Perbudakan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 4 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2 |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(44 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Slavezanzibar2.JPG|jmpl|375x375px|Foto seorang budak anak laki-laki di [[Kesultanan Zanzibar]]. 'Hukuman yang dijatuhkan pemilik budak Arab karena pelanggaran ringan.' {{Kira-kira|kira-kira pada 1890}}.]]
'''Perbudakan''' atau '''perhambaan'''<ref>{{Cite web|title=Hasil Pencarian - KBBI Daring|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/perhambaan|website=kbbi.kemdikbud.go.id|access-date=1-12-2022}}</ref> adalah suatu perbuatan atau keadaan yang membuat seseorang menjadi budak,<ref>{{Cite book|last=Publishers|first=Harper Collins|date=2016-02-17|url={{google books |plainurl=y |id=I0FODwAAQBAJ|page=433}}|title=Collins Cobuild Advanced Dictionary of English|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-602-03-2329-9}}</ref><ref>{{Cite book|last=Waite|first=Maurice|last2=Lindberg|first2=Christine A.|date=2010|url={{google books |plainurl=y |id=OOMV_ga5V6QC|page=729}}|title=Pocket Oxford American Dictionary and Thesaurus|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-972995-1}}</ref> yang merupakan objek properti yang dimiliki oleh orang lainnya.<ref>{{Cite book|last=Allain|first=Jean|year=2012|url={{google books |plainurl=y |id=62t3a5iESy8C}}|title=The Legal Understanding of Slavery: From the Historical to the Contemporary|location=Oxford|publisher=OUP|isbn=9780191645358|editor-last=Allain|editor-first=Jean|pages=199–219|chapter=The Legal Definition of Slavery into the Twenty-First Century
Banyak kasus perbudakan dalam sejarah terjadi sebagai hukuman dari pelanggaran hukum, kasus terlilit utang, kekalahan militer, atau eksploitasi untuk mendapatkan tenaga kerja yang lebih murah. Bentuk perbudakan lainnya juga dilembagakan menurut garis demografis seperti [[Rasisme|ras]] atau [[jenis kelamin]]. Budak dapat dibelenggu dalam perbudakan seumur hidup, atau untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu mereka akan [[Manumisi|diberikan kebebasan]].<ref>{{Cite book|last=Baker-Kimmons|first=Leslie C.|date=2008|title=Encyclopedia of Race, Ethnicity, and Society|publisher=[[SAGE Publishing]]|isbn=9781412926942|editor-last=Schaefer|editor-first=Richard T.|volume=3|page=1234|chapter=Slavery|chapter-url=https://books.google.com/books?id=YMUola6pDnkC&pg=PT1360}}</ref> Meskipun perbudakan umumnya dilakukan secara paksa, terdapat pula kasus perbudakan [[Perbudakan sukarela|secara sukarela]] dengan tujuan untuk membayar utang atau mendapatkan sedikit uang karena alasan [[kemiskinan]]. Dalam sejarah manusia, perbudakan telah menjadi salah satu aspek dari [[peradaban]],<ref name="Slavery6">{{Cite web|title=Historical survey: Slave-owning societies|url=http://www.britannica.com/blackhistory/article-24156|website=Encyclopædia Britannica|archive-url=https://web.archive.org/web/20070223090720/http://www.britannica.com/blackhistory/article-24156|archive-date=February 23, 2007}}</ref> dan pernah legal di sebagian besar masyarakat dunia, tetapi sekarang [[Garis waktu penghapusan perbudakan|dilarang secara hukum]] di semua negara di dunia.{{Sfn|Bales|2004|p=4}}<ref name="WhiteWhite2014">{{Cite book|last=White|first=Shelley K.|last2=White|first2=Jonathan M.|last3=Korgen|first3=Kathleen Odell|date=2014|url={{google books |plainurl=y |id=GsruAwAAQBAJ|page=43}}|title=Sociologists in Action on Inequalities: Race, Class, Gender, and Sexuality|publisher=Sage|isbn=978-1-4833-1147-0|page=43}}</ref>
[[Mauritania|Republik Islam Mauritania]] adalah negara terakhir di dunia yang secara resmi melarang perbudakan.<ref name= NYER-2014>{{cite magazine |last1=Okeowo |first1=Alexis |title=Freedom Fighter: A slaving society and an abolitionist's crusade |magazine=[[The New Yorker]] |date=September 8, 2014 |url=http://www.newyorker.com/magazine/2014/09/08/freedom-fighter |access-date=October 16, 2014 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180106081042/https://www.newyorker.com/magazine/2014/09/08/freedom-fighter |archive-date=January 6, 2018}}</ref> Pada tahun 2007, "karena tekanan dunia internasional", Pemerintah Mauritania mengesahkan undang-undang yang membuat para pemilik budak dapat dituntut secara pidana dan diadili di pengadilan.<ref name=a>{{cite web |first=Terence |last=Corrigan |url=http://www.saiia.org.za/governance-and-aprm-opinion/mauritania-made-slavery-illegal-last-month.html |title=Mauritania: Country Made Slavery Illegal Last Month |publisher=The East African Standard |date=September 6, 2007 |access-date=January 21, 2008 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110804032958/http://www.saiia.org.za/governance-and-aprm-opinion/mauritania-made-slavery-illegal-last-month.html |archive-date=August 4, 2011}}</ref> Namun demikian, pada tahun 2019, masih terdapat sekitar 40 juta orang, di antaranya 26 persen adalah anak-anak, yang diperbudak di seluruh dunia meskipun ilegal. Di dunia modern, lebih dari 50 persen orang yang diperbudak untuk [[Kerja paksa|melakukan kerja paksa]], biasanya di pabrik-pabrik di [[Swasta|sektor swasta]] suatu negara.<ref>{{Cite web|last=Hodal|first=Kate|date=2016-05-31|title=One in 200 people is a slave. Why?|url=https://www.theguardian.com/news/2019/feb/25/modern-slavery-trafficking-persons-one-in-200|website=The Guardian}}</ref> Di negara-negara industri, [[perdagangan manusia]] adalah jenis perbudakan modern; di negara-negara non-industri, perbudakan dengan [[Perbudakan utang|utang]] adalah bentuk umum dari perbuatan memperbudak seseorang,<ref name="newint2"/> seperti [[Pekerja rumah tangga|pembantu rumah tangga]] tawanan, [[Pernikahan paksa|kawin paksa]], dan [[Prajurit anak|tentara anak]].<ref name="modernslavery">{{Cite web|date=January 30, 2007|title=Religion & Ethics – Modern slavery: Modern forms of slavery|url=https://www.bbc.co.uk/ethics/slavery/modern/modern_1.shtml#section_2|publisher=BBC|access-date=June 16, 2009}}</ref>
== Terminologi ==▼
▲== Terminologi ==
=== Perbudakan tradisional ===
Baris 19:
=== Perbudakan utang ===
''Indenture'', atau dikenal sebagai kerja paksa yang terikat atau perbudakan
=== Tanggungan ===
Baris 28:
[[Berkas:Sale_of_negroes_1860.jpg|jmpl|Poster lelang budak di [[Georgia (negara bagian)|Georgia]], AS, 1860]]
[[Berkas:Woman-slave.jpg|jmpl|Potret seorang wanita tua di [[New Orleans]] dengan gadis pelayannya yang diperbudak pada pertengahan abad ke-19]]
Kerja paksa, atau kerja tidak bebas, adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan seseorang yang dipaksa bekerja di luar keinginan mereka sendiri, di bawah ancaman kekerasan, atau hukuman lain, tetapi istilah umum kerja tidak bebas juga digunakan untuk menggambarkan perbudakan properti orang (''chattel''), serta setiap situasi lain ketika seseorang diwajibkan untuk bekerja di luar keinginannya sendiri, dan kemampuan seseorang untuk bekerja secara produktif berada di bawah kendali penuh orang lain.{{Butuh rujukan|date=February 2021}} Ini mungkin juga termasuk lembaga-lembaga yang tidak biasa diklasifikasikan sebagai perbudakan, seperti [[serf|perbudakan tani]], [[wajib militer]], dan [[buruh hukuman]]. Meski beberapa pekerja yang tidak bebas, seperti budak tani, memiliki beberapa hak ''de jure'' hukum atau tradisional, mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengakhiri pengaturan mereka bekerja dan sering menjadi target bentuk-bentuk pemaksaan, kekerasan, dan pembatasan aktivitas dan gerakan mereka di luar tempat kerja mereka.{{Butuh rujukan|date=February 2021}}
Perdagangan manusia, misalnya, melibatkan perempuan dan anak-anak yang dipaksa menjadi [[Pelacuran|pelacur]] merupakan bentuk kerja paksa yang paling cepat berkembang, dengan Thailand, Kamboja, India, Brasil, dan Meksiko telah diidentifikasi sebagai hotspot utama [[Eksploitasi seksual komersial anak|eksploitasi seksual komersial anak-anak]].<ref name="voa">{{Cite web|title=Experts encourage action against sex trafficking|url=http://www1.voanews.com/english/news/a-13-2009-05-15-voa30-68815957.html?rss=human+rights+and+law|archive-url=https://web.archive.org/web/20091223080032/http://www1.voanews.com/english/news/a-13-2009-05-15-voa30-68815957.html?rss=human%2Brights%2Band%2Blaw|archive-date=December 23, 2009|url-status=dead}}</ref><ref>{{Cite web|date=August 13, 2007|title=Rights–Mexico: 16,000 Victims of Child Sexual Exploitation|url=http://www.ipsnews.net/2007/08/rights-mexico-16000-victims-of-child-sexual-exploitation/|website=ipsnews.net|access-date=February 11, 2016}}</ref>
==== Kerja paksa anak ====
Baris 57:
Sejak abad ke-18, para kritikus berpendapat bahwa perbudakan menghambat kemajuan teknologi karena fokusnya adalah pada peningkatan jumlah budak yang melakukan tugas-tugas sederhana dibandingkan meningkatkan efisiensinya. Misalnya, telah dikatakan bahwa karena fokus bentuk pekerjaan yang sedikit ini, teknologi di Yunani – dan kemudian di Roma – tidak diterapkan untuk memudahkan kerja fisik atau meningkatkan manufaktur.<ref>{{Cite web|date=January 4, 2008|title=Technology|url=http://www.history.com/encyclopedia.do?articleId=223811|publisher=History.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20080423152702/http://www.history.com/encyclopedia.do?articleId=223811|archive-date=April 23, 2008|access-date=May 6, 2009}}</ref>
[[Berkas:Fathers_of_the_Redemption.jpg|jmpl|Pekerjaan [[tentara bayaran|Mercedarian]] adalah menebus budak-budak Kristen yang ditahan di Afrika Utara (1637).]]
Ekonom Skotlandia [[Adam Smith]] mengatakan bahwa tenaga kerja bebas secara ekonomi lebih baik dibandingkan tenaga kerja budak. Akan tetapi, Smith melanjutkan, hampir tidak mungkin untuk mengakhiri praktik perbudakan dalam sistem pemerintahan yang bebas, demokratis, atau republik karena banyak legislator atau tokoh politiknya adalah pemilik budak, dan tidak akan menghukum diri mereka sendiri. Dia lebih lanjut menyatakan bahwa budak akan lebih mampu mendapatkan kebebasan di bawah pemerintahan terpusat, atau otoritas terpusat seperti raja atau gereja.<ref>{{Cite book|last=McKivigan|first=John R.|last2=Snay|first2=Mitchell|year=1998|url={{google books |plainurl=y |id=e-unV4v5puYC|page=68}}|title=Religion and the Antebellum Debate Over Slavery|publisher=University of Georgia Press|isbn=978-0-8203-2076-2|page=68|access-date=May 31, 2012}}</ref><ref>{{Cite book|last=Griswold|first=Charles L.|year=1999|url={{google books |plainurl=y |id=WRcU_GJAc9gC|page=198}}|title=Adam Smith and the Virtues of Enlightenment|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-62891-4|page=198|access-date=May 31, 2012}}</ref> Argumen serupa muncul kemudian dalam karya [[Auguste Comte]], terutama berkaitan dengan dukungan Smith terhadap konsep [[pemisahan kekuasaan]], atau apa yang disebut Comte sebagai "pemisahan spiritual dan temporal" selama [[Abad Pertengahan]] dan masa akhir perbudakan. Seperti yang dinyatakan Adam Smith dalam ''[[
[[Berkas:The_inspection_and_sale_of_a_slave.jpg|jmpl|Penjualan dan pemeriksaan budak]]
Bahkan setelah perbudakan menjadi sebuah tindak pidana, pemilik budak tetap bisa mendapatkan keuntungan yang tinggi. Menurut peneliti Siddharth Kara, keuntungan yang dihasilkan di seluruh dunia oleh segala bentuk perbudakan pada tahun 2007 adalah $91,2 miliar. Keuntungan itu merupakan yang terbesar kedua setelah perdagangan narkoba, terkait dengan perusahaan kriminal global. Pada saat itu, diperkirakan rata-rata harga penjualan global seorang budak adalah sekitar $340, dengan tertinggi $1,895 untuk rata-rata budak seks yang diperdagangkan, dan terendah $40 hingga $50 untuk budak yang terikat hutang di sebagian Asia dan Afrika. Keuntungan tahunan rata-rata yang dihasilkan oleh seorang budak pada tahun 2007 adalah $3.175, dengan rata-rata terendah $950 untuk kerja paksa dan $29.210 untuk budak seks yang diperdagangkan. Sekitar 40% dari keuntungan budak setiap tahun dihasilkan oleh budak seks yang diperdagangkan, merepresentasikan lebih dari 4% dari 29 juta budak di dunia.<ref name="
=== Identifikasi ===
Baris 79:
== Sejarah ==
Beberapa sarjana membedakan bentuk perbudakan kuno dari perbudakan yang sebagian besar berbasis ras. Jenis perbudakan kuno, kadang-kadang disebut "perhambaan yang adil", dikenakan pada [[Tahanan perang|tawanan perang]], debitur, dan orang-orang rentan lainnya. Perbudakan berbasis ras mulai berkembang secara eksponensial mulai abad ke-14.<ref>{{Cite book|last=Panzer|first=Joel S.|date=1996|title=The Popes and Slavery|url=https://archive.org/details/popesslavery0000panz|publisher=Alba House|isbn=0-8189-0764-9|page=[https://archive.org/details/popesslavery0000panz/page/3 3]}}"The earlier forms of servitude were varied, complex, and very often of a different sociological category than those which were prevalent after the 14th century. While all forms of servitude are certainly unacceptable to most people today, this has not always been the case. Formerly, the rules of war and society were such that servitude was often imposed as a penalty on criminals and prisoners of war, and was even freely chosen by many workers for economic reasons. Children born of those held in servitude were also at times considered to be in the same state as that of their parents. These types of servitude were the most common among those generally considered to establish the so-called 'just titles' of servitude."</ref> Bahkan oleh beberapa penulis pada masa itu telah dikatakan bahwa perbudakan secara intrinsik adalah perbuatan yang tidak bermoral.<ref>{{Cite web|date=January 13, 1435|title=Sicut Dudem -Against the Enslavement of Black Natives of the Canary Islands|url=https://www.papalencyclicals.net/eugene04/eugene04sicut.htm|website=papalencyclicals.net}}</ref><ref>{{Cite web|date=May 29, 1537|title=Sublimus Dei – On the Enslavement and Evangelization of Indians|url=https://www.papalencyclicals.net/Paul03/p3subli.htm|website=papalencyclicals.net}}</ref><ref>{{Cite book|last=Hanke|first=Lewis|date=1974|title=All Mankind Is One: A Study of the Disputation Between Bartolomé de Las Casas and Juan Ginés de Sepúlveda on the Religious and Intellectual Capacity of the American Indians|url=https://archive.org/details/allmankindisones0000hank|publisher=Northern Illinois University Press|isbn=0-87580-043-2|page=xi}}"For the first time, and probably for the last, a colonizing nation organized a formal enquiry into the justice of the methods used to extend its empire. For the first time, too, in the modern world, we see an attempt to stigmatize an entire race as inferior, as born slaves according to the theory elaborated centuries before by Aristotle."</ref>
=== Sejarah awal ===
[[Berkas:Mines_1.jpg|jmpl|Batu peringatan bergambar budak hitam Korintus yang bekerja di tambang, tertanggal akhir abad ketujuh SM]]
Perbudakan telah ada mendahului catatan-catatan tertulis dan ada di banyak budaya.<ref name="
Dalam catatan paling awal yang diketahui, perbudakan telah ada sebagai praktik sosial yang mapan. [[Undang-undang Hammurabi|Kode Hammurabi]] (c. 1760 BC), misalnya, menetapkan kematian bagi siapa saja yang membantu seorang budak melarikan diri atau yang melindungi seorang buronan.<ref name="wsu. edu">{{Cite web|title=Mesopotamia: The Code of Hammurabi|url=http://www.wsu.edu/~dee/MESO/CODE.HTM|archive-url=https://web.archive.org/web/20110514033802/http://www.wsu.edu/~dee/MESO/CODE.HTM|archive-date=May 14, 2011|quote=e.g. Prologue, "the shepherd of the oppressed and of the slaves". Code of Laws #7, "If any one buy from the son or the slave of another man".}}</ref> Alkitab menyebutkan perbudakan sebagai institusi yang mapan.<ref name="
=== Zaman kuno klasik ===
Baris 101:
Catatan tentang [[perbudakan di Yunani Kuno]] merujuk pada masa [[Peradaban Mikenai|Peradaban Yunani Mikenai]]. [[Athena klasik]] memiliki populasi budak terbesar, sebanyak 80.000 budak pada abad ke-6 dan ke-5 SM.<ref>{{Cite journal|last=Lauffer|first=Siegfried|date=1957-08-01|editor-last=Berneker|editor-first=Erich|title=Die Bergwerkssklaven von Laureion, I. Teil|url=http://dx.doi.org/10.7767/zrgra.1957.74.1.403|journal=Zeitschrift der Savigny-Stiftung für Rechtsgeschichte: Romanistische Abteilung|language=de|volume=74|issue=1|page=916|doi=10.7767/zrgra.1957.74.1.403|issn=2304-4934}}</ref> Ketika [[Republik Romawi]] berkembang dan melakukan ekspansi, seluruh populasi di seluruh Eropa dan Mediterania diperbudak. Budak-budak itu digunakan untuk tenaga kerja, serta untuk hiburan (misalnya [[gladiator]] dan [[Perbudakan seksual|budak seks]]). Penindasan oleh elit minoritas ini akhirnya menyebabkan [[pemberontakan budak]] (lihat [[Perang Budak Romawi|Roman Servile Wars]]); [[Perang Budak Ketiga]] dipimpin oleh [[Spartakus|Spartacus]].
