Fatimah az-Zahra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Manggadua (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(116 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Hiperbolis|Per [[WP:GELARISLAM]], artikel}}{{refimprove-bio-tokohmuslim}}
{{Infobox Ulama Muslim
{{Infobox person
|honorific_prefix = Fatimah
| name = Fatimah binti= MuhammadFatimah
| honorific_suffix = az-Zahra
|image = File:Fatimah Calligraphy.png
|caption image = Fatimah Calligraphy.png
|title caption = Kaligrafi Arab dengan nama Fatimah
| birth_date = 605 atau 612/15 {{small|(dipersengketakan)}}
|kunya =
| birth_place = [[Makkah]], [[Hejaz]], [[Jazirah Arab|Arabia]]
|nasab =
| death_date = 632
; Jalur ayah
| death_place = [[Madinah]], [[Kekhalifahan Rasyidin]]
[[Muhammad]] bin [[Abdullah bin Abdul Muththalib|Abdullah]] bin [[Syaibah bin Hasyim|Abdul Mutthalib]] bin [[Hasyim bin Abdul Manaf|Hasyim]] bin [[Abdul Manaf bin Qushay|Abdu Manaf]] bin [[Qushay bin Kilab|Qushay]] bin [[Kilab bin Murrah|Kilab]] bin [[Murrah bin Ka'b|Murrah]] bin [[Ka'ab bin Lu'ay|Ka'ab]] bin [[Lu'ay bin Ghalib|Lu'ay]] bin [[Ghalib bin Fihr|Ghalib]] bin [[Fihr bin Malik|Fihr]] bin Malik bin An-Nadhr bin [[Kinanah bin Khuzaimah|Kinanah]] bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin [[Adnan]] bin [[Ismail]] bin [[Ibrahim]]<ref>[[Siyar Alamin Nubala]] karya [[Adz-Dzahabi]], [[Al-Bidayah wa Nihayah]] karya [[Ibnu Katsir]], [[Fathul Bari]] karya [[Ibnu Hajar|Ibnu Hajar Al-Asqalani]], [[Zad al-Ma'ad]] karya [[Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah]]; Quraisy adalah julukan bagi salah satu di antara Fihr atau an-Nadhr ([[Sirah Nabawiyah|Raudhatul Anwar]] karya Shafiyyurahman al-Mubarakfuri).</ref>
|nisbah resting_place = Madinah, = Hejaz
| title = {{Collapsible list|titlestyle=font-weight:normal; background:transparent; text-align:left;|title=Daftar gelar
|birth_name =
|||az-Zahra <br/> ({{lit|yang bersinar}})
|birth_date = 20 Jumadil Akhirah 5 tahun setelah kenabian, [[Hijriah|H]] / tahun [[606]]
|ash-Siddiqah <br/> ({{lit|orang yang jujur}})
|birth_place = [[Mekkah]]
|al-Muhadditsah <br/> ({{lit|dia yang diajak bicara oleh malaikat}})
|death_date = Selasa tanggal 13 Ramadhan tahun 11 [[Hijriah|H]] / [[632]]
|Umm Abiha <br/> ({{lit|ibu dari ayahnya}})
|death_place = [[Madinah]]
|Sayyidat Nisa al-Janna ({{lit|nyonya para wanita [[Jannah|surga]]}})
|death_cause = Disengketakan
|Sayyidat Nisa al-Alamin ({{lit|nyonya para wanita sedunia}})
|resting_place = Disengketakan
|other_names =
|nationality = [[Islam]] (sebagai kerajaan [[Teokrasi]]).
|ethnicity = [[Arab]], suku [[Quraisy]], [[Bani Hasyim]]
|era = Pra Hijriah - Abad pertama Hijriah
|region = [[Jazirah Arab]]
|occupation =
|denomination =
|jurisprudence =
|creed =
|movement =
|main_interests =
|notable_ideas =
|notable_works =
|alma_mater =
|disciple_of =
|awards =
|influences = [[Muhammad]]
|influenced =
|module =
|website =
|signature =
|spouse/suami = [[Ali bin Abi Thalib]]
|children = [[Hasan bin Ali]]<br>[[Husain bin Ali]]<br>[[Zainab binti Ali]]<br>[[Ummu Kultsum binti Ali]]<br>[[Muhsin bin Ali]]
|parents = [[Muhammad]]<br>[[Khadijah binti Khuwailid]]
}}
| spouse = [[Ali bin Abi Thalib]]
{{Syi'ah}}
| children = *[[Hasan bin Ali|Hasan]]
*[[Husain bin Ali|Husayn]]
*[[Muhsin bin Ali|Muhsin]]
*[[Zainab binti Ali|Zainab]]
*[[Ummu Kultsum binti Ali|Ummu Kultsum]]
| parents = {{plainlist|
*[[Muhammad]]
*[[Khadijah binti Khuwailid|Khadijah]]}}
| relatives = *[[Ummu Kultsum binti Muhammad|Ummu Kultsum]] (saudara perempuan)
*[[Zainab binti Muhammad|Zainab]](saudara perempuan)
*[[Ruqayyah binti Muhammad|Ruqayyah]](saudara perempuan)
| family = [[Ahlul bait|Keluarga Muhammad]]
}}
'''Fatimah binti Muhammad''' ({{lang-ar|فَاطِمَة بِنْت مُحَمَّد|Fāṭimah binti Muḥammad}}; 605/15–632 M), umumnya dikenal sebagai '''Fatimah az-Zahra'''' ({{lang-ar|فَاطِمَة ٱلزَّهْرَاء|Fāṭima az-Zahrāʾ}}), adalah putri [[nabi]] [[Islam]] [[Muhammad]] dan istrinya [[Khadijah binti Khuwailid]].{{sfn|Campo|2009a|p=230}} Suami Fatimah adalah [[Ali bin Abi Thalib]], [[khalifah]] [[Khulafaur Rasyidin|Rasyidin]] keempat dan [[Imamah|Imam Syiah]] pertama. Putra Fatimah adalah [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan [[Husain bin Ali|Husain]], masing-masing Imam Syiah kedua dan ketiga.{{sfn|Buehler|2014|p=183}}{{sfn|Veccia Vaglieri|2022a}} Melalui Fatimah, garis keturunan keluarga Muhammad bertahan hingga saat ini.{{sfn|Abbas|2021|p=57}}{{sfn|Qutbuddin|2006|p=249}} Nama dan julukannya tetap menjadi pilihan populer bagi gadis-gadis Muslim.{{Sfn|Amir-Moezzi|Calmard|1999}}{{sfn|Rogerson|2006|p=42}}
 
Ketika Muhammad meninggal pada tahun 632, Fatimah dan suaminya Ali menolak untuk mengakui otoritas khalifah pertama, [[Abu Bakar]]. Pasangan tersebut dan para pendukung mereka berpendapat bahwa Ali adalah penerus sah Muhammad,{{sfn|Fedele|2018|p=56}} mungkin merujuk pada pengumumannya di [[Ghadir Khumm]].{{Sfn|Amir-Moezzi|2022}} Kontroversi seputar kematian Fatimah dalam waktu enam bulan setelah kematian Muhammad.{{sfn|Abbas|2021|p=103}} Islam Sunni menyatakan bahwa Fatimah meninggal karena kesedihan.{{sfn|Veccia Vaglieri|2022a}} Namun, dalam Islam Syiah, (keguguran dan) kematian Fatimah dikatakan sebagai akibat langsung dari luka-lukanya selama penggerebekan di rumahnya untuk menaklukkan Ali, yang diperintahkan oleh Abu Bakar.{{sfn|Buehler|2014|p=186}} Dipercayai bahwa keinginan terakhir Fatimah adalah agar khalifah tidak menghadiri pemakamannya.{{Sfn|Mavani|2013|p=117}}{{Sfn|Kassam|Blomfield|2015|p=212}} Dia dimakamkan secara rahasia pada malam hari dan tempat pemakamannya yang tepat masih belum pasti.{{sfn|Khetia|2013|p=82}}{{Sfn|Klemm|2005|pp=184–185}}
'''Fatimah binti Muhammad''' (606/614 - 632) merupakan putri bungsu Nabi [[Muhammad]] dari perkawinannya dengan istri pertamanya, [[Khadijah binti Khuwailid|Khadijah]]. Dari sekian anaknya Muhammad, dia adalah satu-satunya yang hidup hingga dewasa. Ia diberi gelar "[[Sayyid|Sayyidah]]". 
 
== Keluarga ==
Fatimah juga merupakan istri dari [[Ali bin Abi Thalib]], dan dia tidak pernah di-[[poligami]] seumur hidupnya, sebab Nabi Muhammad pernah berkata ketika Ali akan menikahi wanita lain, ''"aku tidak akan memberikannya izin, kecuali Ali menceraikan putriku terlebih dahulu demi menikahi putri mereka. Karena Fatimah adalah bagian dari tubuhku, dan aku benci apa yang dia benci, dan apapun yang menyakitinya, jugalah menyakitiku."''<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 5230 - Wedlock, Marriage (Nikaah) - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:5230|website=sunnah.com|access-date=2022-02-20}}</ref>
 
=== Orang tua dan saudara ===
Dari pernikahannya dengan Ali, Fatimah melahirkan [[Hasan bin Ali]] dan [[Husain bin Ali]]. 
Sayyidah Fatimah az-Zahra lahir lima tahun sebelum kerasulan [[Nabi]] [[Muhammad]]. Ia merupakan anak perempuan termuda dari Nabi Muhammad. Berdasarkan nasabnya, namanya adalah Fatimah binti Muhammad bin Abdullah bin [[Syaibah bin Hasyim|Abdul Muthalib]]. Keluarga Fatimah az-Zahra merupakan keturunan dari [[bani Hasyim]] dan [[suku Quraisy]].{{Sfn|Mursi|2020|p=450}}
 
[[Sayyidah]] Fatimah az-Zahra merupakan [[anak]] [[perempuan]] keempat dari [[pernikahan]] antara [[Muhammad|Nabi Muhammad]] dengan [[Khadijah binti Khuwailid]]. Ia memiliki tiga [[kakak]] perempuan yaitu [[Zainab binti Nabi Muhammad|Zainab]], [[Ruqayyah binti Nabi Muhammad|Ruqayyah]] dan [[Ummu Kultsum binti Nabi Muhammad|Ummu Kultsum]]. Fatimah az-Zahra juga memiliki dua [[saudara]] laki-laki sekandung, tetapi keduanya meninggal ketika masih kecil. Nama kedua saudaranya yang wafat ini adalah Qasim dan Ibrahim. Selain itu, ia memiliki seorang [[saudara angkat]] yang diadopsi oleh ayahnya. Nama saudara angkat ini ialah [[Zaid bin Haritsah]], yang kelak menjadi [[Hawariyyun]] daripada Baginda Nabi Muhammad.<ref>{{Cite book|last=Nasution|first=Syamruddin|date=2013|url=http://repository.uin-suska.ac.id/10391/1/Sejarah%20Peradaban%20Islam.pdf|title=Sejarah Peradaban Islam|location=Pekanbaru|publisher=Yayasan Pusaka Riau|pages=32|url-status=live|access-date=2022-03-03|archive-date=2022-08-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220807095747/http://repository.uin-suska.ac.id/10391/1/Sejarah%20Peradaban%20Islam.pdf|dead-url=no}}</ref>
Selepas Nabi Muhammad dan Fatimah wafat, barulah Ali ber-poligami dengan menikahi 8 wanita lain dan mempunyai total sekitar 33 anak.
 
