Soetran: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(45 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Indonesian name}}
{{Infobox officeholder|honorific-prefix=|term_end2=25 Maret 1975|death_place=
[[Brigadir Jenderal]] [[TNI]] [[Pangkat kehormatan|(HOR)]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Soetran''' ([[Ejaan Bahasa Indonesia|EBI]]: '''Sutran''', {{lahirmati|[[Cangkring, Krembung, Sidoarjo]], [[Jawa Timur]]|5|4|1921|[[Surabaya]], [[Jawa Timur]]|1|7|1987}}) adalah seorang tokoh militer dan politisi [[Indonesia]] yang menjabat sebagai [[Bupati Trenggalek]] dari tahun 1968 hingga 1975 dan [[Gubernur Irian Jaya]] dari tahun 1975 hingga 1981.
Lahir di [[Sidoarjo]], Soetran harus berhenti dari [[pendidikan]] dasar pada kelas 4 dan melakoni berbagai pekerjaan. Pada tahun 1942, Soetran masuk ke dalam organisasi [[Pembela Tanah Air
Sebagai penghargaan atas pencapaiannya di Trenggalek, Soetran ditunjuk untuk menjabat sebagai [[Gubernur Irian Jaya]] pada tahun 1975. Pada masa kepemimpinannya, Soetran menerapkan program Wajib Tanam Cengkih yang mewajibkan hampir seluruh penduduk dan instansi di [[Irian Jaya]] untuk menanam cengkih. Karena programnya tersebut, Soetran dijuluki sebagai "Gubernur Cengkih". Meskipun begitu, program tersebut gagal karena pelaksanaannya yang tergesa-gesa, ketidakpahaman mengenai penanaman cengkih,
== Masa kecil dan karier militer ==
Soetran dilahirkan pada tanggal 5 April 1921 di [[Cangkringsari, Sukodono, Sidoarjo|Desa Cangkring, Sidoarjo
Pada tahun 1942, menyusul [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|pendudukan Jepang di Indonesia]], Soetran
Setelah [[Revolusi Nasional Indonesia]] berakhir pada tahun 1949, Soetran mengikuti Latihan Persamaan Perwira dan lulus sebagai [[letnan satu]] pada tahun 1950. Soetran kemudian mengikuti beberapa pendidikan militer lain, di antaranya Pendidikan Persiapan Untuk Perwira di [[Jember]] (lulus 1956) dan Kursus Perwira Lanjutan Satu di [[Bandung]] (lulus 1957).<ref name="main1" />
Pada tahun 1958, Soetran menjabat sebagai wakil komandan Batalyon Infanteri 511 dengan pangkat letnan satu. Empat tahun kemudian, pangkatnya dinaikkan ke kapten dan ia menjabat sebagai komandan Batalyon Infanteri 511. Kurang dari setahun kemudian, pada tahun 1963, Soetran dipindahtugaskan ke [[Irian Jaya]] dan menjadi komandan distrik militer (Dandim) di [[Tanah Merah, Boven Digoel]]. Pada tahun 1967, ia kembali dipindahtugaskan ke Jawa Timur, sebagai Dandim Trenggalek. Soetran juga menerima kenaikan pangkat menjadi mayor.<ref name="main1" /><ref name="
Pada akhir masa jabatannya sebagai Gubernur Irian Jaya di tahun 1980, Soetran menerima kenaikan pangkat kehormatan dari [[kolonel]] menjadi [[Brigadir Jenderal|brigadir jenderal]].<ref>{{cite news|author=Korpri Irian Jaya and Regional People's Representative Council of Irian Jaya|date=1980|title=Dengan Memanjatkan Doa Syukur...|url=https://books.google.co.id/books?id=EsvVB-Z85GcC&q=DENGAN%20MEMANJATKAN%20DOA%20SYUKUR%20DENGAN%20INI%20PENGURUS%20DAN%20SEGENAP%20ANGGOTA|work=Mimbar Departemen Dalam Negeri|page=45|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073222/https://books.google.co.id/books?id=EsvVB-Z85GcC&q=DENGAN+MEMANJATKAN+DOA+SYUKUR+DENGAN+INI+PENGURUS+DAN+SEGENAP+ANGGOTA|archive-date=15 Desember 2020
== Bupati Trenggalek ==
[[File:Regent of Trenggalek Soetran.jpg|thumb|Foto resmi Soetran sebagai Bupati Trenggalek.]]
