Biomassa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NonaSenjaa (bicara | kontrib)
k merapikan isi artikel
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{About|sumber energi|massa makhluk hidup di suatu area pada waktu tertentu|biomassa (ekologi)}}
{{Energi terbaharui}}
'''Biomassa''' adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut semua [[senyawa organik]] yang berasal dari [[tanaman pertanian]], [[alga]], dan [[sampah organik]]. Pengelompokan biomassa terbagi menjadi biomassa [[kayu]], biomassa bukan kayu, dan biomassa sekunder. Biomassa juga dapat dikategorikan menjadi [[limbah]] [[pertanian]], limbah [[kehutanan]], tanaman kebun energi, dan limbah organik. Sifat [[kimia]], sifat fisik, [[kadar air]], dan kekuatan mekanis pada berbagai biomassa sangat beragam dan berbeda-beda. Biomassa merupakan sumber [[energi terbarukan]] dengan kualitas yang rendah. Teknologi [[transformasi energi]] [[termal]] yang menggunakan biomassa sangat rumit dan harus disesuaikan dengan pemanfaatannya. beragam tergantung pemanfaatannya dan relatif rumit. Dalam proses [[gasifikasi]], karakteristik utama biomassa berkaitan dengan analisis [[Daftar istilah anatomi|proksimat]], analisis ultimat, temperatur [[Abu (analisis kimia)|abu]] fusi, sifat mempan gerus, dan indeks pengembangan.{{Sfn|Sutanto|2018|p=5}}
 
Biomassa tersusun dari berbagai macam [[senyawa organik]]. Sebagian besar biomassa tersusun dari [[karbohidrat]], [[lemak]], dan [[protein]]. Sisanya merupakan [[mineral]] yang tersusun dari [[natrium]], [[fosfor]], [[kalsium]], dan [[besi]]. Senyawa utama yang membentuk biomassa adalah [[selulosa]], [[hemiselulosa]], dan [[lignin]].{{Sfn|Sutanto|2018|p=11}} Ketiga senyawa ini merupakan pembentuk [[dinding sel]] pada tanaman.{{Sfn|Hermiati|2019|p=4}} Biomassa dapat digunakan sebagai [[bahan bakar]] secara langsung atau melalui proses pembriketan. Selain itu, biomassa juga digunakan sebagai bahan bakar penghasil [[energi listrik]].{{Sfn|Direktorat Bioenergi|2016|p=21}}
Baris 19:
 
=== Lignin ===
Biomassa memiliki [[makromolekul]] pengikat yaitu lignin yang merupakan makromolekul dari senyawa dasar [[Fenol|fenolikfenol]]ik. Lignin digunakan sebagai [[Surfaktan|sulfaktan]] dalam bentuk ligno-sulfonat. Sulfaktan ini dimanfaatkan sebagai penjaga kestabilan [[lumpur]] [[Sumur minyak|pengeboran]]. Sifat yang dimiliki lignin yaitu tahan pengaruh [[termal]], penurunan nilai kandungan terjadi di akhir proses pirolisis (350–500˚C). Hasil penurunan nilai kandungan lignin setelah gasifikasi akan menghasilkan tar dan senyawa fenolik pada gas dan sifatnya berbahaya bagi kesehatan manusia. Kontak udara yang terjadi pada tar dan senyawa fenolik menyebabkan depolimerisasi yang membentuk [[Deposisi (fisika)|deposisi]] dalam saluran gas.{{Sfn|Sutanto|2018|p=13}}
 
=== Pati ===
[[Amilum|Pati]] merupakan [[polisakarida]] yang mengandung glukosa dan terikat oleh [[glikosida]]. Sebagian besar jenis pati dapat larut di dalam air panas, sedangkan sebagian lainnya tidak dapat larut. Pati memiliki nilai yang tinggi pada makanan sehingga dapat ditemukan pada [[biji]], [[umbi]], atau batang pada tanaman.{{Sfn|Japan Institute of Energy|2008|p=25}}
 
=== Protein ===
Baris 45:
 