Kelahiran [[Sayyidatina]] Fatimah az-Zahra bertepatan dengan peristiwa besar yaitu ditunjuknya Rasulullah sebagai penengah ketika terjadi perselisihan antara suku Quraisy tentang siapa yang berhak meletakan kembali Hajar Aswad setelah Ka’bah diperbaharui. Dengan kecerdasan akalnya, baginda mampu memecahkan persoalan yang hampir menjadikan peperangan diantara kabilah-kabilah yang ada di Makkah.<ref>{{Cite web|date=2017-04-20|title=Mengenal Fatimah Az Zahra Putri Tersayang Rasulullah|url=https://republika.co.id/share/oop9xb313|website=Republika Online|language=id|access-date=2023-02-27|archive-date=2023-02-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20230227024711/https://republika.co.id/share/oop9xb313|dead-url=no}}</ref>
Sebelum dinikahi Ali, Fatimah pernah dilamar oleh [[Umar bin Khattab]] dan [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]], akan tetapi Rasulullah menolak lamaran mereka, karena kata Rasulullah, Fatimah masih muda. Lalu datanglah lamaran dari Ali, dan Sang Rasul pun menerimanya, dan mengawinkan Fatimah dengannya.<ref>{{Cite web|title=Sunan an-Nasa'i 3221|url=https://sunnah.com/nasai:3221fa|website=Sunnah.com}}</ref>
 
Kelahiran [[sayyidah]] Fatimah disambut gembira oleh Rasulullahu alaihi wassalam dengan memberikan nama Fatimah dan julukannya Az-Zahra, sedangkan kunyahnya adalah ''Ummu Abiha'' (Ibu dari ayahnya).{{Butuh rujukan}}
== Kehidupan ==
Sebagai seorang anak, Fatimah tumbuh di bawah pengawasan langsung orang tuanya; Dan dia menghabiskan masa mudanya di masa sulit menyebarkan Islam. Fatimah kehilangan ibunya dalam pengepungan cabang Abi Thalib. Setelah hijrah ke [[Madinah]], dia menikah dengan Ali bin Abi Thalib pada tahun kedua Hijriah dan memiliki empat atau lima anak. Pada tahun kesebelas AH, setelah kematian ayahnya, ia membela Ali bin Abi Thalib dalam suksesi Muhammad dan menyampaikan khotbah Fadakiyah di [[Masjid Nabawi|masjid Nabi]] untuk mempertahankan haknya atas [[Fadak]]. Dia memberikan banyak alasan untuk [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] dan [[Umar bin Khattab|Umar]], tetapi mereka tidak yakin. Selama peristiwa ini, Umar dan sekelompok sahabatnya pergi ke rumah Ali untuk berbaiat, dan di sana mereka mendapat perlawanan dari Ali dan Fatimah serta pendukung mereka.  Dia adalah anggota pertama dari keluarga Muhammad yang meninggal setelah Muhammad. Tanggal kematiannya diberikan dari tiga puluh hari sampai enam bulan setelah Muhammad, tetapi dua ucapan tujuh puluh lima hari dan sembilan puluh lima hari lebih umum dan valid. Tempat pemakaman Fatimah Zahra tidak diketahui dan diperdebatkan. Namun, tiga tempat yang lebih mungkin: pertama, antara makam dan mimbar Nabi, kedua, di rumah Fatimah az-Zahra, yang sekarang berada di [[Masjid Nabawi]], dan ketiga, di Makam Baqiya.
 
Ia putri yang mirip dengan ayahnya, Ia tumbuh dewasa dan ketika menginjak usia 5 tahun terjadi peristiwa besar terhadap ayahnya yaitu turunnya wahyu dan tugas berat yang diemban oleh ayahnya. Dan ia juga menyaksikan kaum kafir melancarkan gangguan kepada ayahnya, sampai cobaan yang berat dengan meninggal ibunya Khadijah. Ia sangat pun sedih dengan kematian ibunya.{{Butuh rujukan}}
Terlepas dari banyak catatan keagamaan Fatimah, hanya ada sedikit sumber sejarah tentang dia. Dia adalah salah satu tokoh yang paling dihormati di antara semua Muslim, terutama [[Syiah]]. Sumber-sumber Sunni menggambarkan Fatimah sebagai seorang wanita yang saleh dan setia serta kehidupan dan karakter pertapa sebagai model kesalehan. Dia dianggap sebagai salah satu dari empat belas maksum di antara [[Syiah Dua Belas Imam|Syiah dari Dua Belas Imam]], yang memegang posisi spiritual khusus seperti kemurnian dan maksum. Dia juga dari [[Ahlul Bait]] dan salah satu dari lima anggota [[Ahl al-Kisa]]. Fatimah juga berperan dalam acara Mubahila. Menurut hadits dan riwayat Sunni dan Syi'ah, 135 ayat Al Qur'an tentang Fatimah. Surah "[[Surah Al-Insan|Insan]]", "[[Surah Al-Qadr|Qadr]]" dan "[[Surah Al-Kausar|Kausar]]" dan ayat-ayat"[[Mubāhalah|Mubahilah]]", "[[Ayat at-Tathir|Tathir(Pemurnian)]]", "[[Ayat an-nur|Nur]]" dan "[[Ayat Mawadat|Mawadat]]" adalah beberapa dari ayat dan ayat ini. [[Mushaf Fatimah]], khotbah "Fadakiyeh" dan khotbah "Ayadat" dan "[[Hadits Loh Fatimah]]" adalah di antara karya-karya Evind yang masih hidup.
 
Rasulullah sangat menyayangi [[sayyidah]] Fatimah. Setelah Rasulullah bepergian ia lebih dulu menemui Fatimah sebelum menemui istri istrinya. Aisyah berkata,”Aku tidak melihat seseorang yang perkataannya dan pembicaraannya yang menyerupai Rasulullah selain Fatimah, jika ia datang mengunjungi Rasulullah, Rasulullah berdiri lalu menciumnya dan menyambut dengan hangat, begitu juga sebaliknya yang diperbuat Fatimah bila Rasulullah datang mengunjunginya.”{{Butuh rujukan}}
== Masa muda ==
 
Rasulullah mengungkapkan rasa cintanya kepada putrinya takala diatas mimbar: ”Sungguh Fatimah bagian dariku, siapa yang membuatnya marah berarti membuat aku marah”. Dan dalam riwayat lain disebutkan, ”Fatimah bagian dariku, aku merasa terganggu bila ia diganggu dan aku merasa sakit jika ia disakiti.”.<ref>{{Cite book|last=Edidarmo|first=Toto|first2=Mulyadi|date=Mei 2015|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pendidikan_Agama_Islam_Akidah_Akhlak_Unt/Zgf0DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Dan+dalam+riwayat+lain+disebutkan,+%E2%80%9DFatimah+bagian+dariku,+aku+merasa+terganggu+bila+ia+diganggu+dan+aku+merasa+sakit+jika+ia+disakiti&pg=PA82&printsec=frontcover|title=Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak Madrasah Aliyah Kelas XI|location=Semarang|publisher=PT. Karya Toha Putra|isbn=978-602-7718-94-4|pages=82|url-status=live}}</ref>
=== Nama ===
[[Berkas:زهرا.jpg|jmpl|180x190px|Kaligrafi az-Zahra in [[Mashad al-Husain]].]]
 
[[Sayyidah]] Fatimah Az-Zahra tumbuh menjadi seorang gadis yang tidak hanya merupakan putri dari Rasulullah, namun juga mampu menjadi salah satu orang kepercayaan ayahnya pada masa baginda. Fatimah Az-Zahra memiliki kepribadian yang sabar,dan penyayang karena dan tidak pernah melihat atau dilihat lelaki yang bukan mahromnya. Rasullullah sering sekali menyebutkan nama Fatimah, salah satunya adalah ketika Rasulullah pernah berkata, "Fatimah merupakan bidadari yang menyerupai manusia".{{Butuh rujukan}}
Kata "Fatimah" dalam bahasa Arab berarti memotong dan memisahkan. Nabi (damai dan berkah Allah besertanya) menjawab Ali bin Abi Thalib, ketika ditanya tentang alasan penamaan Fatimah, "karena dia dan pengikutnya terputus (Terpisah) dari api neraka."{{sfn|Shareef al–Qurashi|2006|p=38}} [[Ibnu Hajar al-Haitami|al-Haitami]] dan [[Ahmad bin Syuaib An-Nasa'i|an-Nisa'i]] berkata: "Allah memanggilnya Fatimah karena Dia memisahkan dia dan kekasihnya dari api Neraka."{{sfn|Syahidi|2016|p=34}} Nama-nama lain juga telah disebutkan untuk Fatimah, antara lain "Ummu Abiha" (Ibu dari ayahnya), "Shidiqah", "Mubarakah", "Thahereh", "Zakia", "Razia", ​​"Marziyah", "Muhadatha"{{efn|name=fn1|(Seseorang dengan siapa para malaikat berbicara. (Seperti [[Maryam]]))}}, dan "Zahra"{{efn|name=fn2|[[Ja'far ash-Shadiq]] ditanya kenapa Fatimah dipanggil Zahra? Dia berkata: Karena Fatimah sedemikian rupa sehingga ketika dia berdiri di altar, cahaya darinya bersinar untuk orang-orang di langit seperti bintang-bintang bersinar untuk orang-orang di bumi. Syeikh Shaduq, Makna Berita, 1403 H, p 64}}.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}}
 
=== Kelahiran dan masa kecil ===
Ada perbedaan pendapat tentang tanggal lahir Fatimah: dari lima tahun sebelum awal kenabian Muhammad hingga lima tahun setelah itu.{{sfn|Jafari|2004|p=183}} Menurut Beberapa peneliti kelahiran Fatimah bertepatan dengan tahun dibangunnya kembali [[Ka'bah]] pada lima tahun sebelum Kebangkitan, setara dengan 604 M. Jika asumsi ini benar, usia pernikahan Fatimah akan di atas 18 tahun; Yang tidak biasa di tanah [[Hijaz]] saat itu.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}}
Menurut sumber-sumber Lainnya, tanggal lahir fatimah adalah lima tahun setelah kebangkitan; Namun Yaqubi dan syekh Tusi menganggap kelahiran Fatimah bertepatan dengan tahun kebangkitan. Beberapa perawi Syiah telah meriwayatkan tanggal lahir pada tahun kenaikan Nabi.{{sfn|Shareef al–Qurashi|2006|p=38}}{{sfn|Syahidi|2016|p=27-28}}
Fatimah adalah anak keempat dari putri Muhammad, setelah Zainab, Ruqayyah dan Ummu Kultsum. Fatimah adalah satu-satunya anak Muhammad yang hidup cukup lama untuk memiliki anak.
 
