Bahasa Palembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
USSF144 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Alfarizi M (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(669 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{Bahasa
{{pp-vandalism|small=yes}}
|name = Palembang
{{Bahasa
|nativename =بهاس ڤاليمبڠ <br> {{lang|mui|Baso Pelémbang}}
|name = {{PAGENAME}}
|states= {{flag|Indonesia}}
|nativename = {{lang|plm|Baso Palembang}}
|statesregion= {{flag|IndonesiaSumatera Selatan}}
|ethnicity= [[Suku Melayu Palembang|Melayu Palembang]]
|region= {{flag|Sumatra Selatan}}
|speakers=1,6 juta [[penutur jati]]
|ethnicity= [[Suku Palembang|Palembang]]
|speakers=3,1 juta
|date=2000
|ref={{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=14}}
|ref=e18
|familycolor=Austronesia
|fam1 = <!-- Parameter ini dinonaktifkan untuk halaman ini -->
|fam1 = [[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]
|script= {{ubl|
|fam2 =[[Rumpun bahasa Indonesia Barat|Indonesia Barat]]
* [[Alfabet Latin|Latin]] (Resmi)
|fam3 = [[Rumpun bahasa Musi|Musi]]
* [[Abjad Jawi|Jawi]]
|script=
}}
*[[Alfabet Latin|Aksara Latin]]
|dia1=Palembang Lama
|dialects= '''[[Bahasa Palembang#Dialek|Dialek-dialek dalam bahasa Palembang]]''':
|dia2=Palembang Pasar
*[https://glottolog.org/resource/languoid/id/pale1265 Dialek Palembang Lawas]
|dia3=Pesisir
* [https://glottolog.org/resource/languoid/id/pale1267 Dialek Palembang Pasar]
|minority = {{flag|Sumatera Selatan}}
* [https://glottolog.org/resource/languoid/id/pale1268 Dialek Palembang Pesisir]
| minority = {{flag|Sumatra Selatan}}
| posteriori = [[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa|Pedoman Ejaan Bahasa Palembang]]<ref>{{cite web |url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku/be83ab3ecd0db773eb2dc1b0a17836a1 |title=Pedoman Ejaan Bahasa Palembang|lang=id|author=<!--Not stated--> |work= Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan}}</ref>
| agency = [[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]]
* Balai Bahasa PalembangSumatra Selatan
|iso3=plmnone
|iso3comment=(kode [[iso639-3:plm|{{code|plm}}]] telah digabungkan ke {{code|mui}} pada tahun 2007)<ref>{{Cite web|url=https://iso639-3.sil.org/request/2007-182|title=Change Request Documentation: 2007-182|publisher=[[SIL International]]}}</ref>
|glotto=pale1265
|glotto=pale1264
|glotto2=pale1267
|glottoname=Palembang
|glotto3=pale1268
|linglist=mui-plm
|samples=
|qid=
|sk = NE
|contoh_berkas= WIKITONGUES- Ihsan and Septiadi speaking Palembangnese.webm
|contoh_deskripsi = Percakapan dalam [[#Dialek|dialek Palembang Pasar]] dengan campuran [[bahasa Indonesia]].
|HAM=ya
|pranala_HAM=https://www.omniglot.com/writing/musi.htm
|contoh_teks=Sedanten uwong metu ke dunio bebas, serto kehormatan dan hak-hak yen sami pulo. Sedantennyo la sampun diesung akal utak jugo raso ati, keayunnyo niku gawe sesami liannyo pecak wong seduluran.
|pagenotice=Palembang
}}
[[File:Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang 1981.jpg|jmpl|250px|Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang terbitan 1981]]
'''Bahasa Palembang''' ({{aka}} '''''{{lang|plm|Baso Palembang}}''''' oleh penduduk lokal) adalah bahasa yang dituturkan oleh [[Suku Palembang|etnis Palembang]] yang mayoritas mendiami daerah [[Kota Palembang]] di [[Sumatra Selatan]]. Bahasa ini merupakan salah satu bahasa dalam [[rumpun bahasa Musi]].<ref name=e18/>
'''Bahasa Palembang''' atau '''Melayu Palembang''' (''{{lang|mui|baso Pelémbang}}'') ([[Abjad Jawi|Jawi]]: بهاس ملايو ڤاليمبڠ ) adalah bahasa [[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]] cabang [[rumpun bahasa Melayik|Melayik]] yang dituturkan di kawasan [[Palembang Raya]]. Bahasa ini juga adalah [[basantara|bahasa perantara]] masyarakat di [[Sumatera Selatan]] yang sering digunakan bersama dengan [[bahasa Indonesia|Indonesia]] dan dialek setempat lainnya.{{sfn|McDonnell|2016|p=13}} Bahasa ini memiliki banyak serapan non-Melayik terutama dari [[bahasa Jawa]], sebagai dampak dari interaksi budaya intens yang telah berlangsung berabad-abad antara Palembang dengan kawasan lainnya di Nusantara.<ref name="tadmor">{{cite conference |last=Tadmor |first=Uri |title=Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang Malay |conference=5th International Symposium on Malay/Indonesian Linguistics |location=Leipzig |date=16–17 June 2001}}</ref>
[[File:Pedoman Ejaan Bahasa Palembang 2007.jpg|jmpl|250px|Buku ''Pedoman Ejaan Bahasa Palembang'' terbitan Balai Bahasa Palembang<ref name="Trisman 2007">{{Cite book|last=Trisman|first=Bambang|url=|title=Pedoman Ejaan Bahasa Palembang|last2=Amalia|first2=Dora|last3=Susilawati|first3=Dyah|date=2007|publisher=Balai Bahasa Palembang (Provinsi Sumatera Selatan), Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional|editor-last1=Twilovita|editor-first1=Nursis|location=Palembang|trans-title=Palembang Spelling System Guidelines|oclc=697282757|url-status=live|lang=id}}</ref>]]
 