[[Berkas:Jean-Léon_Gérôme_004.jpg|jmpl|315x315px|''Pasar Budak di Roma Kuno'', oleh [[Jean-Léon Gérôme]]]]
Pada akhir era Republik, perbudakan telah menjadi salah satu pilar dan sumber kekayaan Romawi, serta masyarakat Romawi.<ref>{{Cite web|title=Slavery in Ancient Rome|url=http://www.dl.ket.org/latinlit/mores/slaves/|publisher=Dl.ket.org|archive-url=https://web.archive.org/web/20100222010557/http://www.dl.ket.org/latinlit/mores/slaves/|archive-date=February 22, 2010|access-date=August 29, 2010|url-status=dead}}</ref> Diperkirakan bahwa 25% atau lebih dari penduduk [[Romawi Kuno|Roma Kuno]] telah diperbudak, meskipun persentase sebenarnya diperdebatkan oleh para sarjana dan bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya.<ref name="Harper2011">{{Citation|last=Harper|first=Kyle|title=Slavery in the Late Roman World, AD 275–425|url={{google books |plainurl=y |id=IPU8ZAcrOtIC|page=59}}|access-date=11 August 2016|year=2011|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-1-139-50406-5|pages=59–60}}</ref><ref>{{Cite news|date=November 5, 2009|title=Resisting Slavery in Ancient Rome|url=https://www.bbc.co.uk/history/ancient/romans/slavery_01.shtml|work=BBC News|access-date=August 29, 2010}}</ref> Budak mewakili 15–25% populasi [[Italia (Romawi)|Italia]],<ref name="Scheidel">{{Cite web|last=Scheidel|first=Walter|authorlink=Walter Scheidel|title=The Roman slave supply|url=http://www.princeton.edu/~pswpc/pdfs/scheidel/050704.pdf|publisher=Stanford University}}</ref> sebagian besar merupakan tawanan perang,<ref name="Scheidel" /> terutama dari [[Galia]]<ref name="Joshel545560">{{Cite book|last=Joshel|first=Sandra R.|date=2010-08-16|url={{google books |plainurl=y |id=ovvgg3EyTyQC|page=55}}|title=Slavery in the Roman World|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-53501-4}}</ref> dan [[Epiros]]. Perkiraan jumlah budak di [[Kekaisaran Romawi]] menunjukkan bahwa mayoritas tersebar di seluruh [[Provinsi (Romawi)|provinsi]] di luar Italia.<ref name="Scheidel" /> Umumnya, budak di Italia adalah orang Italia asli.<ref>{{Cite book|last=Santosuosso|first=Antonio|year=2001|url=https://archive.org/details/stormingheavenss00sant_0/page/43/mode/2up|title=Storming the Heavens|publisher=Westview Press|isbn=978-0-8133-3523-0|pages=43–44|url-access=registration}}</ref> Orang asing (termasuk budak dan orang merdeka) yang lahir di luar Italia diperkirakan mencapai 5% dari total di ibukota, yang merupakan jumlah terbesar. Mereka yang berasal dari luar Eropa sebagian besar adalah keturunan Yunani. Budak Yahudi tidak pernah sepenuhnya berasimilasi ke dalam masyarakat Romawi dan tetap menjadi minoritas yang dapat diidentifikasi. Budak ini (terutama orang asing) memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi dan tingkat kelahiran yang lebih rendah daripada penduduk asli dan kadang-kadang mengalami pengusiran massal.<ref>{{Cite book|last=Noy|first=David|date=2000|title=Foreigners at Rome: Citizens and Strangers|url=https://archive.org/details/foreignersatrome0000noyd|publisher=Duckworth with the Classical Press of Wales|isbn=978-0-7156-2952-9}}</ref> Rata-rata usia kematian budak yang tercatat di Roma adalah tujuh belas setengah tahun (17,2 tahun untuk pria; 17,9 tahun untuk wanita).<ref>{{Cite journal|last=Harper|first=James|date=April 1972|title=Slaves and Freedmen in Imperial Rome|url=https://archive.org/details/sim_american-journal-of-philology_1972-04_93_2/page/341|journal=The American Journal of Philology|publisher=The Johns Hopkins University Press|volume=93|issue=2|pages=341–342|doi=10.2307/293259|jstor=293259}}</ref>
=== Abad pertengahan ===
Baris 108:
Pada masa ini, perbudakan telah tersebar luas di [[Afrika]], mengikuti perdagangan budak internal dan eksternal.<ref>{{Cite web|last=Perbi|first=Akosua|date=April 5, 2001|title=Slavery and the Slave Trade in Pre-colonial Africa|url=http://www.latinamericanstudies.org/slavery/perbi.pdf|publisher=latinamericanstudies.org|access-date=August 11, 2016}}</ref> Di wilayah Senegambia, antara tahun 1300 dan 1900, hampir sepertiga penduduknya diperbudak. Di negara-negara Islam awal [[Sahel]] barat, termasuk [[Kekaisaran Ghana|Ghana]], [[Kekaisaran Mali|Mali]], [[Kekaisaran Bamana|Segou]], dan [[Kekaisaran Songhai|Songhai]], sekitar sepertiga dari populasinya diperbudak.<ref>{{Cite encyclopedia|encyclopedia=Britannica.com|archivedate=30 December 2007|access-date=19 March 2018}}</ref>
[[Berkas:Slaves_Zadib_Yemen_13th_century_BNF_Paris.jpg|jmpl|Pasar budak abad ke-13 di [[Yaman]].<ref>{{Cite news|last=Mohaiemen|first=Naeem|date=July 27, 2004|title=Slaves in Saudi|url=http://archive.thedailystar.net/2004/07/27/d40727150297.htm|work=The Daily Star|volume=5|issue=61|access-date=2021-02-07}}</ref>]]
Selama [[perdagangan budak trans-Sahara]], budak dari [[Afrika Barat]] diangkut melintasi [[gurun Sahara]] ke [[Afrika Utara]] untuk dijual ke peradaban [[Laut Tengah|Mediterania]] dan [[Timur Tengah]]. [[
==== Amerika ====
[[perbudakan Aztec|Perbudakan di Meksiko]] dapat ditelusuri ke [[Aztek|suku Aztec]].<ref>{{Cite web|title=Aztec Social Structure|url=http://tarlton.law.utexas.edu/exhibits/aztec/aztec_social.html|publisher=[[University of Texas at Austin]]|archive-url=https://web.archive.org/web/20110223111026/http://tarlton.law.utexas.edu/exhibits/aztec/aztec_social.html|archive-date=February 23, 2011}}</ref> Orang [[Penduduk asli Benua Amerika|Amerindian]] lainnya, seperti [[Kerajaan Inka|Inca]] di Andes, [[orang tupi|Tupinambá]] dari Brasil, [[Muscogee]] Georgia, dan [[Comanche]] dari Texas, juga mempraktikkan perbudakan.<ref name="
==== Asia ====
Baris 120:
===== Korea =====
[[Perbudakan di Korea]] sudah ada sejak sebelum periode [[Tiga Kerajaan Korea]].{{Sfn|Rodriguez|1997|pp=392-393}} Perbudakan telah dianggap "sangat penting di Korea abad pertengahan, mungkin lebih penting daripada di negara [[Asia Timur]] lainnya, tetapi pada abad ke-16, pertumbuhan populasi membuat [perbudakaan] tidak diperlukan".<ref name="
Pada periode [[Dinasti Joseon|Joseon]] di Korea, anggota kelas budak dikenal sebagai ''nobi''. Nobi secara sosial tidak berbeda dari orang bebas (yaitu, kelas [[Chungin|menengah]] dan [[Sangmin|umum]]) selain kelas penguasa [[yangban]], dan beberapa memiliki hak milik, dan hak hukum dan sipil. Oleh karena itu, beberapa sarjana berpendapat bahwa tidak pantas untuk menyebut mereka "budak",<ref>{{Cite journal|last=Rhee|first=Young-hoon|last2=Yang|first2=Donghyu|title=Korean Nobi in American Mirror: Yi Dynasty Coerced Labor in Comparison to the Slavery in the Antebellum Southern United States|url=https://ideas.repec.org/p/snu/ioerwp/no26.html|publisher=Institute of Economic Research, Seoul National University|website=Working Paper Series|access-date=2022-02-17|archive-date=2018-11-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20181106230507/https://ideas.repec.org/p/snu/ioerwp/no26.html|dead-url=yes}}</ref> sementara beberapa sarjana lain menggambarkan mereka sebagai [[Serf|budak]].{{Sfn|Campbell|2004|pp=153-157}}<ref>{{Cite book|last=Palais|first=James B.|year=1998|url={{google books |plainurl=y |id=xxi5AAAAIAAJ}}|title=Views on Korean social history|publisher=Institute for Modern Korean Studies, Yonsei University|isbn=978-89-7141-441-5|page=50|quote=Another target of his critique is the insistence that slaves (nobi) in Korea, especially in Choson dynasty, were closer to serfs (nongno) than true slaves (noye) in Europe and America, enjoying more freedom and independence than what a slave would normally be allowed.|access-date=February 15, 2017}}</ref> Populasi nobi dapat berfluktuasi hingga sekitar sepertiga dari total, tetapi rata-rata nobi terdiri sekitar 10% dari total populasi.{{Sfn|Rodriguez|1997|pp=392-393}} Pada tahun 1801, mayoritas nobi pemerintah dibebaskan,<ref>{{Cite book|last=Kim|first=Youngmin|last2=Pettid|first2=Michael J.|date=2011|url={{google books |plainurl=y |id=UwgUa6WWFBMC|page=141}}|title=Women and Confucianism in Choson Korea: New Perspectives|publisher=SUNY Press|isbn=978-1-4384-3777-4|page=141|access-date=14 February 2017}}</ref> dan pada tahun 1858, populasi nobi mencapai sekitar 1,5 persen dari populasi Korea.{{Sfn|Campbell|2004|pp=162-163}}
Baris 135:
Perbudakan tidak pernah disahkan dengan undang-undang di Inggris dan Wales. Pada tahun 1772, dalam kasus Somerset v Stewart, Lord Mansfield menyatakan bahwa praktik perbudakan juga tidak didukung di Inggris oleh hukum umum. Perdagangan budak dihapuskan oleh [[Undang-Undang Perdagangan Budak 1807]], meski perbudakan tetap legal di wilayah-wilayah di luar Eropa sampai pengesahan [[Undang-Undang Penghapusan Perbudakan 1833]] dan Undang-Undang Perbudakan India 1843.<ref>{{Cite web|date=July 2006|title=The Saxon Slave-Market in Bristol|url=http://www.buildinghistory.org/bristol/saxonslaves.shtml|website=Building History|access-date=2021-02-06}}</ref>
Namun, ketika Inggris mulai memiliki koloni di Amerika, dan khususnya dari tahun 1640-an, budak Afrika mulai muncul di Inggris dan tetap ada sampai abad kedelapan belas. Di Skotlandia, budak terus dijual sebagai barang bergerak sampai akhir abad kedelapan belas (pada 2 Mei 1722, sebuah iklan muncul di ''Edinburgh Evening Courant'' yang mengumumkan bahwa seorang budak curian telah ditemukan dan akan dijual untuk membayar biaya, kecuali diklaim dalam waktu dua minggu).<ref name="
Selama hampir dua ratus tahun dalam sejarah penambangan batu bara di Skotlandia, para penambang terikat pada "tuan" mereka oleh Undang-Undang 1606 "Anent Coalyers and Salters". Undang-Undang Colliers and Salters (Skotlandia) 1775 menyatakan bahwa "banyak pekerja tambang batu bara dan pedagang garam yang berada dalam praktik perbudakan" dan mengumumkan emansipasi; mereka yang mulai bekerja setelah 1 Juli 1775 tidak akan menjadi budak, sedangkan mereka yang sudah dalam keadaan perbudakan, setelah 7 atau 10 tahun, tergantung pada usia mereka, dapat mengajukan dekrit Pengadilan Sheriff yang memberikan kebebasan mereka. Hanya sedikit budak yang bisa mengajukan dekrit Pengadilan Sheriff. Situasi ini berlanjut sampai undang-undang tahun 1799 yang menetapkan kebebasan mereka dan membuat perbudakan ini ilegal.<ref name="auto2"
===== Kesultanan Utsmaniyah =====
Baris 143:
Perang [[Peperangan Romawi Timur-Utsmaniyah|Bizantium-Utsmaniyah]] dan perang [[Perang Utsmaniyah di Eropa|Utsmaniyah di Eropa]] membawa banyak budak ke dunia Islam.<ref>{{Cite book|last=Phillips, Jr|first=William D.|year=1985|url={{google books |plainurl=y |id=0B8NAQAAIAAJ|page=37}}|title=Slavery from Roman times to the Early Transatlantic Trade|location=Manchester|publisher=Manchester University Press|isbn=978-0-7190-1825-1}}</ref> Untuk mengatur birokrasinya, Kesultanan Utsmaniyah membentuk pasukan elit [[yanisari]] yang bertugas menangkap ratusan ribu anak laki-laki Kristen melalui sistem [[devşirme]]. Anak-anak ini dirawat dengan baik tetapi secara hukum adalah budak yang dimiliki oleh pemerintah dan tidak diizinkan untuk menikah. Mereka tidak pernah dibeli atau dijual. Kesultanan memberi mereka peran administratif dan militer yang besar. Sistem ini dimulai sekitar tahun 1365; dan berakhir pada tahun 1826, yang menyisakan 135.000 yanisari.<ref>{{Cite web|last=Nicolle|first=David|year=1995|title=The Janissaries|url=https://ospreypublishing.com/the-janissaries-pb|website=United States|publisher=Osprey Publishing|access-date=2021-02-07}}</ref>
Setelah [[Pertempuran Lepanto]], 12.000 budak galai Kristen ditangkap kembali dan dibebaskan dari armada Utsmaniyah.<ref>{{Cite web|title=Famous Battles in History The Turks and Christians at Lepanto|url=http://www.trivia-library.com/b/famous-battles-in-history-the-turks-and-christians-at-lepanto.htm|publisher=Trivia-library.com|access-date=August 29, 2010}}</ref> Di masa ini, Eropa Timur mendapatkan serangkaian [[Negara Mongol dan Tatar di Eropa|invasi Tatar]], yang tujuannya adalah untuk menjarah dan menangkap orang-orang untuk dijual sebagai [[Perbudakan di Kesultanan Utsmaniyah|budak ke Kesultanan Utsmaniyah]].<ref name="slave
===== Polandia =====
Baris 149:
===== Spanyol dan Portugal =====
[[Abad pertengahan Spanyol|Spanyol]] dan [[Sejarah Portugal|Portugal]] abad pertengahan adalah tempat invasi Muslim yang hampir dilakukan secara terus menerus ke wilayah yang didominasi Kristen. Ekspedisi penyerangan berkala dikirim dari [[Al-Andalus]] untuk menghancurkan kerajaan Kristen Iberia. Ekspedisi-ekspedisi ini kemudian membawa pulang barang rampasan dan budak. Dalam serangan terhadap Lisbon pada tahun 1189, misalnya, khalifah [[Muwahhidun|Almohad]] [[Abu Yusuf Yaqub al-Mansur|Yaqub al-Mansur]] mengambil 3.000 tawanan wanita dan anak-anak, sementara gubernurnya di [[Córdoba, Spanyol|Córdoba]], dalam serangan berikutnya ke [[Kotamadya Silves, Portugal|Silves]], Portugal, pada tahun 1191, mengambil 3.000 budak Kristen.<ref>{{Cite web|last=Brodman|first=James William|title=Ransoming Captives in Crusader Spain: The Order of Merced on the Christian-Islamic Frontier|url=http://libro.uca.edu/rc/rc1.htm|publisher=Libro.uca.edu|access-date=August 29, 2010}}</ref> Dari abad ke-11 hingga abad ke-19, [[Bajak laut Barbaria|Bajak Laut Barbaria]] Afrika Utara terlibat dalam ''[[ghazi]]'' dan menyerbu kota-kota pesisir Eropa untuk menangkap budak-budak Kristen yang kemudian dijual di [[Perdagangan budak barbar|pasar budak]] di tempat-tempat seperti Aljazair dan Maroko.<ref>{{Cite web|title=British Slaves on the Barbary Coast|url=https://www.bbc.co.uk/history/british/empire_seapower/white_slaves_02.shtml|archive-url=https://web.archive.org/web/20080310231703/http://www.bbc.co.uk/history/british/empire_seapower/white_slaves_02.shtml|archive-date=March 10, 2008}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Hitchens|first=Christopher|year=2007|title=Jefferson Versus the Muslim Pirates|url=http://www.city-journal.org/html/jefferson-versus-muslim-pirates-13013.html|journal=City Journal|access-date=September 30, 2015}}</ref> Kota maritim [[Lagos, Portugal|Lagos]] adalah pasar budak pertama yang dibuat di Portugal (salah satu penjajah paling awal di Amerika) untuk penjualan budak Afrika yang diimpor – ''Mercado de Escravos'', dibuka pada tahun 1444.<ref name="Goodman">{{Cite book|last=Goodman|first=Joan E.|last2=McNeely|first2=Tom|year=2001|url={{google books |plainurl=y |id=Ziv7J90u-mAC}}|title=A Long and Uncertain Journey: The 27,000 Mile Voyage of Vasco Da Gama|publisher=Mikaya Press|isbn=978-0-9650493-7-5|access-date=May 31, 2012}}</ref><ref name="
