nommensen-a.jpg|ka|tepi|400px|Kartu Pegawai Nommensen]]
 
Nommensen berasal dari Pulau Noordstrand[[Nordstrand]] di [[Kadipaten Schleswig|Schleswig]], yang pada waktu itu merupakan wilayah [[Denmark]] (''sekarang [[Jerman]]'').<ref name="Willem"/> Keluarganya hidup dalam kemiskinan dan penderitaan, sehingga. sejakSejak kecil, Nommensen terbiasa hidup dalam kondisi yang demikian.<ref name="Willem"/><ref name="Steenbrink">{{en}}Jan Sihar Aritonang, Karel Steenbrink. 2008. A History of Christianity in Indonesia. Leiden: Koninklijke Brill. Hlm. 535.</ref><ref name="Nommensen"/> Maka dari itu, sejak kecil, ia sudah mencari nafkah untuk membantu orangtuanya.<ref name="Willem"/><ref name="Steenbrink"/> Ketika berumurberusia 7 tahun, Nommensen memilih menggembalakan angsa daripada duduk di bangku sekolah.<ref name="Kozok">{{id}}Uli Kozok. 2010. Utusan Damai di Kemelut Perang: Perang Zending dalam Perang Toba. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hlm. 35,38,92,123.</ref> Pada umurusia 8 tahun, ia mulai mencari nafkah untuk membantu orang tuanya dengan cara menggembalakan domba.<ref name="Willem"/><ref name="Kozok"/> Pada usia 9 tahun, ia belajar menjadi tukang atap.<ref name="Willem"/><ref name="Kozok"/> Lalu, pada usia 10 tahun, ia bekerja pada seorang petani yang kaya sambil belajar mengerjakan tanah.<ref name="Nommensen">{{id}}J.T. Nommensen. 1974. Ompu i Dr. Ingwer Ludwig Nommensen. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 9.</ref> Ia juga bekerja menuntun kuda yang menarik bajak untuk membajak tanah petani kaya tersebut.<ref name="Nommensen"/>
 
Pada tahun [[1846]], saat berusia 12 tahun, Nommensen mengalami kecelakaan.<ref name="Willem"/><ref name="Nommensen"/> Sewaktu ia bermain kejar-kejaran dengan temannya, ia ditabraktertabrak kereta kuda yang menggilas kakinya sampai patah. danKecelakaan keadaan yangitu demikianmembuatnya memaksanyaharus berbaring di tempat tidur berbulan-bulan lamanya.<ref name="Willem"/> WaktuSaat itu, dalamNommensen doanya, Nommensenberdoa meminta kesembuhan dan berjanji, jika ia disembuhkan, maka ia akan memberitakan [[injilKabar Baik|Injil]] kepada orang kafir jika ia sembuh.<ref name="Willem"/><ref name="van den End"/> Setelah kakinya sembuh, Nommensen kembali menjadi buruh tani untuk membantu keluarganya setelah kematian ayahnya.<ref>Schreiner, Lothar "Nommensen in Selbstzeugnissen: unveröffentlichte Aufsätze, Entwürfe, und Dokumente eingeleitet, erklärt, und herausgegeben von Lothar Schreiner". Verlag an der Lottbek in Ammersbek. 1996. ISBN 3-86130-041-9</ref>
 