Dia menghabiskan masa kecilnya di [[makkah]] di bawah dukungan orang tuanya, pada saat [[Quraisy]] telah menyebabkan dia kesulitan besar dan penderitaan ayahnya dalam menyebarkan Islam.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}} Fatimah kehilangan ibunya tiga tahun sebelum beremigrasi dalam boikot makkah terhadap kaum Hasyim.{{sfn|Syahidi|2016|p=184}}
 
Beberapa hari setelah hijrah Nabi ke Madinah, Fatimah az-Zahra, ditemani [[Fatimah binti Asad]], Fatimah binti Zubair, dan [[Ummu Kultsum binti Muhammad]], [[hijrah]] dari Makkah ke [[Madinah]] dengan kafilah yang dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib dan Dia mencapai ayahnya di Ghoba.{{sfn|Jafarian|2003|p=415-416}}
 
=== Pernikahan ===
{{sect-stub}}
[[Berkas:Ali ibn Abi Talib and Fatimah bint Muhammad.jpg|jmpl|180x190px|]]
Fatimah az-Zahra [[Pernikahan|menikah]] pada usia 18 tahun dengan [[Sayyidina]] [[Ali bin Abi Thalib]].{{Sfn|Mursi|2020|p=450}} Pernikahan antara keduanya diadakan setahun setelah Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam dan pengikutnya hijrah ke [[Madinah]]. Nabi Muhammad sebagai ayah dari Fatimah az-Zahra menyetujui pernikahan ini karena adanya hubungan kekerabatan dan hubungan sosial dengan keluarga dari Ali bin Abi Thalib RA. Ayah dari [[Sayyidina]] Ali adalah [[Abu Thalib]] yang merupakan paman dari Nabi Muhammad. Nabi Muhammad hidup dalam asuhan pamannya ini. Ketika pamannya telah wafat, Ali diasuh oleh Nabi Muhammad. Jadi Nabi Muhammad sudah menganggap Ali seperti anaknya sendiri.{{Sfn|Katimin|2017|p=101}}
 
Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh [[Muhammad bin Ismail al-Bukhari|Imam Bukhari]] dan [[Imam Muslim]] diketahui bahwa Fatimah az-Zahra pernah hampir mengalami [[poligami]]. Periwayatan hadis ini berasal dari [[al-Miswar bin Makhramah]]. Keterangan dalam hadis ini menyebutkan larangan Nabi Muhammad kepada Ali bin Abi Thalib untuk melakukan poligami dengan Juwairiyah binti Abu Jahal. Nabi Muhammad menyampaikan hal ini di atas [[mimbar]]. Ia memulai dengan menyebutkan latar belakang dari peristiwa ini. Di atas mimbar, Nabi Muhammad menyebutkan bahwa usulan pernikahan antara Ali bin Abi Thalib dengan Juwairiyah binti Abu Jahal merupakan usulan dan permintaan dari keluarga [[Hisyam bin al-Mughirah]]. Nabi Muhammad dengan tegas tidak mengizinkan hal ini dengan ucapan yang jelas yang diulanginya sebanyak tiga kali. Nabi Muhammad menyatakan bahwa Fatimah az-Zahra merupakan anak kandungnya, yang berarti menyusahkan dan menyakiti perasaannya sama dengan menyusahkan dan menyakiti perasaan Nabi Muhammad.<ref>{{Cite book|last=Adawiyah|first=Robi’atul|date=2019|url=http://repository.uinjambi.ac.id/5110/1/Buku%20reformasi%20HKI%20robiah.pdf|title=Reformasi Hukum Keluarga Islam dan Implikasinya Terhadap Hak-hak Perempuan dalam Hukum Perkawinan Indonesia dan Malaysia|location=Cirebon|publisher=Penerbit Nusa Litera Inspirasi|isbn=978-602-5668-88-3|pages=70|url-status=live|access-date=2022-03-03|archive-date=2022-01-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20220121145953/http://repository.uinjambi.ac.id/5110/1/Buku%20reformasi%20HKI%20robiah.pdf|dead-url=no}}</ref>
Setelah Muhammad hijrah dari Makkah ke Madinah, [[Umar bin Khattab|Umar]] dan [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] dan beberapa orang lainnya ingin menikahi Fatimah, tetapi Muhammad menolak lamaran pernikahan mereka dan berkata bahwa dia sedang menunggu perintah Tuhan untuk ini.{{sfn|Syahidi|2016|p=45}}{{sfn|Jafari|2004|p=185}} Kemudian, Nabi memberi tahu Ali bahwa Allah telah memerintahkannya untuk menikahi putrinya, Fatimah az-Zahra.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}}
 
=== Keturunan ===
Ali mengumpulkan sekitar 480 dirham dengan menjual baju besi dan barang-barang lainnya, yang merupakan jumlah normal. Atas saran Nabi, sepertiga hingga dua pertiga dari uang itu dihabiskan untuk parfum dan sisanya untuk barang-barang rumah tangga. Kemudian, Muhammad memberi tahu Fatimah tentang janji yang telah dia buat kepada Ali. Fatimah tidak mengatakan apa-apa dan Muhammad menganggap ini sebagai tanda kepuasan.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}} Beberapa penulis syiah, seperti Syeikh Tusi, mengatakan bahwa ketika Ali melamar Fatimah, Muhammad mengatakan kepadanya bahwa beberapa orang sebelum Anda memiliki permintaan ini; Tetapi setiap kali saya memberi tahu Fatimah bahwa dia enggan, tunggu sebentar sampai saya pergi kepadanya dan kembali. Kemudian dia menyampaikan lamaran Ali kepada Fatimah. Fatimah tetap diam dan nabi tidak melihat kesedihan di wajahnya, dan karena alasan ini dia menganggapnya sebagai tanda kepuasan.{{sfn|Jafari|2004|p=185}} Ali membangun sebuah rumah untuk Fatima di dekat rumah Nabi. Tapi Fatimah meminta Ali untuk sebuah rumah yang lebih dekat dengan ayahnya, dan untuk alasan ini Harith ibn Nu'man memberikan rumahnya kepada pasangan muda ini. Sumber berbeda pada tahun dan bulan pernikahan. Perkawinan berlangsung pada tahun pertama atau kedua migrasi dengan penundaan beberapa bulan sejak perkawinan.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}}
{{sect-stub}}
Dari pernikahannya dengan Ali bin Abi Thalib, Fatimah Az-Zahra dikaruniai 4 orang anak, 2 putra dan 2 putri. 2 putra yaitu Hasan dan Husain. Sedangkan kedua putrinya yaitu Zainab dan Ummu Kultsum. Hasan dan Husain sangat disayangi oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Waalihi Wassalam. Sebenarnya ada satu lagi anak Fatimah Az Zahra bernama Muhsin, tetapi Muhsin meninggal dunia karena wafat ketika masih kecil.<ref>{{Cite web|last=Maharani|first=Berliana Intan|title=Kisah Pernikahan Ali bin Abi Thalib dengan Fatimah Putri Rasulullah|url=https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-6860413/kisah-pernikahan-ali-bin-abi-thalib-dengan-fatimah-putri-rasulullah|website=detikhikmah|language=id-ID|access-date=2024-01-27}}</ref>
 
Klaim keturunan diberikan oleh [[Kekhalifahan Fathimiyah|Dinasti Fatimiyah]] kepada Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Thalib. Pendiri dinasti ini adalah Abdullah bin Mahdi yang merupakan cucu dari [[Imamah|Imam Syiah]] yang ketujuh, Ismail bin Ja'far al-Sadiq.
Sayyid Husain Nasr mengatakan bahwa pernikahan Ali dengan Fatimah memiliki makna spiritual khusus dan nilai yang besar bagi semua Muslim. Karena dianggap sebagai pernikahan antara tokoh-tokoh suci terpenting keluarga Nabi. setelah pernikahan ini, nabi mengunjungi putrinya hampir setiap hari, nabi pernah memberi tahu Ali bahwa kamu adalah saudaraku di dunia dan di akhirat.{{sfn|Nasr|2017|p=|loc=britannica}}
Menurut Madelung, keluarga yang terbentuk dari pernikahan keduanya sering dipuji oleh Nabi, dan Muhammad menyebutnya sebagai Ahlul Bait dalam peristiwa-peristiwa seperti peristiwa [[Mubāhalah|Mubahilah]] dan hadits [[Ahl al-Kisa]]. Dalam Al-Qur'an, dalam banyak hal, seperti ayat penyucian, dan dalam [[Surah Al-Insan]], Ahlul Bait disebutkan sebagai yang agung dan baik.{{sfn|Madelung|2004|p=14-15}}
 
Dari keturunannyalah, [[Ahlul bait]] Nabi Muhammad berlanjut. Umar bin Khatab juga disebutkan, “Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Semua anak dari perempuan ber[[nasab]] kepada ayah mereka, kecuali yang dilahirkan Fathimah. Akulah ayah mereka”.
=== Kehidupan pernikahan dengan Ali ===
{{Sfn|Katimin|2017|p=140}}
 
== Perjuangan ==
Ali dan Fatimah pertama-tama menemui Nabi dan memintanya untuk membagi pekerjaan rumah di antara mereka. Nabi mempercayakan pekerjaan di luar rumah kepada Ali dan meninggalkan pekerjaan di dalam rumah kepada Fatimah. Fatimah az-Zahra sangat senang dengan pembagian kerja ini karena dia dibebaskan dari pekerjaan di luar rumah. Dia bekerja sangat keras di rumah sehingga Ali kesal.
Banyak riwayat telah diriwayatkan dari para sahabat Nabi tentang kerja keras Fatimah az-Zahra di rumah dan bantuan mereka kepadanya. Selain itu, perilaku dan tindakannya sedemikian rupa sehingga ia membantu Ali bin Abi Thalib untuk memainkan perannya dalam mempromosikan Islam dan juga mengikuti situasi politik dan sosial saat itu; Dan dalam ketidakhadirannya selama pertempuran, dia akan mengurus segala sesuatu di dalam dan di luar rumah. Ali pun membantu Fatimah saat pulang ke rumah.{{sfn|Amini|1990|p=70-77}}
 