Pada 1552, terdapat 10% dari populasi [[Lisboa|Lisbon]] yang merupakan budak Afrika kulit hitam.<ref>{{Cite book|last=Lowe|first=K.J.P.|year=2005|url={{google books |plainurl=y |id=d2dN5vh2200C|page=156}}|title=Black Africans In Renaissance Europe|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-81582-6|page=156|access-date=May 31, 2012}}</ref><ref>{{Cite book|last=Northrup|first=David|year=2002|url={{google books |plainurl=y |id=RzJzjQ4eOgQC|page=8}}|title=Africa's Discovery of Europe: 1450 to 1850|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-514084-2|page=8|access-date=May 31, 2012}}</ref> Pada paruh kedua abad ke-16, Raja melepaskan monopoli perdagangan budak, dan fokus perdagangan budak Afrika bergeser dari impor ke Eropa ke transportasi budak langsung ke koloni tropis di Amerika. – terutama Brasil.<ref name="Oliveira2"
===== Rusia =====
Baris 160:
Di Skandinavia, [[thrall]] dihapuskan pada pertengahan abad ke-14.<ref>{{Cite encyclopedia|access-date=2021-02-06|language=sv|encyclopedia=Nordisk familjebok}}</ref>
=== Periode
==== Afrika ====
Baris 166:
Pada awal 1960-an, populasi budak Arab Saudi diperkirakan mencapai 300.000.<ref>{{Cite book|last=Veenhoven|first=Willem Adriaan|last2=Ewing|first2=Winifred Crum|last3=Samenlevingen|first3=Stichting Plurale|year=1975|url={{google books |plainurl=y |id=tIfYPppdbeYC|page=452}}|title=Case Studies on Human Rights and Fundamental Freedoms: A World Survey|publisher=BRILL|isbn=978-90-247-1779-8|page=452|access-date=May 31, 2012}}</ref> Bersama dengan Yaman, Arab Saudi baru menghapus perbudakan pada tahun 1962.<ref name="autogenerated1">{{Cite web|title=Religion & Ethics – Islam and slavery: Abolition|url=https://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/history/slavery_8.shtml|publisher=BBC|archive-url=https://web.archive.org/web/20090521234119/http://www.bbc.co.uk/religion/religions/islam/history/slavery_8.shtml|archive-date=May 21, 2009|access-date=May 1, 2010}}</ref> Secara historis, budak di [[Dunia Arab]] datang dari berbagai daerah, termasuk [[Afrika Sub-Sahara]] (terutama ''[[Zanj]]''), {{Sfn|Lewis|1992|p=53}} [[Kaukasus]] (terutama [[Adighe|Sirkasia]]),<ref>{{Cite web|title="Horrible Traffic in Circassian Women – Infanticide in Turkey, " New York Daily Times, August 6, 1856|url=http://lostmuseum.cuny.edu/archive/horrible-traffic-in-circassian|publisher=Chnm.gmu.edu|access-date=August 29, 2010}}</ref> Asia Tengah (terutama [[Tartar]]), dan Eropa [[Eropa Tengah|Tengah]] dan Timur (terutama Slav [''[[Saqaliba]]'']).<ref name="Soldier Khan">{{Cite web|title=Soldier Khan|url=http://www.avalanchepress.com/Soldier_Khan.php|publisher=Avalanchepress.com|access-date=August 29, 2010}}</ref>
Beberapa sejarawan menyatakan bahwa sebanyak 17 juta orang dijual sebagai budak di pantai Samudra Hindia, Timur Tengah, dan Afrika Utara, dan sekitar 5 juta budak Afrika dibeli oleh pedagang Muslim dan dibawa dari Afrika melintasi Laut Merah, Samudra Hindia, dan gurun Sahara antara tahun 1500 dan 1900.<ref>{{Cite news|date=3 September 2001|title=Focus on the slave trade|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/1523100.stm|publisher=BBC|archive-url=https://web.archive.org/web/20170525101036/http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/1523100.stm|archive-date=25 May 2017}}</ref> Para tawanan itu dijual ke seluruh Timur Tengah. Perdagangan ini meningkat karena kapal-kapal yang canggih memungkinkan peningkatan aktivitas perdagangan dan permintaan tenaga kerja yang lebih besar di [[perkebunan]] di wilayah tersebut. Diperkirakan puluhan ribu tawanan diambil setiap tahun.<ref name="Lodhi2"
Menurut ''Encyclopedia of African History'', "Diperkirakan pada tahun 1890-an populasi budak terbesar di dunia, sekitar 2 juta orang, terkonsentrasi di wilayah [[Kekhalifahan Sokoto]]. Di sana, penggunaan tenaga kerja budak sangat umum dilakukan, terutama di bidang pertanian."<ref>{{Cite book|last=Shillington|first=Kevin|date=2013-07-04|url={{google books |plainurl=y |id=umyHqvAErOAC}}|title=Encyclopedia of African History 3-Volume Set|publisher=Routledge|isbn=978-1-135-45670-2|page=1401}}</ref><ref>{{Cite journal|title=Slow Death for Slavery: The Course of Abolition in Northern Nigeria, 1897–1936 (review)|url=http://muse.jhu.edu/login?uri=/journals/journal_of_world_history/v007/7.1blue02.html|journal=Journal of World History|archive-url=https://web.archive.org/web/20160411071529/http://muse.jhu.edu/login?uri=%2Fjournals%2Fjournal_of_world_history%2Fv007%2F7.1blue02.html|archive-date=April 11, 2016|access-date=December 31, 2021|url-status=dead}}</ref> Masyarakat Anti-Perbudakan memperkirakan ada 2 juta budak di Ethiopia pada awal 1930-an dari perkiraan populasi yang berjumlah antara 8 dan 16 juta.<ref name="twentieth1">{{Cite web|title="Freedom is a good thing but it means a dearth of slaves": Twentieth Century Solutions to the Abolition of Slavery|url=http://www.yale.edu/glc/events/cbss/Miers.pdf|archive-url=https://web.archive.org/web/20110515192003/http://www.yale.edu/glc/events/cbss/Miers.pdf|archive-date=May 15, 2011|access-date=August 29, 2010|url-status=dead}}</ref>
Baris 176:
{{quote|Tidak ada catatan tentang berapa banyak pria, wanita dan anak-anak yang diperbudak, tetapi hal itu mungkin dapat dilakukan dengan menghitung secara kasar jumlah tawanan baru yang diperlukan untuk menjaga populasi agar tetap stabil dan menggantikan budak-budak yang mati, melarikan diri, ditebus, atau dikonversi ke Islam. Atas dasar ini diperkirakan bahwa sekitar 8.500 budak baru dibutuhkan setiap tahun untuk menambah jumlah - sekitar 850.000 tawanan dari tahun 1580 hingga 1680. Dengan perluasan, selama 250 tahun antara tahun 1530 dan 1780, angka tersebut dapat dengan mudah mencapai setinggi 1,250.000.<ref name=Earle>{{Cite news|url=https://www.theguardian.com/uk/2004/mar/11/highereducation.books|title=New book reopens old arguments about slave raids on Europe|last1=Carroll|first1=Rory|date=March 11, 2004|work=The Guardian|access-date=December 11, 2017|issn=0261-3077}}</ref>}}Perkiraan Davis telah dibantah oleh sejarawan lain, seperti David Earle, yang mengatakan bahwa gambaran sebenarnya dari budak Eropa dikaburkan oleh fakta bahwa corsair juga menyita kulit putih non-Kristen dari Eropa timur. Selain itu, jumlah budak yang diperdagangkan sangat hiperaktif, dengan perkiraan berlebihan yang mengandalkan tahun-tahun puncak untuk menghitung rata-rata selama berabad-abad, atau ribuan tahun. Oleh karena itu, terdapat fluktuasi yang lebar dari tahun ke tahun, khususnya pada abad ke-18 dan ke-19, mengingat impor budak, dan juga mengingat fakta bahwa, sebelum tahun 1840-an, tidak ada catatan yang konsisten. Pakar Timur Tengah, John Wright, mengatakan bahwa perkiraan modern didasarkan pada perhitungan kembali dari pengamatan manusia.<ref name="Wright">{{Cite news|last=Wright|first=John|year=2007|title=Trans-Saharan Slave Trade|publisher=Routledge}}</ref> Pengamatan semacam itu, pada pengamat akhir abad ke-16 dan awal abad ke-17, mencakup sekitar 35.000 budak Kristen Eropa yang ditahan selama periode ini di Pantai Barbary, melintasi Tripoli, Tunis, tetapi sebagian besar di Aljir. Mayoritas adalah pelaut (terutama yang orang Inggris), dibawa dengan kapal mereka, tetapi yang lain adalah nelayan dan penduduk desa pesisir. Namun, sebagian besar tawanan ini adalah orang-orang dari negeri yang dekat dengan Afrika, khususnya Spanyol dan Italia.<ref name="BBC">{{Cite news|last=Davis|first=Robert|date=February 17, 2011|title=British Slaves on the Barbary Coast|url=https://www.bbc.co.uk/history/british/empire_seapower/white_slaves_01.shtml|publisher=BBC}}</ref> Hal ini akhirnya menyebabkan [[Pengeboman Aljir (1816)|pemboman Aljir]] oleh armada Inggris-Belanda pada tahun 1816.<ref>{{Cite journal|last=Baepler|first=B.|date=January 1999|title=White Slaves, African Masters: An Anthology of American Barbary Captivity Narratives|url=http://dx.doi.org/10.1163/2468-1733_shafr_sim030170256|journal=The SHAFR Guide Online|publisher=University of Chicago Press|page=5|doi=10.1163/2468-1733_shafr_sim030170256|access-date=2021-02-07}}</ref><ref>{{Cite web|title=History – British History in depth: British Slaves on the Barbary Coast|url=http://www.bbc.co.uk/history/british/empire_seapower/white_slaves_01.shtml|publisher=BBC|access-date=March 12, 2013}}</ref>
[[Berkas:Slaves_ruvuma.jpg|jmpl|Pedagang budak [[Pesisir Swahili|Arab-Swahili]] dan tawanan mereka di Sungai Ruvuma di Afrika Timur, abad ke-19]]
Di bawah orang Arab Oman, Zanzibar menjadi pelabuhan budak utama Afrika Timur, dengan sebanyak 50.000 orang Afrika yang diperbudak melewatinya setiap tahun selama abad ke-19.<ref>{{Cite web|date=October 17, 2002|title=Swahili Coast|url=http://ngm.nationalgeographic.com/ngm/data/2001/10/01/html/ft_20011001.6.html|website=National Geographic|access-date=September 30, 2015}}</ref><ref>{{Cite news|date=2007-03-30|title=Remembering East African slave raids|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/6510675.stm|work=BBC News|access-date=2021-02-06}}</ref> Beberapa sejarawan memperkirakan bahwa antara 11 dan 18 juta budak Afrika menyeberangi Laut Merah, Samudra Hindia, dan Gurun Sahara dari tahun 650 hingga 1900 M.<ref name="
Sistem penghambaan dan perbudakan umum terjadi di beberapa bagian Afrika, seperti halnya di sebagian besar [[Sejarah kuno|dunia kuno]]. Di banyak masyarakat Afrika yang mempraktikkan perbudakan, orang-orang yang diperbudak tidak diperlakukan sebagai
[[Berkas:Kenneth_Lu_-_Slave_ship_model_(_(4811223749).jpg|jmpl|Sebuah model yang menunjukkan penampang kapal budak Eropa tahun 1700-an di Middle Passage, [[Museum Nasional Sejarah Amerika|National Museum of American History]].]]
Ketika [[perdagangan budak Atlantik]] dimulai, banyak sistem budak lokal mulai memasok tawanan untuk pasar budak barang di luar Afrika. Meskipun perdagangan budak Atlantik bukan satu-satunya perdagangan budak dari Afrika, itu adalah yang terbesar dalam volume dan intensitas. Seperti yang ditulis Elikia M'bokolo dalam ''Le Monde diplomatique'':
Baris 184:
{{quote|Benua Afrika kehabisan sumber daya manusianya melalui semua rute yang memungkinkan. Rute yang dilewati adalah melintasi Sahara, melalui Laut Merah, dari pelabuhan Samudera Hindia dan melintasi Samudera Atlantik. Setidaknya perbudakan telah dilakukan selama sepuluh abad untuk kepentingan negara-negara Muslim (dari abad kesembilan hingga abad kesembilan belas).... Empat juta orang yang diperbudak diekspor melalui Laut Merah, empat juta lainnya melalui pelabuhan Swahili di Samudra Hindia. Kira-kira sembilan juta orang di sepanjang rute karavan trans-Sahara, dan sebelas hingga dua puluh juta melintasi Samudra Atlantik.<ref>{{Cite web|last=M'bokolo|first=Elikia|date=1998-04-01|title=The impact of the slave trade on Africa|url=https://mondediplo.com/1998/04/02africa|access-date=2021-02-07|publisher=Le Monde diplomatique}}</ref>}}
Perdagangan budak trans-Atlantik mencapai puncaknya pada akhir abad ke-18, ketika jumlah terbesar budak ditangkap dalam ekspedisi penyerangan ke pedalaman Afrika Barat. Ekspedisi ini biasanya dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Afrika, seperti [[Kerajaan Oyo|Kekaisaran Oyo]] ([[Orang Yoruba|Yoruba]]), [[Kekaisaran Ashanti]],<ref name="
==== Amerika ====
Baris 191:
Untuk menetapkan dirinya sebagai kerajaan Amerika, Spanyol harus berperang melawan peradaban [[Dunia Baru]] yang relatif kuat. Penaklukan [[Bangsa Spanyol|Spanyol]] atas masyarakat adat di Amerika termasuk menggunakan orang-orang asli untuk melakukan kerja paksa. Koloni Spanyol adalah orang Eropa pertama yang menggunakan budak Afrika di Dunia Baru di pulau-pulau seperti [[Kuba]] dan [[Hispaniola]].<ref>{{Cite web|title=The World Factbook|url=https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2028.html?countryName=Haiti&countryCode=ha®ionCode=ca&#ha|website=cia.gov|archive-url=https://web.archive.org/web/20110629173336/https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2028.html?countryName=Haiti&countryCode=ha®ionCode=ca&#ha|archive-date=June 29, 2011|access-date=August 8, 2010|url-status=dead}}</ref> [[Bartolomé de las Casas]], seorang [[Frater|biarawan]] [[Dominikan|Dominika]] abad ke-16 dan sejarawan Spanyol, berpartisipasi dalam kampanye di Kuba (di Bayamo dan [[Camagüey]] ) dan hadir pada pembantaian [[Hatuey]]; pengamatannya tentang pembantaian itu membuatnya memperjuangkan gerakan sosial yang tidak lagi menggunakan penduduk asli sebagai budak. Selain itu, penurunan populasi penduduk [[Penduduk asli Benua Amerika|asli]] yang mengkhawatirkan telah mendorong undang-undang kerajaan pertama yang melindungi penduduk asli. Budak Afrika pertama tiba di Hispaniola pada tahun 1501.<ref>{{Cite web|title=Health In Slavery|url=http://www.ukcouncilhumanrights.co.uk/webbook-chap1.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20061003165601/http://www.ukcouncilhumanrights.co.uk/webbook-chap1.html|archive-date=October 3, 2006}}</ref> Inggris berperan penting dalam perdagangan budak Atlantik. "[[Perdagangan segitiga|Segitiga budak]]" dipelopori oleh [[Francis Drake]] dan rekan-rekannya.