=== Pendidikan dan misi ===
Pada usia 20 tahun, Nommensen berangkat ke [['''Barmen]]''' (''sekarang [[Wuppertal]]'') untuk melamar menjadi penginjil.<ref name="Willem"/><ref name="van den End"/> Selama empat tahun, ia belajar di seminari [[Misionaris|zending]] [[Gereja Lutheran|Lutheran]] [[Rheinische Missionsgesellschaft]] (RMG).<ref name="Willem"/><ref name="van den End"/> Sesudah lulus, ia kemudian ditahbiskan menjadi pendeta pada tahun [[1861]].<ref name="Willem"/> Ia ditugaskan oleh RMG ke [[Sumatra]] dan tiba pada tanggal 14 [[Mei]] [[1862]] di [[Kota Padang|Padang]].<ref name="Willem"/> Ia memulai misinya di [[Barus, Tapanuli Tengah|Barus]] dengan harapan akan mendapatkan izin untuk menetap di daerah [[Tapanuli|Toba]].<ref name="van den End" /> Namun, pemerintah kolonial tidak mengizinkan dengan alasan keamanan.<ref name="Aritonang">{{id}}Jan S. Aritonang. 1988. Sejarah Pendidikan Kristen Di Tanah Batak. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 148,149,150, 157.</ref> Oleh sebab itu, ia bergabung dengan penginjil-penginjil lain yaitu misionaris Pdt. Heyni dan Pdt. Klammer yang telah berada di daerah [[Sipirok, Tapanuli Selatan|Sipirok]] yang setelah [[Perang Padri]] dimasukkan dalam wilayah [[Hindia Belanda]].<ref name="Aritonang"/> Di situ, sebagian dari penduduk sudah memeluk agama [[Islam]] sehingga kemajuannyaupaya penginjilan berjalan lambat.<ref name="Aritonang"/> Setelah berdiskusi dengan kedua misionaris initersebut, disepakati pembagian wilayah pelayanan, bahwa Nommensen akan bekerja di [[Silindung]].
 
Kunjungan pertama Nommensen ke [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]] dilakukanadalah pada 11 November 1863. Pada kunjungan pertama iniitu, Nommensen diterima oleh Ompu Pasang (Ompu Tunggul) kemudianuntuk tinggal di rumahnya. yangWilayah daerahnyakediaman Ompu Pasang masuk dalam wilayah kekuasaan [[Raja Pontas Lumban TobingLumbantobing]]. Dari sini, Nommensen kemudian kembali ke [[Sipirok, Tapanuli Selatan|Sipirok]] untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang diperlukan dalam pelayanannya.
 
Pada pertengahan tahun berikutnya, [[1864]], Nommensen dengan membawa semua perlengkapannya berangkat kembali ke Tarutung, dan tiba di Tarutung pada tanggal [[7 Mei]] 1864. Nommensen kembali ke rumah Ompu Pasang (Ompu Tunggul), tetapi diaia ditolak. Di Onan Sitahuru, NomensenNommensen duduk dan merenung di bawah sebatang pohon beringin (hariara[[Bahasa Batak Toba|bahasa Batak]]: ''Hariara'') untuk memikirkan apa yang akan diaia perbuat. Nommensen lalu pergi ke desa lain dan sampai ke di desa milik [[Raja AmanAmandari DariSabungan Lumban Tobing]]. Nommensen berharap Raja Aman Dari LumbantobingAmandari dapat mengizinkannya tinggal di atas lumbung padinya. Akan tetapi, Rajapada Amansaat itu Raja LumbantobingAmandari sedang pergi ke desa lain membawa isterinya yang sedang sakit keras. Melalui seorang utusan, Nommensen menyampaikan niatnya ini kepada Raja Aman LumbantobingAmandari, akan tetapinamun Raja Aman LumbantobingAmandari menolak. Nommensen kemudian meminta utusannyautusan iniitu untuk kembali menemui Raja Aman Lumbantobing untukAmandari kedua kalinya dengan pesan, “bahwabahwa sekembalinyapenyakit istri Raja AmanAmandari keakan desanya,hilang penyakitsekembalinya istrinyaia akanke hilang”desanya. Raja AmanAmandari kemudiansetuju berkata,untuk apabilamengizinkan perkataanNommensen Nomensentinggal itudi benar,desanya makabila diaperkataan akanNommensen mengizinkanterbukti Nomensen tinggal di rumahnyabenar. Penyakit istri Raja AmanAmandari akhirnya sembuh. Raja Aman LumbantobingAmandari kemudian mengizinkan Nommensen tinggal di rumahnya.
 
