Aisyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(75 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5:
| birth_name = Aisyah binti Abu Bakar
| birth_date = 613/614 M
| birth_place = {{longitem|[[Makkah]], [[Hijaz]],
| death_date = 13 Juli 678 / 17 Ramadhan 58 AH (sekitar umur 64 tahun)
| death_place = {{longitem|[[Madinah]], [[Hijaz]], Arabia<br/>(saat ini wilayah [[Arab Saudi]])}}
Baris 15:
}}
}}
'''Aisyah binti Abu Bakar'''<ref group="catatan">[[bahasa Arab]]: <font size="4">عائشة بنت أبي بكر</font>, transliterasi:
Aisyah memiliki peran penting dalam sejarah Islam awal, baik selama hidup Muhammad maupun setelah kematiannya. Dalam tradisi [[Sunni]], Aisyah digambarkan sebagai seorang yang terpelajar, cerdas, dan ingin tahu. Ia berkontribusi dalam penyebaran pesan Muhammad dan mengabdi kepada masyarakat [[Muslim]] selama 44 tahun setelah kematian Muhammad.<ref>{{Cite book|last=Aleem|first=Shamim|date=2007|title=Prophet Muhammad(s) and His Family: A Sociological Perspective|publisher=AuthorHouse|isbn=9781434323576|pages=130|url-status=live}}</ref>
Aisyah meriwayatkan 2.210 [[hadis]] sepanjang hidupnya,<ref>{{Cite web|title=Sayyidah Aisyah, Perawi Ribuan Hadits Wafat Bulan Ramadlan|url=https://jatim.nu.or.id/tokoh/sayyidah-aisyah-perawi-ribuan-hadits-wafat-bulan-ramadlan-MmcOE|website=NU Online}}</ref> tidak hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan pribadi Muhammad, tetapi juga pada topik-topik seperti [[hukum waris]], [[haji]], [[fikih]] shalat, dan [[eskatologi]].<ref name=":4">{{Cite book|last=Sayeed|first=Asma|date=2013|title=Women and the transmission of religious knowledge in Islam|location=New York (N.Y.)|publisher=Cambridge University press|isbn=978-1-107-03158-6|series=Cambridge studies in Islamic civilization}}</ref><ref name="الترمذي2">[http://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?bk_no=195&pid=124433&hid=3847 جامع الترمذي، كِتَاب الدَّعَوَاتِ، أبوابُ الْمَنَاقِبِ، بَاب مِنْ فَضْلِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا] [[إسلام ويب]] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150707050358/http://library.islamweb.net/hadith/display_hbook.php?bk_no=195&pid=124433&hid=3847|date=07 يوليو 2015}}</ref> Kecerdasan dan pengetahuannya dalam berbagai subjek, termasuk puisi dan kedokteran, sangat dipuji oleh para ulama dan tokoh terkemuka awal seperti [[Ibnu Syihab az-Zuhri|al-Zuhri]] dan muridnya [[Urwah bin az-Zubair]].<ref name=":4" />
== Kehidupan Awal ==▼
▲== Kehidupan ==
=== Silsilah ===
Aisyah lahir di Mekkah sekitar tahun 613-614M. Aisyah adalah putri dari [[Abu Bakar]] dan [[Ummi Ruman]], dua orang dari sahabat Nabi yang paling terpecaya.<ref name=":3" /><ref>''Biografi 35 Shahabiyah Nabi Muhammad''. Jakarta Timur: Ummul Qura. Maret 2023. hlm. 102. [[International Standard Book Number|ISBN]] [[Istimewa:Sumber buku/9786027637306|9786027637306]]</ref> Tidak ada sumber yang memberi informasi lebih banyak terkait masa kecilnya.<ref name=":5">{{Cite book|last=Watt|first=W. Montgomery|date=1974|title=Muhammad: prophet and statesman|location=London, New York|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-881078-0|series=A Galaxy book, 409}}</ref> Beberapa sumber klasik menyatakan bahwa Aisyah berusia enam atau tujuh tahun pada saat pernikahannya, dan dikawinkan saat berusia sembilan tahun. Namun, umur tepat Aisyah saat pernikahannya masih menjadi sumber perdebatan oleh beberapa tokoh.<ref name=":1" />
=== Pernikahan
{{utama|Pernikahan Muhammad#Aisyah binti Abu Bakar}}