Banyak orang kulit putih yang tiba di Amerika Utara selama abad ke-17 dan ke-18 dikontrak sebagai pelayan kontrak.<ref>{{Cite journal|last=Galenson|first=David W.|date=Mar 1984|title=The Rise and Fall of Indentured Servitude in the Americas: An Economic Analysis|url=https://www.jstor.org/stable/2120553|journal=The Journal of Economic History|volume=XLIV|issue=1|pages=1–26|doi=10.1017/S002205070003134X|jstor=2120553}}</ref> Transformasi dari perbudakan kontrak menjadi perbudakan adalah proses bertahap di Virginia. Dokumentasi hukum paling awal dari pergeseran semacam tercatat pada tahun 1640, ketika seorang negro, John Punch, dijatuhi hukuman perbudakan seumur hidup dan membuatnya terpaksa harus melayani tuannya, Hugh Gwyn, selama sisa hidupnya, karena berusaha melarikan diri. Kasus ini penting karena menunjukkan perbedaan antara hukuman bagi pria kulit hitam dan dua pelayan kontrak kulit putih yang melarikan diri bersamanya (satu orang digambarkan sebagai orang Belanda dan satu sebagai orang Skotlandia). Ini adalah kasus pertama yang didokumentasikan dari seorang pria kulit hitam yang dijatuhi hukuman seumur hidup dan dianggap sebagai salah satu kasus hukum pertama yang membuat perbedaan rasial antara pegawai kontrak kulit hitam dan putih.<ref name="LLC">{{Cite web|last=Bavis|first=Barbara|title=Research Guides: American Women: Resources from the Law Library: Introduction|url=https://guides.loc.gov/american-women-law/introduction|website=guides.loc.gov|publisher=Law Library of Congress|access-date=2021-02-11}}</ref><ref>{{Cite web|title=Slave Laws|url=http://www.virtualjamestown.org/practise.html|publisher=Virtual Jamestown|access-date=November 4, 2013}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Donoghue|first=John|year=2010|title=Out of the Land of Bondage": The English Revolution and the Atlantic Origins of Abolition|url=https://archive.org/details/sim_american-historical-review_2010-10_115_4/page/943|journal=The American Historical Review|volume=115|issue=4|pages=943–974|doi=10.1086/ahr.115.4.943}}</ref><ref>{{Cite book|last=Higginbotham Jr.|first=A. Leon|year=1978|url={{google books |plainurl=y |id=ErPg7VegkcMC|page=7}}|title=In the Matter of Color: Race and the American Legal Process: The Colonial Period|location=New York|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-502745-7|page=7}}</ref>
Setelah tahun 1640, para pemilik perkebunan mulai mengabaikan berakhirnya kontrak pelayan-pelayan mereka dan menjadikan pelayan-pelayan itu sebagai budak seumur hidup. Hal ini ditunjukkan dalam perkara tahun 1655 ''Johnson v.'' ''Parker''. Dalam perkara ini, pengadilan memutuskan bahwa seorang pria kulit hitam, Anthony Johnson dari Virginia, diberikan kepemilikan pria kulit hitam lainnya, John Casor, sebagai akibat dari suatu kasus perdata.<ref name="Billings2009">{{Cite book|last=Billings|first=Warren M.|year=2009|url={{google books |plainurl=y |id=hIPuXIKdZaQC|page=286}}|title=The Old Dominion in the Seventeenth Century: A Documentary History of Virginia, 1606–1700: Easyread Super Large 18pt Edition|publisher=ReadHowYouWant.com|isbn=978-1-4429-6090-9|pages=286–87}}</ref> Perkara ini adalah contoh pertama dari keputusan pengadilan di [[Tiga Belas Koloni]] yang menyatakan bahwa seseorang yang tidak melakukan kejahatan dapat ditahan sebagai budak seumur hidup.<ref name="Project">{{Cite book|last=Federal Writers' Project|year=1954|title=Virginia: A Guide to the Old Dominion|publisher=US History Publishers|isbn=978-1-60354-045-2|page=76}}</ref><ref name="Danver">{{Cite book|last=Danver|first=Steven|year=2010|title=Popular Controversies in World History|url=https://archive.org/details/isbn_1598840770|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-59884-078-0|page=[https://archive.org/details/isbn_1598840770/page/n342 322]}}</ref><ref name="Kozlowski">{{Cite book|last=Kozlowski|first=Darrell|year=2010|title=Colonialism: Key Concepts in American History|publisher=Infobase Publishing|isbn=978-1-60413-217-5|page=78}}</ref><ref name="Conway">{{Cite book|last=Conway|first=John|year=2008|url=https://archive.org/details/lookatthirteenth0000conw/page/5|title=A Look at the Thirteenth and Fourteenth Amendments: Slavery Abolished, Equal Protection Established|publisher=Enslow Publishers|isbn=978-1-59845-070-5|page=[https://archive.org/details/lookatthirteenth0000conw/page/5 5]}}</ref><ref name="Toppin">{{Cite book|last=Toppin|first=Edgar|year=2010|title=The Black American in United States History|publisher=Allyn & Bacon|isbn=978-1-4759-6172-0|page=46}}</ref><ref>{{Cite book|last=Foner|first=Philip S.|year=1980|url=http://testaae.greenwood.com/doc_print.aspx?fileID=GR7529&chapterID=GR7529-747&path=books/greenwood|title=History of Black Americans: From Africa to the emergence of the cotton kingdom|publisher=Oxford University Press|archive-url=https://web.archive.org/web/20131014135617/http://testaae.greenwood.com/doc_print.aspx?fileID=GR7529&chapterID=GR7529-747&path=books%2Fgreenwood|archive-date=October 14, 2013|url-status=dead}}</ref><ref>{{Cite web|last=Burnham|first=Philip|title=Selling Poor Steven|url=http://www.americanheritage.com/articles/magazine/ah/1993/1/1993_1_90.shtml|archive-url=https://web.archive.org/web/20060507112026/http://www.americanheritage.com/articles/magazine/ah/1993/1/1993_1_90.shtml|archive-date=May 7, 2006}}</ref>
Baris 220:
Para pemilik budak tidak memprotes semua aturan dalam Codex karena banyak aturan di dalamnya yang menurut mereka sudah menjadi praktik umum. Mereka keberatan dengan upaya untuk membatasi kemampuan mereka untuk menerapkan hukuman fisik. Misalnya, Black Codex membatasi [[pencambukan]] hingga 25 dan mengharuskan cambuk "tidak menyebabkan memar atau pendarahan yang serius". Pemilik budak menganggap bahwa budak akan menafsirkan batasan ini sebagai kelemahan sistem perbudakan, yang pada akhirnya mengarah pada perlawanan. Isu lain yang diperdebatkan adalah jam kerja yang dibatasi "dari matahari terbit sampai terbenam"; Pemilik perkebunan menanggapi hal ini dengan mengatakan bahwa pemotongan dan pengolahan tebu membutuhkan waktu 20 jam sehari selama musim panen.<ref name="Childs2">{{Cite book|last=Childs|first=Matt D.|year=2006|title=1812 Aponte Rebellion in Cuba and the Struggle against Atlantic Slavery|url=https://archive.org/details/1812aponterebell0000chil|publisher=University of North Carolina Press|isbn=978-0-8078-5772-4}}</ref>
Budak-budak yang bekerja di perkebunan gula dan di pabrik gula sering kali mengalami kondisi yang paling berat. Pekerjaan lapangan adalah kerja manual yang ketat yang dimulai para budak pada usia dini. Hari kerja berlangsung hampir 20 jam selama masa panen dan pengolahan, termasuk mengolah dan memotong tanaman, mengangkut gerobak, dan mengolah tebu dengan mesin yang berbahaya. Budak-budak itu dipaksa untuk tinggal di barakun, tempat mereka dipaksa masuk dengan paksa dan dikunci oleh gembok. Di malam hari, mereka tidur sekitar tiga sampai empat jam. Kondisi barakun sangat keras, sangat tidak sehat dan sangat panas. Biasanya tempat itu tidak mempunyai ventilasi; satu-satunya jendela adalah lubang kecil berjeruji di dinding.<ref name="Montejo pp.
[[Berkas:Slaves_Unloading_Ice_in_Cuba_1832.jpg|jmpl|Para Budak di Kuba membongkar es dari [[Maine]], 1832]]
Sistem perbudakan Kuba didasarkan pada gender sehingga beberapa tugas hanya dilakukan oleh budak laki-laki, beberapa hanya oleh budak wanita. Budak wanita di [[Havana]] dari abad ke-16 dan seterusnya melakukan tugas-tugas seperti mengoperasikan kedai minuman di kota, rumah makan, dan penginapan, serta menjadi tukang cuci dan pekerja rumah tangga dan pelayan. Budak wanita juga bertugas sebagai pelacur kota.
Baris 226:
Beberapa wanita Kuba bisa mendapatkan kebebasan dengan memiliki anak dengan pria kulit putih. Seperti dalam budaya Latin lainnya, ada perbatasan yang lebih longgar dengan populasi [[mulatto]] atau ras campuran. Terkadang pria yang mengambil budak sebagai istri atau selir membebaskan mereka dan anak-anak mereka. Seperti di New Orleans dan Saint-Domingue, mulatto mulai diklasifikasikan sebagai kelompok ketiga antara penjajah Eropa dan budak Afrika. Orang-orang [[Orang bebas|merdeka]], umumnya dari ras campuran, merepresentasikan 20% dari total populasi Kuba dan 41% dari populasi Kuba non-kulit putih.<ref name="Knight pp. 144–145">Knight pp. 144–145</ref>
Para pemilik kebun meminta budak-budak Afro-Kuba untuk memiliki anak untuk mereproduksi tenaga kerja mereka. Para pemilik budak ini juga ingin memasangkan pria kulit hitam yang kuat dan bertubuh besar dengan wanita kulit hitam yang sehat. Mereka ditempatkan di barakun dan dipaksa untuk berhubungan seks dan menciptakan keturunan dari anak-anak “ternak”, yang akan dijual seharga sekitar 500 peso. Para pekebun membutuhkan anak-anak yang dilahirkan untuk menggantikan budak yang mati di bawah sistem perbudakan yang keras. Kadang-kadang jika para pengawas tidak menyukai kualitas anak-anak, mereka memisahkan anak-anak itu dari orang tuanya dan mengirim ibunya kembali bekerja di ladang.<ref name="Montejo
Baik perempuan maupun laki-laki menjadi sasaran hukuman kekerasan dan pelecehan yang merendahkan. Budak yang berperilaku tidak baik atau tidak mematuhi tuan mereka sering ditempatkan di gudang di kedalaman rumah kamar ketel, tempat mereka ditinggalkan selama berhari-hari, dan seringkali dua sampai tiga bulan. Kamar ketel ini dibuat dalam dua jenis: jenis berbaring atau berdiri. Di masa itu, wanita dihukum, bahkan ketika hamil. Mereka menjadi sasaran cambuk: mereka harus berbaring "menghadap ke bawah di atas [tanah] yang telah digali untuk melindungi perut mereka."<ref name="Montejo
===== Haiti =====
Baris 255:
Ketika [[Juan Ponce de León|Ponce de León]] dan orang-orang Spanyol tiba di pulau [[Puerto Riko|Borikén]] (Puerto Riko), mereka memperbudak suku Taíno di pulau itu dan memaksa mereka untuk bekerja di tambang emas dan dalam pembangunan benteng. Banyak orang-orang Taíno meninggal, terutama karena wabah cacar, karena mereka tidak memiliki [[Imunitas (medis)|kekebalan]] terhadapnya. Orang-orang Taíno lainnya bunuh diri atau meninggalkan pulau itu setelah pemberontakan orang-orang Taíno gagal pada tahun 1511.<ref>{{Cite web|last=Yaz|first=Designs|date=June 29, 2001|title='Puerto Rico' Grilla's Homepage|url=http://www.angelfire.com/az2/puertorico/Iagueybana.html|publisher=Angelfire.com|access-date=July 23, 2015}}</ref> Koloni Spanyol, takut kehilangan tenaga kerja mereka, mengajukan komplain kepada pengadilan bahwa mereka membutuhkan tenaga kerja. Sebagai alternatif, Las Casas menyarankan impor dan penggunaan budak Afrika. Pada tahun 1517, Kerajaan Spanyol mengizinkan rakyatnya untuk mengimpor dua belas budak masing-masing, dan karena itu, memulai perdagangan budak di koloni.<ref>{{Cite web|title=Bartoleme de las Casas|url=http://oregonstate.edu/instruct/phl302/philosophers/las_casas.html|publisher=Oregonstate.edu|archive-url=https://web.archive.org/web/20021226015714/http://oregonstate.edu/instruct/phl302/philosophers/las_casas.html|archive-date=December 26, 2002|access-date=July 23, 2015}}</ref>
Budak-budak Afrika secara hukum dicap dengan besi panas di dahi mereka untuk mencegah "pencurian" mereka atau tuntutan hukum yang menantang penawanan mereka.<ref name="
[[Berkas:Indemnity_slave-bond.tif|jmpl|Pada 22 Maret 1873, Spanyol menghapus perbudakan di Puerto Rico. Dan para pemilik budak diberi kompensasi.]]
Para budak menghadapi diskriminasi yang parah dan tidak memiliki kesempatan untuk memajukan diri mereka, meskipun mereka dididik oleh tuan mereka. Orang Spanyol menganggap orang Afrika lebih unggul dari orang Taíno, karena orang Taino tidak mau berasimilasi. Sebaliknya, para budak tidak punya banyak pilihan selain beradaptasi. Banyak yang masuk Kristen dan diberi nama keluarga tuan mereka.<ref name="
Pada 1570, para penjajah mengetahui bahwa tambang emas telah habis, sehingga menurunkan status pulau itu menjadi garnisun untuk kapal yang lewat. Budidaya tanaman seperti tembakau, kapas, kakao, dan jahe menjadi tumpuan perekonomiannya.<ref name="GB">{{Cite book|last=Baralt|first=Guillermo A.|date=2007|url={{google books |plainurl=y |id=U3yO7M6gOeUC|page=5}}|title=Slave Revolts in Puerto Rico: Conspiracies and Uprisings, 1795-1873|publisher=Markus Wiener Publishers}}</ref> Dengan meningkatnya permintaan gula di pasar internasional, perkebunan besar meningkatkan budidaya padat karya dan pengolahan tebu mereka. Perkebunan gula menggantikan pertambangan sebagai industri utama Puerto Riko dan membuat permintaan untuk perbudakan Afrika tetap tinggi.<ref name="GB" />
Setelah tahun 1784, Spanyol memberikan lima cara bagi para budak untuk memperoleh kebebasan.<ref name="Graces2"
Di bawah "El Código Negro", seorang budak dapat membeli kebebasannya, jika tuannya bersedia menjual, dengan membayar harga yang diminta dengan mencicil. Budak diizinkan untuk mendapatkan uang selama waktu luang mereka dengan bekerja sebagai pembuat sepatu, membersihkan pakaian, atau menjual hasil yang mereka tanam di lahan mereka sendiri. Demi kebebasan anak mereka yang baru lahir dan belum dibaptis, mereka membayar setengah dari harga yang berlaku untuk seorang anak yang dibaptis.<ref name="Code2"
Pada 22 Maret 1873, perbudakan secara hukum dihapuskan di Puerto Rico. Namun, para budak di sana tidak dibebaskan, melainkan harus membeli kebebasan mereka sendiri dengan harga berapa pun yang ditetapkan oleh tuan terakhir mereka. Mereka juga diharuskan bekerja selama tiga tahun lagi untuk mantan majikan mereka, untuk penjajah lain yang tertarik dengan layanan mereka, atau untuk negara untuk membayar sejumlah kompensasi.<ref name="AE">{{Cite web|last=Bas García|first=José R.|date=March 23, 2009|title=La abolición de la esclavitud de 1873 en Puerto Rico|url=http://www.independencia.net/historia/jrb_abolicionEsclavitudPR23mar09.html|website=Center for Advanced Studies of Puerto Rico and the Caribbean|publisher=independencia.net|language=es|trans-title=The abolition of slavery in 1873 in Puerto Rico|archive-url=https://web.archive.org/web/20110319000600/http://www.independencia.net/historia/jrb_abolicionEsclavitudPR23mar09.html|archive-date=March 19, 2011|url-status=dead}}</ref> Antara 1527 dan 1873, budak di Puerto Rico telah melakukan lebih dari dua puluh pemberontakan.{{Sfn|Rodriguez|2007a|p=398}}<ref>{{Cite web|title=Esclavitud Puerto Rico|url=http://www.proyectosalonhogar.com/Esclavitud/esclavitud.htm|publisher=Proyectosalonhogar.com|access-date=July 23, 2015}}</ref>
Baris 284:
Selama pemerintahan [[Thomas Jefferson|Jefferson]], Kongres [[Undang-Undang Larangan Impor Budak|melarang impor budak]] secara efektif pada tahun 1808, meskipun penyelundupan (impor ilegal) masih terjadi.<ref name="Julia Floyd Smith 1973, pp. 44-46">{{Cite book|last=Smith|first=Julia Floyd|year=1973|url={{google books |plainurl=y |id=BKIDcAAACAAJ|page=44}}|title=Slavery and Plantation Growth in Antebellum Florida, 1821–1860|location=Gainesville|publisher=University of Florida Press|isbn=978-0-8130-0323-8|pages=44–46}}</ref> Namun, perdagangan budak domestik berlanjut dengan cepat karena didorong oleh permintaan tenaga kerja dari pengembangan perkebunan kapas di Ujung Selatan Amerika. Negara-negara bagian itu berusaha memperluas perbudakan ke wilayah barat baru untuk mempertahankan bagian kekuasaan politik mereka di negara itu. Undang-undang tersebut diusulkan kepada Kongres untuk melanjutkan penyebaran perbudakan ke negara-negara yang baru diratifikasi termasuk [[Undang-Undang Kansas-Nebraska]].