== Pengelompokan ==
Sebagian besar bahasa-bahasa Melayik di Sumatera bagian Selatan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok utama, yaitu 1) kelompok [[Rumpun bahasa Melayu Barisan Selatan|Melayu Tengah]] atau Melayu Barisan Selatan dan 2) kelompok [[Rumpun bahasa Musi|Musi]]. Bahasa Palembang dapat digolongkan sebagai salah satu bahasa dalam kelompok Musi, tepatnya sebagai bagian dari kumpulan dialek Palembang–Melayik Dataran Rendah yang juga mencakup ragam-ragam Belide, [[Bahasa Lematang|Lematang Ilir]], dan [[bahasa Penesak|Penesak]].{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=10–12}}
 
== Sejarah ==
Sebagaimana bahasa Melayik lainnya, bahasa Palembang merupakan keturunan dari [[bahasa Proto-Melayik]] yang diperkirakan berasal dari Kalimantan bagian barat. Menurut Adelaar (2004), perkembangan Melayu sebagai etnis tersendiri mungkin saja dipengaruhi oleh persentuhan dengan budaya India{{cfn}}, setelah migrasi penutur Proto-Malayik ke Sumatra bagian selatan. [[Sriwijaya|Kerajaan Sriwijaya]] yang berpusat di [[Palembang]] pada abad ke-7 merupakan salah satu wujud terawal negara bangsa Melayu, jika bukan yang pertama.<ref>Adelaar, K.A., "Where does Malay come from? Twenty years of discussions about homeland, migrations and classifications". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, 160 (2004), No. 1, hlmn. 1-30</ref> [[Prasasti Kedukan Bukit]] yang ditemukan di Palembang merupakan bukti tertulis pertama dari bahasa-bahasa Melayik yang dituturkan di daerah tersebut. Meski begitu, ahli bahasa masih memperdebatkan apakah memang bahasa yang digunakan di prasasti tersebut merupakan leluhur langsung dari bahasa-bahasa Melayu (termasuk Palembang) modern.{{sfn|Adelaar|1992|pp=5-6}}
Bahasa Palembang merupakan bentuk amalgamasi linguistik antara [[bahasa Minangkabau]] (''Baso Minangkabau'') dan [[bahasa Jawa]] (''Basa Jawa'') yang lahir disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar etnis Minangkabau dan etnis Jawa di tanah Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena Sumatra (yang termasuk juga Palembang di Sumatra Selatan) pernah berada di bawah kekuasaan langsung Jawa untuk masa yang cukup lama khususnya selama era dinasti [[Syailendra]]<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}} dan kemaharajaan [[Majapahit]], yang menyebabkan varietas lingustik dalam bahasa Palembang dan bahasa-bahasa daerah di sekitarnya sangat dipengaruhi oleh [[bahasa Jawa]], yang merasuk hingga ke kosakata intinya.<ref name="tadmor">{{cite conference |last=Tadmor |first=Uri |title=Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang|conference=5th International Symposium on Indonesian Linguistics|location=Leipzig |date=16–17 June 2001}}</ref> Pernyataan tersebut didukung oleh [[McDonnell]] (2016), yang menyebutkan bahwa bahasa Palembang adalah sebuah ''[[:en:Koiné language|koiné]]'' (bahasa campuran) yang lahir di Palembang dan wilayah sekitarnya.{{sfn|McDonnell|2016|p=35}}
 