=== Pertempuran Uhud ===
Meskipun poligami diperbolehkan, Ali tidak menikahi wanita lain selama hidup Fatimah. Hubungan pernikahan Ali dan Fatimah adalah hubungan khusus dan Ali tidak menikah lagi sampai akhir hayat Fatimah adalah tanda dari subjek ini.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}}
Pada saat [[Pertempuran Uhud]], Fatimah az-Zahra turut ikut serta dengan para perempuan lainnya. Mereka ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan prajurit selama pertempuran. Tugas ini antara lain membantu mengangkat air, memberi minum dan merawat prajurit yang terluka.<ref>{{Cite book|last=Zubaidah|first=Siti|url=http://repository.uinsu.ac.id/3522/1/Buku%20Fatima%20Mernissi.pdf|title=Pemikiran Fatima Mernissi tentang Kedudukan Wanita dalam Islam|location=Medan|publisher=CV. Widya Puspita|isbn=978-602-51022-8-8|pages=60|url-status=live|access-date=2022-03-03|archive-date=2022-03-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20220303054712/http://repository.uinsu.ac.id/3522/1/Buku%20Fatima%20Mernissi.pdf|dead-url=no}}</ref>
 
== Wafat ==
Menurut sumber-sumber Syiah, Ali, dalam menanggapi Nabi - yang bertanya kepadanya tentang Fatimah - menganggap Fatimah sebagai penolong terbaiknya dalam menaati Tuhan; Dan Fatimah, menanggapi pertanyaan serupa, memperkenalkan Ali sebagai suami terbaik. Menurut beberapa riwayat, Fatimah, menanggapi pertanyaan Muhammad, mengatakan bahwa Ali adalah laki-laki terbaik, tetapi para wanita Quraisy mengejeknya bahwa Ali miskin. Menanggapi Fatimah, Muhammad mengatakan bahwa ayah dan suaminya tidak miskin, dan meskipun Tuhan menawarkan kekayaan bumi, dia lebih memilih akhirat daripada dunia; Dan Ali adalah orang yang masuk Islam lebih awal dari yang lain, dan pengetahuan, kesabaran, dan kecerdasannya lebih tinggi dari semua orang, dan Allah memilih saya dan Ali dari antara semua manusia. Sebagai imbalannya, Muhammad menyuruh Ali untuk memperlakukan Fatimah dengan kesabaran dan cinta, dan bahwa Fatimah adalah bagian dari tubuhnya, dan bahwa siapa pun yang menyakiti Fatimah telah menyakitinya, dan siapa pun yang menyenangkan Fatimah telah menyenangkan Muhammad.{{sfn|Amini|1990|p=65}}{{sfn|Syahidi|2016|p=85-89}}
Fatimah az-Zahra wafat pada usia 27 tahun. Ia meninggal dunia dengan jarak waktu enam [[Bulan (penanggalan)|bulan]] setelah wafatnya Nabi Muhammad.{{Sfn|Mursi|2020|p=452}}
 
Terdapat satu hadits shahih berkenaan dengan wafatnya Fatimah Az-Zahra.
Catatan sejarah dalam sumber seperti Kashf al-Ghamma mengutip Ali yang mengatakan bahwa Muhammad menyuruhnya pada malam pernikahannya untuk memperlakukan Fatimah dengan kebaikan dan kesabaran, karena Fatimah adalah bagian dari tubuhnya dan siapa pun yang menyakitinya telah melecehkan Muhammad. Ali kemudian bersumpah bahwa selama Fatimah masih hidup, dia tidak membuatnya marah dan Fatimah tidak membuat Ali marah. Ali juga mengatakan bahwa melihat wajah Fatimah telah meringankan kesedihannya.{{sfn|Amini|1990|p=75}}
<blockquote>Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun berkata, telah menceritakan kepada mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Sa'ad berkata, telah menceritakan kepada kami Ayahku dari Urwah bin Az Zubair dari Aisyah berkata, "Ketika Rasulullah ﷺ sakit, beliau memanggil putrinya, Fatimah lalu beliau membisikkan sesuatu kepadanya dan ia pun menangis. Kemudian beliau membisikkan sesuatu lalu ia tertawa. Aku pun bertanya akan hal itu; ia menjawab, "Aku menangis karena beliau memberitahuku bahwasanya beliau akan meninggal. Kemudian beliau memberitahuku bahwasanya aku adalah keluarganya yang pertama kali menyusul beliau, aku pun tertawa."<ref>Musnad Ahmad nomor 25210</ref></blockquote>
 
== Referensi ==
=== Kegiatan sosial dan politik ===
Baik sumber sejarah dan agama mencatat partisipasi aktif Fatimah di rumah dan di masyarakat, dan tidak menganggapnya sebagai pengabaian urusan duniawi. {{sfn|Ruffle|2011|p=}}Pengetahuan hukum Fatimah dan litigasinya adalah tanda kehadirannya dalam urusan sosial. Dalam [[Pertempuran Uhud]], dia menyeka darah dari luka dan pedang ayahnya, dan memimpin para wanita yang menyembuhkan yang terluka, dan meratapi orang-orang Muslim yang terbunuh.{{sfn|Klemm|2016|p=}}
 
=== Catatan kaki ===
Fatimah tampaknya hanya terlibat dalam tiga karya politik penting, yang dicatat dalam semua sumber Syiah dan Sunni, meskipun dalam berbagai riwayat. Menolak untuk melindungi [[Abu Sufyan]] setelah penaklukan Makkah, berani membela Ali setelah kematian Muhammad, menentang pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah, dan perselisihan sengit dengan Umar, dan akhirnya mengklaim kepemilikan warisan ayahnya dan tidak setuju dengan Abu Bakar, terutama tentang [[Fadak]] dan [[Khaybar]]. yang tidak diterima oleh Abu Bakar.{{sfn|Amir–Moezzi|1999|p=|loc=Iranica}}
{{reflist}}
 
=== SetelahDaftar wafatnya Nabipustaka ===
==== Umar di rumah Fatimah ====
{{main|Umar di rumah Fatimah}}
 
* {{Cite book|last=Katimin|date=2017|url=http://repository.uinsu.ac.id/5191/1/KATIMIN%20POLITIK%20ISLAM%20OK.pdf|title=Politik Islam: Studi tentang Azas, Pemikiran, dan Praktik dalam Sejarah Politik Umat Islam|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=978-602-6462-73-2|ref={{sfnref|Katimin|2017}}|url-status=live|access-date=2022-03-03|archive-date=2023-02-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20230226063201/http://repository.uinsu.ac.id/5191/1/KATIMIN%20POLITIK%20ISLAM%20OK.pdf|dead-url=no}}
Umar di rumah Fatimah (Bahsa Arabic: <span lang="ar" dir="ltr">حَرْقِ دار</span> ) mengacu pada riwayat yang menurutnya Abu Bakar, setelah terpilih sebagai khalifah umat Islam, pergi ke rumah Ali dengan sekelompok termasuk Umar untuk berbai'at, dan di sana ia menghadapi perlawanan dari Ali dan Fatimah. Oleh [[Wilferd Madelung|Wilferd Madelong]] Setelah bersumpah setia kepada Abu Bakar sebagai khalifah di [[Saqifah Bani Sa'idah|Saqifah]], Ali dan para pengikutnya, termasuk [[Abbas bin Abdul-Muththalib]], [[Bani Hasyim]], dan [[Zubair bin Awwam|Zubayr]], berkumpul di rumah Fatimah.{{sfn|Madelung|2004|p=32}} Umar "mengancam" bahwa jika pengikut Ali tidak keluar dan berjanji setia kepada Abu Bakar, dia akan membakar rumah itu. Ada tanda-tanda rumah Fatimah digeledah pasca kepergian pendukung Ali.{{sfn|Madelung|2004|p=43}} [[Laura Veccia Vaglieri]], bahkan jika detail buatan tellah ditambahkan, akar sejarahnya tidak dapat diabaikan.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}}
* {{Cite book|last=Mursi|first=Muhammad Sa'id|date=2020|title=Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah|location=Jakarta Timur|publisher=Pustaka Al-Kautsar|isbn=978-979-592-900-0|editor-last=Ihsan|editor-first=Muhammad|ref={{sfnref|Mursi|2020}}|url-status=live}}
 
=== Bibliografi ===
Penulis Syiah Sayyed Jafar Syahidi menegaskan ancaman pembakaran. Menurutnya, mustahil untuk mengarang narasi tentang peristiwa ini, mengingat Syiah atau kelompok politik yang setuju dengan mereka tidak memiliki kekuatan pada tahun-tahun pertama hijrah. Selain itu, dia mengatakan bahwa beberapa riwayat ini juga disebutkan dalam tulisan [[Arab Maghrib]].{{sfn|Syahidi|2016|p=108}} Tetapi tentang itu "lengan putri Nabi dicambuk," atau "mereka ingin memaksa masuk ke dalam rumah, dan dia, yang berada di balik pintu, terluka," tulisnya, insiden seperti itu mungkin terjadi di keterikatan itu.{{sfn|Syahidi|2016|p=142}} Menurut Dennis Shoufi, cerita Tabari tentang Abu Bakar di ranjang kematiannya bahwa "Saya berharap saya tidak membuka rumah Fatimah, bahkan jika itu telah ditutup untuk perang" secara tidak langsung berarti bahwa rumah Fatimah mungkin telah dibuka dengan paksa.{{sfn|Shoufi|1997|p=84}}
{{col|2}}
 
* {{Cite book|last=Abbas|first=Hassan|title=The prophet's heir: The life of Ali ibn Abi Talib|publisher=Yale University Press|year=2021|isbn=9780300252057|pages=}}
==== Sengketa keuangan dengan Abu Bakar ====
*{{cite book | last=Madelung | first=Wilferd | author-link=Wilferd Madelung | title=The Succession to Muhammad: A Study of the Early Caliphate | url=https://archive.org/details/successiontomuam0000made | publisher=Cambridge University Press | year=1997 | isbn=0-521-64696-0}}
{{main|fadak|khotbah Fadakieh}}
* {{Cite thesis|last=Khetia|first=Vinay|title=Fatima as a motif of contention and suffering in Islamic sources|date=2013|publisher=Concordia University|url=https://spectrum.library.concordia.ca/976817/|page=}}
 