Perlakuan terhadap budak di Amerika Serikat sangat bervariasi tergantung pada kondisi, waktu, dan tempat. Hubungan kekuasaan perbudakan telah membuat banyak orang kulit putih yang memiliki otoritas atas budak korup, dengan anak-anak mereka bahkan menunjukkan kekejaman mereka terhadap budak. Pemiliki budak dan pengawas budak menggunakan hukuman fisik untuk memaksakan kehendak mereka. Budak dihukum dengan cara dicambuk, dibelenggu, [[Hukuman mati tanpa pengadilan di Amerika Serikat|digantung]], dipukul, dibakar, dimutilasi, dicap dan dipenjara. Hukuman paling sering dijatuhkan karena ketidaktaatan atau pelanggaran yang dilakukan, tetapi terkadang pelecehan dilakukan untuk menegaskan kembali dominasi tuan atau pengawas budak.<ref name="
[[Berkas:Scourged_back_by_McPherson_&_Oliver,_1863,_retouched.jpg|jmpl|[[Pencambukan|Mencambuk]] [[Keloid|bekas luka keloid]] dari budak yang melarikan diri, [[Gordon (budak)|Gordon]], [[Baton Rouge, Louisiana]] (1863). Foto terkenal ini didistribusikan oleh para abolisionis.<ref>{{Cite news|last=Collins|first=Kathleen|date=30 September 2009|title=A Slave Named Gordon|url=https://www.nytimes.com/2009/10/04/books/review/Letters-t-ASLAVENAMEDG_LETTERS.html|work=The New York Times|page=45|issn=0362-4331|access-date=2021-02-07}}</ref>]][[William Wells Brown]], yang melarikan diri dari perkebunan, melaporkan bahwa di satu perkebunan, budak laki-laki diharuskan memetik 80 pon kapas per hari, sementara wanita diharuskan memetik 70 pon per hari; jika ada budak yang gagal dalam kuota mereka, mereka akan dicambuk untuk setiap pon yang kurang. Tiang pencambuk berdiri di samping sisik kapas.<ref>{{Cite book|last=Clinton|first=Catherine|date=1999|url={{google books |plainurl=y |id=B1of9_aq4zkC|page=8}}|title=Scholastic Encyclopedia of the Civil War|publisher=Scholastic Reference|isbn=978-0-590-37228-2|page=8}}</ref> Seorang pria New York yang menghadiri pelelangan budak pada pertengahan abad ke-19 melaporkan bahwa setidaknya tiga perempat dari budak laki-laki yang dia lihat di tempat penjualan memiliki bekas luka di punggung mereka karena dicambuk.<ref name="McInnis20112">{{Cite book|last=McInnis|first=Maurie D.|year=2011|url={{google books |plainurl=y |id=R3W4M4UojrEC|page=129}}|title=Slaves Waiting for Sale: Abolitionist Art and the American Slave Trade|publisher=University of Chicago Press|isbn=978-0-226-55933-9|page=129}}</ref> Sebaliknya, keluarga kecil pemilik budak memiliki hubungan yang lebih dekat antara pemilik dan budak; ini terkadang menghasilkan lingkungan yang sedikit lebih manusiawi.<ref name="Wilbert3"
Lebih dari satu juta budak dijual dari ''Upper South'', yang memiliki surplus tenaga kerja, dan dibawa ke Deep South dalam migrasi secara paksa yang memecah banyak keluarga orang-orang kulit hitam. Komunitas baru budaya Afrika-Amerika dikembangkan di Deep South, dan total populasi budak di Selatan akhirnya mencapai 4 juta sebelum adanya pembebasan.<ref name="Stephen1999">{{Cite book|last=Behrendt|first=Stephen|year=1999|url=https://archive.org/details/africanaencyclop00appi|title=Africana: The Encyclopedia of the African and African American Experience|location=New York|publisher=Basic Civitas Books|isbn=978-0-465-00071-5|chapter=Transatlantic Slave Trade}} Based on "records for 27,233 voyages that set out to obtain slaves for the Americas".</ref><ref>{{Cite web|title=Social Aspects of the Civil War|url=http://www.itd.nps.gov/cwss/manassas/social/introsoc.htm|publisher=National Park Service|archive-url=https://web.archive.org/web/20070714073725/http://www.itd.nps.gov/cwss/manassas/social/introsoc.htm|archive-date=July 14, 2007}}</ref> Pada abad ke-19, para pendukung perbudakan sering kali membela institusi tersebut sebagai "kejahatan yang diperlukan". Orang kulit putih pada waktu itu takut bahwa emansipasi budak kulit hitam akan memiliki konsekuensi sosial dan ekonomi yang lebih berbahaya daripada kelanjutan perbudakan. Penulis dan pelancong Prancis [[Alexis de Tocqueville]], dalam ''[[De la démocratie en Amérique|Demokrasi di Amerika]]'' (1835), menyatakan penentangan terhadap perbudakan sambil mengamati dampaknya terhadap masyarakat Amerika. Dia merasa bahwa masyarakat multiras tanpa perbudakan tidak dapat dipertahankan, karena dia percaya bahwa prasangka terhadap orang kulit hitam meningkat karena mereka diberikan lebih banyak hak. James Henry Hammond berpendapat bahwa perbudakan adalah "kebaikan positif" dengan menyatakan: "Kelas seperti itu harus Anda miliki, atau Anda tidak akan memiliki kelas lain yang memimpin kemajuan, peradaban, dan pemurnian."
Baris 293:
Ketika [[Abraham Lincoln]] memenangkan pemilihan 1860 dengan kampanye untuk menghentikan perluasan perbudakan, menurut [[Sensus Amerika Serikat 1860|sensus AS 1860]], sekitar 400.000 orang atau 8% dari semua keluarga AS memiliki hampir 4.000.000 budak.<ref>{{Cite web|title=1860 Census Results|url=http://www.civil-war.net/pages/1860_census.html|archive-url=https://web.archive.org/web/20040604075834/http://www.civil-war.net/pages/1860_census.html|archive-date=June 4, 2004}}</ref> Sepertiga dari total jumlah keluarga Selatan memiliki budak.<ref>{{cite web|url=http://www.civil-war.net/pages/1860_census.html |title=1860 Census Results |archive-url=https://web.archive.org/web/20040604075834/http://www.civil-war.net/pages/1860_census.html |archive-date=June 4, 2004 }}</ref> One-third of Southern families owned slaves.<ref>{{cite magazine|url=https://www.theatlantic.com/national/archive/2010/08/small-truth-papering-over-a-big-lie/61136/|title=Small Truth Papering Over a Big Lie |magazine=The Atlantic |date=August 9, 2010 |access-date=September 29, 2015}}</ref> Negara Selatan banyak berinvestasi dalam perbudakan. Oleh karena itu, pada pemilihan Lincoln, tujuh negara bagian memisahkan diri untuk membentuk [[Konfederasi Amerika|Negara Konfederasi Amerika]]. Enam negara bagian pertama yang memisahkan diri memiliki jumlah budak terbanyak di Selatan. Tak lama setelah itu, terjadi [[Perang Saudara Amerika|Perang Saudara]] habis-habisan di Amerika Serikat karena isu perbudakan. Secara hukum, perbudakan berakhir setelah perang pada bulan Desember 1865.
Pada tahun 2018, ''Orlando Sentinel'' melaporkan beberapa sekolah Kristen swasta di Florida mengajar siswa debgab kurikulum [[Kreasionisme|kreasionis]] yang mencakup pernyataan seperti, "kebanyakan orang kulit hitam dan kulit putih selatan telah lama hidup bersama dalam harmoni" dan bahwa "individu yang haus kekuasaan menggerakkan orang-orang" mengarah ke Gerakan Hak-Hak Sipil.<ref>{{Cite news|last=Postal|first=Leslie|date=June 1, 2018|title=Schools Without Rules: Private schools' curriculum downplays slavery, says humans and dinosaurs lived together|url=http://www.orlandosentinel.com/features/education/school-zone/os-voucher-school-curriculum-20180503-story.html|work=Orlando Sentinel|access-date=June 5, 2018|archive-date=2019-04-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20190401094922/https://www.orlandosentinel.com/features/education/school-zone/os-voucher-school-curriculum-20180503-story.html|dead-url=yes}}</ref>
==== Asia ====
Baris 313:
Antara tahun 1626 dan 1662, Belanda mengekspor rata-rata 150–400 budak setiap tahun dari pantai Arakan-Benggala. Selama 30 tahun pertama Batavia, budak India dan Arakan menyediakan tenaga kerja utama Perusahaan Hindia Timur Belanda, sebagai kantor pusat Asia. Peningkatan budak Coromandel terjadi selama masa kelaparan menyusul pemberontakan penguasa India Nayaka di India Selatan (Tanjavur, Senji, dan Madurai) melawan penguasa Bijapur (1645) dan penghancuran berikutnya di pedesaan Tanjavur oleh tentara Bijapur. Dilaporkan, lebih dari 150.000 orang dibawa oleh tentara Muslim Deccani yang menyerang ke Bijapur dan Golconda. Pada tahun 1646, 2.118 budak diekspor ke Batavia, sebagian besar dari Koromandel selatan. Beberapa budak juga diperoleh lebih jauh ke selatan di Tondi, Adirampatnam, dan Kayalpatnam. Peningkatan lain dalam perbudakan terjadi antara tahun 1659 dan 1661 dari Tanjavur sebagai akibat dari serangkaian serangan Bijapuri yang terus dilakukan. Di Nagapatnam, Pulicat, dan di tempat lain, perusahaan membeli 8.000-10.000 budak, sebagian besar dikirim ke Ceylon, sementara sebagian kecil diekspor ke Batavia dan Malaka. Akhirnya, pada tahun 1673, setelah kemarau panjang di Madurai dan Koromandel selatan yang mengintensifkan perjuangan Madurai-Maratha yang berkepanjangan atas Tanjavur dan praktik fiskal yang menghukum, ribuan orang dari Tanjavur, kebanyakan anak-anak, dijual sebagai budak dan diekspor oleh para pedagang Asia dari Nagapattinam ke Aceh, Johor, dan pasar budak lainnya.
Pada bulan September 1687, 665 budak diekspor oleh Inggris dari Fort St. George, Madras. Dan pada tahun 1694–1696, ketika peperangan sekali lagi melanda India Selatan, total 3.859 budak diimpor dari Koromandel oleh orang-orang secara pribadi ke Ceylon.<ref>{{Cite journal|last=Subrahmanyam|first=Sanjay|date=1997|title=Slaves and Tyrants: Dutch Tribulations in Seventeenth-Century Mrauk-U|url=http://dx.doi.org/10.1163/157006597x00028|journal=Journal of Early Modern History|volume=1|issue=3|pages=201–253|doi=10.1163/157006597x00028|issn=1385-3783}}</ref><ref>{{Cite book|last=Prakash|first=Om|date=1998-06-28|url={{google books |plainurl=y |id=hciTRYbE27gC}}|title=European Commercial Enterprise in Pre-Colonial India|work=The New Cambridge History of India|location=New York|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-25758-9|volume=II|page=5}}</ref><ref>{{Cite book|last=Prakash|first=Om|date=1985-01-01|url=http://dx.doi.org/10.1515/9781400857760|title=The Dutch East India Company and the Economy of Bengal, 1630-1720|publisher=Princeton University Press|isbn=978-1-4008-5776-0|doi=10.1515/9781400857760}}</ref><ref>{{Cite book|last=Richards|first=John F.|date=2012|url={{google books |plainurl=y |id=4evztAEACAAJ}}|title=The Mughal Empire|location=Cambridge|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-511-58406-0|series=The New Cambridge History of India, Part I, Volume 5}}</ref><ref>Raychaudhuri and Habib, eds, ''The Cambridge Economic History of India I''; V.B. Lieberman, ''Burmese Administrative Cycles: Anarchy and Conquest, c. 1580–1760'' (Princeton, N.J., 1984); G.D. Winius, "The 'Shadow Empire' of Goa in the Bay of Bengal," ''Itinerario'' 7, no. 2 (1983); D.G.E. Hall, "Studies in Dutch relations with Arakan," ''Journal of the Burma Research Society'' 26, no. 1 (1936):; D.G.E. Hall, "The Daghregister of Batavia and Dutch Trade with Burma in the Seventeenth Century," ''Journal of the Burma Research Society'' 29, no. 2 (1939)</ref><ref>{{Cite book|last=Arasaratnam|first=Sinnappah|year=1995|title=Mariners, Merchants and Oceans: Studies on Maritime History|url=https://archive.org/details/bwb_P8-CSP-580|location=New Delhi|publisher=Manohar|isbn=978-8173040757|editor-last=Mathew|editor-first=Kuzhippalli S.|chapter=Slave Trade in the Indian Ocean in the Seventeenth Century}}</ref><ref>VOC 1479, OBP 1691, fls. 611r–627v, Specificatie van Allerhande Koopmansz. tot Tuticurin, Manaapar en Alvatt.rij Ingekocht, 1670/71–1689/90; W. Ph. Coolhaas and J.van Goor, eds, Generale Missiven van Gouverneurs-Generaal en Raden van Indiaan Heren Zeventien der Verenigde Oostindische Compagnie (The Hague, 1960–present), passim; T. Raychaudhuri, ''Jan Company in Coromandel, 1605–1690: A Study on the Interrelations of European Commerce and Traditional Economies'' (The Hague, 1962)</ref><ref>For exports of Malabar slaves to Ceylon, Batavia, see Generale Missiven VI; H.K. s'Jacob ed., ''De Nederlanders in Kerala, 1663–1701: De Memories en Instructies Betreffende het Commandement Malabar van de Verenigde Oostindische Compagnie'', Rijks Geschiedkundige Publication, Kleine serie 43 (The Hague, 1976); R. Barendse, "Slaving on the Malagasy Coast, 1640–1700," in S. Evers and M. Spindler, eds, ''Cultures of Madagascar: Ebb and Flow of Influences'' (Leiden, 1995). See also M.O. Koshy, ''The Dutch Power in Kerala'' (New Delhi, 1989); K.K. Kusuman, ''Slavery in Travancore'' (Trivandrum, 1973); M.A.P. Meilink-Roelofsz, ''De Vestiging der Nederlanders ter Kuste Malabar'' (The Hague, 1943); H. Terpstra, ''De Opkomst der Westerkwartieren van de Oostindische Compagnie'' (The Hague, 1918).</ref><ref>{{Cite thesis|last=Vink|first=Markus P. M.|date=June 1998|title=Encounters on the Opposite Coast: Cross-Cultural Contacts between the Dutch East India Company and the Nayaka State of Madurai in the Seventeenth Century|degree=PhD|publisher=University of Minnesota|isbn=978-0591923254|url=https://www.proquest.com/docview/304436379|access-date=14 February 2021}}<templatestyles src="Module:Citation/CS1/styles.css" /></ref><ref>{{Cite book|last=Arasaratnam|first=Sinnappah|year=1996|title=Ceylon and the Dutch: 1600-1800: External Influences and Internal Change in Early Modern Sri Lanka|location=Brookfield, VT|publisher=Variorum|isbn=978-0860785798}}</ref><ref>{{Cite book|last=Love|first=Henry Davison|year=1913|title=Vestiges of Old Madras, 1640-1800|location=London|publisher=Published for the Govt. of India|ol=1773373W|author-link=}}</ref> Volume total perdagangan budak Samudra Hindia Belanda diperkirakan sekitar 15–30% dari perdagangan budak Atlantik, sedikit lebih kecil dari perdagangan budak trans-Sahara, dan satu setengah hingga tiga kali ukuran perdagangan budak pantai Swahili dan Laut Merah dan perdagangan budak Perusahaan Hindia Barat Belanda.<ref>Of 2,467 slaves traded on 12 slave voyages from Batavia, India, and Madagascar between 1677 and 1701 to the Cape, 1,617 were landed with a loss of 850 slaves, or 34.45%. On 19 voyages between 1677 and 1732, the mortality rate was somewhat lower (22.7%). See Shell, "Slavery at the Cape of Good Hope, 1680–1731," p. 332. Filliot estimated the average mortality rate among slaves shipped from India and West Africa to the Mascarene Islands at 20–25% and 25–30%, respectively. Average mortality rates among slaves arriving from closer catchment areas were lower: 12% from Madagascar and 21% from Southeast Africa. See Filliot, La Traite des Esclaves, p. 228; A. Toussaint, La Route des Îles: Contribution à l'Histoire Maritime des Mascareignes (Paris, 1967); Allen, "The Madagascar Slave Trade and Labor Migration."</ref> Menurut Sir Henry Bartle Frere (yang duduk di Dewan Viceroy), diperkirakan ada 8 atau 9 juta budak di India pada tahun 1841. Sekitar 15% penduduk Malabar adalah budak. Perbudakan secara hukum dihapuskan dengan adanya kepemilikan [[Perusahaan Hindia Timur Britania|Perusahaan India Timur]] melalui Undang-Undang Perbudakan India, 1843.<ref name="Slavery6"