AkanKeputusan tetapi,Raja padaAmandari mulanya Raja [[PontasSabungan Lumban Tobing]] tidak mauuntuk menerima Nommensen tinggal di rumahnya mendapat penolakan dari [[Raja Pontas Lumbantobing]]. DiaRaja Pontas berusaha memengaruhi Rajaraja-Rajaraja di Silindung supaya menolak Nommensen. Sebaliknya, Raja Aman Dari Lumban Tobing, jugaAmandari berusaha mempengaruhi Rajaraja-Rajaraja di Silindung untuk menerimanya.menerima SehinggaNommensen. masyarakatMasyarakat di sekitar Silindung terbagi dua dalam hal penerimaan terhadapmenerima Nommensen. Walaupun masyarakat Silindung terbagi dua (ada yang menerima dan ada yang menolak Nommensen), Nommensen tetap berada di Tarutung dan memulai pelayanannya mengabarkan Injil.
 
Satu tahun kemudian, 27 Agustus 1865, Nommensen dapat melakukan pembaptisan pertama kepada satu orang Batak. Bahkan diDi kemudian hari, Raja Pontas Lumban Tobing yang dulunya menolak Nommensen, juga meminta supaya diaia dan keluarganya dibaptis. Pada saat itu juga, Raja Pontas meminta supaya Nommensen pindah dari [[Hutatoruan I, Tarutung, Tapanuli Utara|Huta Dame]] ke [[Hutatoruan V, Tarutung, Tapanuli Utara|Pearaja]]. Setelah Raja Pontas dan keluarganya masukmenjadi Kristen, masyarakat Silindung makinsemakin banyak masukyang menjadi Kristen.
 
Sejalan dengan pertumbuhan Gerejagereja di Silindung, Nommensen membuka [[Sekolah Pendeta HKBP|Sekolah Guru]] di [[Pansur Napitu, Siatas Barita, Tapanuli Utara|Pansur Napitu]]. Lulusan sekolah ini dijadikan menjadisebagai guru Injil dan Guruguru Sekolahsekolah. Di kemudian hari, sekolah ini dipindahkan ke Sipaholon[[Sipoholon, Tapanuli Utara|Sipoholon]]. Kemudian, Nommensen membuka pos Penginjilanpenginjilan baru di [[Sigumpar, Toba|Sigumpar]]. Dari sanalahSigumparlah, diaia menyebarkan Injil bersama para pembantunya ke seluruh [[Kabupaten Toba|Toba Holbung]] dan [[Pulau Samosir|Samosir]].
 