Sebelum pertunangannya dengan Muhammad, Aisyah (yang saat itu berusia lima tahun) bertunangan dengan putra Mut'im ibnu 'Adi, yaitu Jubair ibnu Mut'im; mengikuti kebiasaan pernikahan dini di Arab pada abad keenam. Pertunangan itu gagal karena kekhawatiran dari keluarga Aisyah.<ref>{{Cite web|date=13 Juli 2007|title=Misunderstanding About Ayesha's Age When She Married Prophet|url=https://www.arabnews.com/node/300593|website=Arab News}}</ref> Menurut buku [[Shahih Bukhari]], setahun kemudian Aisyah kemudian bertunangan dengan Muhammad pada usia enam tahun.<ref name=":1" /> Beberapa sumber Islam dari era klasik mencantumkan usia Aisyah sebagai enam tahun pada saat pernikahan dan sembilan atau sepuluh tahun pada saat perkawinannya; Namun, beberapa ulama lain tidak setuju dengan ini<ref>{{Cite web|date=27 Oktober 2018|title=The Association of British Muslims|url=https://aobm.org/on-the-age-of-aisha-when-she-married-prophet-muhammad/|website=The Association of British Muslims}}</ref><ref>{{Cite web|last=Ali|first=Rashad|date=30 Juni 2023|title=Why Scholars of Islam Disagree About the Age of the Prophet Muhammad's Youngest Wife|url=https://newlinesmag.com/essays/why-scholars-of-islam-disagree-about-the-age-of-the-prophet-muhammads-youngest-wife/|website=New Lines Magazine}}</ref> karena ketidakkonsistenan dalam narasi tentang masa mudanya.<ref>{{Cite web|title=The Age of Aisha (ra): Rejecting Historical Revisionism and Modernist Presumptions|url=https://yaqeeninstitute.org/read/paper/the-age-of-aisha-ra-rejecting-historical-revisionism-and-modernist-presumptions|website=Yaqeen Institute For Islamic Research}}</ref> Meskipun demikian, secara [[Ulum hadis|keilmuan hadis]], narasi awal merupakan posisi yang lebih kuat.<ref>{{Cite book|last=Brown|first=Jonathan A. C.|date=2014|title=Misquoting Muhammad: the challenge and choices of interpreting the Prophet's legacy|location=London|publisher=Oneworld|isbn=978-1-78074-420-9}}</ref>
Biografi [[Ibnu Sa'ad]] menyatakan usia Aisyah pada saat menikah antara enam dan tujuh tahun, dan dikawinkan saat berusia sembilan tahun. Sementara itu, biografi [[Ibnu Hisyam]] tentang Muhammad menunjukkan bahwa Aisyah mungkin berusia sepuluh tahun saat dikawinkan.<ref name=":1" /> [[Muhammad bin Jarir ath-Thabari|Al-Tabari]] mencatat Aisyah tinggal bersama orang tuanya setelah pernikahan dan dikawinkan pada usia sembilan tahun karena dia masih muda dan belum matang secara fisik pada saat menikah; Namun, di tempat lain, Tabari tampaknya menganggap bahwa Aisyah lahir di tahun Jahiliyyah (sebelum 610 M), yang berarti usia sekitar dua belas tahun atau lebih saat menikah.<ref name=":1" /><ref name=":11">{{Cite book|last=Ali|first=Kecia|date=2014|title=The lives of Muhammad|location=Cambridge (Mass.)|publisher=Harvard University Press|isbn=978-0-674-05060-0}}</ref>
Semua hadis yang ada sepakat bahwa Aisyah menikah dengan Muhammad di Mekkah, tetapi pernikahan tersebut baru disempurnakan pada bulan [[Syawal]] setelah [[hijrah]] Muhammad ke Madinah (April 623M).<ref name=":13">{{Cite journal|last=Bahramian|first=Ali|last2=Melvin-Koushki|first2=Translated by Matthew|last3=Pakatchi|first3=Ahmad|title=ʿĀʾisha|url=https://referenceworks.brill.com/display/entries/ISLO/COM-0235.xml|journal=Encyclopaedia Islamica Online|language=en|publisher=Brill|doi=10.1163/1875-9831_isla_com_0235}}</ref> Beberapa sumber klasik menunjukkan bahwa Aisyah mengatakan bahwasanya pernikahan tersebut dilaksanakan di Madinah sendiri tanpa ada penundaan.<ref name=":13" />