* {{Cite book|last=Aslan|first=Reza|url=https://archive.org/details/nogodbutgodorigi0000asla_n9k1/mode/2up|title=No god but God: The origins, evolution, and future of Islam|publisher=Random House|year=2011|isbn=9780812982442}}
Setelah kematian Nabi, timbul perselisihan antara Abu Bakar, di satu sisi, dan Fatimah, di sisi lain, atas properti Nabi Muhammad. Menurut Vaglieri, perselisihan itu menyangkut aset seperti Fadak dan bagian dari [[Khaybar]]. Fatimah mengaku memiliki dan mewarisi harta ini. Di sisi lain, Abu Bakar menolak memberi mereka harta ini, dengan alasan bahwa Nabi telah mengatakan kepadanya bahwa hartanya tidak akan diwariskan dan harus digunakan untuk amal. Pemeriksaan hadits menunjukkan bahwa selama dua tahap, Fatimah berdebat dengan Abu Bakar dalam hal ini.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}} Beberapa sumber, seperti Tabari, merujuk pada penyitaan Fadak, protes Fatimah, respon Abu Bakar, dan kemarahan Fatimah padanya. Tetapi kebanyakan dari mereka telah melihat dari sudut pandang warisan dan telah menyelesaikan masalah dengan laporan Abu Bakar. Di sisi lain, peneliti lain, berdasarkan sumber Sunni, mengutip laporan tentang alasan Fatimah az-Zahra. Berdasarkan sumber-sumber tersebut, mereka menunjukkan bahwa setelah penyitaan Fadak oleh Abu Bakar, Fatimah az-Zahra telah berkali-kali berdebat dengannya dan di depan umum. Dalam salah satu laporan ini, yang dilakukan di hadapan Muhajirin dan Ansar, Fateymeh mengatakan bahwa Fadak adalah hadiah dari Nabi, dan berdasarkan pernyataan ini, dia menyaksikan Ali, [[Hasan bin Ali|Hasan]], dan [[Husain bin Ali|Husain]]; Dan setelah itu, lanjutnya, hadits yang dikutip Abu Bakar itu bukan hanya tidak didengar oleh siapapun, tetapi jtentangan dengan Al-Qur'an.{{sfn|Alem Zadeh|1999|p=231}}
* {{Cite book|last=Ernst|first=Carl|url=https://archive.org/details/followingmuhamma0005erns/mode/2up|title=Following Muhammad: Rethinking Islam in the contemporary world|publisher=University of North Carolina Press|year=2003|isbn=9780807875803|location=Chapel Hill}}
 
* {{Cite book|last=Rogerson|first=Barnaby|url=https://archive.org/details/heirsofprophetmu0000roge/mode/2up|title=The heirs of the prophet Muhammad: And the roots of the Sunni-Shia schism|publisher=Abacus|year=2006|isbn=9780349117577}}
Wilferd Madelung mengatakan bahwa Abu Bakar dengan demikian tidak hanya merampas harta milik keluarga Nabi, tetapi juga menyatakan bahwa jika mereka membutuhkan keuangan, mereka harus mengambil sedekah dari orang-orang. Hal ini sangat kontras dengan sunnah Nabi yang melarang keluarganya menerima sedekah karena kedudukan mereka. Selain itu, hadits yang diriwayatkan oleh Abu Bakar sendiri ini memberikan pujian kepada Abu Bakar bahwa Muhammad telah memberinya instruksi khusus untuk khalifah setelahnya. Menurut Aisha, Fatimah kemudian meninggalkan Abu Bakar dan tidak berbicara dengannya lagi sampai enam bulan setelah kematiannya. Ali juga menguburkan Fatimah pada malam hari dan tidak memberitahu khalifah. Posisi Syiah adalah bahwa properti ini milik Fatimah dan mereka telah dirampas oleh Abu Bakar.{{sfn|Madelung|2004|p=50-51}} Sayyid Jafar Syahidi menyebut tokoh non-Syiah seperti [[Ibnu Abi al-Hadid]] dan Naqib al-Basri, yang meriwayatkan peristiwa khotbah Fadakieh. Dengan alasan bahwa orang-orang ini - [[Muktazilah]] Sunni - tidak mendapat manfaat dari mengarang narasi ini, ia menganggap peristiwa sengketa hukum Fadak itu benar.{{sfn|Syahidi|2016|p=136}}
* {{Cite book|last=Hazleton|first=Lesley|url=https://archive.org/details/aftertheprophettheepicstoryoftheshiasunnisplitinislampdfdrive.com/mode/2up|title=After the prophet: The epic story of the Shia-Sunni split in Islam|publisher=Knopf Doubleday Publishing Group|year=2009|isbn=9780385532099}}
 
* {{Cite book|last1=Fitzpatrick|first1=Coeli|url=https://archive.org/details/muhammadinhistor0000unse_h4s1/mode/2up|title=Muhammad in history, thought, and culture: An encyclopaedia of the Prophet of God|last2=Walker|first2=Adam Hani|publisher=ABC-CLIO|year=2014|isbn=9781610691772|ref=harv}}
Selain alasan-alasan tersebut, penempatan kembali Fadak kepada Fatimah atau anak-anaknya dalam buku-buku sejarah Sunni dan Syiah telah dianggap oleh para ulama sebagai bukti nyata keabsahan klaim Fatimah, seperti penulisan akta kepemilikan Fadak oleh Abu Bakar kepada Fatimah, dan setelahnya, Kembalinya Fadak kepada anak-anak Fatimah pada masa yang berbeda oleh [[Umar bin Abdul-Aziz]], [[As-Saffah]], [[Al-Mahdi|Al-Mahdi Abbasi]] dan [[Ma'mun Ar-Rasyid]]. Sebagian Sunni menganggap penyitaan Fadak sebagai ijtihad. Tetapi kaum Syiah, mengingat penyitaan ini adalah satu-satunya penyitaan Abu Bakar dan di sisi lain banyak sumbangan dari Perbendaharaan untuk memperkuat kekhalifahan telah dilaporkan di sumber, mengutuk ini adalah menyinggung Fatimah - yang menurut hadits Nabi adalah sama dengan menyakiti Allah dan Nabinya - Itu dianggap dosa besar oleh Abu Bakar.{{sfn|Alem Zadeh|1999|p=231-232}}
* {{Cite book|last=Muir|first=William|url=https://archive.org/details/caliphateitsris00muirgoog/mode/2up|title=The caliphate: Its rise, decline, and fall: From original sources|publisher=Religious Tract Society|year=1891|pages=}}
 
* {{Cite encyclopedia|year=2021|title=Fatima|encyclopedia=Encyclopaedia of Islam|publisher=Brill Reference Online|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-2/fatima-COM_0217?s.num=0&s.f.s2_parent=s.f.book.encyclopaedia-of-islam-2&s.q=fatima|last=Vaglieri|first=Veccia|edition=Second}}
Dennis Shoufi menulis bahwa hadits yang menunjukkan bahwa Fatimah terlibat dalam peristiwa setelah kematian Nabi, meskipun sifatnya bias, mengandung beberapa kebenaran. Ini karena kaum Sunni tidak dapat sepenuhnya menghapus apa yang jelas-jelas berbahaya bagi rekonstruksi sejarah mereka: fakta bahwa Fatimah telah berselisih dengan Abu Bakar mengenai perampasan kekhalifahan dan harta benda Nabi, bahwa Fatimah tidak pernah memaafkannya atas perbuatannya, dan Setelah kematiannya, dia bersembunyi beberapa saat atas permintaan Fatimah untuk mencegah Abu Bakar mengawasi pemakaman Fatimah.{{sfn|Shoufi|1997|p=206}}
* {{Cite book|last=Bodley|first=R.V.C.|url=https://archive.org/details/messengerlifeofm00bodl/page/n5/mode/2up|title=The messenger; the life of Mohammed|publisher=Doubleday & Company, inc.|year=1946}}
 
* {{Cite journal|last=Ruffle|first=Karen|date=2012|title=May Fatimah gather our tears: The mystical and intercessory powers of Fatimah Al-Zahra in Indo-Persian, Shii devotional literature and performance|url=https://ebookshia.com/books/view/2507/May+Fatimah+Gather+Our+Tears%3A+The+Mystical+and+Intercessory+Powers+of+Fatimah+al-Zahra+in+Indo-Persian%2C+Shi%E2%80%98i+Devotional+Literature+and+Performance|journal=Comparative Studies of South Asia, Africa and the Middle East|volume=30|issue=3|pages=386–397|doi=10.1215/1089201X-2010-021|access-date=2022-02-28|archive-date=2023-06-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20230620134438/https://ebookshia.com/books/view/2507/May+Fatimah+Gather+Our+Tears:+The+Mystical+and+Intercessory+Powers+of+Fatimah+al-Zahra+in+Indo-Persian,+Shi%E2%80%98i+Devotional+Literature+and+Performance|dead-url=no}}
Setelah [[Haji wadak]], Nabi memberi tahu Fatimah bahwa dia adalah anggota pertama keluarganya yang bergabung dengannya setelah kematiannya. Muhammad meninggal beberapa hari kemudian. Sebagian besar sumber menulis bahwa dia marah kepada Abu Bakar selama sisa hidupnya.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}} Rasool Jafarian percaya bahwa tidak ada keraguan bahwa Fatimah az-Zahra marah kepada Abu Bakar dan Umar karena masalah Fadak dan penerus Nabi; Dan Fatimah mati marah dengan mereka.{{sfn|Jafarian|1991|p=26-28}}
* {{cite encyclopedia|year=2021|title=Ali|encyclopedia=Encyclopædia Britannica|publisher=|url=http://www.britannica.com/eb/article-9005712/Ali|access-date=|last1=Nasr|first1=Seyyed Hossein|author-link=Hossein Nasr|last2=Afsaruddin|first2=Asma}}
 
* {{Cite book|last=Günther|first=Sebastian|title=Ideas, images, and methods of portrayal: Insights into classical Arabic literature and Islam|publisher=Brill|year=2005|isbn=9789004143258}}
=== wafat ===
* {{Cite encyclopedia|year=2021|title=Fadak|encyclopedia=Encyclopaedia Islamica|publisher=Brill Reference Online|url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-islamica/fadak-COM_036126?lang=en|last=Sajjadi|first=Sadeq}}
 
* {{Cite encyclopedia|year=2021|title=Fatimah|encyclopedia=Encyclopedia Britannica|url=https://www.britannica.com/biography/Fatimah|editor-last=((The Editors of Encyclopaedia))}}
Ada berbagai laporan sejarah dan pendapat di kalangan Sunni dan Syiah tentang aborsi [[Muhsin bin Ali|Muhsin]] dan penyebab kematian Fatimah az-Zahra.
* {{cite book|last1=Meri|first1=Josef W.|url=https://books.google.com/books?id=H-k9oc9xsuAC|title=Medieval Islamic civilization: An encyclopedia|publisher=Routledge|year=2006|isbn=978-0415966900|access-date=2022-02-23|archive-date=2023-07-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230718043329/https://books.google.com/books?id=H-k9oc9xsuAC|dead-url=no}}
 