[[Berkas:HKBP Dame Saitnihuta, Res. Dame Saitnihuta 01.jpg|jmpl|Gereja [[Huria Kristen Batak Protestan|HKBP]] [[HKBP Distrik II Silindung|Dame Saitnihuta]] yang dibangun Nommensen.]]
Ketika diberi izin oleh pemerintah kolonial, maka RMG menunjuk Nommensen untuk membuka pos zending baru di [[Silindung]].<ref name="Aritonang"/> Kehadiran zending ditantang oleh sebagian [[raja]] dan juga oleh sebagian besar penduduk karena mereka takut akan terkena bencana jika menyambut seorang [[asing]] yang tidak memelihara [[adat]].<ref name="van den End"/> Selain itu, sikap menolak para raja disebabkan pula oleh kekhawatiran bahwa dengan kedatangan orang-orang kulit putih ini menjadi perintis jalan bagi pemerintahan [[Belanda]] yang berkuasa pada waktu itu.<ref name="van den End"/> Sekalipun demikian, Nommensen berhasil mengumpulkan jemaatnya yang pertama di [[Huta Dame, Balige, Toba Samosir|Huta Dame]] (terjemahan dari Yerusalem - Kampung Damai).<ref name="Willem"/> Pada tahun [[1873]], ia mendirikan gedung gereja, sekolah, dan rumahnya di Pearaja dan hingga kini, Pearaja tetap menjadi pusat [[Gereja HKBP]].<ref name="Willem"/>
[[Berkas:Raja-raja.jpg|jmpl|ka|Para Raja di Tanah Batak, 1890]]
Karena kehadiran para [[misionaris]] tidak disetujui oleh sebagian raja, terutama oleh mereka yang berpihak pada Si Singamangaraja XII, maka pada bulan [[Januari 1878]], [[Sisingamangaraja XII|Sisingamangaraja]] sebagai raja yang, menurut pengakuannya sendiri, memiliki kedaulatan atas [[Silindung]], memberi ultimatum kepada para zendeling RMG untuk segera meninggalkan Silindung.<ref name="Kozok"/> Pada akhir Januari, Nommensen meminta kepada pemerintah kolonial Belanda untuk mengirim tentara untuk segera menaklukkan [[Tanah Batak]] yang pada saat itu masih merdeka.<ref name="Kozok"/> Pada awal tahun [[1878]], pasukan pertama di bawah pimpinan Kapten Scheltens bersama dengan Kontrolir Hoevell menuju Pearaja dan disambut oleh Nommensen. Antara Februari hingga Maret, 380 pasukan tambahan dan 100 narapidana didatangkan dari [[Kota Sibolga|Sibolga]]. [[Februari 1878]], ekspedisi militer untuk menumpaskan pasukan [[Sisingamangaraja XII|Sisingamangaraja]] dimulai.<ref name="ulikozok">http://ulikozok.wordpress.com/peran-zending-dalam-perang-toba/. Diakses pada Jumat 15 April 2011. Pk. 19.55 WIB</ref> Penginjil Nommensen dan Simoneit mendampingi pasukan Belanda selama ekspedisi militer yang dikenal sebagai Perang Toba I.<ref name="ulikozok"/> Keduanya menjadi penunjuk jalan dan penerjemah, serta malah dianggap ikut berperan dalam menentukan kampung-kampung mana yang akan dibakar. Sesudah ekspedisi militer berakhir, puluhan kampung, termasuk markas [[Sisingamangaraja XII|Sisingamangaraja]] di Bangkara dibumihanguskan. Atas jasa membantu pemerintah Belanda, pada [[27 Desember 1878]], Nommensen dan Simoneit menerima surat penghargaan dari pemerintah Belanda, ditambah uang tunai sebanyak 1000 gulden.<ref name="Kozok"/>
 