Selain prasasti-prasasti kuno, sangat sedikit sumber tertulis lainnya yang bisa jadi acuan untuk mengkaji perkembangan bahasa Palembang. Satu sumber tertulis adalah Kitab Undang-Undang [[Simbur Cahaya]], yang penyusunannya dianggap dilakukan oleh [[Ratu Sinuhun]], istri dari penguasa Palembang Pangeran Sido ing Kenayan pada sekitar abad ke-17. Kitab ini ditulis dalam [[bahasa Melayu Klasik]] dengan sedikit pengaruh [[bahasa Jawa]], mengingat keluarga bangsawan Palembang berasal dari Jawa.{{sfn|Hanifah|1999|pp=1-38}} Pengaruh Jawa di Palembang dimulai setidaknya sejak abad ke-14.
 
[[William Marsden]] mencatat dua ragam bahasa berbeda yang digunakan di Palembang pada abad ke-18. Bahasa di keraton adalah dialek bahasa Jawa variasi halus dan Melayu dengan campuran kosakata asing, sementara bahasa sehari-hari penduduk Palembang adalah dialek MinangkabauMelayu, yangdengan berciriciri utama memiliki pengucapan vokal 'a' yang diganti menjadi 'o' dipada posisisebagian akhirbesar suku kata terbuka.{{sfn|Marsden|1811|p=562}}
 
== Status ==
Penggunaan bahasa Palembang resmi diakui oleh pemerintah Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu bahasa daerah di Sumatera Selatan yang wajib dijaga kelestariannya. Sebagai salah satu upaya penggiatan sosialisasi dan pelestarian bahasa Palembang, pemerintah Provinsi Sumatera Selatan yang didukung oleh [[Kementerian Agama Republik Indonesia]] mengadakan peluncuran [[Al-Qur'an]] (kitab suci [[Muslim|umat Islam]]) dengan terjemahan bahasa Palembang yang diterbitkan oleh Puslitbang Lektur Dan Khazanah Keagamaan pada tahun [[2019]].<ref>{{cite web |url=https://www.idxchannel.com/foto-1/foto/alquran-dengan-terjemahan-bahasa-palembang |title=Alquran dengan Terjemahan Bahasa Palembang |author=<!--Not stated--> |date=2022 |website=IDXchannel.com}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://m.antaranews.com/video/1207780/al-quran-terjemahan-bahasa-palembang-dan-sunda|title=Al Quran terjemahan Bahasa Palembang dan Sunda|author=<!--Not stated--> |date=2019|last=Rayyan|editor-last=Rayyan|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/regional/read/4152870/alquran-terjemahan-bahasa-palembang-hanya-dicetak-100-eksemplar?|title=Alquran Terjemahan Bahasa Palembang Hanya Dicetak 100 Eksemplar|language=id|author=<!--Not stated--> |date=2020|work=[[Liputan6.com]]|last=Inge|first=Nefri|editor-last=Hida|editor-first=Ramdania El}}</ref><ref>{{cite web |url= https://sumeks.co/uin-raden-fatah-serahkan-alquran-terjemahan-bahasa-palembang-ke-sumeks-co/|title= UIN Raden Fatah Serahkan Alquran Terjemahan Bahasa Palembang ke Sumeks.co|author=<!--Not stated--> |date= 2022|website=sumeks.co|publisher=Sumatera Ekspres}}</ref>
 
Bahasa Palembang [[#Tingkatan|tingkatan ''jegho''/''jero'']] (atau ''alus'') juga telah masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di Palembang sejak [[2021]].<ref>{{cite web |url= https://psikologi.radenfatah.ac.id/berita/detail/alhamdulillah-bahasa-palembang-jegho-alus-masuk-muatan-lokal-pada-sekolah-dasar-di-kota-palembang|title=Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang |author=<!--Not stated--> |date= 2021|publisher= Pustipd UIN Raden Fatah}}</ref>
 