===== Indochina =====
Orang-orang suku bukit di [[Asia Tenggara Daratan|Indochina]] "diburu tanpa henti dan dibawa sebagai budak oleh orang Siam (Thailand), Anamites (Vietnam), dan Kamboja".<ref name="Bowie1996">{{Cite journal|last=Bowie|first=Katherine A.|date=1996|title=Slavery in Nineteenth-Century Northern Thailand: Archival Anecdotes and Village Voices|url=https://www.academia.edu/785022|journal=Kyoto Review of Southeast Asia|publisher=Yale University Southeast Asia Studies Monograph Series|volume=44|pages=16–33}}</ref> Sebuah kampanye militer Siam di Laos pada tahun 1876 dideskripsikan oleh seorang pengamat Inggris sebagai peristiwa yang "berubah menjadi serangan perburuan budak dalam skala besar".<ref name="Bowie1996" /> Sensus yang diambil pada tahun 1879 menunjukkan bahwa 6% dari populasi di kesultanan [[Monarki Malaysia|Melayu]] [[Perak (negara bagian)|Perak]] adalah budak.<ref name="
===== Indonesia =====
Salah satu contoh perbudakan di Indonesia dapat ditelusuri dari keterangan yang dikemukakan oleh tiga [[misionaris]] dari [[Masyarakat Misionaris Baptis|Baptist Missionary Society]], yaitu [[Nathan Ward]], Evans Meers, dan Richard Burton yang berkunjung ke wilayah [[Silindung]] pada tahun 1824. Perbudakan [[suku Batak]] hanya terjadi diantara mereka karena mereka tidak melakukan impor atau ekspor budak. Biasanya budak tidak mengalami tindakan opresi dibandingkan manusia bebas yang menjadi pemilik mereka, maupun umpatan kasar. Biasanya alasan perbudakan terjadi karena kemiskinan yang menimpa suatu keluarga sehingga dia harus melepaskan salah satu keluarganya untuk diadopsi sebagai buda, anak yatim piatu yang tidak ingin diasuh oleh keluarga dekatnya, orang yang tidak bisa membayar hutang dan tawanan perang.<ref name=":0">{{Cite book|last=|first=|date=22 April 1826|url=https://books.google.co.id/books?id=OUs1AQAAMAAJ&pg=PA485&dq=30+April+1824,+Burton+dan+Ward&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi4tby1xs7_AhXS7zgGHauXAL4Q6AF6BAgJEAI|title=Transactions of the Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland|location=Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland|publisher=The Society.|pages=508|language=en|chapter=XXVI. Report of a Journey into the Batak Country, in the interior of Sumatra, in the year 1824. By Messrs. BURTON and WARD, Baptist Missionaries. Communicated by the late Sir STAMFORD RAFFLES, Kt.|url-status=live}}</ref>
===== Jepang =====
Setelah orang-orang Portugis pertama kali melakukan kontak dengan Jepang pada tahun 1543, perdagangan budak berkembang dengan orang Portugis membeli orang Jepang sebagai budak dan menjualnya ke berbagai lokasi di luar negeri, termasuk Portugal, selama abad ke-16 dan ke-17.<ref>{{Cite news|last=Hoffman|first=Michael|date=May 26, 2013|title=The rarely, if ever, told story of Japanese sold as slaves by Portuguese traders|url=http://www.japantimes.co.jp/culture/2013/05/26/books/the-rarely-if-ever-told-story-of-japanese-sold-as-slaves-by-portuguese-traders/|work=Japan Times|access-date=March 2, 2014}}</ref><ref>{{Cite news|date=May 10, 2007|title=Europeans had Japanese slaves, in case you didn't know…|url=http://www.japanprobe.com/2007/05/10/europeans-had-japanese-slaves-in-case-you-didnt-know/|work=Japan Probe|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304030813/http://www.japanprobe.com/2007/05/10/europeans-had-japanese-slaves-in-case-you-didnt-know/|archive-date=March 4, 2016|access-date=January 7, 2018|url-status=dead}}</ref> Banyak dokumen yang menyebutkan perdagangan budak terjadi secara bersamaan dengan protes terhadap perbudakan Jepang. Budak Jepang diyakini sebagai yang orang pertama dari bangsa mereka yang pergi Eropa, dan orang-orang Portugis membeli sejumlah gadis budak Jepang untuk dibawa ke Portugal untuk tujuan seksual, seperti yang dicatat oleh Gereja<ref>{{Cite book|last=Ralf Hertel, Michael Keevak|year=2017|title=Early Encounters between East Asia and Europe: Telling Failures|publisher=Routledge|isbn=978-1-317-14718-3}}</ref> pada tahun 1555. Wanita budak Jepang bahkan dijual sebagai [[Pergundikan|selir]] kepada [[laskar]] Asia dan anggota kru Afrika, bersama dengan rekan-rekan Eropa mereka yang melayani di kapal-kapal Portugis yang berdagang di Jepang, seperti disebutkan oleh Luis Cerqueira, seorang Yesuit Portugis, dalam sebuah dokumen tahun 1598.<ref>{{Cite book|year=2004|url={{google books |plainurl=y |id=4z_JJfG-hyYC|page=408}}|title=Race, Ethnicity and Migration in Modern Japan: Imagined and imaginary minorites|publisher=Taylor & Francis|isbn=978-0-415-20857-4|editor-last=Michael Weiner|edition=illustrated|page=408|access-date=February 2, 2014}}</ref> Budak Jepang dibawa oleh Portugis ke [[Makau]], tempat mereka diperbudak oleh orang-orang Portugis atau menjadi budak dari budak lain.<ref>{{Cite book|year=2005|url={{google books |plainurl=y |id=TMZMAgAAQBAJ|page=479}}|title=Africana: The Encyclopedia of the African and African American Experience|location=Oxford|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-517055-9|editor-last=Appiah|editor-first=Kwame Anthony|editor-link=Kwame Anthony Appiah|volume=3|page=479|access-date=13 February 2021|editor-last2=Gates Jr.|editor-first2=Henry Louis}}</ref><ref>{{Cite book|year=2010|url={{google books |plainurl=y |id=A0XNvklcqbwC|page=187}}|title=Encyclopedia of Africa|location=Oxford|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-533770-9|editor-last=Appiah|editor-first=Kwame Anthony|editor-link=Kwame Anthony Appiah|volume=1|page=187|access-date=13 February 2021|editor-last2=Gates Jr.|editor-first2=Henry Louis}}</ref>
Beberapa budak Korea juga dibeli oleh orang-orang Portugis dan dibawa kembali ke Portugal dari Jepang. Mereka termasuk di antaranya puluhan ribu tawanan perang Korea yang diangkut ke Jepang selama [[Invasi Jepang ke Korea (1592-1598)|invasi Jepang ke Korea (1592–98)]].<ref>{{Cite book|year=2003|url=https://archive.org/details/specterofgenocid00robe|title=The Specter of Genocide: Mass Murder in Historical Perspective|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-52750-7|editor-last=Robert Gellately|edition=reprint|page=[https://archive.org/details/specterofgenocid00robe/page/277 277]|quote=Hideyoshi korean slaves guns silk.|access-date=February 2, 2014|editor-last2=Ben Kiernan|url-access=registration}}</ref><ref>{{Cite book|last=McCormack|first=Gavan|year=2001|title=Reflections on Modern Japanese History in the Context of the Concept of "genocide"|publisher=Harvard University, Edwin O. Reischauer Institute of Japanese Studies|page=18|others=Edwin O. Reischauer Institute of Japanese Studies|issue=Issue 2001, Part 1 of Occasional papers in Japanese studies}}</ref> Para sejarawan menunjukkan bahwa meskipun Pemimpin Jepang Hideyoshi mengungkapkan kemarahannya terhadap perdagangan budak Jepang oleh Portugis, dia juga terlibat dalam perdagangan budak massal yang merupakan tawanan perang Korea di Jepang.<ref>{{Cite book|last=Lidin|first=Olof G.|year=2002|url={{google books |plainurl=y |id=FliQAgAAQBAJ|page=170 }}|title=Tanegashima – The Arrival of Europe in Japan|publisher=Routledge|isbn=978-1-135-78871-1|page=170|access-date=February 2, 2014}}</ref><ref>{{Cite book|last=Stanley|first=Amy|year=2012|url={{google books |plainurl=y |id=6yjTKhcy0jYC|page=60}}|title=Selling Women: Prostitution, Markets, and the Household in Early Modern Japan|publisher=University of California Press|isbn=978-0-520-95238-6|volume=21 of Asia: Local Studies / Global Themes|others=Matthew H. Sommer|access-date=February 2, 2014}}</ref> Fillippo Sassetti melihat beberapa budak Tiongkok dan Jepang di Lisbon di antara komunitas budak besar pada tahun 1578, meskipun sebagian besar para budak itu berkulit hitam.<ref>{{Cite book|last=Spence|first=Jonathan D.|year=1985|url={{google books |plainurl=y |id=YmauWWluaqcC}}|title=The memory palace of Matteo Ricci|publisher=Penguin Books|isbn=978-0-14-008098-8|edition=illustrated, reprint|page=208|quote=countryside.16 Slaves were everywhere in Lisbon, according to the Florentine merchant Filippo Sassetti, who was also living in the city during 1578. Black slaves were the most numerous, but there were also a scattering of Chinese|access-date=May 5, 2012}}</ref><ref>{{Cite book|last=Leite|first=José Roberto Teixeira|year=1999|title=A China no Brasil: influências, marcas, ecos e sobrevivências chinesas na sociedade e na arte brasileiras|publisher=UNICAMP. Universidade Estadual de Campinas|isbn=978-85-268-0436-4|page=19|language=pt|quote=Idéias e costumes da China podem ter-nos chegado também através de escravos chineses, de uns poucos dos quais sabe-se da presença no Brasil de começos do Setecentos.17 Mas não deve ter sido através desses raros infelizes que a influência chinesa nos atingiu, mesmo porque escravos chineses (e também japoneses) já existiam aos montes em Lisboa por volta de 1578, quando Filippo Sassetti visitou a cidade,18 apenas suplantados em número pelos africanos. Parece aliás que aos últimos cabia o trabalho pesado, ficando reservadas aos chins tarefas e funções mais amenas, inclusive a de em certos casos secretariar autoridades civis, religiosas e militares.}}</ref><ref name="pinto92">{{Cite book|last=Pinto|first=Jeanette|year=1992|title=Slavery in Portuguese India, 1510–1842|location=Bombay|publisher=Himalaya Pub. House|isbn=978-8170405870|page=18|quote=ing Chinese as slaves, since they are found to be very loyal, intelligent and hard working' ... their culinary bent was also evidently appreciated. The Florentine traveller Fillippo Sassetti, recording his impressions of Lisbon's enormous slave population circa 1580, states that the majority of the Chinese there were employed as cooks.}}</ref><ref name="boxer68">{{Cite book|last=Boxer|first=C. R.|year=1968|url=https://archive.org/details/fidalgosinfareas0000boxe/page/225/mode/1up|title=Fidalgos in the Far East 1550-1770|location=Hong Kong|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0196380742|edition=2nd revised|page=225|quote=be very loyal, intelligent, and hard-working. Their culinary bent (not for nothing is Chinese cooking regarded as the Asiatic equivalent to French cooking in Europe) was evidently appreciated. The Florentine traveller Filipe Sassetti recording his impressions of Lisbon's enormous slave population circa 1580, states that the majority of the Chinese there were employed as cooks. Dr. John Fryer, who gives us an interesting ...|author-link=C. R. Boxer|orig-year=1948}}</ref><ref>{{Cite book|last=Leite|first=José Roberto Teixeira|year=1999|title=A China No Brasil: Influencias, Marcas, Ecos E Sobrevivencias Chinesas Na Sociedade E Na Arte Brasileiras|publisher=UNICAMP. Universidade Estadual de Campinas|isbn=978-85-268-0436-4|page=19|language=pt}}</ref> Orang-orang Portugis "jauh lebih menghargai" budak Asia dibandingkan budak dari Afrika sub-Sahara.<ref>{{Cite book|last=Finkelman|first=Paul|last2=Miller|first2=Joseph Calder|date=1998|url={{google books |plainurl=y |id=5s0YAAAAIAAJ}}|title=Macmillan encyclopedia of world slavery|publisher=Macmillan Reference US|isbn=978-0-02-864781-4|volume=2|page=737|oclc=39655102}}</ref> Orang-orang Portugis menghargai kualitas seperti kecerdasan dan kerajinan yang ditunjukkan oleh budak Tiongkok dan Jepang.<ref name="pinto92" /><ref name="boxer68" /><ref>{{Cite book|last=de Sande|first=Duarte|year=2012|title=Japanese Travellers in Sixteenth-century Europe: A Dialogue Concerning the Mission of the Japanese Ambassadors to the Roman Curia (1590)|work=Works Issued by the Hakluyt Society|publisher=Ashgate Publishing, Ltd.|isbn=978-1-4094-7223-0|editor-last=Derek Massarella|series=Third Series|volume=25 of 3: Works, Hakluyt Society|issn=0072-9396|issue=Issue 25 of Works issued by the Hakluyt Society}}</ref><ref>{{Cite book|last=Saunders|first=A.C. de C.M.|year=1982|url={{google books |plainurl=y |id=g0TCPWGGVqgC|page=168}}|title=A Social History of Black Slaves and Freedmen in Portugal, 1441–1555|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-23150-3|edition=illustrated|volume=25 of 3: Works, Hakluyt Society Hakluyt Society|page=168|access-date=February 2, 2014}}</ref