Ketika diberi izin oleh pemerintah kolonial, maka RMG menunjuk Nommensen untuk membuka pos zending baru di [[Silindung]].<ref name="Aritonang"/> Kehadiran zending ditantang oleh sebagian [[raja]] dan juga oleh sebagian besar penduduk karena mereka takut akan terkena bencana jika menyambut seorang [[asing]] yang tidak memelihara [[adat]].<ref name="van den End"/> Selain itu, sikap menolak para raja disebabkan pula oleh kekhawatiran bahwa dengan kedatangan orang-orang kulit putih ini menjadi perintis jalan bagi pemerintahan [[Belanda]] yang berkuasa pada waktu itu.<ref name="van den End"/> Sekalipun demikian, Nommensen berhasil mengumpulkan jemaatnya yang pertama di [[HutaHutatoruan DameI, BaligeTarutung, TobaTapanuli SamosirUtara|Huta Dame]] (terjemahan dari Yerusalem - Kampung Damai).<ref name="Willem"/> Pada tahun [[1873]], ia mendirikan gedung gereja, sekolah, dan rumahnya di Pearaja dan hingga kini, Pearaja tetap menjadi pusat [[Huria Kristen Batak Protestan|Gereja HKBP]].<ref name="Willem"/>
Setelah Silindung dan Toba ditaklukkan dalam [[Perang Toba I]], ''[[Batakmission]]'' (zending Batak) mengalami kemajuan dengan pesat, khususnya di daerah Utara.<ref name="Kozok"/> Nommensen berhasil meyakinkan ratusan raja untuk berhenti mengadakan perlawanan.<ref name="Kozok"/> Tentunya, hal ini dapat terjadi setelah Nomensen meyakinkan kembali masyarakat bahwa ia bukan kaki tangan Belanda dan kedatangannya untuk membawa kebaikan.<ref name="Aritonang"/> Hal ini tampak dalam tindakan keseharian Nommensen bagi orang-orang Batak waktu itu.<ref name="Aritonang"/> Contoh beberapa raja yang akhirnya bersikap positif ialah Raja Pontas Lumbantobing ([[Sipahutar, Tapanuli Utara|Sipahutar]]), Ompu Hatobung (di [[Pansur Napitu, Siatas Barita, Tapanuli Utara|Pansur Napitu]]), Kali Bonar (di Pahae), Ompu Batu Tahan (di [[Balige, Toba Samosir|Balige]]), dan lainnya.<ref name="Aritonang"/> Pada tahun [[1881]], Nommensen memindahkan tempat tinggalnya ke kampung [[Sigumpar]], dan ia tinggal di sana sampai akhir hayatnya.<ref name="Kruger">{{id}}Muller Kruger. Sejarah Gereja di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 218.</ref> Pada tahun kematiannya, Batakmission (cikal bakal [[Huria Kristen Batak Protestan]] (HKBP) mencatat jumlah orang Batak yang dibaptis telah mencapai 180.000 orang.<ref name="Kozok"/>
[[Berkas:Bangunan zending.jpg|jmpl|ka|kompleks zending di Pearaja beserta dengan sekolah, gereja, dan rumah sakit]]
Untuk menjaga tatanan hidup dari ribuan orang yang baru masuk menjadi Kristen, Nommensen menyediakan bagi mereka suatu tatanan yang baru.<ref name="van den End"/> Pada tahun [[1866]], ditetapkanlah sebuah Aturan Jemaat.<ref name="van den End"/> Aturan itu meliputi kehidupan orang Kristen di dalam jemaat maupun dalam lingkungan keluarga menyangkut ibadah, perkawinan, hukum, dan pejabat gerejawi.<ref name="van den End"/> Di samping itu, Nommensen menerjemahkan kitab [[Perjanjian Baru]] ke dalam [[bahasa Batak]].<ref name="Willem"/> Ia menerbitkan cerita-cerita Batak dan menerbitkan cerita-cerita PL.<ref name="Willem"/><ref name="Kruger"/> Ia juga berusaha untuk memperbaiki pertanian, peternakan, meminjamkan modal, dan menebus hamba-hamba dari tuannya.<ref name="Willem"/> Jasa Nommensen juga dikenang oleh orang Batak antara lain karena usahanya di bidang pendidikan dengan membuka sekolah penginjil yang menghasilkan penginjil-penginjil Batak [[pribumi]].<ref name="Willem"/> Demikian juga untuk memenuhi kebutuhan guru di sekolah, RMG bersama Nommensen membuka pendidikan guru.<ref name="Willem"/>
 