=== Penanaman cengkih ===
Soetran dilantik sebagai Bupati Trenggalek pada tanggal 3 Oktober 1968, menggantikan Moeladi.<ref name="wilawi">{{cite news|last=Rahayu|first=Endah|date=27 Juli 2005|title=Trenggalek "Wiwitan lan Wibawa"|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/17552063|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073226/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F17552063|archive-date=
Soetran mulai mencari solusi untuk permasalahan kekeringan setelah ia memegang jabatan sebagai Bupati Trenggalek. Di bawah Soetran, pemerintah daerah Trenggalek berupaya untuk mencari komoditas bernilai tinggi yang sesuai dengan lahan rakyat. Setelah menemukan bahwa cengkih merupakan tanaman yang paling cocok untuk daerah tersebut, Soetran mulai sedikit memaksa penduduk Trenggalek untuk menanam cengkih.<ref name="trenggalekcenggap" />
Penanaman cengkih tersebut membuahkan hasil beberapa saat setelah dimulai. Tanah Trenggalek yang tandus diubah menjadi tanah yang hijau dengan cengkih<ref>{{cite news|last=Sadjad|first=Sjamsoe'oed|date=12 Maret 1992|title=Soal Cengkih|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18689386|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073237/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F18689386|archive-date=
Donald K. Emmerson, seorang peneliti politik, berpendapat bahwa keberhasilan pembangunan Trenggalek di bawah pemerintahan Soetran dikarenakan sistem kepemimpinan komando yang dianutnya. Emmerson berpendapat bahwa Soetran memegang tanggung jawab penuh akan proses pembangunan di wilayah tersebut dan menjalankan pemerintahan daerah sebagai perpanjangan tangannya sendiri.<ref>{{cite book|last=Emmerson|first=Donald K.|date=1978|url=https://books.google.co.id/books?id=ktP7qHLI8gcC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q=Soetran&f=false|title=Bureaucracy in Political Context: Weakness in Strength|journal=Political Power and Communications in Indonesia|location=|publisher=[[University of California]]|isbn=9780520042056|page=135|author-link=|access-date=13 Desember 2020
=== ''Tembokisasi'' dan reboisasi ===
Sebelum penunjukkannya sebagai bupati, kantor-kantor pemerintahan dan militer masih menggunakan gubuk yang reyot. Soetran berusaha untuk memperbaiki keadaan ini melalui konsep ''tembokisasi''. Konsep yang dicanangkannya tersebut mengajak masyarakat Trenggalek untuk membangun tembok di sekitar rumahnya masing-masing. Sampai tahun 1972, hampir seluruh rumah di Trenggalek sudah memiliki tembok.<ref name=":1">{{Cite web|last=Surur|first=Misbahus|date=2016-03-15|title=Tiga Tokoh Hebat yang Mengubah Kota Trenggalek {{!}} Misbahus Surur|url=https://nggalek.co/2016/03/16/tiga-tokoh-hebat-yang-mampu-mengubah-kota-trenggalek/|website=Nggalek
Selain program ''tembokisasi'', Soetran juga menggalakkan [[reboisasi]] di Trenggalek. Soetran memberikan instruksi kepada masyarakat Trenggalek bahwa "Tidak boleh sejengkal tanah pun yang kosong dari tanaman".<ref>{{Cite web|last=Rokhim|first=M. Choirur|date=2018-01-24|title=Serumpun Kisah tentang Hutan {{!}} M. Choirur Rokhim|url=https://nggalek.co/2018/01/24/serumpun-kisah-tentang-hutan/|website=Nggalek
=== Perubahan nama Trenggalek ===
Pada tahun 1971, dengan alasan untuk mengubah citra buruk Trenggalek, Soetran mengusulkan perubahan nama Trenggalek menjadi Trenggaleh. Menurut Soetran, kata yang diakhiri oleh suku kata -ek dalam bahasa Jawa memiliki konotasi yang buruk (contoh: ''jelek/elek,'' ''kemenyek, tekek'').<ref>{{Cite web|last=Surur|first=Misbahus|date=2016-08-24|title=Trenggalek Kota Pertahanan {{!}} Misbahus Surur|url=https://nggalek.co/2016/08/24/trenggalek-kota-pertahanan/|website=Nggalek
Banyak pejabat Trenggalek yang menolak rencana Soetran tersebut. Mereka berpendapat bahwa perubahan nama memerlukan proses administratif dan birokratik yang sangat sulit. Meskipun mendapat tentangan, Soetran tetap menjalankan rencananya, dan pada tahun yang sama ia membentuk suatu tim yang menginvestigasi asal-usul nama Trenggalek, kemunculan tertulis pertama dari nama Trenggalek, dan kemungkinan menamai ulang Trenggalek dengan merujuk pada kemunculan pertama dari namanya. Proyek ini tetap berlangsung beberapa tahun setelah Soetran meninggalkan jabatan bupati Trenggalek.<ref name=":1" /> Tim tersebut berhasil menemukan dan mendokumentasikan awal mula berdirinya Trenggalek dan kemunculan pertama nama Trenggalek. Namun, tim tersebut menolak usulan untuk mengubah nama Trenggalek.<ref>{{Cite web|last=Abdillah|first=Hamzah|date=
=== Parasamya Purnakarya Nugraha ===
[[Berkas:President_Soeharto_handing_over_the_Parasamya_Purnakarya_Nugraha_award_to_Governor_Mohammad_Noer.jpg|jmpl|Presiden Soeharto menyerahkan Parasamya Purnakarya Nugraha untuk Trenggalek kepada Gubernur Jawa Timur, Mohammad Noer.]]