== Fonologi ==
Dunggio (1981) mendata 30 fonem dalam bahasa Palembang, dengan rincian 24 bunyi konsonan dan 6 bunyi vokal.{{sfn|Dunggio|1983|pp=7-10}} Namun, studikajian lanjutan dari Aliana (1987) menyatakan bahwa hanya ada 2425 fonem dalam bahasa Palembang, termasuksebab bunyi hurufserapan seperti {{IPA|[z]}} dansering r[[alofoni|beralofoni (ghbebas diganti pengucapannya)]] dengan konsonan asli seperti ini.{{sfnIPA|Dunggio|1983/s/}} dan {{IPA|pp=7-10/d͡ʒ/}}.{{sfn|Aliana|1987|p=14}}
=== Vokal ===
{| class="wikitable" style="text-align:center"
!
![[Vokal depan|Depan]]
![[Vokal madya|Madya]]
!tengah
![[Vokal belakang|Belakang]]
|-
![[Vokal tertutup|Tertutup]]
!tinggi
|{{IPAslink|i}}
|i
|
|{{IPAslink|u}}
|u
|-
![[Vokal setengah tetutup|Setengah tertutup]]
!medial
|{{IPAslink|e}}
|e
|ə
|{{IPAslink|o}}
|o
|-
![[Vokal tengah|Tengah]]
!rendah
|
|{{IPAslink|ə}}
|a
|
|-
![[Vokal terbuka|Terbuka]]
|colspan="2"|{{IPAslink|a}}
|
|}
Dalam suku kata tertutup, {{IPA|/i/}} dan {{IPA|/u/}} diucapkan sedikit terbuka sebagai {{IPAblink|ɪ}} dan {{IPAblink|ʊ}}.{{sfn|Dunggio|1983|pp=21-22}}
 
=== Konsonan ===
Baris 64 ⟶ 88:
!
!
![[Konsonan dwibibir|Dwi-<br>bibir|Bibir]]
![[Konsonan rongga-gigi|Rongga-<br> gigi]]
![[Konsonan paskapasca rongga-gigi|Pask.Pasca Ronggi.rongga gigi]]<br> dan [[Konsonan langit-langit|langit-<br>langitlelangit]]
![[Konsonan langit-langit belakang|langbel.lelangit belakang]]
![[Konsonan celah-suara|Celah-<br> suara]]
|-
! colspan="2" |[[Konsonan sengau|SengauSengauan]]
|{{IPAslink|m}}
|{{IPAslink|n}}
|{{IPAslink|ɲ}} (NY){{Angbr IPA|ny}}
|{{IPAslink|ŋ}} (NG){{Angbr IPA|ng}}
|
|-
! rowspan="2" |[[Konsonan letup|letupLetupan]]/ dan [[Konsonan gesek|gesekGesekan]]
!nirsuara
|{{IPAslink|p}}
|{{IPAslink|t}}
|{{IPAslink|t͡ʃ}} (C){{Angbr IPA|c}}
|{{IPAslink|k}}
|{{IPAslink|ʔ}} (Q,{{Angbr IPA|')}}
|-
!bersuara
|{{IPAslink|b}}
|{{IPAslink|d}}
|{{IPAslink|d͡ʒ}} (J){{Angbr IPA|j}}
|{{IPAslink|gɡ}}
|
|-
! rowspan="2" |[[Konsonan frikatifgeseran|FrikatifGeseran]]
!nirsuara
|{{IPAslink|f}}<sup>1</sup>
|{{IPAslink|s}}
|{{IPAslink|ʃ}}<sup>1</sup> {{Angbr IPA|sy}}
|
|{{IPAslink|x}}<sup>1</sup> {{Angbr IPA|kh}}
|
|{{IPAslink|h}}
|-
!bersuara
|{{IPAslink|v}}<sup>1,</sup><sup>2</sup>
|{{IPAslink|z}}<sup>1</sup>
|
|{{IPAslink|zʁ}} {{Angbr IPA|r}}
|{{IPAslink|ʃ}} (SY)
|{{IPAslink|ɣ}} (GH) ~{{IPAslink|r}}
|
|-
Baris 111 ⟶ 135:
|{{IPAslink|w}}
|
|{{IPAslink|j}} (Y){{Angbr IPA|y}}
|
|
|-
![[Konsonan sisi|Sisian]]
|{{IPAslink|v}}
|l
|
|{{IPAslink|l}}
|kh
|
|
|
|}
<sup>1</sup>Hanya fonemik di kata-kata pinjaman.</br>
<sup>2</sup>{{IPA|/v/}} sering diucapkan sebagai {{IPA|/f/}}, atau bahkan {{IPA|/p/}}.
 