Raja [[Sebastião dari Portugal|Sebastian dari Portugal]] khawatir bahwa perbudakan yang merajalela akan berdampak negatif terhadap penyebaran agama Katolik, sehingga ia memerintahkan agar perbudakan dilarang pada tahun 1571.<ref>{{Cite journal|last=Nelson|first=Thomas|date=Winter 2004|title=Slavery in Medieval Japan|journal=Monumenta Nipponica|volume=59|pages=463–492|jstor=25066328}}</ref> [[Toyotomi Hideyoshi|Hideyoshi]] sangat muak karena banyak orang-orang Jepang yang dijual secara massal sebagai budak di [[Kyūshū|Kyushu]]. Dia kemudian menulis surat kepada Wakil Yesuit Provinsi Gaspar, Coelho Yesuit, pada 24 Juli 1587 untuk menuntut orang-orang Portugis, Siam (Thailand), dan Kamboja berhenti membeli dan memperbudak orang Jepang dan mengembalikan budak Jepang yang sampai ke India.<ref>{{Cite book|last=Daigaku|first=Jōchi|year=2004|title=Monumenta Nipponica|publisher=Sophia University|page=465}}</ref><ref>{{Cite book|last=Kitagawa|first=Joseph Mitsuo|year=2013|url={{google books |plainurl=y |id=lani3dFCC9UC|page=144}}|title=Religion in Japanese History|publisher=Columbia University Press|isbn=978-0-231-51509-2|edition=illustrated, reprint|page=144|access-date=February 2, 2014}}</ref><ref>{{Cite book|last=Calman|first=Donald|year=2013|url={{google books |plainurl=y |id=J0KvyZp9VKAC|page=37}}|title=Nature and Origins of Japanese Imperialism|publisher=Routledge|isbn=978-1-134-91843-0|page=37|access-date=February 2, 2014}}</ref> Hideyoshi menyalahkan Portugis dan Yesuit atas perdagangan budak ini dan akibatnya melarang penyebaran agama Kristen.<ref>{{Cite book|last=Kshetry|first=Gopal|year=2008|title=Foreigners in Japan: A Historical Perspective|publisher=Xlibris Corporation|isbn=978-1-4691-0244-3}}{{Self-published source}}</ref><ref>{{Cite book|last=Moran|first=J.F.|year=2012|url={{google books |plainurl=y |id=kruXu_m64ccC|page=223}}|title=Japanese and the Jesuits|publisher=Routledge|isbn=978-1-134-88112-3|access-date=February 2, 2014}}</ref> Pada tahun 1595, sebuah undang-undang disahkan oleh Portugal yang melarang penjualan dan pembelian budak Tiongkok dan Jepang.<ref>{{Cite book|last=Dias|first=Maria Suzette Fernandes|year=2007|title=Legacies of slavery: comparative perspectives|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-84718-111-4|page=71}}</ref>
===== Korea =====
[[Berkas:Gesang_School_(i.e._kisaeng_school).jpg|jmpl|[[Kisaeng]], wanita dari keluarga terbuang atau budak yang dilatih untuk memberikan hiburan, percakapan, dan layanan seksual kepada pria dari kelas atas.]]Selama periode [[Dinasti Joseon|Joseon]], populasi [[nobi]] diperkirakan berfluktuasi hingga mencapai sekitar sepertiga dari jumlah populasi, tetapi rata-rata jumlah nobi mencapai sekitar 10% dari total populasi.{{Sfn|Rodriguez|1997|pp=392-393}} Sistem perbudakan nobi mulai mengalami penurunan pada abad ke-18.{{Sfn|Campbell|2004|p=157}} Sejak awal masa dinasti Joseon dan terutama pada abad ke-17, terdapat kritik keras dari para pemikir terkemuka di Korea tentang sistem nobi. Bahkan di dalam pemerintahan Joseon, terdapat indikasi perubahan sikap terhadap kaum bangsawan.<ref name="Kim">{{Cite book|last=Kim|first=Youngmin|last2=Pettid|first2=Michael J.|date=2011|url={{google books |plainurl=y |id=UwgUa6WWFBMC|page=140}}|title=Women and Confucianism in Choson Korea: New Perspectives|publisher=SUNY Press|isbn=978-1-4384-3777-4|pages=140–41|access-date=14 February 2017}}</ref> [[Yeongjo dari Joseon|Raja Yeongjo]] menerapkan kebijakan [[emansipasi]] bertahap pada tahun 1775,<ref name="Klein20142"
Selama pendudukan [[Korea di bawah Pemerintahan Jepang|Kekaisaran Jepang di Korea]] sekitar Perang Dunia II, sebagian orang-orang Korea diharuskan melakukan kerja paksa dalam kondisi yang disamakan dengan perbudakan.{{Sfn|Rodriguez|1997|pp=392-393}}<ref name="Tierney1999">{{Cite book|last=Tierney|first=Helen|date=1999|url={{google books |plainurl=y |id=9E4GgV6pBB8C|page=277}}|title=Women's Studies Encyclopedia|publisher=Greenwood Publishing Group|isbn=978-0-313-31071-3|page=277}}</ref> Kerja paksa ini termasuk wanita yang dipaksa menjadi budak seks oleh Tentara Kekaisaran Jepang sebelum dan selama Perang Dunia II, yang dikenal sebagai "[[Ianfu|lanfu]]".{{Sfn|Rodriguez|1997|pp=392-393}}<ref name="Tierney1999" />
Baris 336 ⟶ 339:
==== Kesultanan Utsmaniyah dan Laut Hitam ====
Di [[Konstantinopel]], sekitar seperlima dari populasinya merupakan budak.<ref name="ebhellie2"
Sampai akhir abad ke-18, [[Kekhanan Krimea]] (negara Muslim Tatar) mempertahankan perdagangan budak besar-besaran dengan Kesultanan Utsmaniyah dan Timur Tengah.<ref name="slave trade2"
[[Berkas:Persian_slave.jpg|jmpl|Budak Persia di [[Kekhanan Khiva]], abad ke-19]]
Pasar budak Rusia dan [[Bangsa Persia|Persia]] yang ditangkap berpusat di [[Kekhanan Khiva]] di Asia Tengah.<ref>{{Cite web|title=The Freeing of the Slaves|url=http://www.khiva.info/gb/history/freeings.htm|publisher=Khiva.info|access-date=August 29, 2010}}</ref> Pada awal 1840-an, populasi negara bagian Uzbekistan [[Keamiran Bukhara|Bukhara]] dan Khiva mencakup sekitar 900.000 budak.<ref name="Abolition3"
=== Periode modern akhir ===
Baris 348 ⟶ 351:
==== Uni Soviet ====
[[Berkas:Belomorkanal3.jpg|jmpl|Pekerja dipaksa untuk mengangkut batu ke atas bukit di Gulag]]Antara tahun 1930 dan 1960, [[Uni Soviet]] menciptakan sistem, yang menurut [[Anne Applebaum]] dan "perspektif [[Kremlin Moskwa|Kremlin]]", kamp kerja paksa yang disebut ''Gulag'' ({{Lang-ru|ГУЛаг|GULag}}).<ref>For sources about forced slave labor in GULAG camps, see {{Cite book|last=Applebaum|first=Anne|date=|title=Gulag: A History|location=New York|publisher=Knopf Doubleday Publishing|page=xv|chapter=Introduction|quote=Gulag is the word an acronym for ''Glavnoe Upravlenie Lagerei'' or Central Administration of Camps. Over time, it has also indicated not only the administration of concentration camps, but also the very system of Soviet slave labor, in all its forms and varieties}} {{Cite book|last=Gregory|first=Paul R.|last2=Lazarev|first2=Valery|date=2003-10-01|title=The Economics of Forced Labor: The Soviet Gulag|url=https://archive.org/details/economicsforcedl00prgr|location=Stanford, CA|publisher=Hoover Press|page=[https://archive.org/details/economicsforcedl00prgr/page/n119 112]|quote=From the perspective of the Kremlin, Magadan existed as the center of a domestic colony based on slave labor.}} {{Cite book|last=Barnes|first=Steven A.|date=2011-04-04|title=Death and Redemption: The Gulag and the Shaping of Soviet Society|url=https://archive.org/details/deathredemptiong0000barn|location=Princeton, NJ|publisher=Princeton University Press|pages=[https://archive.org/details/deathredemptiong0000barn/page/7 7], 36, 262}} {{Cite journal|last=Dobson|first=Miriam|date=October 2012|title=Stalin's Gulag: Death, Redemption and Memory|journal=The Slavonic and East European Review|volume=90|issue=4|pages=735–743|doi=10.5699/slaveasteurorev2.90.4.0735}}</ref>
Tahanan di kamp-kamp ini bekerja sampai mati dengan kuota produksi yang ekstrim, kebrutalan fisik dan psikologis, kelaparan, kurangnya perawatan medis, dan lingkungan yang keras. [[Aleksandr Solzhenitsyn]], yang selamat dari delapan tahun penahanan Gulag, memberikan kesaksian langsung tentang kamp tersebut dengan penerbitan ''[[Kepulauan Gulag|The Gulag Archipelago]]'', yang membuatnya dianugerahi [[Penghargaan Nobel Kesusastraan]].<ref>{{Cite book|last=Gregory|first=Paul R.|last2=Lazarev|first2=Valery|date=2003|title=The Economics of Forced Labor: The Soviet Gulag|location=Stanford, CA|publisher=Hoover Press|page=vii|quote=Much has been written, and much is still to be written, about the Gulag. We all know of its status as an “archipelago” (in Solzhenitsyn's words) of penal slavery, inflicted on millions and held as a threat over the rest of the population."}}</ref><ref>{{Cite book|last=Applebaum|first=Anne|date=2003|title=Gulag: A History|location=New York|publisher=Doubleday}}</ref> Tingkat kematian di Gulag mencapai 80% selama bulan-bulan pertama di banyak kamp. Ratusan ribu orang, mungkin jutaan, tewas sebagai akibat langsung dari kerja paksa di bawah Soviet.<ref>For sources about life in the Gulag camps, please see: {{Cite book|last=Conquest|first=Robert|date=1978|title=Kolyma: The Arctic Death Camps|url=https://archive.org/details/kolymaarcticdeat00conq|location=New York|publisher=Viking Press}}{{Cite journal|last=Lester|first=David|last2=Krysinska|first2=Karolina|year=2008|title=Suicide in the Soviet Gulag Camps|url=https://www.researchgate.net/publication/5510937|format=pdf|journal=Archives of Suicide Research|volume=12|issue=2|pages=170–9|doi=10.1080/13811110701857541|pmid=18340600|access-date=December 30, 2020}}{{Cite journal|last=Anderson|first=Gary M.|last2=Tollison|first2=Robert D.|title=Life in the Gulag: A Property Rights Persepctive|url=https://heinonline.org/HOL/LandingPage?handle=hein.journals/catoj5&div=18&id=&page=|journal=Cato Journal|volume=5|page=295|access-date=December 30, 2020|quote=This is the fact that the forced labor system of the Gulag is an example of slavery in the absence of well-defined and enforced property rights in slaves.}}{{Cite journal|last=Meltzer|first=Milton|date=1993|title=Slavery: A World History|url=https://scholar.dominican.edu/cynthia-stokes-brown-books-personal-research/141|journal=Personal Research Collection}}</ref>
Baris 364 ⟶ 367:
==== Jerman Nazi ====
[[Berkas:Buchenwald_Slave_Laborers_Liberation.jpg|jmpl|Buruh paksa di [[kamp konsentrasi Buchenwald]] selama Perang Dunia II]]
Selama [[Perang Dunia II|Perang Dunia Kedua]], [[Kerja paksa di bawah pemerintahan Jerman selama Perang Dunia II|Nazi Jerman memperbudak sekitar 12 juta orang]], baik yang dianggap tidak diinginkan maupun warga negara yang ditaklukkan, untuk memperlakukan ''[[Untermensch
Selain orang Yahudi, kebijakan deportasi dan kerja paksa yang paling keras diterapkan pada penduduk Belarus, Ukraina, dan Rusia. Pada akhir perang, setengah dari penduduk Belarus telah dibunuh atau dideportasi.<ref>{{cite conference |url=https://www.researchgate.net/publication/267884530|title=Kleine Ostarbeiter: Child Forced Labor in Nazi Germany and German Occupied Eastern Europe|first1=Johannes-Dieter |last1=Steinert|conference=127th Annual Meeting American Historical Association|quote=...apart from Jewish forced labourers – workers from Belarus, Ukraine and Russia had to endure the worst working and living conditions. Moreover, German occupation policies in the Soviet Union were far more brutal than in any other country, and German deportation practices the most inhuman.}}</ref><ref>{{Cite web|title=The Holocaust in Belarus|url=https://www.facinghistory.org/resource-library/resistance-during-holocaust/holocaust-belarus#:~:text=Timothy%20Snyder%20estimates%20that%20%E2%80%9Chalf,entirely%20destroyed%20by%20the%20war.|website=Facing History and Ourselves|access-date=29 December 2020|quote=The non-Jewish population was subjected to Nazi terror, too. Hundreds of thousands were deported to Germany as slave laborers, thousands of villages and towns were burned or destroyed, and millions were starved to death as the Germans plundered the entire region. Timothy Snyder estimates that 'half of the population of Soviet Belarus was either killed or forcibly displaced during World War II: nothing of the kind can be said of any other European country.'}}</ref>
Baris 370 ⟶ 373:
== Perbudakan kontemporer ==
[[Berkas:Modern_incidence_of_slavery.png|jmpl|Insiden perbudakan modern, sebagai persentase dari populasi, menurut negara.]]