Karena dianggap berhasil sebagai Bupati Trenggalek melalui program penanaman cengkihnya, Soetran ditunjuk kembali sebagai bupati untuk periode kedua pada tahun 1973. Pada tahun 1974, Kabupaten Trenggalek menerima penghargaan dari Presiden [[Soeharto]] berupa [[Parasamya Purnakarya Nugraha]],<ref name="wilawi" /> sebuah penghargaan yang diberikan kepada Kabupaten/Provinsi dengan hasil pembangunan terbaik selama pelaksanaan [[Rencana Pembangunan Lima Tahun]].<ref>{{cite book|last=Emmerson|first=Donald K.|date=1978|url=https://books.google.co.id/books?id=ktP7qHLI8gcC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q=Soetran&f=false|title=Bureaucracy in Political Context: Weakness in Strength|journal=Political Power and Communications in Indonesia|location=|publisher=[[University of California]]|isbn=9780520042056|page=134|author-link=|access-date=
== Gubernur Irian Jaya ==
[[Berkas:Soetran_with_regents_from_Irian_Jaya.jpg|jmpl|Soetran (ketiga dari kiri) bersama bupati dari Irian Jaya di Jakarta. Di samping kiri Soetran adalah [[Bupati Manokwari]] Nathanael Anthonius Maidepa.]]
[[Berkas:Minister_of_Internal_Affairs_handing_over_the_project_list_to_Governor_Soetran.jpg|jmpl|Soetran (kanan) menerima DIP Proyek Pembangunan Nasional untuk
Setelah menjabat sebagai Bupati Trenggalek selama dua periode, Soetran ditunjuk oleh [[Daftar Menteri Dalam Negeri Indonesia|Menteri Dalam Negeri]] [[Amirmachmud]] untuk menjabat sebagai Gubernur [[Irian Jaya]]. Soetran dilantik sebagai pejabat gubernur pada tanggal 31 April 1975, menggantikan [[Acub Zainal]].<ref>{{cite news|date=20 Maret 1975|title=Bupati Trenggalek gantikan gubernur Acub Zainal|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19222019|work=Kompas|page=1|access-date=6 Maret 2021|quote=Bupati Soetran dari Treanggalek 31 maret mendatang dilantik sebagai pejabat Gubernur Irian Jaya menggantikan Gubernur Acub zainal.|url-access=subscription}}</ref> Masa jabatannya sebagai penjabat gubernur berakhir ketika ia dilantik sebagai gubernur definitif pada tanggal 12
=== Wajib Tanam Cengkih ===
Beberapa saat setelah ia ditunjuk sebagai penjabat gubernur Irian Jaya, Soetran mulai menerapkan program yang sudah ia jalankan di Trenggalek tujuh tahun yang lalu. Pada tanggal 20 Mei 1975, Soetran mencanangkan program Wajib Tanam Cengkih (WTC).<ref name="wtc">{{
Menurut isi komando yang dikeluarkan Soetran, setiap kepala keluarga di Irian Jaya terkena wajib tanam. Keluarga yang hidup di desa harus menanam minimum 20 batang cengkih, keluarga yang hidup di pinggir kota harus menanam 5—10 batang, dan keluarga yang hidup di kota harus menanam minimum 5 batang. Kantor-kantor, sekolah, asrama, tempat ibadah, dan pramuka juga diwajibkan untuk menanam cengkih. Selain dari penanaman skala kecil oleh penduduk, Soetran juga mendirikan perkebunan cengkih yang dikelola oleh pemerintah kabupaten dan provinsi.<ref name="wtc" />
Beberapa hari setelah program dimulai, Soetran meminta pendanaan dari Presiden
Namun, tak sampai berapa lama setelah dimulai, proyek tersebut mengalami kegagalan. Dalam sebuah penanaman cengkih yang dilakukan oleh [[Pegawai Negeri Sipil|PNS]] di Kantor Gubernur Irian Jaya, hanya sekitar 10% dari bibit cengkih yang bertahan hidup pada tahun pertama. Seorang ahli pertanian menyatakan bahwa kegagalan tersebut dikarenakan instruksi Soetran yang terlalu tergesa-gesa dan PNS yang belum paham mengenai penanaman cengkih. Alasan lainnya adalah bahwa Soetran telah melanggar SK Menteri Pertanian yang menyatakan bahwa bibit cengkih hanya dapat diimpor dari empat lokasi, yakni [[Selokaton, Sukorejo, Kendal|Selokaton]], Branggah Banaran, [[Kota Bogor|Bogor]], dan [[Kepulauan Maluku|Maluku]]. Keputusan Soetran untuk mendatangkan bibit cengkih dari Trenggalek dianggap sebagai kesalahan besar karena bibit cengkih dari Trenggalek belum pernah diteliti kelaikannya.<ref name="wtc" />