==DialekRagam==
===Dialek===
{{utama|Daftar dialek Bahasa Palembang}}
Berdasarkan survei [[dialektologi]] {{harvcoltxt|McDowell|Anderbeck|2020}} yang mencakup analisis [[leksikostatistik]], pemetaan persebaran inovasi [[fonologi|fonologis]], serta uji [[kesalingpahaman]], subgugus (subkumpulan) dialek Palembang dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Palembang Lama, 2) Palembang Pasar dan 3) Pesisir.{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=12}}
Bahasa Palembang memiliki ragam variasi dialek yang dapat dikenali melalui perbedaan fonologi, aksentologi, maupun idiomatologi yang umumya terbagi kedalam distribusi penggolongan melalui beberapa metode, yakni baik secara regional geografis maupun sosiokultural.
*[https://glottolog.org/resource/languoid/id/pale1265 Dialek Palembang Lawas]
* [https://glottolog.org/resource/languoid/id/pale1267 Dialek Palembang Pasar]
* [https://glottolog.org/resource/languoid/id/pale1268 Dialek Palembang Pesisir]
 
Dialek Palembang Lama adalah dialek tradisional yang dituturkan sehari-hari oleh [[suku Palembang]] terutama di pedesaan. Sedangkan, dialek Palembang Pasar adalah dialek yang umum digunakan sebagai [[basantara|bahasa perantara]] untuk masyarakat di Palembang secara menyeluruh. Secara leksikon, dialek Palembang Lama mempertahankan beberapa kosakata serapan [[bahasa Jawa]] yang tak lagi digunakan oleh penutur Palembang Pasar. Kecenderungan de-Jawanisasi penutur Palembang Pasar juga diiringi dengan meningkatnya pengaruh [[bahasa Indonesia]] dalam percakapan sehari-hari di kawasan perkotaan. Dalam hal fonologi, penutur Palembang Pasar umumnya mengucapkan bunyi *r ({{IPA|/ɣ ~ ʁ/}}) dari Proto-Melayik sebagai [[konsonan getar]] ujung lidah (apikal) seperti bahasa Indonesia alih-alih dengan bunyi [[konsonan geser|geseran]] lelangit belakang/tekak bersuara {{IPA|[ɣ~ʁ]}} yang umum digunakan dalam dialek Palembang Lama.{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=13–15}}
== Klasifikasi ==
=== Tingkatan ===
Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu [[Bahasa Palembang Alus|Palembang Alus]] (''Baso Palembang Alus'' {{aka}} ''Bebaso'') dan [[Bahasa Palembang Sari-Sari|Palembang Sari-sari]] (''Baso Palembang Sari-Sari''). [[Bahasa Palembang Alus|Pelembang Alus]] dipergunakan dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalam [[upacara]] [[adat]]. Bahasa ini memiliki unsur linguistik [[bahasa Jawa]] karena adanya hubungan [[Sriwijaya|Kemaharajaan Sriwijaya]] dan [[Kesultanan Palembang Darussalam]] dengan kerajaan di [[pulau Jawa]] yaitu [[kerajaan Mataram]], bahkan Mataram juga pernah/sempat menguasai wilayah Palembang jadi sedikit terpengaruh dari budaya dan bahasa. Itulah sebabnya perbendaharaan kata ''Baso Pelembang Alus'' banyak persamaannya dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa.
 
Di sebelah utara dan timur Kota Palembang ke arah perbatasan dengan [[Provinsi Jambi]] dan [[Selat Bangka]], terdapat pula ragam Pesisir yang secara linguistik hampir identik dengan ragam yang dituturkan di kawasan urban. Meski begitu, beberapa daerah tutur Pesisir di wilayah terluar juga memiliki tingkat kemiripan leksikal yang tinggi dengan ragam Melayik tetangga, di antaranya ragam Jambi Ilir dari [[bahasa Jambi]] serta ragam-ragam Melayik [[bahasa Bangka|Bangka]].{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=15–16, 53}} Dari segi etnolinguistik, penutur ragam Pesisir sendiri cenderung tidak terlalu terikat dengan identitas "Palembang" sebagaimana penutur di kawasan urban dan pedesaan sekitarnya.{{sfn|McDowell|Anderbeck|2020|p=112, 114}}
== Kosakata ==
===[[Bilangan]]===
Berikut merupakan contoh kosakata untuk bilangan dalam bahasa Palembang:
{| class="wikitable"
! Bahasa Palembang (Sari-Sari)
! Bahasa Palembang (Alus/Bebaso)
! Arti dalam [[bahasa Indonesia]]<ref>{{cite web |url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/|author=<!--Not stated-->|title=KBBI Daring|website=kbbi.kemdikbud.go.id |publisher= Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan}}</ref>
|-
|
* sikok
* eso
| sios || satu
|-
| duo
| kalé || dua
|-
| tigo
| telu || tiga
|-
| empa
| sekawan || empat
|-
| limo
| gangsal || lima
|-
| selaweh
| selaweh || dua puluh lima
|-
|}
 
