Ludwig Ingwer Nommensen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Membatalkan 2 suntingan oleh 114.122.201.216 (bicara) ke revisi terakhir oleh Kris Simbolon (🗿 yoww) Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(119 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kegunaan lain|Nommensen (disambiguasi)}}
{{Kotak info pemegang jabatan
| order = ke-1
|
| term_start = 1881
| honorific_prefix = '''Ompu i'''<br> [[Dr.]] [[Honoris Causa|(H.C.)]]
|
|
|
|
| successor = {{ubl|[[Valentin Kessel]] <br> {{small|(Penjabat Ephorus)}}|[[Johannes Warneck]]}}
| birth_date = {{Birth date|1834|02|06}}▼
| prior_term2 = <!--Can be repeated up to 16 times by changing the number-->
| death_date = {{Death date and age|1918|05|23|1834|02|06}}<br> {{Flagicon|NED}} [[Sigumpar, Toba|Sigumpar]], [[Kabupaten Toba|Toba]], [[Sumatra Utara]], [[Hindia Belanda]]▼
|
(''sekarang [[Jerman]]'')
|
|
|
|{{marriage|Caroline Gutbrod|1866|1887}}
|{{marriage|Christine Harder|1892|1909}}}}
| children = 5
▲|
| resting_place = [[Makam Misionaris Dr. I.L. Nommensen]], [[Sigumpar, Toba|Sigumpar]], [[Kabupaten Toba|Toba]], [[Sumatera Utara]] <br> {{Coord|2|23|42.93|N|99|9|21.37|E}}
| known_for = Misionaris [[Rheinische Missionsgesellschaft|RMG]] di [[Tapanuli|Tanah Batak]]
| parents = {{ubl|Peter Nommensen (ayah)|Antje Karstensen (ibu)}}
}}
==
=== Masa kecil
[[Berkas:PK-Nommensen-a.jpg|ka|tepi|400px|Kartu Pegawai Nommensen]]
Nommensen berasal dari Pulau [[Nordstrand]] di [[Kadipaten Schleswig|Schleswig]], yang pada waktu itu merupakan wilayah [[Denmark]] (
Pada tahun
=== Pendidikan dan misi ===
Pada usia 20 tahun, Nommensen berangkat ke
Kunjungan pertama Nommensen ke [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]]
Pada pertengahan tahun berikutnya,
Satu tahun kemudian, 27 Agustus 1865, Nommensen
Sejalan dengan pertumbuhan
[[Berkas:HKBP Dame Saitnihuta, Res. Dame Saitnihuta 01.jpg|jmpl|Gereja [[Huria Kristen Batak Protestan|HKBP]] [[HKBP Distrik II Silindung|Dame Saitnihuta]] yang dibangun Nommensen.]]
Ketika diberi izin oleh pemerintah kolonial, maka RMG menunjuk Nommensen untuk membuka pos zending baru di [[Silindung]].<ref name="Aritonang"/> Kehadiran zending ditantang oleh sebagian [[raja]] dan juga oleh sebagian besar penduduk karena mereka takut akan terkena bencana jika menyambut seorang [[asing]] yang tidak memelihara [[adat]].<ref name="van den End"/> Selain itu, sikap menolak para raja disebabkan pula oleh kekhawatiran bahwa dengan kedatangan orang-orang kulit putih ini menjadi perintis jalan bagi pemerintahan [[Belanda]] yang berkuasa pada waktu itu.<ref name="van den End"/> Sekalipun demikian, Nommensen berhasil mengumpulkan jemaatnya yang pertama di [[Huta Dame, Balige, Toba Samosir|Huta Dame]] (terjemahan dari Yerusalem - Kampung Damai).<ref name="Willem"/> Pada tahun [[1873]], ia mendirikan gedung gereja, sekolah, dan rumahnya di Pearaja dan hingga kini, Pearaja tetap menjadi pusat [[Gereja HKBP]].<ref name="Willem"/>▼
Karena kehadiran para [[misionaris]] tidak disetujui oleh sebagian raja, terutama oleh mereka yang berpihak pada Si Singamangaraja XII, maka pada bulan [[Januari 1878]], [[Sisingamangaraja XII|Sisingamangaraja]] sebagai raja yang, menurut pengakuannya sendiri, memiliki kedaulatan atas [[Silindung]], memberi ultimatum kepada para zendeling RMG untuk segera meninggalkan Silindung.<ref name="Kozok"/> Pada akhir Januari, Nommensen meminta kepada pemerintah kolonial Belanda untuk mengirim tentara untuk segera menaklukkan [[Tanah Batak]] yang pada saat itu masih merdeka.