Julius Ary Mollet, seorang peneliti dari [[Universitas Cenderawasih|Universitas Cendrawasih]], menyalahkan kegagalan Soetran pada sosialisasi yang kurang. Menurutnya, masyarakat menjadi enggan untuk memanen dan menjual hasil budidaya cengkih dikarenakan kurangnya sosialiasi mengenai keuntungan dari menanam cengkih.<ref>{{cite news|last=Ama|first=Kornelis Kewa|date=7 September 2003|title=Kesejahteraan WargaPapua Tak Pernah Terbangun|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/17871159|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073232/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F17871159|archive-date=
Setelah ia turun dari jabatan sebagai Gubernur Irian Jaya, penerusnya, [[Busiri Suryowinoto]], mempertanyakan kebijakan Wajib Tanam Cengkih-nya. Busiri menggantikan program Soetran dengan penanaman tanaman pangan, karena menurutnya cengkih tidak cocok untuk wilayah Irian Jaya.<ref>{{
=== Gempa Bumi Irian Jaya ===
{{see also|Gempa bumi Papua 1976}}Selama masa pemerintahan Soetran, Provinsi Irian Jaya mengalami dua gempa bumi secara berturut-turut. Gempa bumi pertama, yang terjadi pada tanggal 26 Juni 1976 dan berukuran 7,1 [[Skala richter|Skala Richter]], berlangsung selama seminggu. Akibatnya, 12 kampung besar di [[Lembah Baliem]] dinyatakan hilang. Kecamatan [[Kurima, Yahukimo|Kurima]], [[Okbibab, Pegunungan Bintang|Okbibab]], dan [[Oksibil, Pegunungan Bintang|Oksibil]], yang kesemuanya terletak di [[Kabupaten Jayawijaya]], sepenuhnya hancur oleh gempa bumi. Sampai dengan tanggal 5 Juli 1976, 369 orang ditemukan tewas dan 5.001 orang dinyatakan hilang.<ref name="gempa1">{{
Seusai gempa bumi tersebut, para penyintas dievakuasi dan ditampung dalam kamp pengungsian.<ref>{{cite news|date=10 Juli 1976|title=Sekitar 50.000 Penduduk Jayawijaya Perlu Diungsikan dari Daerah Gempa|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19237922|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073239/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F19237922|archive-date=
Soetran terbang ke Jakarta pada tanggal 10 Juli untuk membahas masalah tersebut dengan Presiden Soeharto.<ref>{{cite news|date=3 Juli 1976|title=Gubernur Soetran ke Jakarta untuk Laporkan Gempa di Irja|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19237898|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073235/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F19237898|archive-date=
Soetran mengeluhkan kelambatan dari bantuan pemerintah terhadap bencana alam tersebut. Pada tanggal 19 Juli, Soetran menyampaikan ketidakpuasannya dengan penanganan pemerintah pusat terhadap bencana tersebut. Ketidakpuasannya dikarenakan satgas yang dibentuk oleh pemerintah pusat belum juga datang.<ref>{{cite news|date=21 Juli 1976|title=Gubernur Sutran: Lebih Baik Bantuan untuk Korban Gempa di Irja Disampaikan Langsung|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19373282|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073254/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F19373282|archive-date=
Menurut [[Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa|Kantor Koordinasi Urusan
Gempa bumi yang kedua terjadi pada bulan November 1976. Gempa bumi tersebut berdampak pada [[Pegunungan Jayawijaya]], dan sekitar 110 orang tewas akibat gempa tersebut. Gempa bumi yang kedua memiliki skala yang lebih kecil dan menerima lebih sedikit peliputan dari media.<ref name="gempa2" />
=== Perseteruan dengan Elias Paprindey ===