===UmumTingkatan===
Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan linguistik, yaitu ''jegho'' atau ''alus'' (kerap diidentifikasi juga sebagai ''bebaso'') dan ''saghi-saghi''. Bahasa Palembang ''jegho'' atau ''alus'' memiliki banyak kosakata serapan Jawa dan dipergunakan dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang yang dihormati, terutama dalam [[upacara]] [[adat]] Palembang, sedangkan tingkatan ''saghi-saghi'' yang lebih berakar pada kosakata asli Melayik dipergunakan dalam percakapan sehari-hari.
{| class="wikitable"
<!--
! Bahasa Palembang (Sari-Sari)
==Kata serapan==
! Bahasa Palembang (Alus/Bebaso)
Bahasa Melayu Palembang memiliki beberapa pengaruh dari elemen linguistik [[bahasa Melayu]] dan bahasa yang lain, Bahasa Palembang Asli (Bebaso Pelembang Alus) utamanya dari [[bahasa Minangkabau]], [[bahasa Sunda]] dan [[bahasa Jawa]]. Hal ini disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar [[Suku Melayu|etnis Melayu]] di negeri Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena [[Kota Palembang]] pernah berada di bawah kekuasaan yang sama untuk masa yang cukup lama,<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}} hal-hal tersebutlah yang menyebabkan varietas lingustik dalam Melayu Palembang memiliki elemen linguistik [[bahasa Melayu]] dan bahasa yang lain merasuk hingga ke kosakata intinya.<ref name="tadmor2">{{cite conference |last=Tadmor |first=Uri |title=Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang|conference=5th International Symposium on Indonesian Linguistics|location=Leipzig |date=16–17 June 2001}}</ref>
! Arti dalam [[bahasa Indonesia]]<ref>{{cite web |url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/|author=<!--Not stated-->|title=KBBI Daring|website=kbbi.kemdikbud.go.id |publisher= Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan}}</ref>
|-->
| Awak
| Niko || Dirimu
|-
| Biso
| Pacak ||
* Bisa
* Dapat
|-
|
* Cakmano
* Makmano
| Makpundi || Bagaimana
|-
|
* Cakini
* Makini
| Makniki || Begini
|-
|
* Cindo
* Alap
| Sae ||
* Baik
* Bagus
|-
| Cinto
| - || Sayang
|-
| Dengen
| Dengen || Dengan
|-
|
* Galo
* Segalo
|
* Danten
* Sedanten
||
* Semua
* Seluruh
|-
| Kerjo
| Gawe ||
* Kerja
* Perilaku
|-
| Luan
| Luan || Depan
|-
| Samo
| - || Sama
|-
| Samo dengen
| - || Sama dengan (=)
|-
|
* Tubu
* Tobo
|
* Kulo
* Abdu
|| Saya
|-
|
* Wong
* Uong
* Uwong
|
* Wong
* Uong
* Uwong
|| Orang
|-
|}
 