==== Nilai kalor ====
Biomassa yang mengalami pembakaran secara sempurna dan [[Stoikiometri|stoikiometrikstoikiometri]]k akan menghasilkan pelepasan energi yang disebut dengan nilai kalor atau panas pembakaran. Nilai kalor dapat dinyatakan dalam nilai kalor lebih tinggi atau nilai kalori kotor, dan dapat pula dinyatakan dalam nilai kalor lebih rendah atau nilai kalor bersih. Perbedaan antara nilai kalor kotor dan nilai kalor bersih terletak pada nilai panas [[Kondensasi|pengembunan]] air hasil pembakaran. Temperatur acuan yang digunakan untuk mencatat nilai kalor kotor dan nilai kalor bersih adalah 25 ˚C.{{Sfn|Sutanto|2018|p=6}}
 
== Jenis ==
Baris 69:
 
=== Bioproduk ===
Biomassa juga digunakan untuk menggantikan [[Minyak bumi|bahan bakar minyak]] pada [[kendaraan bermotor]] dengan produksi bioetanol. Selain itu, biomassa dapat menghasilkan energi panas dan energi listrik dengan pembuatan biogas, [[Gas sintetis|gas sintesis]], dan biopellet.{{Sfn|Hermiati|2019|p=1}} Penerapan teknologi [[kilang hayati]] pada biomassa dapat menghasilkan bioetanol dengan biaya produksi yang murah. Selain itu, cara ini dapat menghasilkan energi sekaligus produk sampingan.{{Sfn|Hermiati|2019|p=2}} Bahan baku yang digunakan pada konversi biomassa menjadi bioetanol berasal dari limbah pertanian atau limbah perkebunan yang mengandung [[Amilum|pati]] atau lignoselulosa. Bahan baku ini diubah menjadi etanol melalui tahapan awal yaitu hidrolisis dan fermentasi. Proses hidrolisis memanfaatkan [[enzim]] [[selulase]] dengan cara enzimatis atau termokimia. Sedangkan proses fermentasi memanfaatkan [[khamir]]. Pati digunakan untuk menghasilkan etanol, sedangkan lignin dan hemiselulosa digunakan untuk menghasilkan produk sampingan berupa [[Xylitol pentanitrat|xilitol]], [[perekat]], lignosulfonat, dan biosurfaktan.{{Sfn|Hermiati|2019|p=3}}
 
=== Teknologi gasifikasi ===
Biomassa dimaanfaatkan selama proses gasifikasi untuk menghasilkan gas bahan bakar. Proses pembentukan gas dilakukan melalui reaksi kimia pada temperatur tinggi antara biomassa dengan agen gasifikasi. Bahan agen gasifikasi dapat berupa [[udara]], oksigen, atau uap air.{{Sfn|Sutanto|2018|p=14}} Proses pembentukan gas bahan bakar pada biomassa memanfaatkan proses pirolisis. Biomassa dijadikan sebagai umpan gasifikasi karena memiliki komponen utama berupa karbon, hidrogen dan oksigen.{{Sfn|Sutanto|2018|p=9}}
 
Pemanfaatan biomassa dalam teknologi gasifikasi memperhatikan karakteristik kadar air, bentuk [[partikel]] dan ukuran partikel. Kadar air biomassa tidak lebih dari 30% dan dapat dicapai dengan pengeringan. Pada biomassa kering udara, kadar air berkisar antara 10–15%. Partikel biomassa harus menyerupai bentuk bulat atau [[kubus]]. Partikel berbentuk pipih atau [[Serbuk sari|serbuk]] tidak boleh digunakan karena dapat menghambat aliran gas di dalam [[reaktor]]. Partikel biomassa yang digunakan sebagai umpan gasifikasi harus berukuran antara 0,5 – 5,0 [[Sentimeter|cm]]. Kepadatan massal partikel biomassa minimum 250 [[Kilogram|kg]]/[[Meter persegi|m<sup>2</sup>]].{{Sfn|Sutanto|2018|p=9-10}} Ukuran partikel biomassa dibedakan menjadi partikel besar, partikel kecil, partikel serampangan, dan kebun energi atau [[tumpang sari]]. Pada partikel besar, densitas partikel tinggi dengan kadar air < 30% dan kadar abu rendah. Partikel kecil memiliki kadar air atau kadar abu yang tinggi, tetapi densitas partikel rendah. Partikel dengan bentuk serampangan memiliki kadar air yang tinggi atau sangat basah basah sekali. Ukuran partikel biomassa yang terbesar ialah kebun energi atau tumpang sari.{{Sfn|Sutanto|2018|p=10}} Persyaratan utama untuk pemanfaatan biomassa sebagai umpan gasifikasi yaitu harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk digunakan secara berkelanjutan.{{Sfn|Sutanto|2018|p=11}}
Baris 80:
 