[[Elias Paprindey]], seorang birokrat asli Papua, ditunjuk oleh Soetran sebagai wakil gubernur menggantikan [[Jan Mamoribo]] yang wafat pada tanggal 19 Oktober 1976.<ref>{{citation|last=Pemerintah Indonesia|date=8 Maret 1977|title=Keputusan Presiden Indonesia Nomor 32/M Tahun 1977|url=
Ketika berita mengenai perseteruan tersebut diketahui oleh penduduk, PNS penduduk asli Irian Jaya mulai mengungkapkan keresahan mereka dengan pemerintah daerah. Seorang pegawai negeri menyatakan bahwa "Kalau keadaan di sini begini terus, lebih baik kami ke [[Papua Nugini|PNG]] saja."<ref name=":2">{{
== Pensiun dan meninggal ==
Setelah ia pensiun dari jabatan gubernur pada tahun 1981, Soetran tinggal di Surabaya. Soetran mendirikan Arisan Bapak-Bapak di lingkungannya.<ref name="death">{{
Soetran mulai menjalani operasi di [[Rumah Sakit Darmo]] pada Juni 1987 karena penyakit kanker hati yang dideritanya. Pada pukul 10.10 tanggal 1 Juli 1987, Soetran meninggal di rumah sakit tersebut.<ref>{{cite news|date=2 Juli 1987|title=Bekas Gubernur H.Soetran Meninggal|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/19014978|work=Kompas|archive-url=https://web.archive.org/web/20201215073257/http://www.kompasdata.id/Search/News?ref=http%3A%2F%2Fwww.kompasdata.id%2FSearch%2FNewsDetail%2F19014978|archive-date=
== Peninggalan ==
Untuk mengenang jasa-jasanya, pemerintah Trenggalek membuat penghargaan dengan menggunakan namanya. Penghargaan tersebut diberikan sebagai apresiasi kepada desa-desa inovatif. Desa penerima penghargaan akan mendapatkan uang pembinaan sebesar 30 juta rupiah yang sudah dimasukkan dalam APB Desa.<ref>{{Cite
== Penghargaan ==
Soetran menerima penghargaan-penghargaan berikut:<ref>{{cite book|author=Lembaga Pemilihan Umum|date=1977|url=https://books.google.co.id/books?id=OpJaAAAAIAAJ&pg=PA764#v=onepage&q&f=false|title=Ringkasan riwayat hidup dan riwayat perjuangan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat hasil pemilihan umum tahun 1977|location=Jakarta|page=765|language=Indonesian|trans-title=Summary of Biography and Career of Members of the People's Consultative Assembly from the 1977 General Elections|author-link=Lembaga Pemilihan Umum|access-date=13 Desember 2020
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|colspan="3"|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Nararya.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XXIV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. IV.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. V.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM VI.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana GOM IX.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Pembangunan.png|width=100}}
|}
{| class="wikitable" width="70%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
* [[Bintang Gerilya]] ▼
!Baris ke-1
* [[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Nararya]]▼
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M IV]]
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M V]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M VI]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Raksaka Dharma|Satyalancana G.O.M IX]]
|-
!Baris ke-5
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Sapta Marga]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Pembangunan]]
|}
== Referensi ==
{{reflist}}
{{DEFAULTSORT:Soetran, Soetran}}▼
== Pranala luar ==
[[Kategori:Gubernur Papua]]▼
{{Commonscat}}
{{kotak mulai}}
{{s-off}}
{{succession box|title=[[Gubernur Papua]]|before=[[Acub Zainal]]|after=[[Busiri Suryowinoto]]|years=1975–1981}}
{{kotak selesai}}
{{artikel pilihan}}
{{Gubernur Papua}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh dari Sidoarjo]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
▲[[Kategori:Gubernur Papua]]
[[Kategori:Bupati Trenggalek]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
|