* {{Cite book|last=Jafri|first=S.H.M|url=https://archive.org/details/OriginsAndEarlyDevelopmentOfShiaIslamBySyedHusainMohammadJafri/mode/2up|title=Origins and early development of Shia Islam|publisher=Longman|year=1979|location=London}}
Narasi yang biasanya diriwayatkan tentang kematian Fatimah az-Zahra dalam sumber-sumber Sunni adalah bahwa ia mempersiapkan diri untuk kematian dengan membasuh tubuhnya di saat-saat terakhir hidupnya. Dia memberi tahu [[Asma' binti Umais|Asma binti Umais]] dan Ali bahwa tidak ada yang tahu tempat pemakamannya.
* {{Cite encyclopedia|year=2013|title=Ali b. Abi Talib|encyclopedia=The Princeton encyclopedia of Islamic political thought|publisher=Princeton University Press|isbn=9780691134840|url=https://archive.org/details/princetonencyclo0000unse/|editor-last=Bowering|editor-first=Gerhard}}
Kemudian dia berbaring di tempat tidur bersih di tengah ruangan dan meninggal. Berbeda dengan kategori sumber lainnya.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}}
* {{Cite journal|last=Ruffle|first=Karen|date=2011|title=May you learn from their model: The exemplary father-daughter relationship of Mohammad and Fatima in South Asian Shiʿism|url=http://www.sareligionuoft.ca/wp-content/uploads/2013/01/Ruffle-May-You-Learn-from-Their-Model.pdf|journal=Journal of Persianate Studies|volume=4|pages=12–29|doi=10.1163/187471611X568267|access-date=2022-02-23|archive-date=2021-10-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20211030171201/http://www.sareligionuoft.ca/wp-content/uploads/2013/01/Ruffle-May-You-Learn-from-Their-Model.pdf|dead-url=yes}}
 
* {{Cite book|last=Momen|first=Moojan|title=An introduction to Shi'i Islam|url=https://archive.org/details/introductiontosh0000unse_d5k7|publisher=Yale University Press|year=1985|isbn=9780853982005}}
Sumber dan penulis Syiah dan cendekiawan besar Syiah seperti [[Husain Thabathaba'i Boroujerdi|Boroujerdi]], [[Muhammad shadiq Rouhani|Rouhani]], [[Muhammad Husain Syahroudi|Syahroudi]] percaya bahwa Fatimah terbunuh akibat luka yang diderita selama insiden di rumah Fatimah, yang menyebabkan patah tulang samping dan aborsi.<ref>{{Cite web|date=2016-03-12|title=پایگاه اطلاع رسانی حضرت آیت الله العظمی بروجردی قدس سره - علل شهادت حضرت زهرا (س) به روایت اسناد|url=https://web.archive.org/web/20160312071030/http://broujerdi.org/content/view/407/114|website=web.archive.org|access-date=2021-12-18}}</ref><ref>{{Cite web|date=2012-04-22|title=..: پایگاه خبری تحلیلي بازسازي بقیع :.. - برای حضرت زهرا (سلام الله علیها) لازم است از لفظ شهادت استفاده شود|url=https://web.archive.org/web/20120422072408/http://www.baghi.ir/content/view/1240/2/|website=web.archive.org|access-date=2021-12-18}}</ref><ref>{{Cite web|title=علت شهادت حضرت زهرا(س) و ماجرای سقط حضرت محسن|url=https://hawzah.net/fa/Question/View/11692/%D8%B9%D9%84%D8%AA-%D8%B4%D9%87%D8%A7%D8%AF%D8%AA-%D8%AD%D8%B6%D8%B1%D8%AA-%D8%B2%D9%87%D8%B1%D8%A7%22%D8%B3%22-%D9%88-%D9%85%D8%A7%D8%AC%D8%B1%D8%A7%DB%8C-%D8%B3%D9%82%D8%B7-%D8%AD%D8%B6%D8%B1%D8%AA-%D9%85%D8%AD%D8%B3%D9%86|website=hawzah.net|access-date=2021-12-18}}</ref> [[Ibnu Qulaweih]] mengutip sebuah hadits dari [[Ja'far ash-Shadiq]] dalam [[Kamil al-Ziarat]] di mana Jibril memberi tahu Nabi Islam tentang masa depan keluarganya. Dalam hadits ini disebutkan pemukulan terhadap Fatimah saat dia hamil dan aborsi serta kematiannya karena luka-lukanya.{{sfn|Labafe|2012|p=13}}
* {{Cite book|last=Kelen|first=Betty|url=https://archive.org/details/muhammadmessenge0000kele/mode/2up?q=fatima|title=Muhammad: The messenger of God|publisher=T. Nelson|year=1975|isbn=9780929093123}}
 
* {{Cite book|last=de-Gaia|first=Susan|url=https://books.google.com/books?id=jt91DwAAQBAJ&pg=RA1-PA56|title=Encyclopedia of women in world religions|publisher=ABC-CLIO|year=2018|isbn=9781440848506|pages=|access-date=2022-02-28|archive-date=2023-07-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20230718043329/https://books.google.com/books?id=jt91DwAAQBAJ&pg=RA1-PA56|dead-url=no}}
beberapa penulis Syiah juga mengutip sebuah hadits dari Nabi Islam yang muncul dalam buku "Faraid al-Samtain"<ref>{{Cite web|title=Wayback Machine|url=https://web.archive.org/web/20140312224412/http://s21.postimg.org/446wgv1o7/joveyni.jpg|website=web.archive.org|access-date=2021-12-18}}</ref> oleh Shadr al-Din al-Jawini, seorang ahli hukum Sunni. Dalam hadits ini, Nabi Islam, dengan menyebutkan deskripsi putrinya Fatimah, mengumumkan masa depannya. “Dengan hinaan, mereka akan memasuki rumahnya dan merampas haknya, dan dia akan mewarisi, dan lambungnya akan hancur, dan janinnya akan digugurkan.” Dalam hadits ini, Fatimah disebutkan sebagai "terbunuh".{{sfn|KhalKhali|2006|p=9-14}}
* {{Cite encyclopedia|year=2002|title=Fatima|encyclopedia=Encyclopaedia of the Quran|url=https://archive.org/details/EncyclopaediaOfTheQuranVol.2eI/page/n1/mode/2up|editor-last=McAuliffe|editor-first=Jane Dammen|volume=2|isbn=978-90-04-11465-4}}
 
* {{cite journal|last=Ahmed|first=Shahab|date=1998|title=Ibn Taymiyyah and the Satanic Verses|journal=[[Studia Islamica]]|volume=87|issue=87|pages=67–124|doi=10.2307/1595926|jstor=1595926}}
Beberapa sumber Sunni dan Syiah telah melaporkan aborsi putra Fatimah [[Muhsin bin Ali|Muhsin]] tanpa menyebutkan alasannya.{{sfn|Amoli|2003|p=123-132}}
* {{Cite book|last=Nashat|first=Guity|url=https://archive.org/details/womenrevolutioni0000unse/mode/2up|title=Women and revolution in Iran|publisher=Westview Press|year=1983|pages=|isbn=9780865319318}}
 
*{{Cite book|last=Glassé|first=Cyril|url=https://archive.org/details/newencyclopediao0000glas/mode/2up|title=The new encyclopedia of Islam|publisher=AltaMira Press|year=2001|isbn=9780759101890}}
Dalam teks-teks sejarah Sunni, terkadang ada perbedaan pendapat tentang bagaimana [[Muhsin bin Ali]] meninggal. Ada yang mengatakan bahwa Muhsin meninggal setelah dilahirkan sebagai seorang anak. Yang lain mengatakan dia menggugurkan. Selain itu, penulis Syiah mengutip referensi ke rincian peristiwa rumah Fatimah di beberapa buku lama Sunni, yang mereka lihat sebagai indikasi perubahan dan distorsi dalam buku-buku ini. Misalnya, [[Ibnu Syahr Ashob]] dan Ganji Shafi'i mengutip [[Ibnu Qutaibah]] Dinuri bahwa Dinuri dalam bukunya "Al-Ma'aref" menganggap kematian Muhsin sebagai akibat dari pukulan "[[Qonfoz]]". Namun, dalam Al-ma'aref Dinuri edisi hari ini, tidak ada jejak masalah ini. Dan hanya dikatakan bahwa Muhsin meninggal sebagai seorang anak. [[Ibnu Abi al-Hadid]] juga menyebut ancaman pembakaran rumah Fatimah dalam buku "Sharh Nahj al-Balaghah" yang mengutip buku "[[Padang Emas]]" yang ditulis oleh [[Al-Mas'udi]]. Namun dalam beberapa edisi buku Al-Mas'udi modern, nama khalifah kedua telah dihilangkan.{{sfn|Labafe|2006|p=6-7}} Selain itu, Safuri Syafi'i mengutip aborsi Muhsin dari buku [[Ibnu Abdil Barr]] Al-Isti'ab, yang tidak ditemukan dalam edisi Al-Isti'ab saat ini.{{sfn|Labafe|2006|p=7-9}}
*{{Cite book|last=Hazleton|first=Lesley|url=https://archive.org/details/firstmuslimstory0000hazl_o5n7/|title=The first Muslim: The story of Muhammad|publisher=Atlantic Books Ltd|year=2013|isbn=9781782392316}}
 
*{{Cite encyclopedia|year=2009|title=Ahl al-Bayt|encyclopedia=Encyclopedia Of Islam|publisher=Infobase Publishing|url=https://archive.org/details/islam-encyclopedia-of-islam-2009/mode/2up|last=|first=|editor-last=Campo|editor-first=Juan Eduardo|isbn=9781438126968}}
Sejarawan telah mengutip berbagai janji tentang tanggal kematian Fatimah az-Zahra. Menurut Vaglieri, Fatimah meninggal enam bulan setelah kematian ayahnya.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}} Beberapa sumber menyebutkan empat puluh lima hari atau tujuh puluh lima hari sejak tanggal wafatnya Nabi; Dan sumber lain telah mengutip sembilan puluh lima hari.{{sfn|Shareef al–Qurashi|2006|p=247}}
*{{Cite book|last=Mavani|first=Hamid|url=https://archive.org/details/religiousauthori0000mava/mode/|title=Religious authority and political thought in Twelver Shi'ism: From Ali to post-Khomeini|publisher=Routledge|year=2013|isbn=9780415624404}}
 
*{{Cite book|last=Ayoub|first=Mahmoud M.|title=Redemptive suffering in Islam: A study of the devotional aspects of Ashura in Twelver Shi'ism|publisher=Walter de Gruyter|year=2011|isbn=9783110803310}}
=== Pemakaman ===
{{EndDiv}}{{Portal bar|Islam|Muhammad|Biografi|Sejarah}}
 
{{Putra Putri Muhammad}}
Menurut riwayat Syiah, Fatimah telah membuat wasiat bahwa dia tidak ingin orang-orang yang menindasnya dan menyebabkan kemarahan dan kemarahannya untuk berdoa di tubuhnya dan menghadiri pemakamannya. Karena alasan ini, dia ingin dikubur secara rahasia dan tempat pemakamannya dirahasiakan. Ali dengan bantuan [[Asma' binti Umais|Asmaa binti Umais]] memandikan istrinya dan menunaikan shalat jenazahnya. Selain Ali, beberapa orang lain juga menghadiri salat, dan ada perbedaan pendapat tentang jumlah dan nama orang-orang tersebut. Menurut riwayat, [[Hasan bin Ali|Hasan]], [[Husain bin Ali|Husain]], [[Abbas bin Abdul-Muththalib]], [[Miqdad bin Amr|Miqdad]], [[Salman al-Farisi|Salman]], [[Abu Dzar Al-Ghifari|Abu Dzarr]], [[Ammar bin Yasir|Ammar]], [[Hudzaifah bin al-Yaman|Hudzaifah]], [[Aqil bin Abi Thalib|Aqil]], [[Zubair bin Awwam|Zubair]] dan [[Abdullah bin Mas'ud]] berpartisipasi dalam doa ini.{{sfn|Amoli|1999|p=36}}
{{lifetime|614|632|Fatimah az-Zahra}}
 