== Referensi ==
<references />
 
=== DaftarCatatan pustakakaki ===
{{Reflist}}
 
=== Daftar pustaka ===
# {{cite book|last=Direktorat Bioenergi|first=|date=|year=2016|url=https://drive.esdm.go.id//wl/?id=6JLd3yXfSsPqRp2xExLrQe3TUzdIahpS|title=Pedoman Investasi Bioenergi di Indonesia|location=Jakarta|publisher=Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral|isbn=|pages=|ref={{sfnref|Direktorat Bioenergi|2016}}|url-status=live}}
#* {{cite book|last=HermiatiDirektorat Bioenergi|first=Euis|date=4 Desember 2019|year=20192016|url=httphttps://wwwdrive.penerbit.lipiesdm.go.id/data/naskah1574930413.pdfwl/?id=6JLd3yXfSsPqRp2xExLrQe3TUzdIahpS|title=PengembanganPedoman TeknologiInvestasi KonversiBioenergi Biomassadi MenjadiIndonesia|location=Jakarta|publisher=Direktorat BioetanolJenderal danEnergi BioprodukBaru, sebagaiTerbarukan, Substitusidan ProdukKonservasi BerbahanEnergi, BakuKementerian Fosil|location=Jakarta|publisher=LembagaEnergi Ilmudan PengetahuanSumber IndonesiaDaya Mineral|isbn=978-602-496-101-5|pages=|ref={{sfnref|HermiatiDirektorat Bioenergi|20192016}}|url-status=live}}
#* {{cite book|last=Japan Institute of EnergyHermiati|first=Euis|date=20084 Desember 2019|year=20082019|url=httpshttp://www.jiepenerbit.orlipi.jp/relays/download/492/1098/239/739/?file=/files/libs/739go.id/data/201708300906508727naskah1574930413.pdf|title=PanduanPengembangan untukTeknologi ProduksiKonversi Biomassa Menjadi Bioetanol dan PemanfaatanBioproduk Biomassasebagai Substitusi Produk Berbahan Baku Fosil|location=TokyoJakarta|publisher=KementerianLembaga Pertanian,Ilmu KehutananPengetahuan dan Perikanan JepangIndonesia|isbn=978-602-496-101-5|pages=|ref={{sfnref|Japan Institute of EnergyHermiati|20082019}}|url-status=live}}
# *{{cite book|last=SutantoJapan Institute of Energy|first=Herri|date=24 November 20182008|year=20182008|url=https://www.ftijie.itbor.ac.idjp/wp-contentrelays/uploadsdownload/sites492/91098/2016239/03739/Materi-Orasi-Ilmiah-Prof.-Herri-Susanto-IPM?file=/files/libs/739//201708300906508727.pdf|title=Pengembangan Teknologi GasifikasiPanduan untuk Mendukung Kemandirian EnergiProduksi dan IndustriPemanfaatan KimiaBiomassa|location=BandungTokyo|publisher=ForumKementerian GuruPertanian, BesarKehutanan Institutdan TeknologiPerikanan BandungJepang|isbn=978-602-6624-23-9|pages=|ref={{sfnref|SutantoJapan Institute of Energy|20182008}}|url-status=live}}{{kehutanan}}
* {{cite book|last=Sutanto|first=Herri|date=24 November 2018|year=2018|url=https://www.fti.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/9/2016/03/Materi-Orasi-Ilmiah-Prof.-Herri-Susanto-IPM.pdf|title=Pengembangan Teknologi Gasifikasi untuk Mendukung Kemandirian Energi dan Industri Kimia|location=Bandung|publisher=Forum Guru Besar Institut Teknologi Bandung|isbn=978-602-6624-23-9|ref={{sfnref|Sutanto|2018}}|url-status=live}}{{kehutanan}}
{{Authority control}}