Dalam tradisi literatur Islam, usia muda pernikahannya tidak memantik wacana yang signifikan; Meskipun demikian, [[Denise A. Spellberg|Spellberg]] dan [[Kecia Ali|Ali]] (peneliti Islam asal Amerika Serikat) bertanya-bertanya tentang alasan penulis biografi Muslim awal menyebut usianya secara eksplisit, karena itu bukan pendekatan yang biasa. Kemudian, mereka berhipotesis bahwa umur aisyah mungkin disebut sebagai konotasi terhadap kemurniannya.<ref name=":1" /><ref name=":11" /><ref group="catatan">[[Ibnu Sa'ad|Ibn Sa'ad]] mencatat bahwa Aisyah pernah membanggakan dirinya sebagai satu-satunya gadis dari para [[Istri-istri Muhammad|Istri Muhammad.]]</ref> Usianya juga tidak menarik minat para ulama khalaf, dan tidak dikomentari bahkan oleh para polemik agama abad pertengahan dan modern-awal.<ref name=":11" />
Kritik terhadap usia Aisyah, yang merupakan usia umum untuk pernikahan di Arab pada abad keenam,<ref>{{Cite web|last=Sulaimani|first=Faryal|date=1986|title=The Changing Position of Women in Arabia Under Islam in the Early 7th Century|url=https://citeseerx.ist.psu.edu/document?repid=rep1&type=pdf&doi=e00dd6abbf276cc74ad7de5bc044c6b85b93beae|website=University of Salford}}</ref> telah mendorong banyak cendekiawan Muslim modern untuk meng-kontekstual-isasikan usia Aisyah yang diterima secara tradisional dengan menekankan [[relativisme budaya]], [[anakronisme]], dimensi politik dari pernikahan, perbedaan laju pertumbuhan fisik antar zaman, dan lain-lainnya.<ref name=":11" />
== Kehidupan Pribadi ==
=== Perlakuan spesial di antara istri-istri Nabi ===▼
Para istri Rasul terbagi menjadi dua kubu. Yang satu terdiri dari Aisyah, [[Hafshah binti Umar|Hafshah]], [[Shafiyah binti Huyay|Shafiyah]] dan [[Saudah binti Zam'ah|Saudah]]; sedangkan kubu satunya lagi terdiri dari [[Hindun binti Abi Umayyah|Ummu Salamah]] dan [[Istri-istri Muhammad|istri-istri beliau]] yang lain. Umat muslim pada saat itu sadar kalau Aisyah adalah istri favorit Nabi, maka bila mereka ingin memberikan hadiah kepada sang Nabi, mereka menunggu hingga Nabi mengunjungi rumah Aisyah untuk gilirannya. Kubunya Ummu Salamah mendiskusikan masalah ini bersama, dan berkeputusan bahwa Ummu Salamah mesti meminta kepada Rasulullah supaya menyuruh umatnya untuk mengirim hadiah mereka ketika Rasulullah juga berada di rumah istri-istrinya yang lain. Ketika saat gilirannya bersama Nabi, Ummu Salamah pun membicarakan hal tersebut dengan beliau, namun beliau tidak memberikan jawaban.<ref name=":52">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2581 - Gifts - كتاب الهبة وفضلها والتحريض عليها - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2581|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211249/https://sunnah.com/bukhari:2581|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-05|dead-url=no}}</ref>▼
=== Hubungan dengan Muhammad ===
Setelah gilirannya bersama Nabi usai, Ummu Salamah pun ditanyakan oleh istri-istri Nabi yang ada di kubunya, ia memberi tahu mereka bahwa Rasul tidak memberikan jawaban. Maka mereka memintanya untuk mencoba lagi. Pada hari gilirannya yang berikutnya, Ummu Salamah mencoba kembali membicarakan hal tersebut kepada Rasul, akan tetapi beliau tetap tidak memberikan jawaban. Setelah gilirannya usai, istri-istri Rasul yang ada pada grupnya kembali bertanya ke Ummu Salamah, dia pun menceritakan kalau Rasul lagi-lagi tidak memberikan jawaban. Maka mereka berkata kepadanya, ''"Bicarakan dengan beliau sampai beliau memberikanmu jawaban."'' Maka ketika waktu gilirannya, Ummu Salamah mencoba membicarakan hal tersebut lagi dengan Nabi, dan akhirnya beliau pun memberikan jawaban, beliau berkata, ''"Jangan sakiti aku mengenai Aisyah, sebab firman-firman Allah tidak datang kepadaku di tempat tidur manapun selain tempat tidurnya Aisyah."'' Ummu Salamah pun berkata, ''"Aku memohon ampun kepada Allah karena telah menyakitimu."''<ref name=":52" />▼