==Kata Serapan==
Secara historis, bahasa Palembang memiliki beberapa pengaruh dari elemen linguistik bahasa lain, utamanya dari bahasa Minangkabau dan bahasa Jawa. Hal ini disebabkan oleh faktor kontak perdagangan antar etnis Minangkabau dan etnis Jawa di tanah Palembang yang telah berlangsung sejak ribuan tahun lalu, salah satu faktor utama lainnya yakni karena [[Kota Palembang]] pernah berada di bawah kekuasaan langsung Jawa untuk masa yang cukup lama,<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}} hal-hal tersebutlah yang menyebabkan varietas lingustik dalam bahasa Palembang memiliki elemen linguistik [[bahasa Jawa]] yang merasuk hingga ke kosakata intinya.<ref name="tadmor">{{cite conference |last=Tadmor |first=Uri |title=Language Contact and Historical Reconstruction: The Case of Palembang|conference=5th International Symposium on Indonesian Linguistics|location=Leipzig |date=16–17 June 2001}}</ref>
===Serapan dari [[bahasa Minangkabau]]===
{| class="wikitable"
! Bahasa Palembang
! [[Bahasa Minangkabau]]
! Arti dalam [[bahasa Indonesia]]<ref>{{cite web |url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/|author=<!--Not stated-->|title=KBBI Daring|website=kbbi.kemdikbud.go.id |publisher= Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan}}</ref>
|-
| Ado
| Ado
| Ada
|-
| Ambo
| Ambo
| Saya
|-
|
* Apo
* Po
| Apo
| Apa
|-
| Baso
| Baso
| Bahasa
|-
| Bongok
| Bongok
| Dungu
|-
| Bungo
| Bungo
| Bunga
|-
| Duo
| Duo
| Dua
|-
| Gadang
| Gadang
| Besar
|-
| Gelak
| Galak
| Tertawa
|-
| Idak
| Indak
| Tidak
|-
| Kida
| Kidal
| Kiri
|-
| Kito
| Kito
| Kami
|-
| Limo
| Limo
| Lima
|-
| Lemak
| Lamak
| Enak
|-
| Mano
| Mano
| Mana
|-
| Nak
| Nak
|
* Hendak
* Ingin
|-
| Rodong
| Rodong
| Karib
|-
| Saka
| Saka
| Gula tebu
|-
| Tigo
| Tigo
| Tiga
|-
|}
 
===Serapan dari [[bahasa Jawa]]===
{| class="wikitable"
! Bahasa Palembang
! [[Bahasa Jawa]]
! Arti dalam [[bahasa Indonesia]]<ref>{{cite web |url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/|author=<!--Not stated-->|title=KBBI Daring|website=kbbi.kemdikbud.go.id |publisher= Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan}}</ref>
|-
| Abang
| Abang
| Merah
|-
| Abot
| Abot
| Berat
|-
| Ageng
| Agĕng
| Besar
|-
| Awak
| Awakmu
| Dirimu
|-
| Awan
| Awan
| Siang
|-
| Bae
|
* Aé
* Baé
* Waé
|
* Aja
* Saja
|-
| Balen
| Balèn
| Ulang
|-
| Banyu
| Banyu
| Air
|-
| Buri
|
* Buri
* Mburi
| Belakang
|-
| Cokot
| Cokot
| Gigit
|-
| Dewe
| Déwé
| Sendiri
|-
| Dulang
| Dulang
| Suap
|-
| Dulur
| Dulur
| Saudara
|-
| Enjuk
| Unjuk
| Beri
|-
| Eso
| Esa
| Satu
|-
| Gancang
| Gancang
| Tangkas
|-
| Gawe
| Gawé
| Kerja
|-
| Godong
| Godong
| Daun
|-
| Gulu
| Gulu
| Leher
|-
| Iwak
| Iwak
| Ikan
|-
| Jabo
| Jaba
| Luar
|-
| Jeru
| Jeru
| Dalam
|-
| Kacek
| Kacèk
| Selisih
|-
| Kelaso
| Kloso
| Tikar
|-
| Kemul
| Kemul
| Selimut
|-
| Kuping
| Kuping
| Telinga
|-
| Lading
| Lading
| Pisau
|-
| Lanang
| Lanang
| Lelaki
|-
| Lawang
| Lawang
| Pintu
|-
| Mambu
| Mambu
| Bau
|-
| Melok
| Mèlok
| Ikut
|-
| Metu
| Mĕtu
| Keluar
|-
| Pecak
| Pacak
| Seperti
|-
| Prei
| Prèi
| Libur
|-
| Rai
| Rai
| Muka
|-
| Sikil
| Sikil
| Kaki
|-
| Sokor
| Sokor
| -
|-
| Tangi
| Tangi
| Bangun
|-
| Truwelu
| Truwĕlu
| Kelinci
|-
| Ulo
| Ulo
| Ular
|-
| Umbel
| Umbĕl
| Ingus
|-
| Umep
| Umup
|
* Mendidih (bahasa Jawa)
* Gerah (bahasa Palembang)
|-
|
* Wong
* Uwong
* Uong
|
* Wong
* Uwong
| Orang
|-
|}
 
