Golok tarisi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k clean up, added orphan tag |
||
(23 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=Juli 2024}}
{{Infobox weapon
| name = Golok
| image = Golok Tarisi khas Jasinga.jpg
| image_size =
| caption = Golok Tarisi khas Jasinga.
| origin = {{Flag|Indonesia}}
| type = [[Golok]]
| is_bladed =
| service =
| used_by = [[Suku Sunda|Sunda]]{{br}}[[Tionghoa Benteng]]
| wars = [[Revolusi Nasional Indonesia]]
| designer = [[Tan Cheng Lim]]
| design_date =
| manufacturer=
| unit_cost =
Baris 17 ⟶ 19:
| number =
| variants =
| spec_label =
| weight =
| length =
| part_length =
| width =
| height =
| diameter =
| crew =
| blade_type =
| hilt_type =
| sheath_type
| head_type =
| haft_type =
}}
'''Golok
==Sejarah==
Menurut
Para pekerja tersebut tinggal di sebuah desa yang bernama Tarisi secara berkelompok dengan beberapa kepala keluarga. Dikisahkan kepala desa Tarisi yaitu Sanusi diminta oleh penjajah Jepang untuk membuat [[bayonet]] demi memenuhi kebutuhan militer Jepang. Sanusi menunjuk Tan Cheng Lim, salah seorang pekerja beretnis Tionghoa untuk membuat senjata tersebut.
Pada Agustus 1945, Jepang akhirnya menyerahkan diri, lalu produksi pembuatan [[pisau]] diganti dengan pembuatan [[golok]]. Golok buatan Tan Cheng Lim ini mempunyai bentuk dan corak yang khas. Perpaduan corak khas Sunda dan Tionghoa menjadi ciri khas dari golok ini.
Kendati demikian, tidak ada label atau pun merek yang tercantum di golok tersebut hanya saja terdapat kode dengan tulisan
==Referensi==
{{Reflist}}
{{senjata Indonesia}}
[[Kategori:Golok]]
[[Kategori:Senjata tajam]]
[[Kategori:Senjata tradisional Indonesia]]
[[Kategori:Kabupaten Bogor]]
[[Kategori:Budaya Tionghoa]]
[[Kategori:Budaya Sunda]]
{{Senjata-stub}}
▲Kendati demikian, tidak ada label atau pun merek yang tercantum di golok tersebut hanya saja terdapat kode dengan tulisan IIXII di bagian punggung golok tersebut. Cheng Lim berpikir, apabila terjadi sesuatu yang fatal dan ditemukannya barang bukti golok ini, maka tidak dapat terlacak dari mana golok ini berasal. Setelah wafatnya Tan Cheng Lim, produksi golok dilanjutkan oleh putranya yang bernama Tan Soe Hay.
|