<ref name="Kozok"/> Pada awal tahun [[1878]], pasukan pertama di bawah pimpinan Kapten Scheltens bersama dengan Kontrolir Hoevell menuju Pearaja dan disambut oleh Nommensen. Antara Februari hingga Maret, 380 pasukan tambahan dan 100 narapidana didatangkan dari [[Kota Sibolga|Sibolga]]. [[Februari 1878]], ekspedisi militer untuk menumpaskan pasukan [[Sisingamangaraja XII|Sisingamangaraja]] dimulai.<ref name="ulikozok">http://ulikozok.wordpress.com/peran-zending-dalam-perang-toba/. Diakses pada Jumat 15 April 2011. Pk. 19.55 WIB</ref> Penginjil Nommensen dan Simoneit mendampingi pasukan Belanda selama ekspedisi militer yang dikenal sebagai Perang Toba I.<ref name="ulikozok"/> Keduanya menjadi penunjuk jalan dan penerjemah, serta malah dianggap ikut berperan dalam menentukan kampung-kampung mana yang akan dibakar. Sesudah ekspedisi militer berakhir, puluhan kampung, termasuk markas [[Sisingamangaraja XII|Sisingamangaraja]] di Bangkara dibumihanguskan. Atas jasa membantu pemerintah Belanda, pada [[27 Desember 1878]], Nommensen dan Simoneit menerima surat penghargaan dari pemerintah Belanda, ditambah uang tunai sebanyak 1000 gulden.<ref name="Kozok"/>▼
▲Ketika diberi izin oleh pemerintah kolonial, maka RMG menunjuk Nommensen untuk membuka pos zending baru di [[Silindung]].<ref name="Aritonang"/> Kehadiran zending ditantang oleh sebagian [[raja]] dan juga oleh sebagian besar penduduk karena mereka takut akan terkena bencana jika menyambut seorang
Setelah Silindung dan Toba ditaklukkan dalam [[Perang Toba I]], ''[[Batakmission]]'' (zending Batak) mengalami kemajuan dengan pesat, khususnya di daerah Utara.<ref name="Kozok"/> Nommensen berhasil meyakinkan ratusan raja untuk berhenti mengadakan perlawanan.<ref name="Kozok"/> Tentunya, hal ini dapat terjadi setelah Nomensen meyakinkan kembali masyarakat bahwa ia bukan kaki tangan Belanda dan kedatangannya untuk membawa kebaikan.<ref name="Aritonang"/> Hal ini tampak dalam tindakan keseharian Nommensen bagi orang-orang Batak waktu itu.<ref name="Aritonang"/> Contoh beberapa raja yang akhirnya bersikap positif ialah Raja Pontas Lumbantobing ([[Sipahutar, Tapanuli Utara|Sipahutar]]), Ompu Hatobung (di [[Pansur Napitu, Siatas Barita, Tapanuli Utara|Pansur Napitu]]), Kali Bonar (di Pahae), Ompu Batu Tahan (di [[Balige, Toba Samosir|Balige]]), dan lainnya.<ref name="Aritonang"/> Pada tahun [[1881]], Nommensen memindahkan tempat tinggalnya ke kampung [[Sigumpar]], dan ia tinggal di sana sampai akhir hayatnya.<ref name="Kruger">{{id}}Muller Kruger. Sejarah Gereja di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 218.</ref> Pada tahun kematiannya, Batakmission (cikal bakal [[Huria Kristen Batak Protestan]] (HKBP) mencatat jumlah orang Batak yang dibaptis telah mencapai 180.000 orang.<ref name="Kozok"/>▼
Untuk menjaga tatanan hidup dari ribuan orang yang baru masuk menjadi Kristen, Nommensen menyediakan bagi mereka suatu tatanan yang baru.<ref name="van den End"/> Pada tahun [[1866]], ditetapkanlah sebuah Aturan Jemaat.<ref name="van den End"/> Aturan itu meliputi kehidupan orang Kristen di dalam jemaat maupun dalam lingkungan keluarga menyangkut ibadah, perkawinan, hukum, dan pejabat gerejawi.<ref name="van den End"/> Di samping itu, Nommensen menerjemahkan kitab [[Perjanjian Baru]] ke dalam [[bahasa Batak]].<ref name="Willem"/> Ia menerbitkan cerita-cerita Batak dan menerbitkan cerita-cerita PL.<ref name="Willem"/><ref name="Kruger"/> Ia juga berusaha untuk memperbaiki pertanian, peternakan, meminjamkan modal, dan menebus hamba-hamba dari tuannya.<ref name="Willem"/> Jasa Nommensen juga dikenang oleh orang Batak antara lain karena usahanya di bidang pendidikan dengan membuka sekolah penginjil yang menghasilkan penginjil-penginjil Batak [[pribumi]].<ref name="Willem"/> Demikian juga untuk memenuhi kebutuhan guru di sekolah, RMG bersama Nommensen membuka pendidikan guru.<ref name="Willem"/>▼