Meskipun perbudakan sekarang dilarang di setiap negara, jumlah budak saat ini diperkirakan antara 12 juta dan 29,8 juta.<ref>{{cite magazine|url=http://www.newyorker.com/magazine/2014/09/08/freedom-fighter |title=A Mauritanian Abolitionist's Crusade Against Slavery |magazine=The New Yorker |date=September 8, 2014 |access-date=September 29, 2015}}</ref><ref name="Forced labour – Themes">{{Cite web|title=Forced labour – Themes|url=http://www.ilo.org/global/Themes/Forced_Labour/lang--en/index.htm|publisher=Ilo.org|archive-url=https://web.archive.org/web/20100209072059/http://www.ilo.org/global/Themes/Forced_Labour/lang--en/index.htm|archive-date=February 9, 2010|access-date=March 14, 2010}}</ref><ref name="WFF">{{Cite web|date=October 4, 2013|title=Inaugural Global Slavery Index Reveals More Than 29 Million People Living In Slavery|url=http://www.globalslaveryindex.org/category/press-release/|website=Global Slavery Index 2013|archive-url=https://web.archive.org/web/20160407232555/http://www.globalslaveryindex.org/category/press-release/|archive-date=April 7, 2016|access-date=October 17, 2013|url-status=dead}}</ref> Menurut definisi yang luas dari perbudakan, ada 27 juta orang dalam perbudakan pada tahun 1999 yang tersebar di seluruh dunia.{{Sfn|Bales|1999|p=9|loc=Chapter 1}} Pada tahun 2005, Organisasi Perburuhan Internasional memberikan perkiraan jumlah pekerja paksa sebanyak 12,3 juta orang.<ref>{{Cite book|year=2005|title=A Global Alliance Against Forced Labour|publisher=International Labour Organisation|isbn=978-92-2-115360-3}}</ref> Siddharth Kara juga telah memberikan perkiraan 28,4 juta budak pada akhir tahun 2006 dibagi menjadi tiga kategori: [[Perbudakan utang|perbudakan hutang]] (18,1 juta), kerja paksa (7,6 juta), dan budak yang diperdagangkan (2,7 juta).<ref name="
[[Berkas:Mali1974-151_hg.jpg|jmpl|Masyarakat [[Tuareg]] adalah masyarakat tradisional feodal, dengan tingkatan bangsawan, bawahan, dan budak berkulit gelap.<ref>{{Cite news|last=Fortin|first=Jacey|date=16 January 2013|title=Mali's Other Crisis: Slavery Still Plagues Mali, And Insurgency Could Make It Worse|url=http://www.ibtimes.com/malis-other-crisis-slavery-still-plagues-mali-insurgency-could-make-it-worse-1017280|work=International Business Times}}</ref>]]
Menurut laporan tahun 2003 oleh [[Human Rights Watch]], diperkirakan 15 juta anak berada dalam [[jeratan hutang di India]] dan bekerja dalam kondisi seperti perbudakan untuk melunasi hutang keluarga mereka.<ref>{{Cite news|last=Coursen-Neff|first=Zama|last2=Tribune|first2=International Herald|date=2003-01-30|title=For 15 million in India, a childhood of slavery|url=https://www.nytimes.com/2003/01/30/opinion/IHT-meanwhile-for-15-million-in-india-a-childhood-of-slavery.html|work=The New York Times|issn=0362-4331|access-date=2021-02-11}}</ref><ref>{{Cite web|date=2003-01-23|title=Child Slaves Abandoned to India's Silk Industry|url=https://www.hrw.org/news/2003/01/23/child-slaves-abandoned-indias-silk-industry|website=Human Rights Watch|access-date=2021-02-11}}</ref>
Baris 396 ⟶ 399:
==== Mauritania ====
Di [[Perbudakan di Mauritania|Mauritania]], negara terakhir yang menghapus perbudakan (pada 1981), diperkirakan 20% dari 3 juta penduduk, diperbudak sebagai pekerja yang terikat.<ref>{{Cite news|date=August 9, 2007|title=Mauritanian MPs pass slavery law|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/6938032.stm|work=BBC News|access-date=Jan 8, 2011}}</ref><ref>{{Cite news|title=The Abolition season on BBC World Service|url=https://www.bbc.co.uk/worldservice/specials/1458_abolition/page4.shtml|work=BBC News|access-date=August 29, 2010}}</ref><ref name="cnnmauritania">{{Cite news|last=Sutter|first=John D.|date=March 2012|title=Slavery's last stronghold|url=http://www.cnn.com/interactive/2012/03/world/mauritania.slaverys.last.stronghold/index.html|publisher=CNN|access-date=May 28, 2012}}</ref> Perbudakan di Mauritania dikriminalisasi pada Agustus 2007.<ref>{{Cite news|date=August 9, 2007|title=Mauritanian MPs pass slavery law|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/africa/6938032.stm|work=BBC News|access-date=August 29, 2010}}</ref> Namun, meskipun perbudakan, sebagai praktik, dilarang secara hukum pada tahun 1981, memiliki budak sampai tahun 2007 bukanlah suatu kejahatan.<ref>{{Cite news|date=March 17, 2012|title=UN: There is hope for Mauritania's slaves|url=http://thecnnfreedomproject.blogs.cnn.com/2012/03/17/un-there-is-hope-for-mauritanias-slaves/|publisher=CNN|access-date=2022-02-26|archive-date=2022-03-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20220323013339/https://thecnnfreedomproject.blogs.cnn.com/2012/03/17/un-there-is-hope-for-mauritanias-slaves/|dead-url=yes}}</ref> Meskipun banyak budak telah melarikan diri atau telah dibebaskan sejak 2007, hingga 2012, hanya satu pemilik budak yang dijatuhi hukuman penjara.<ref>{{Cite web|date=11 December 2012|title=Anti-slavery law still tough to enforce|url=https://www.thenewhumanitarian.org/news/2012/12/11/anti-slavery-law-still-tough-enforce|website=[[The New Humanitarian]]|access-date=2021-02-06}}</ref>
==== Korea Utara ====
Baris 407 ⟶ 410:
[[Berkas:Map3.3Trafficking_compressed.jpg|ka|jmpl|Peta dunia yang menunjukkan negara berdasarkan prevalensi perdagangan perempuan]]Korban [[perdagangan manusia]] biasanya direkrut melalui penipuan atau tipu daya (seperti tawaran pekerjaan palsu, tawaran migrasi palsu, atau tawaran pernikahan palsu), penjualan oleh anggota keluarga, perekrutan oleh mantan budak, atau penculikan langsung. Korban dipaksa masuk ke dalam situasi "perbudakan utang" dengan paksaan, penipuan, penipuan, intimidasi, isolasi, ancaman, kekuatan fisik, ijon atau bahkan [[Memberi makan secara paksa|pemaksaan]] dengan obat-obatan untuk mengendalikan korbannya.<ref>{{Cite web|date=March 30, 2007|title=Trafficking FAQs – Amnesty International USA|url=http://www.amnestyusa.org/violence-against-women/end-human-trafficking/trafficking-faq/page.do?id=1108432&n1=3&n2=39&n3=738|publisher=Amnesty International|archive-url=http://arquivo.pt/wayback/20090708085725/http://www.amnestyusa.org/violence-against-women/end-human-trafficking/trafficking-faq/page.do?id=1108432&n1=3&n2=39&n3=738|archive-date=July 8, 2009|access-date=August 29, 2010|url-status=dead}}</ref> “Setiap tahun, menurut penelitian yang disponsori pemerintah AS yang diselesaikan pada tahun 2006, sekitar 800.000 orang diperdagangkan melintasi perbatasan nasional, yang tidak termasuk jutaan yang diperdagangkan di negara mereka sendiri. Sekitar 80% korban transnasional adalah perempuan dan anak perempuan, dan hingga 50% adalah anak di bawah umur, menurut laporan Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah penelitian tahun 2008.<ref>{{Cite web|last=Team|first=WNN Editors|date=2008-12-05|title=Lost Daughters – An ongoing tragedy in Nepal|url=https://womennewsnetwork.net/2008/12/05/lostdaughternepal808/|website=Woman News Network (WNN)|access-date=2021-02-06}}</ref>
Jika sebagian besar korban perdagangan adalah perempuan yang [[Pelacuran paksa|dipaksa menjadi pelacur]] (dalam hal ini prakteknya disebut perdagangan seks), korban juga termasuk laki-laki, perempuan dan anak-anak yang dipaksa menjadi [[kerja manual|pekerja kasar]].<ref name="state. gov">{{Cite web|title=US State Department Trafficking report|url=https://2001-2009.state.gov/g/tip/rls/tiprpt/2005/46606.htm|publisher=State.gov|access-date=August 29, 2010}}</ref> Karena sifat perdagangan manusia yang ilegal, tidak diketahui luasnya. Sebuah laporan pemerintah AS, yang diterbitkan pada tahun 2005, memperkirakan bahwa sekitar 700.000 orang di seluruh dunia diperdagangkan melintasi perbatasan setiap tahun. Angka ini tidak termasuk mereka yang diperdagangkan secara internal.<ref name="state. gov" /> Upaya penelitian lain mengungkapkan bahwa sekitar 1,5 juta orang diperdagangkan baik secara internal maupun internasional setiap tahun, dengan sekitar 500.000 di antaranya adalah korban perdagangan seks.<ref name="Dhaliwal3"
== Abolisionisme ==
Baris 425 ⟶ 428:
=== Eropa ===
Perancis menghapus perbudakan pada tahun 1794 selama masa Revolusi,
Salah satu tonggak paling signifikan dalam kampanye untuk menghapus perbudakan di seluruh dunia terjadi di Inggris pada tahun 1772. Hakim Inggris [[William Murray, Earl Pertama Mansfield|Lord Mansfield]] memberikan pendapatnya dalam [[Kasus Somersett]], yang secara luas dianggap telah menyatakan bahwa perbudakan adalah ilegal di Inggris. Putusan ini juga menetapkan prinsip bahwa perbudakan yang dikontrak di yurisdiksi lain tidak dapat ditegakkan di Inggris.<ref>{{Cite book|last=Wise|first=Steven M.|date=2006|url={{google books |plainurl=y |id=A76TPwAACAAJ}}|title=Though the Heavens May Fall: The Landmark Trial that Led to the End of Human Slavery|publisher=Pimlico|isbn=978-1-84413-430-4}}</ref>
Baris 451 ⟶ 454:
Beberapa sejarawan telah memberikan kontribusi penting dalam pemahaman global dari sisi Afrika dalam perdagangan budak Atlantik. Dengan berargumen bahwa pedagang Afrika menentukan kumpulan barang perdagangan yang diterima dengan imbalan budak, banyak sejarawan berpendapat bahwa agen Afrika pada akhirnya juga bertanggung jawab dalam perdagangan budak.<ref>{{Citation|last=Ball|first=Jeremy R.|url=https://www.h-net.org/reviews/showrev.php?id=8469|journal=H-Net Reviews|date=November 2003|access-date=2021-02-06|archiveurl=https://web.archive.org/web/20050122054905/http://www.h-net.org/reviews/showrev.cgi?path=13661080113274|archivedate=2005-01-22|title=Alcohol and Slaves|type=Review}}</ref>
Pada tahun 1999, Presiden [[Mathieu Kérékou]] dari Benin menyatakan permintaan maaf nasional atas peran sentral yang dimainkan orang-orang Afrika dalam perdagangan budak Atlantik.<ref name="apology2"
Masalah permintaan maaf terkait dengan reparasi untuk perbudakan dan masih dikejar oleh banyak entitas di seluruh dunia. Misalnya, Gerakan Reparasi Jamaika menyetujui deklarasi dan rencana aksinya. Pada tahun 2007, Perdana Menteri Inggris [[Tony Blair]] membuat permintaan maaf resmi atas keterlibatan Inggris dalam perbudakan.<ref>{{Cite news|date=2007-03-14|title=Blair 'sorry' for UK slavery role|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/politics/6451793.stm|publisher=BBC|access-date=2021-02-06}}</ref>
Baris 461 ⟶ 464:
Pada tanggal 30 Juli 2008, [[Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat]] mengeluarkan resolusi yang menyatakan permintaan maaf atas perbudakan Amerika dan undang-undang diskriminatif yang mengikutinya.<ref>{{Cite news|title=Congress Apologizes for Slavery, Jim Crow|url=https://www.npr.org/templates/story/story.php?storyId=93059465|work=NPR.org|access-date=2021-02-06}}</ref> Pada Juni 2009, [[Senat Amerika Serikat|Senat AS]] mengeluarkan resolusi permintaan maaf kepada orang Afrika-Amerika atas "ketidakadilan yang mendasar, kekejaman, kebrutalan, dan perbudakan yang tidak manusiawi". Kabar tersebut disambut baik oleh Presiden [[Barack Obama]], presiden pertama yang merupakan keturunan Afrika.<ref>{{Cite news|date=June 19, 2009|via=Google News|title=Obama praises 'historic' Senate slavery apology|url=https://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5iyMeHvk7WyJys7iAyehSzik11Yqg|agency=Agence France-Presse|archive-url=https://web.archive.org/web/20140225121342/https://www.google.com/hostednews/afp/article/ALeqM5iyMeHvk7WyJys7iAyehSzik11Yqg|archive-date=February 25, 2014|access-date=July 22, 2009|url-status=dead}}</ref> Beberapa nenek moyang Presiden Obama mungkin adalah pemilik budak.<ref>{{Cite news|last=Nitkin|first=David|last2=Merritt|first2=Harry|date=March 2, 2007|title=A New Twist to an Intriguing Family History|url=http://www.baltimoresun.com/news/nationworld/politics/bal-te.obama02mar02,0,3453027.story|work=The Baltimore Sun|archive-url=https://web.archive.org/web/20070930033339/http://www.baltimoresun.com/news/nationworld/politics/bal-te.obama02mar02%2C0%2C3453027.story|archive-date=September 30, 2007|url-status=dead}}</ref>
Pada tahun 2010, pemimpin Libya [[Muammar Khadafi|Muammar Gaddafi]] meminta maaf atas keterlibatan orang-orang Arab dalam perdagangan budak dengan mengatakan: "Saya menyesali perilaku orang-orang Arab ... Mereka membawa anak-anak Afrika ke Afrika Utara, menjadikan mereka budak, menjual mereka seperti binatang, dan mengambilnya sebagai budak dan memperdagangkannya dengan cara yang memalukan.”<ref>{{Cite web|date=2019-11-15|title=Watch Gaddafi apologize on behalf of Arabs for their cruel treatment of Africans during the Arab slave trade|url=https://face2faceafrica.com/article/watch-gaddafi-apologize-on-behalf-of-arabs-for-their-cruel-treatment-of-africans-during-the-arab-slave-trade|website=Face2Face Africa|language=en|access-date=2022-02-27}}</ref>
=== Reparasi ===
Baris 483 ⟶ 486:
* {{cite book|first=Seymour |last=Drescher|title=Abolition: A History of Slavery and Antislavery|url={{google books |plainurl=y |id=ltAhAwAAQBAJ&|page=281}}|year=2009|publisher=Cambridge University Press |isbn=978-1-139-48296-7 |page=281}}
* {{cite book|first=Jeff |last=Eden|title=Slavery and Empire in Central Asia|url={{google books |plainurl=y |id=5eRfDwAAQBAJ}}|year=2018|publisher=Cambridge University Press|isbn=9781108637329}}
* {{cite book|last=Ellerman|first=David Patterson|url-status=live|date=1992|title=Property and Contract in Economics: The Case for Economic Democracy|url=https://archive.org/details/propertycontract0000elle|location=Cambridge, Mass|publisher=Blackwell|isbn=978-1557863096}}
* {{cite book|first=Murray |last=Gordon|title=Slavery in the Arab World|url={{google books |plainurl=y |id=5l81hwFPvzYC}}|year=1989|publisher=Rowman & Littlefield|isbn=978-0-941533-30-0}}
* {{cite book|first=Jacqueline Dembar |last=Greene|title=Slavery in Ancient Egypt and Mesopotamia|url={{google books |plainurl=y |id=M-oCPAAACAAJ}}|year=2001|publisher=Turtleback Books|isbn=978-0-613-34472-2}}
Baris 490 ⟶ 493:
* {{cite book|first1=Suzanne|last1=Miers|first2=Igor|last2=Kopytoff|title=Slavery in Africa: Historical and Anthropological Perspectives|url={{google books |plainurl=y |id=V4ZIL4BlVagC}}|year=1979|publisher=Univ of Wisconsin Press|location=Madison|isbn=978-0-299-07334-3}}
* {{cite book |last=Millward |first=James A. |year=1998 |title=Beyond the Pass: Economy, Ethnieitya and Empire in Qing Central Asia, 1759-1564 |url={{google books|id=7ir2CAAAQBAJ|plainurl=y}}|location=Stanford |publisher=Stanford University Press |isbn=978-0-8047-2933-8}}
* {{Cite book|editor-last=Barnet|editor-first=Miguel|last=Montejo|first=Esteban|url={{google books |plainurl=y |id=INy4DAAAQBAJ=}}|title=Biography of a Runaway Slave: Fiftieth Anniversary Edition|date=2016-04-15|publisher=Northwestern University Press|isbn=978-0-8101-3342-6}}{{Pranala mati|date=Juni 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{cite book|first=Kenneth |last=Morgan|title=Slavery and the British Empire: From Africa to America|url={{google books |plainurl=y |id=SGcwgJz5rQMC}}|year=2007|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-156627-1}}
* {{cite book|first=Johannes |last=Postma|title=The Atlantic Slave Trade|url={{google books |plainurl=y |id=FAhyHQAACAAJ}}|year=2005|publisher=University Press of Florida|isbn=978-0-8130-2906-1}}
Baris 502 ⟶ 505:
; Artikel jurnal
* {{cite journal|last=Bartlett|first=Will|s2cid=220850066|date=May 1994 |doi=10.1177/0143831x94152010|issue=2|journal=Economic and Industrial Democracy|pages=296–298|title=Review: Property and Contract in Economics |volume=15}}
* {{Cite journal| volume = 59| issue = 2| pages = 161–183| last = Burczak| first = Theodore| title = Ellerman's Labor Theory of Property and the Injustice of Capitalist Exploitation| url = https://archive.org/details/sim_review-of-social-economy_2001-06_59_2/page/161| journal = Review of Social Economy |date =June 2001 | doi = 10.1080/00346760110035572|jstor=29770104| s2cid = 144866813}}
* {{cite journal|title=Review: Property and Contract in Economics|url=https://archive.org/details/sim_economic-journal_1993-11_103_421/page/1560|last=Devine|first=Pat|journal=Economic Journal|volume=103|issue=421|date=1 November 1993|pages=1560–1561|doi=10.2307/2234490|jstor=2234490}}
* {{cite journal|title=Review: Property and Contract in Economics|last=Lawson|first=Colin|journal= The Slavonic and East European Review|volume=71|issue=4|year=1993|pages=792–793|jstor= 4211433}}
Baris 510 ⟶ 513:
* {{cite journal|last=Woltjer|first=Geert|s2cid=195243866|date=March 1996|doi=10.1007/bf00149085|issue=1|journal=European Journal of Law and Economics|pages=109–112|title=Book review: Property and Contract in Economics|volume=3}}
===
* {{cite book|first1=Edward|last1=Baptist|url-status=live|title=The Half Has Never Been Told: Slavery and the Making of American Capitalism|url={{google books |plainurl=y |id=dSrXCwAAQBAJ}}|year=2016|isbn=978-0-465-09768-5}}
* {{cite book|title=Slavery's Capitalism: A New History of American Economic Development|editor1-first=Sven|editor1-last=Beckert|editor2-first=Seth|url-status=live|editor2-last=Rockman|url=http://www.upenn.edu/pennpress/book/15556.html|publisher=University of Pennsylvania Press|year=2016|isbn=9780812224177}}
Baris 532 ⟶ 535:
* {{cite book|editor-first1=Allen |editor-last1=Weinstein|editor-first2=Frank Otto|editor-last2= Gatell|editor-first3=David |editor-last3=Sarasohn|title=American Negro Slavery: A Modern Reader|url={{google books |plainurl=y |id=l6cENhgb_DQC}}|year=1979|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-502470-8}}
===
* {{cite book|first1=Tom |last1=Brass|first2=Marcel |last2=van der Linden|title=Free and unfree labour: the debate continues|url={{google books |plainurl=y |id=pNknAQAAIAAJ}}|year=1997|publisher=Peter Lang|isbn=978-3-906756-87-5}}
* {{cite book|first=Tom |last=Brass|title=Towards a Comparative Political Economy of Unfree Labour: Case Studies and Debates|url={{google books |plainurl=y |id=VXlACwAAQBAJ}}|year=2015|publisher=Taylor & Francis|isbn=978-1-317-82735-1}}
Baris 547 ⟶ 550:
* {{cite book|first1=Jan |last1=Hogendorn|first2=Marion |last2=Johnson|title=The Shell Money of the Slave Trade|url={{google books |plainurl=y |id=Uhq94TIsRQwC}}|year=2003|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-54110-7}}
* {{cite book|first=Andres |last=Resendez|title= The Other Slavery: The Uncovered Story of Indian Enslavement in America| url=https://books.google.com/books?id=Z2gpCgAAQBAJ&q=Rese%CC%81ndez%2C%20Andre%CC%81s.%202017.%20The%20other%20slavery%3A%20the%20uncovered%20story%20of%20indian%20enslavement%20in%20America.&pg=PP1|year=2016|publisher=Houghton Mifflin Harcourt|pages=448|isbn=978-0544602670}}
{{Authority control}}
Baris 560 ⟶ 562:
* {{en}} [http://school.discoveryeducation.com/schooladventures/slavery/ Understanding Slavery] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100326073920/http://school.discoveryeducation.com/schooladventures/slavery/ |date=2010-03-26 }}
* {{en}} [http://www.history.com/topics/slavery History: Slavery]
[[Kategori:Perbudakan| ]]
|