<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
=== Tempat pemakaman ===
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
Tempat pemakaman Fatimah tidak diketahui. Secara total, tiga tempat yang paling mungkin: Pertama di antara makam dan mimbar Nabi. Yang kedua di rumah Fatimah az-Zahra, yang kini berada di masjid. Dan yang ketiga di [[Jannatul Baqi]].{{sfn|Elhami|1999|p=36}}
|sort = Fatimah az-Zahra
 
|hari_lahir =
== Anak-anak ==
|tgl_lahir_h = 20
{{main|Sayyid}}
|tgl_lahir_m =
 
|bln_lahir_h = Jumadilakhir
Seiring dengan [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan [[Husain bin Ali|Husain]] dan anak yang meninggal lahir dari [[Muhsin bin Ali|Muhsin]], Fatima melahirkan dua anak perempuan, dua di antaranya dinamai bibi mereka, Zainab dan Umm al-Kulthum.{{sfn|Vaglieri|1991|p=}}
|bln_lahir_m =
Hasan adalah putra tertua Ali dan Fatimah az-Zahra dan [[Imamah|Imam Syiah]] kedua. Tak lama setelah [[pembunuhan Ali]], ia memerintah sebagian dari tanah Muslim di [[Kufah]]. Ia kemudian mengundurkan diri dari kekhalifahan demi menyelamatkan nyawa umat Islam sesuai [[Perjanjian Hasan–Mu'awiyah]] damai dengan [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]]. Dia diracun di Medina pada tahun 670 M atas hasutan Muawiyah dan meninggal.{{sfn|Madelung|2004|p=|loc=Ḥasan b. ʿAli b. Abi Ṭāleb}}
|thn_lahir_h =
Husain adalah putra kedua Ali dan Fatimah az-Zahra dan Imam Syiah ketiga yang lahir pada 626 M di [[Madinah]]. Dia tidak melakukan apapun terhadap Muawiyah selama dia masih hidup. Pada tahun 680 M, menurutnya, dia memberontak melawan [[Yazid bin Muawiyah|Yazid]] untuk mempertahankan agama Islam tetap hidup dan menjadi syahid dalam [[pertempuran Karbala]] bersama para sahabatnya.{{sfn|Madelung|2004|p=|loc=Ḥosayn b. ʿAli}}
|thn_lahir_m = 614
[[Zainab binti Ali|Zainab]] adalah anak ketiga Fatimah, putri Nabi Islam dan Ali. Dia adalah salah satu wanita suci di antara kaum Syiah. Zainab hadir di insiden Karbala dan keempat putranya menjadi martir dalam insiden ini. Setelah kesyahidan Husain dalam pertempuran Karbala pada tahun 680 M, Zainab memainkan peran penting dalam melindungi kehidupan [[Ali bin Husain]] dan memainkan peran khusus dalam membela legitimasi kakaknya dan menceritakan kisahnya. Dia disebut "Pahlawan Karbala" oleh kaum Syiah. Zainab meninggal pada tahun 681 M.<ref>Esposito, J.L. , ed. , The Oxford Dictionary of Islam, New York:2003</ref>
|tempat_lahir = Makkah
 
|status_hidup_wafat = WAFAT
Keturunan Ali dari Fatimah az-Zahra dikenal sebagai "Sharif" atau "[[Sayyid]]". Mereka dihormati oleh kaum Syiah dan Sunni sebagai satu-satunya generasi Muhammad yang masih hidup. Sayyid sekitar 100 juta.<ref>{{Cite web|last=10|date=2019-02-14|title=جمعیت سادات در جهان به بیش از 100 میلیون نفر می رسد|url=https://www.irna.ir/news/83209524/جمعیت-سادات-در-جهان-به-بیش-از-100-میلیون-نفر-می-رسد|website=ایرنا|language=fa|access-date=2021-12-20}}</ref>
|sebab_wafat = Sakit
 
|tempat_wafat = Madinah
== Fatimah Dalam Al-Qur'an ==
|hari_wafat = Selasa
[[Berkas:FatimaalZahra.jpg|jmpl]]
|tgl_wafat_h = 13
 
|tgl_wafat_m =
Fatimah az-Zahra disebutkan dalam banyak ayat Al-Qur'an, tetapi seperti para Imam Syiah, namanya tidak disebutkan. Para sarjana dan penulis Sunni dan Syiah telah mempertimbangkan sejumlah ayat tentang Fatimah. Beberapa orang mengetahui 30 ayat, sekitar 60 ayat dalam 41 surah dan sekitar 135 ayat dalam 67 surah tentang dia. Sebagian besar kasus ini dikaitkan berdasarkan hadits.
|bln_wafat_h = Ramadan
 
|bln_wafat_m =
=== Surah Al-Insan ===
|thn_wafat_h = 11
{{main|Surah Al-Insan}}
|thn_wafat_m = 632
 
|tempat_makam = Jannatul Baqi
[[Muhammad Husain Thabathaba'i]], salah satu komentator Syiah, menurut riwayat dalam buku-buku Sunni dan Syiah, mengaitkan wahyu surat ini dengan Ali dan Fatimah dan kisah tentang penyakit anak atau anak-anak mereka dan sumpah untuk kesembuhan mereka.{{sfn|Thabathaba'i|1996|v=20|p=211-220}}
}}
Komentator Sunni Syahab al-Din al-Alusi dalam Ruh al-Ma'ani, [[Fakhruddin Ar-Razi|Fakhruddin ar-Razi]] dalam Tafsir al-Kabir, dan [[Asy-Syaukani]] melaporkan bahwa ayat-ayat ini adalah tentang Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra.{{sfn|Fakhruddin ar-Razi|1901|v=20|p=211-220}}{{sfn|Alusi|v=29|p=157-158}}
 
=== Surah Al-Kausar ===
{{main|Surah Al-Kausar}}
 
[[Tafsir al-Mizan]] tentang Surah Al-Kausar menyatakan bahwa maknanya begitu sangat baik dan berkah. Thabathaba'i lanjut menyatakan bahwa menurut ayat terakhir dari surah dan di sisi lain, mengingat riwayat, surah ini menunjukkan Fatimah dan anak-anaknya dan banyaknya generasi Nabi melalui Fatimah az-Zahra.{{sfn|Thabathaba'i|1996|v=20|p=637-643}} Alusi mengungkapkan hal yang sama dalam semangat makna. Fakhruddin ar-Razi dan [[Al-Baidhawi]], salah satu contoh kausar adalah multiplisitas anak dan generasi Nabi Islam.{{sfn|Fakhruddin ar-Razi|1901|v=32|p=125}}{{sfn|Alusi|v=5|p=342}}{{sfn|Al-Baidhawi|1418|v=30|p=244-249}}
 
=== Ayat ayat Mubahalah ===
{{main|Mubāhalah}}
 
Menurut Thabathaba'i, peristiwa Mubahalah adalah salah satu peristiwa awal mula Islam dan kisah konfrontasi antara Nabi Islam dan keluarganya di satu sisi dan orang-orang Kristen Najran di sisi lain. Dalam peristiwa ini, orang-orang Kirsten Najran bertanya kepada Nabi tentang alasan keabsahan undangannya, dan percakapan ini selesai untuk meminta Mubahalah dari nabi.{{sfn|Thabathaba'i|1996|v=3|p=350-385}} Dalam tafsir Ruh al-Ma'ani, penulis telah menyatakan bahwa yang dimaksud dengan orang dalam ayat Mubahilah adalah [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], Fatimah, [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan [[Husain bin Ali|Husain]], dan selanjutnya dikatakan bahwa ini menunjukkan keunggulan [[Ahlul Bait]]. Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Kabir, Al-Baidhawi dalam Anwar al-Tanzil, [[Jalaluddin as-Suyuthi|Suyuti]] dalam [[Tafsir al-Jalalain]], [[Ibnu Katsir]] dalam [[Tafsir Ibnu Katsir|Tafsir al-Qur'an al-Azim]], Ibnu Atiyah dalam al-Muharra al-Wajiz; Ali, Fatimah, Hasan dan Husain dianggap sebagai orang-orang yang hadir dalam mubahilah tersebut.{{sfn|Fakhruddin ar-Razi|1901|v=8|p=89-90}}{{sfn|Al-Baidhawi|1418|v=5|p=244-249}}{{sfn|Ibnu Katsir|1901|v=2|p=46}}{{sfn|Suyuthi|v=3|p=60}}
 
=== Ayat an-Nur ===
{{main|Ayat an-nur}}
 
Ayat-ayat cahaya disebut ayat 35 sampai dengan 38 [[Surah An-Nur|Surah an-Nur]]. Dalam pembahasan riwayat ayat-ayat ini di Al-Mizan, telah diriwayatkan hadits yang menganggap [[Ahlul Bait]] Nabi sebagai contoh dari ayat-ayat ini dan Fatimah az-Zahra sebagai "Mesykah"(مِشکاة); Dan selanjutnya dinyatakan bahwa yang dimaksud keindahan dalam ayat-ayat tersebut adalah rumah para nabi, dimana rumah Ali dan Fatimah adalah salah satunya.{{sfn|Thabathaba'i|1996|v=15|p=195-196}} Dalam arti makna, dalam penjelasan ayat 36 dan tentang rumah yang disebutkan di dalamnya, riwayat rumah para nabi dikutip.{{sfn|Alusi|v=18|p=174}} Ibn Maghazli mengutip sebuah hadits dari [[Musa al-Kadzim]] di Manaqib yang menyebutkan arti "Mesykah" dan "Kawkab Duri"(کَوکَبٌ دُرّیٌّ) dari Fatimah az-Zahra.{{sfn|Ibn Maghazli|p=263-264}}
 
=== Ayat at-Tathir ===
{{main|Ayat at-Tathir}}
 
Dalam penafsiran ayat ini di Al-Mizan, Thabathaba'i menganggap yang dituju ayat ini sebagai para sahabat Kesa dan mengacu pada hadits-haditsnya, yang berjumlah lebih dari tujuh puluh hadits dan sebagian besar dari Sunni. Dalam tafsirnya, Alusi, ketika menceritakan berbagai riwayat tentang contoh Ahlul Bait dalam ayat ini, mengacu pada hadits Kesa dan menganggap [[Ahlul Bait]] sebagai sahabat Kesa. Tabari mengutip banyak hadits di komunitas Al-Bayyan yang mengetahui ayat ini tentang Ali, Fatimah, Hasan dan Husain. Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir Kabir mengatakan bahwa pendapat yang lebih valid adalah bahwa Ahlul Bait adalah anak-anak Nabi - Fatimah - dan istri Hasan, Husain dan Ali. Ibnu Katsir Agung mengacu pada sebuah hadits yang biasa dihajar oleh Nabi di rumah Fatimah selama enam bulan sebelum pergi ke masjid dan memanggil mereka sebagai Ahlul Bayt. Ibn Atiyah dalam Al-Muharram Al-Wajiz, merujuk pada sebuah hadits dari Nabi, mengatakan bahwa ayat ini diturunkan tentang Nabi, Ali, Fatimah, Hasan dan Husain.
 