▲Karena kehadiran para [[misionaris]] tidak disetujui oleh sebagian raja, terutama oleh mereka yang berpihak pada [[Sisingamangaraja XII|Si Singamangaraja
Karena kecakapan dan jasa-jasanya dalam pekerjaan penginjilan, maka pimpinan RMG, pada tahun [[1881]],mengangkat Nommensen sebagai [[Ephorus]].<ref name="van den End">{{id}}Th. van den End. 1993. Ragi Carita 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 175,177.</ref> Jabatan ini diembannya sampai akhir hidupnya.<ref name="Willem"/><ref name="van den End"/> Pada hari ulang tahunnya yang ke-70, Nommensen mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari [[Universitas Bonn]].<ref name="Willem"/><ref name="Kozok"/> Pada tahun [[1911]], ia memperoleh penghargaan Kerajaan Belanda dengan diangkat sebagai [[Officer Ordo Oranye-Nassau|Officier in de Orde van Oranje-Nassau]].<ref name="Kozok"/> Ia pun akhirnya mendapat gelar sebagai Rasul Orang Batak.<ref name="Willem"/>▼
▲Setelah Silindung dan Toba ditaklukkan dalam
[[Berkas:HKBP DR. I.L. Nommensen, Res. Nommensen Sigumpar (1).jpg|jmpl|Gereja [[HKBP Distrik IV Toba|HKBP DR. I.L. Nommensen]] [[Sigumpar, Toba|Sigumpar]].]]
▲Untuk menjaga tatanan hidup dari ribuan orang yang baru masuk menjadi Kristen, Nommensen menyediakan bagi mereka suatu tatanan yang baru.<ref name="van den End"/> Pada tahun [[1866]], ditetapkanlah sebuah Aturan Jemaat.<ref name="van den End"/> Aturan itu meliputi kehidupan orang Kristen di dalam jemaat maupun dalam lingkungan keluarga menyangkut ibadah, perkawinan, hukum, dan pejabat gerejawi.<ref name="van den End"/> Di samping itu, Nommensen menerjemahkan kitab [[Perjanjian Baru]] ke dalam [[bahasa Batak Toba]].<ref name="Willem"/> Ia menerbitkan cerita-cerita Batak dan menerbitkan cerita-cerita PL.<ref name="Willem"/><ref name="Kruger"/> Ia juga berusaha untuk memperbaiki pertanian, peternakan, meminjamkan modal, dan menebus hamba-hamba dari tuannya.<ref name="Willem"/> Jasa Nommensen juga dikenang oleh orang Batak antara lain karena usahanya di bidang pendidikan dengan membuka sekolah penginjil yang menghasilkan penginjil-penginjil Batak [[pribumi]].<ref name="Willem"/> Demikian juga untuk memenuhi kebutuhan guru di sekolah, RMG bersama Nommensen membuka pendidikan guru.<ref name="Willem"/>
▲Karena kecakapan dan jasa-jasanya dalam pekerjaan penginjilan, maka pimpinan RMG, pada tahun [[1881]],mengangkat Nommensen sebagai [[Ephorus]].<ref name="van den End">{{id}}Th. van den End. 1993. Ragi Carita 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 175,177.</ref> Jabatan ini diembannya sampai akhir hidupnya.<ref name="Willem"/><ref name="van den End"/> Pada hari ulang tahunnya yang ke-70, Nommensen mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari [[Universitas Bonn]].<ref name="Willem"/><ref name="Kozok"/> Pada tahun [[1911]], ia memperoleh penghargaan Kerajaan Belanda dengan diangkat sebagai
=== Kematian ===
Nommensen meninggal pada tanggal 23 Mei 1918, pada usia 84 tahun.<ref name="Willem"/> Hingga saat kematiannya, ia telah bekerja sebagai [[pendeta]] di tengah-tengah orang [[Suku Batak|Batak]] selama 57 tahun. Nommensen dimakamkan di [[Sigumpar, Toba|Sigumpar]], [[Kabupaten Toba|Toba]].<ref name="Willem"/> [[Makam Misionaris Dr. I.L. Nommensen|Makamnya]] menjadi tempat wisata rohani di Kabupaten [[Kabupaten Toba|Toba]].
