Pewarna makanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Iripseudocorus (bicara | kontrib)
Penambahan referensi #1lib1ref #1lib1refID #1lib1ref2024
 
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Food coloring.jpg|jmpl|200px|Pewarna makanan]]
'''Pewarna makanan''' merupakan zat aditif yang digunakan untuk meningkatkan penampilan makanan segar dan olahan. Tujuan pemberian warna dimaksudkan agar makanan terlihat lebih berwarna sehingga, menarik perhatian [[konsumen]]. Aditif warna adalah komponen penting dari banyak produk, membuatnya menarik, menarik, menggugah selera, dan informatif.<ref name=":0">{{Cite web|last=Nutrition|first=Center for Food Safety and Applied|date=2020|title=Color Additives History|url=https://www.fda.gov/industry/color-additives/color-additives-history|website=FDA|language=en|access-date=2022-01-30}}</ref> [[Bahan pewarna]] umumnya berwujud cair dan bubuk yang larut di air. Bahan pewarna termasuk pewarna alami, terutama berasal dari sumber nabati dan kadang-kadang disebut pewarna nabati; pigmen anorganik; kombinasi senyawa organik dan logam; dan zat sintetis lainnya.<ref name=":1">{{Cite web|last=Editor Ensiklopedia Britannica|date=2021|title=food coloring {{!}} Ingredients, Uses, & Regulation {{!}} Britannica|url=https://www.britannica.com/topic/food-coloring|website=www.britannica.com|language=en|access-date=2022-01-30}}</ref>
 
Zat pewarna ini biasanya ditambahkan ke kulit buah, kulit luar [[sosis]], makanan yang dipanggang, permen, minuman berkarbonasi, agar-agar, campuran minuman bubuk, dan banyak makanan lainnya. Banyak dari aditif ini juga digunakan sebagai zat pewarna dalam kosmetik, obat-obatan, dan produk seperti [[pasta gigi]] dan obat kumur.<ref name=":1" /> Salah satu peran Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) atau BPOM di Indonesia adalah memastikan bahwa aditif warna digunakan dengan aman dan tepat.<ref name=":0" />
 
Tampilan makanan merupakan hal yang sangat memengaruhi perhatian konsumen, salah satunya warna. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa warna makanan membantu konsumen mengidentifikasi makanan dan minuman lebih tepat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa seseorang selalu mengasosiasikan rasa dengan warna tertentu, begitu pula ketika warna makanan diubah, maka identifikasi rasa dan bau makanan menjadi berkurang.<ref>{{Cite journal|last=Delwiche|first=Jeannine|date=2003|title=The impact of perceptual interactions on perceived flavor|url=http://www-fst.ag.ohio-state.edu/Pubs/2004/delwiche-fqap1.pdf|journal=Food Quality and Preference|volume=15|pages=140|doi=10.1016/S0950-3293(03)00041-7|access-date=2022-01-30|archive-date=2013-02-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20130228041745/http://www-fst.ag.ohio-state.edu/Pubs/2004/delwiche-fqap1.pdf|dead-url=unfit}}</ref>
 
== Tujuan ==
Seperti berbagai zat aditif lain yang digunakan dalam makanan, warna juga hanya dapat digunakan jika memiliki tujuan yang bermanfaat, aman, dan tidak menyesatkan konsumen. Warna dapat digunakan untuk mengembalikan penampilan asli makanan yang warnanya dipengaruhi oleh pemrosesan, penyimpanan, dll. Selain itu, warna juga dapat membuat makanan menarik secara visual dan memberi warna pada makanan yang tidak berwarna serta memberi label kekhasan pada makanan tersebut.<ref>{{Cite book|last=Praja|first=Denny Indra|date=2015-09-01|url=https://books.google.co.id/books?id=MgiCCgAAQBAJ&pg=PA184&dq=asetaldehida+dengan+rumus+kimia+CH3CHO+atau+MeCHO&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj-ivGNnumDAxUvumMGHVbpCF8Q6AF6BAgJEAI#v=onepage&q&f=false|title=Zat Aditif Makanan: Manfaat dan Bahayanya|publisher=Garudhawaca|isbn=978-602-7949-55-3|language=id}}</ref>[enjoy your life]
 