Karena kehadiran para [[misionaris]] tidak disetujui oleh sebagian raja, terutama oleh mereka yang berpihak pada [[Sisingamangaraja XII|Si Singamangaraja XII]], maka pada bulan [[Januari 1878]], [[SisingamangarajaSi Singamangaraja XII|Sisingamangaraja]] sebagai raja yang, menurut pengakuannya sendiri, memiliki kedaulatan atas [[Silindung]], memberi ultimatum kepada para zendeling RMG untuk segera meninggalkan Silindung.<ref name="Kozok"/> Pada akhir Januari, Nommensen meminta kepada pemerintah kolonial Belanda untuk mengirim tentara untuk segera menaklukkan [[Tapanuli|Tanah Batak]] yang pada saat itu masih merdeka.<ref name="Kozok"/> Pada awal tahun [[1878]], pasukan pertama di bawah pimpinan Kapten Scheltens bersama dengan Kontrolir Hoevell menuju Pearaja dan disambut oleh Nommensen. Antara Februari hingga Maret, 380 pasukan tambahan dan 100 narapidana didatangkan dari [[Kota Sibolga|Sibolga]]. [[Februari 1878]], ekspedisi militer untuk menumpaskan pasukan [[Sisingamangaraja XII|Sisingamangaraja]] dimulai.<ref name="ulikozok">http://ulikozok.wordpress.com/peran-zending-dalam-perang-toba/. Diakses pada Jumat 15 April 2011. Pk. 19.55 WIB</ref> Penginjil Nommensen dan Simoneit mendampingi pasukan Belanda selama ekspedisi militer yang dikenal sebagai [[Perang Toba I]].<ref name="ulikozok"/> Keduanya menjadi penunjuk jalan dan penerjemah, serta malah dianggap ikut berperan dalam menentukan kampung-kampung mana yang akan dibakar. Sesudah ekspedisi militer berakhir, puluhan kampung, termasuk markas [[Sisingamangaraja XII|Sisingamangaraja]] di Bangkara dibumihanguskan. Atas jasa membantu pemerintah Belanda, pada [[27 Desember 1878]], Nommensen dan Simoneit menerima surat penghargaan dari pemerintah Belanda, ditambah uang tunai sebanyak 1000 gulden.<ref name="Kozok"/>
Karena kecakapan dan jasa-jasanya dalam pekerjaan penginjilan, maka pimpinan RMG, pada tahun [[1881]],mengangkat Nommensen sebagai [[Ephorus]].<ref name="van den End">{{id}}Th. van den End. 1993. Ragi Carita 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 175,177.</ref> Jabatan ini diembannya sampai akhir hidupnya.<ref name="Willem"/><ref name="van den End"/> Pada hari ulang tahunnya yang ke-70, Nommensen mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari [[Universitas Bonn]].<ref name="Willem"/><ref name="Kozok"/> Pada tahun [[1911]], ia memperoleh penghargaan Kerajaan Belanda dengan diangkat sebagai [[Officer Ordo Oranye-Nassau|Officier in de Orde van Oranje-Nassau]].<ref name="Kozok"/> Ia pun akhirnya mendapat gelar sebagai Rasul Orang Batak.<ref name="Willem"/>
 
Setelah Silindung dan Toba ditaklukkan dalam [[Perang Toba I]], ''[[Batakmission]]'' (zending Batak) mengalami kemajuan dengan pesat, khususnya di daerah Utara.<ref name="Kozok"/> Nommensen berhasil meyakinkan ratusan raja untuk berhenti mengadakan perlawanan.<ref name="Kozok"/> Tentunya, hal ini dapat terjadi setelah Nomensen meyakinkan kembali masyarakat bahwa ia bukan kaki tangan Belanda dan kedatangannya untuk membawa kebaikan.<ref name="Aritonang"/> Hal ini tampak dalam tindakan keseharian Nommensen bagi orang-orang Batak waktu itu.<ref name="Aritonang"/> Contoh beberapa raja yang akhirnya bersikap positif ialah Raja Pontas LumbantobingLumban ([[Sipahutar, Tapanuli Utara|Sipahutar]])Tobing, Ompu Hatobung (di [[Pansur Napitu, Siatas Barita, Tapanuli Utara|Pansur Napitu]]), Kali Bonar (di [[Pahae) Julu, Tapanuli Utara|Pahae]], Ompu Batu Tahan (di [[Balige, Toba Samosir|Balige]]), dan lainnya.<ref name="Aritonang"/> Pada tahun [[1881]], Nommensen memindahkan tempat tinggalnya ke kampung [[Sigumpar, Toba|Sigumpar]], dan ia tinggal di sana sampai akhir hayatnya.<ref name="Kruger">{{id}}Muller Kruger. Sejarah Gereja di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 218.</ref> Pada tahun kematiannya, Batakmission (cikal bakal [[Huria Kristen Batak Protestan]] (HKBP) mencatat jumlah orang Batak yang dibaptis telah mencapai 180.000 orang.<ref name="Kozok"/>
 
[[Berkas:HKBP DR. I.L. Nommensen, Res. Nommensen Sigumpar (1).jpg|jmpl|Gereja [[HKBP Distrik IV Toba|HKBP DR. I.L. Nommensen]] [[Sigumpar, Toba|Sigumpar]].]]
 