==Referensi==
Baris 533 ⟶ 168:
 
== Daftar pustaka ==
* &nbsp;{{cite book|authorlast=<!--TidakArif|first=R. disebutkan-->M.|url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku/a97da629b098b75c294dffdc3e463904|title=Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang|language=id|year=19781981|publisher=KerjasamaPusat Lembaga BahasaPembinaan dan FakultasPengembangan Keguruan Universitas Sriwijaya denganBahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Sumatra Selatan|volume=74|ref=harv}}
* &nbsp;{{cite book|lastlast1=ArifTrisman|firstfirst1=RBambang|last2=Amalia|first2=Dora|last3=Susilawati|first3=Dyah|last4=Twilovita|first4=Nursis|url=https://labbineka. Mkemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku/be83ab3ecd0db773eb2dc1b0a17836a1|title=KedudukanPedoman dan FungsiEjaan Bahasa Palembang|language=id|year=19812007|publisher=PusatBalai PembinaanBahasa danMelayu PengembanganPalembang, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|volume=74Nasional|ref=harv}}
* {{cite book|last1=Trisman|first1=Bambang|last2=Amalia|first2=Dora|last3=Susilawati|first3=Dyah|last4=Twilovita|first4=Nursis|url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku/be83ab3ecd0db773eb2dc1b0a17836a1|title=Pedoman Ejaan Bahasa Palembang|language=id|year=2007|publisher=Balai Bahasa Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional|ref=harv}}
* {{cite book|last=Adelaar|first=K. Alexander|title=Proto-Malayic: The reconstruction of its phonology and parts of its lexicon and morphology|year=1992|publisher=Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, the Australian National University|isbn=9780858834088|ref=harv}}
* {{cite book |last1=Anderbeck |first1=Karl |last2=McDowell |first2=Jonathan |year=2020 |title=The Malay Lects of Southern Sumatra |series=JSEALS Special Publication |volume=7 |publisher=University of Hawai'i Press |hdl=10524/52466 |ref=harv}}
* {{cite book|last=Hanifah|first=Abu|title=Undang-Undang Simbur Cahaya|year=1999|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|location=Jakarta|isbn=9794593869|ref=harv}}
* {{cite book|last=Marsden|first=William|title=History of Sumatra, Containing an Account of the Government (etc.)|year=1811|publisher=Longman|location=London|ref=harv}}
* {{cite book |last2=Anderbeck |first2=Karl |last1=McDowell |first1=Jonathan |year=2020 |title=The Malay Lects of Southern Sumatra |series=JSEALS Special Publication |volume=7 |publisher=University of Hawai'i Press |hdl=10524/52473 |ref=harv}}
* {{cite book|last=Dunggio|first=P.D.|title=Struktur bahasa Melayu Palembang|year=1983|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|location=Jakarta|ref=harv}}
* {{cite book|last=Aliana|first=Zainul Arifin|title=Morfologi dan sintaksis bahasa Melayu Palembang|year=1987|publisher=PursatPusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|location=Jakarta|ref=harv}}
* {{cite book|last=McDonnell|first=Bradley James|title=Symmetrical Voice Constructions in Besemah: A Usage-based Approach|year=2016|publisher=University of California Santa Barbara|location=Santa Barbara|ref=harv}}
 
== Pranala luar ==
{{Incubator|code=mui/Main Page}}
{{sisterlinks}}
* {{id}} [http://library.usu.ac.id/download/fs/sejarah-nurhabsyah4.pdf Penerapan Sejarah Lisan dalam Sejarah Lokal oleh Nurhabsyah]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku?c=Bahasa+Palembang Laboratorium Kebinekaan Bahasa dan Sastra (Bahasa Melayu Palembang)]
 
{{Bahasa daerah di Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Palembang, Bahasa}}
[[Kategori:Bahasa di Indonesia|Palembang]]
[[Kategori:Bahasa di SumatraIndonesia|Melayu Palembang]]
[[Kategori:Bahasa Austronesiadi Sumatra|Melayu Palembang]]
[[Kategori:Rumpun bahasa Melayu-PolinesiaAustronesia|Melayu Palembang]]
[[Kategori:Bahasa di SumatraSumatera Selatan|Melayu Palembang]]
[[Kategori:Kota Palembang]]
[[Kategori:Rumpun bahasa Musi]]
[[Kategori:Rumpun bahasa Melayik]]