== Sejarah ==
Penambahan zat pewarna pada makanan sudah mulai terjadi di kota-kota daerah Mesir. Pada awalnya, para pembuat permen sekitar 1500 SM menambahkan ekstrak alami dan anggur untuk meningkatkan penampilan produk mereka. Hingga sampai pertengahan abad ke-19 bahan-bahan, seperti rempah-rempah kunyit dari daerah lokal ditambahkan ketika proses produksi untuk efek dekoratif pada bahan makanan tertentu.<ref>{{Cite journal|last=Downham|first=Alison|first2=Collins|date=2000|title=Colouring our foods in the last and next millennium|url=https://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.466.4598&rep=rep1&type=pdf|journal=International Journal of Food Science and Technology|volume=35|pages=6}}</ref>
 
Pada awal tahun 1856, William Henry Perkin menemukan pewarna organik sintetis pertama, yang disebut ''mauve'' atau lembayung muda, yang digunakan untuk mewarnai makanan, obat-obatan, dan kosmetik. Selanjutnya mulai tahun 1900, proses pewarnaan ini adalah praktik yang umum digunakan untuk makanan, obat-obatan, dan kosmetik yang tersedia di AS untuk diwarnai secara buatan.<ref>{{Cite web|last=Filippone|first=Peggy Trowbridge|date=2021|title=Food Coloring History|url=https://www.thespruceeats.com/food-coloring-history-1807601|website=The Spruce Eats|language=en|access-date=2022-01-31}}</ref>
 
Namun, seiring bertambahnya penggunaan warna pada makanan, beberapa masalah pun muncul di industri makanan. Pewarna buatan tidak hanya digunakan untuk menyamarkan kualitas yang buruk tetapi juga memungkinkan mewarnai makanan tiruan untuk dijual sebagai barang asli, hingga pada akhirnya menyesatkan konsumen. Selain itu, diketahui pula berbagai warna yang digunakan dalam makanan bersifat racun, seperti keju diwarnai dengan timbal merah, acar dengan tembaga sulfat, hingga permen dengan garam mineral. Akibatnya, keracunan makanan menjadi hal biasa dan pada tahun 1851, sekitar 200 orang keracunan di Inggris, 17 di antaranya berakibat fatal, akibat memakan pelega tenggorokan berwarna yang mengandung racun.<ref>{{Cite web|last=Safefood|date=2020|title=This history of food colouring|url=https://www.safefood.net/food-colours/history|website=Safefood|language=en|access-date=2022-01-31}}</ref> Dengan demikian, regulasi diterapkan di berbagai negara untuk mengurangi kemungkinan dampak buruk yang dapat terjadi.
Baris 22:
 
Warna merah dan ungu bisa didapatkan dari pigmen antosianin yang ada pada tumbuhan.<ref name=":2" /> Sumber antosianin diantaranya beri, anggur, apel, plum, dan kubis.<ref>{{Cite journal|last=Mattioli|first=Roberto|last2=Francioso|first2=Antonio|last3=Mosca|first3=Luciana|last4=Silva|first4=Paula|date=2020|title=Anthocyanins: A Comprehensive Review of Their Chemical Properties and Health Effects on Cardiovascular and Neurodegenerative Diseases|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7504512/|journal=Molecules|volume=25|issue=17|pages=1|doi=10.3390/molecules25173809|issn=1420-3049|pmc=7504512|pmid=32825684}}</ref>
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
== Pranala luar ==
* [http://www.cfsan.fda.gov/~lrd/colorfac.html FDA/CFSAN Food Color Facts] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071001050645/http://www.cfsan.fda.gov/~lrd/colorfac.html |date=2007-10-01 }}
* [http://www.food-info.net/uk/colour/natcolour.htm Natural Food Colors (Food-Info)]
* [http://www.fda.gov/ForIndustry/ColorAdditives/ColorCertification/ColorCertificationReports/default.htm Report on the Certification of Color Additives by US FDA]
Baris 30 ⟶ 33:
* [http://www.consumeraffairs.com/news04/2010/07/food_dyes.html]
* [http://www.cspinet.org/new/pdf/food-dyes-rainbow-of-risks.pdf]
 
{{makanan-stub}}
 
[[Kategori:Makanan]]
[[Kategori:Bahan tambahan makanan]]
[[Kategori:Pewarna]]
[[Kategori:Pewarna makanan]]
{{makanan-stub}}