Untuk menjaga tatanan hidup dari ribuan orang yang baru masuk menjadi Kristen, Nommensen menyediakan bagi mereka suatu tatanan yang baru.<ref name="van den End"/> Pada tahun [[1866]], ditetapkanlah sebuah Aturan Jemaat.<ref name="van den End"/> Aturan itu meliputi kehidupan orang Kristen di dalam jemaat maupun dalam lingkungan keluarga menyangkut ibadah, perkawinan, hukum, dan pejabat gerejawi.<ref name="van den End"/> Di samping itu, Nommensen menerjemahkan kitab [[Perjanjian Baru]] ke dalam [[bahasa Batak Toba]].<ref name="Willem"/> Ia menerbitkan cerita-cerita Batak dan menerbitkan cerita-cerita PL.<ref name="Willem"/><ref name="Kruger"/> Ia juga berusaha untuk memperbaiki pertanian, peternakan, meminjamkan modal, dan menebus hamba-hamba dari tuannya.<ref name="Willem"/> Jasa Nommensen juga dikenang oleh orang Batak antara lain karena usahanya di bidang pendidikan dengan membuka sekolah penginjil yang menghasilkan penginjil-penginjil Batak [[pribumi]].<ref name="Willem"/> Demikian juga untuk memenuhi kebutuhan guru di sekolah, RMG bersama Nommensen membuka pendidikan guru.<ref name="Willem"/>
 
Karena kecakapan dan jasa-jasanya dalam pekerjaan penginjilan, maka pimpinan RMG, pada tahun [[1881]],mengangkat Nommensen sebagai [[Ephorus]].<ref name="van den End">{{id}}Th. van den End. 1993. Ragi Carita 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 175,177.</ref> Jabatan ini diembannya sampai akhir hidupnya.<ref name="Willem"/><ref name="van den End"/> Pada hari ulang tahunnya yang ke-70, Nommensen mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari [[Universitas Bonn]].<ref name="Willem"/><ref name="Kozok"/> Pada tahun [[1911]], ia memperoleh penghargaan Kerajaan Belanda dengan diangkat sebagai [[Officer Ordo Oranye-Nassau|''Officier in de Orde van Oranje-Nassau]]''.<ref name="Kozok"/> Ia pun akhirnya mendapat gelar sebagai Rasul Orang Batak.<ref name="Willem"/>
 
=== Kematian ===
Nommensen meninggal pada tanggal 23 Mei 1918, pada usia 84 tahun.<ref name="Willem"/> Hingga saat kematiannya, ia telah bekerja sebagai [[pendeta]] di tengah-tengah orang [[Suku Batak|Batak]] selama 57 tahun. Nommensen dimakamkan di [[Sigumpar, Toba|Sigumpar]], [[Kabupaten Toba|Toba]].<ref name="Willem"/> [[Makam Misionaris Dr. I.L. Nommensen|Makamnya]] menjadi tempat wisata rohani di Kabupaten [[Kabupaten Toba|Toba]].
Nommensen meninggal pada tanggal [[23 Mei]] [[1918]], pada umur 84 tahun.<ref name="Willem"/>
Nommensen kemudian dimakamkan di [[Sigumpar]], di tengah-tengah suku Batak, setelah bekerja demi suku ini selama 57 tahun lamanya.<ref name="Willem"/>
 
== Strategi penginjilan di Tanah Batak ==
Strategi [[Misi (Kristen)|misi]] yang dikembangkan oleh Nommensen ialahadalah mengubah strategi penginjilan awal, yang awalnya menekankan [[konversi]] perorangan dengan mengembangkan strategi yang menekankanmenjadi konversi kelompok baik keluarga (mencakup keseluruhan anggota keluarga sebagai satu kesatuan) maupun keseluruhan [[komunitas]] kepada iman Kristen.<ref name="Steenbrink"/> Untuk mewujudkan hal itu, Nommensen membuka pos-pos penginjilan (Missionsstation) baru, (termasuk sekolah), dengan tujuan menjalin hubungan baik dengan pemuka raja-raja setempat.<ref name="Aritonang"/> ParaKeputusan para raja inilahini yangsangat menentukan berhasil atau tidaknya usahaupaya misipenginjilan karena mereka merupakan tokoh yang sangat berpengaruh di tengah-tengah masyarakatnya.<ref name="Aritonang"/>
 