=== Ayat Mawadat ===
{{main|Ayat Mawadat}}
 
Dalam Tafsir al-Mizan tentang ayat 23 [[Surah Asy-Syura|Surah asy-Syura]] dan dalam penjelasan dan tafsir ayat ini, dikatakan bahwa arti "Mawadat al-Qurba" adalah cinta untuk keluarga Muhammad - Ali, Fatimah, Hasan dan Husain. Dan dalam kelanjutannya, berbagai riwayat melalui Sunni dan Syiah telah disebutkan tentang hal ini.{{sfn|Thabathaba'i|1996|v=18|p=73-77}} Dalam menafsirkan ayat ini, Alusi mengutip sebuah riwayat dari Ibnu Abbas dimana Nabi ditanya tentang sifat "Qurba" dalam ayat ini dan jawabannya adalah Nabi Ali, Fatimah, Hasan dan Husain.{{sfn|Alusi|v=25|p=30-32}} Thabari dalam Jame 'al-Bayan, mengacu pada arti yang berbeda dari "Qurba", dalam interpretasi ayat, mengatakan bahwa mereka berarti kerabat Nabi. Fakhruddin ar-Razi, mengutip komentar Kashaf Zamakhshari dan Ibnu Atiyah, mengatakan bahwa yang mereka maksud adalah Ali, Fatimah dan kedua putra mereka - Hasan dan Husain.{{sfn|Fakhruddin ar-Razi|1901|v=27|p=167}}
 
== Catatan ==
{{Notelist}}
 
== Catatan Kaki ==
{{reflist|2}}
 
== Rujukan ==
{{refbegin|33em}}
* {{cite encyclopedia|last= Veccia Vaglieri|first= Laura|title=Alī b. Abī Ṭālib|Encyclopaedia= Encyclopaedia of Islam |year=1986|publisher=E. J. Brill|isbn=9004070265}}
* {{cite encyclopedia|last= Veccia Vaglieri|first= Laura|title= Fatima|Encyclopaedia= Encyclopaedia of Islam |year=1991|publisher=E. J. Brill|isbn=9004070265}}
* {{cite book|last= Madelung|first= Wilferd|title= The Succession to Muhammad: A Study of the Early Caliphate|year=2004|publisher= Cambridge University Press |isbn=0521646960}}
* {{cite encyclopedia|last1= Madelung|first1= Wilferd|author-link= Wilferd Madelung|encyclopedia= Encyclopaedia Iranica|title= Ḥasan b. Ali b. Abi Ṭāleb|url=http://www.iranicaonline.org/articles/hasan-b-ali|year=2004|publisher= Encyclopædia Iranica Foundation|ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|last1=Madelung|first1=Wilferd|author-link=Wilferd Madelung|encyclopedia=Encyclopaedia Iranica|title=Ḥosayn b. ʿAli I. Life and Significance in Shiʿism|url=http://www.iranicaonline.org/articles/hosayn-b-ali-i|year=2004|publisher=Encyclopædia Iranica Foundation|volume=7|access-date=11 August 2019|ref=harv}}
* {{cite encyclopedia|last1= Sayyed Mohammad Mahdi|first1= Jafari|encyclopedia= Encyclopaedia Syiah|title=Fatima|year=2004|volume=12|ISBN= 964-6919-34-0}}
* {{cite book|last1= Syahidi|first1= Sayyed Jafar|title=Life of Fatima Zahra|year=2016|publisher= Kantor Penerbitan Kebudayaan Islam|ISBN= 978-964-476-317-5}}
* {{cite book|last1= Shareef al–Qurashi|first1= Baqir|title=The Life of Fatima Az–Zahra|year=2006|publisher= Ansharian|ISBN= 1977923259}}
* {{cite book|last1= Jafarian|first1= Rasoul|title= Sejarah Politik Islam|year=2003|publisher= Dalil Ma|ISBN= 964-7528-42-6}}
* {{cite encyclopedia|last1=Nasr|first1=Sayyid Husain|encyclopedia= Encyclopaedia britannica|title= Ali|url=https://www.britannica.com/biography/Muhammad|year=2017|language=en|ref=harv}}
* {{cite book|last1= Amini|first1= Ibrahim|title= Wanita teladan Islam|year=1990|ISBN= 978-964-485-012-7}}
* {{cite book|last1=Ruffle|first1=Karen G.|title="May You Learn from Their Model: The Exemplary Father-Daughter Relationship of Mohammad and Fatima in South Asian Shiʿism". |url= https://brill.com/view/journals/jps/4/1/article-p12_3.xml|year=2011}}
* {{cite encyclopedia|last=Klemm|first=Verena|title= "Fāṭima bt. Muḥammad"|Encyclopaedia= Encyclopaedia of Islam |year=2016|publisher=E. J. Brill}}
* {{cite encyclopedia|last1=Amir–Moezzi|first1=Mohammad Ali|encyclopedia= Encyclopaedia Iranica|title="Fāṭema i. In History and Shiʿite Hagiography"|url= http://www.iranicaonline.org/articles/fatema|year=1991}}
* {{cite book|last1=Shoufi|first1=Denise L.|title=The Image of Fatima in Classical Muslim Thought, PhD dissertation.|year=1997|publisher=Princeton University Press}}
* {{cite book|last1=Alem Zadeh|first1=Hadi|title=Abu Bakar|encyclopedia= The Great Islamic Encyclopedia|year=1999|ISBN=964-7025-40-8}}
* {{cite book|last= Jafarian|first= Rasool|title=Sejarah Politik Islam. 2|url= https://www.adinehbook.com/gp/product/9647528434|year=1999|isbn=964-400-107-9|ref=harv}}
* {{cite book|last= Elhami|first=Davod|title=Lost grave|year=1999|isbn=964-5832-01-2}}
* {{cite book|last=Amoli|first=Sayyed Jafar Murteza|title=Ensiklopedia Mustafa dan keturunan Fatima al-Zahra|year=1998}}
* {{cite book|last=Labafe|first=Ali|title=Whipping on revelation|url= https://www.ghbook.ir/index.php?option=com_dbook&task=viewbook&book_id=3759&Itemid=&lang=fa|year=2006|isbn=964-539-003-6‭
9|language=fa|ref=harv}}
* {{cite book|last=Amoli|first=Sayyed Jafar Murteza|title=Masah az-Zahra|url= https://www.ghbook.ir/index.php?option=com_dbook&task=viewbook&book_id=3901&lang=fa|year=2003|language=ar|ref=harv}}
* {{cite book|last=KhalKhali|first=Sayyed Jafar|title=With the caravan of Javin, the oath of martyrdom of Hazrat Zahra|year=2006|ISBN=9647965583|language=fa}}
* {{cite book|last=Labafe|first=Ali|title=In the color of blood|year=2012|language=fa}}
* {{cite book|last=Labafe|first=Ali|title=Hidden facts, secrets of Fatimiah distortion|year=2006|language=fa}}
* {{cite book|last=Thabathaba'i|first=Muhammad Husain|author-link=Muhammad Husain Thabathaba'i|url-status=live|year=1996|title=[[Tafsir al-Mizan]]|language=fa}}
* {{cite book|last=Ibnu Katsir|first=Ismail bin Umar|title=Tafsir Ibnu Katsir|language=ar|author-link=Ibnu Katsir|url-status=live|publisher=Dar al-Kitab al-Alamiyah|location=Beirut}}
* {{cite book|last=Fakhruddin Ar-Razi|first=Muhammad bin Umar|year=1901|title=Tafsir Ar-Razi|language=ar|author-link=Fakhruddin Ar-Razi|url-status=live|publisher=Dar al-Fikr Buchhandlung|location=Beirut}}
* {{cite book|last=Suyuthi|first=Jalaluddin|date=|year=1901|title=Tafsir al-Jalalayn|language=ar|author-link=Jalaluddin as-Suyuthi|url-status=live|publisher=Al-Noor Press Foundation|location=Beirut}}
* {{cite book|last=Alusi|first=Syahabuddin||title=Semangat makna dalam tafsir Al-Qur'an agung dan tujuh contohnya.|language=ar|publisher=Dar Al-Ahya Al-Tarath Al-Arabi.|location=Beirut}}
* {{cite book|last=Al-Baidhawi|first=Abdullah bin Umar|year=1418|title=Cahaya wahyu dan rahasia interpretasi.|language=ar|author-link=Al-Baidhawi|publisher=Dar Al-Ahya Al-Tarath Al-Arabi|location=Beirut}}
* {{cite encyclopedia|first=.H|last=Algar|author-link=Hamid Algar|title=Āl–e ʿAbā|encyclopedia=[[Encyclopædia Iranica]]|year=1984|publisher=[[Encyclopedia Iranica Foundation]]|url=http://www.iranicaonline.org/articles/al-e-aba-the-family-of-the-cloak-i|language=en}}
* {{cite book|last=Ibn Maghazli|first=Ali ibn Muhammad|year=1424|title=Manaqib of Imam Ali Ibn Abi Talib(Manaqib Maghazli).|language=ar|author-link=|publisher=Dar Al-Azwa|location=Beirut}}
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
* https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d2.htm#g2 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230517103933/https://freepages.rootsweb.com/~naqobatulasyrof/family/main/des/d2.htm#g2 |date=2023-05-17 }}
* Fatimah az-Zahra ([[Fatimah adalah Fatimah]]) ditulis oleh [[Ali Syari'ati]].
 
* [https://www.al-islam.org/life-fatimah-az-zahra-principal-all-women-study-and-analysis-baqir-sharif-al-qurashi Kehidupan Fatma az-Zahra]
 
* [https://www.al-islam.org/virtues-sayyidah-fatimah-sa-muhammad-tahir-ul-qadri Keutamaan Sayyidah Fatimah (sa)]
 
* [https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-islamica/fatima-COM_037147 Fatima] (Islamica)
 
{{Portal bar|Islam|Muhammad|Biografi|Sejarah}}
{{Putra Putri Muhammad}}
{{lifetime|614|632|{{PAGENAME}}}}
{{DEFAULTSORT:{{PAGENAME}}}}
 
[[Kategori:Fatimah]]
[[Kategori:Ahlul Bait]]
[[Kategori:Empat belas masum]]
[[Kategori:Bani Hasyim]]
[[Kategori:Syi'ah]]
[[Kategori:Anak Muhammad]]
[[Kategori:Kelahiran 606]]
[[Kategori:KelahiranEmpat abadbelas ke-7masum]]
[[Kategori:Tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur'an]]