== Strategi penginjilan
Strategi [[Misi (Kristen)|misi]] yang dikembangkan oleh Nommensen
==
<gallery>
HKBP Dame Saitnihuta, Res. Dame Saitnihuta 09.jpg|Patung I.L. Nommensen di kompleks Gereja [[HKBP Distrik II Silindung|HKBP Dame Saitnihuta]]
HKBP Balige, Res. Balige (I.L. Nommensen).jpg|Lukisan I.L. Nommensen di Gereja [[HKBP Distrik XI Toba Hasundutan|HKBP Balige]]
HKBP Dame Saitnihuta, Res. Dame Saitnihuta (Foto Nommensen) 08.jpg|Foto I.L. Nommensen di Gereja [[HKBP Distrik II Silindung|HKBP Dame Saitnihuta]]
HKBP DR. I.L. Nommensen, Res. Nommensen Sigumpar (2).jpg|Gapura Gereja [[HKBP Distrik IV Toba|HKBP DR. I.L. Nommensen]] [[Sigumpar, Toba|Sigumpar]]
HKBP Dame Saitnihuta, Res. Dame Saitnihuta 04.jpg|jmpl|Gereja [[HKBP Distrik II Silindung|HKBP Dame Saitnihuta]]
HKBP Dame Saitnihuta, Res. Dame Saitnihuta 06.jpg|[[Altar]] Gereja [[HKBP Distrik II Silindung|HKBP Dame Saitnihuta]]
GKPI Dame Dr. I.L. Nommensen, Res. Saitnihuta 02.jpg|Gereja GKPI Dame Dr. I.L. Nommensen yang dibangun oleh [[Gereja Kristen Protestan Indonesia|GKPI]] pasca berpisah dari [[Huria Kristen Batak Protestan|HKBP]]
</gallery>
== Lihat pula ==
* {{id}} [http://ulikozok.wordpress.com/peran-zending-dalam-perang-toba/ Hubungan Nommensen, Singamangaraja, dan Belanda.]▼
* [[Daftar misionaris Kristen di Tanah Batak]]
* {{en}} [http://justus.anglican.org/resources/bio/163.html Ludwig Nommensen Missionary to Sumatra]▼
== Bibliografi ==
* [[1877]], ''The Gospel according to Saint John: Translated out of the Original Greek into Batta (Toba), the Language of the Batta in the Island of Sumatra.'' Elberfeld: Friderichs & Comp.
* [[1877]], ''Tobasch Spelboekje'', [[Batavia]]: 's Landsdrukkerij.
Baris 78 ⟶ 95:
{{reflist}}
==
▲* {{id}} [http://ulikozok.wordpress.com/peran-zending-dalam-perang-toba/ Hubungan Nommensen, Singamangaraja, dan Belanda.]
▲* {{en}} [http://justus.anglican.org/resources/bio/163.html Ludwig Nommensen Missionary to Sumatra]
▲* [[Salib Kasih, Siatas Barita]]
{{Ephorus HKBP}}
{{HKBP}}
{{GKPS}}
{{Terjemahan Alkitab}}
{{Authority control}}
{{DEFAULTSORT:Nommensen, Ludwig Ingwer}}
[[Kategori:Teolog Jerman]]
[[Kategori:Pendeta Indonesia]]▼
[[Kategori:Sejarah Gereja Indonesia]]
[[Kategori:Jerman-Indonesia]]▼
[[Kategori:Penerjemah Alkitab]]
[[Kategori:Misionaris
[[Kategori:Misionaris Protestan di Indonesia]]
[[Kategori:Ephorus HKBP]]
[[Kategori:Tokoh dari Tapanuli Utara]]
[[Kategori:Tokoh dari Toba]]
[[Kategori:Tokoh Lutheran Jerman]]
[[Kategori:Pendeta Huria Kristen Batak Protestan]]
[[Kategori:Ludwig Ingwer Nommensen]]
|