== Pranala luarGaleri ==
<gallery>
HKBP Dame Saitnihuta, Res. Dame Saitnihuta 09.jpg|Patung I.L. Nommensen di kompleks Gereja [[HKBP Distrik II Silindung|HKBP Dame Saitnihuta]]
HKBP Balige, Res. Balige (I.L. Nommensen).jpg|Lukisan I.L. Nommensen di Gereja [[HKBP Distrik XI Toba Hasundutan|HKBP Balige]]
HKBP Dame Saitnihuta, Res. Dame Saitnihuta (Foto Nommensen) 08.jpg|Foto I.L. Nommensen di Gereja [[HKBP Distrik II Silindung|HKBP Dame Saitnihuta]]
HKBP DR. I.L. Nommensen, Res. Nommensen Sigumpar (2).jpg|Gapura Gereja [[HKBP Distrik IV Toba|HKBP DR. I.L. Nommensen]] [[Sigumpar, Toba|Sigumpar]]
HKBP Dame Saitnihuta, Res. Dame Saitnihuta 04.jpg|jmpl|Gereja [[HKBP Distrik II Silindung|HKBP Dame Saitnihuta]]
HKBP Dame Saitnihuta, Res. Dame Saitnihuta 06.jpg|[[Altar]] Gereja [[HKBP Distrik II Silindung|HKBP Dame Saitnihuta]]
GKPI Dame Dr. I.L. Nommensen, Res. Saitnihuta 02.jpg|Gereja GKPI Dame Dr. I.L. Nommensen yang dibangun oleh [[Gereja Kristen Protestan Indonesia|GKPI]] pasca berpisah dari [[Huria Kristen Batak Protestan|HKBP]]
</gallery>
 
== Lihat pula ==
* {{id}} [https://web.archive.org/web/20080503082754/http://www.geocities.com/gk3online/profiles/nommensen.html Salah satu sumber artikel ini.]
* [[Salib Kasih, Siatas Barita]]
* {{id}} [http://ulikozok.wordpress.com/peran-zending-dalam-perang-toba/ Hubungan Nommensen, Singamangaraja, dan Belanda.]
* [[Daftar misionaris Kristen di Tanah Batak]]
* {{en}} [http://justus.anglican.org/resources/bio/163.html Ludwig Nommensen Missionary to Sumatra]
 
== Bibliografi ==
 
* [[1877]], ''The Gospel according to Saint John: Translated out of the Original Greek into Batta (Toba), the Language of the Batta in the Island of Sumatra.'' Elberfeld: Friderichs & Comp.
* [[1877]], ''Tobasch Spelboekje'', [[Batavia]]: 's Landsdrukkerij.
Baris 59 ⟶ 95:
{{reflist}}
 
== LihatPranala pulaluar ==
* {{id}} [http://ulikozok.wordpress.com/peran-zending-dalam-perang-toba/ Hubungan Nommensen, Singamangaraja, dan Belanda.]
 
* {{en}} [http://justus.anglican.org/resources/bio/163.html Ludwig Nommensen Missionary to Sumatra]
* [[Salib Kasih, Siatas Barita]]
{{Ephorus HKBP}}
 
{{HKBP}}
{{GKPS}}
{{Terjemahan Alkitab}}
{{Authority control}}
 
{{DEFAULTSORT:Nommensen, Ludwig Ingwer}}
[[Kategori:Teolog Jerman]]
[[Kategori:Pendeta Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Gereja Indonesia]]
[[Kategori:Jerman-Indonesia]]
[[Kategori:Penerjemah Alkitab]]
[[Kategori:Misionaris Kristen di Indonesia]]
[[Kategori:Misionaris Protestan di Indonesia]]
[[Kategori:Ephorus HKBP]]
[[Kategori:Tokoh Jerman-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Tapanuli Utara]]
[[Kategori:Tokoh dari Toba]]
[[Kategori:PendetaTokoh Lutheran Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Lutheran Jerman]]
[[Kategori:Pendeta Huria Kristen Batak Protestan]]
[[Kategori:Ludwig Ingwer Nommensen]]