Dalam sebagian besar [[Budaya Islam|tradisi Muslim]], [[Khadijah binti Khuwailid]] digambarkan sebagai istri Muhammad yang paling dicintai dan difavoritkan; tradisi Sunni menempatkan Aisyah sebagai istri kedua setelah Khadijah.<ref>{{Cite book|last=Ahmed|first=Leila|date=1992|title=Women and gender in Islam: historical roots of a modern debate|location=New Haven|publisher=Yale University Press|isbn=978-0-300-04942-8}}</ref><ref name=":15">{{Cite book|last=Roded|first=Ruth|date=1994|title=Women in Islamic biographical collections: from Ibn Saʻd to Who's who|location=Boulder|publisher=L. Rienner Publishers|isbn=978-1-55587-442-1}}</ref><ref>{{Cite book|last=Roded|first=Ruth M.|date=2008|title=Women in Islam and the Middle East: a reader|location=London|publisher=I. B. Tauris publ|isbn=978-1-84511-385-8|edition=Revised ed}}</ref><ref>{{Cite book|date=2003|title=Encyclopedia of women & Islamic cultures|location=Leiden ; Boston, Mass|publisher=Brill|isbn=978-90-04-13247-4|editor-last=Joseph|editor-first=Suad|editor-last2=Najmabadi|editor-first2=Afsaneh}}</ref><ref>{{Cite book|date=2001|title=Encyclopaedia of the Qurʾān: EQ|location=Leiden|publisher=Brill|isbn=978-90-04-14743-0|editor-last=McAuliffe|editor-first=Jane Dammen}}</ref> Ada beberapa hadis, atau cerita atau ucapan Muhammad, yang mendukung posisi ini. Salah satunya menceritakan bahwa ketika seorang sahabat bertanya kepada Muhammad, "siapa orang yang paling kamu cintai di dunia ini?" dia menjawab, "Aisyah."<ref name=":16">{{Cite book|last=Mernissi|first=Fatima|last2=Mernissi|first2=Fatima|date=2002|title=The veil and the male elite: a feminist interpretation of women's rights in Islam|location=Cambridge, Mass.|publisher=Perseus Books|isbn=978-0-201-63221-7|edition=11. print}}</ref> Cerita lain mengatakan bahwa Muhammad membangun rumah Aisyah sedemikian rupa sehingga pintunya terbuka langsung ke masjid,<ref name=":16" /><ref name=":10" /> dan disebutkan bahwa ayat-ayat Qur'an tidak datang kepada Muhammad di tempat tidur manapun selain miliknya Aisyah.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2581 - Gifts - كتاب الهبة وفضلها والتحريض عليها - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2581|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212221213/https://sunnah.com/bukhari:2581|archive-date=2021-12-12|dead-url=no|access-date=2021-12-04}}</ref><ref name=":15" /><ref name=":10" />
Berbagai tradisi mengungkapkan kasih sayang timbal balik antara Muhammad dan Aisyah. Muhammad sering kali hanya duduk dan menonton Aisyah dan teman-temannya bermain dengan boneka, dan kadang-kadang, dia bahkan bergabung dengan mereka.<ref name=":10" /><ref>{{Cite book|last=Lings|first=Martin|date=2006|title=Muhammad: his life based on the earliest sources|location=Rochester, Vt|publisher=Inner Traditions|isbn=978-1-59477-153-8|edition=2. US ed}}</ref><ref>{{Cite book|last=Haykal|first=Muhammad Husayn|date=1976|title=The Life of Muhammad|publisher=North American Trust Publications|isbn=9780892591374|pages=183-184|url-status=live}}</ref> Selain itu, Muhammad dan Aisyah memiliki hubungan intelektual yang kuat.<ref>{{Cite book|last=Mernissi|first=Fatima|last2=Mernissi|first2=Fatima|date=2002|title=The veil and the male elite: a feminist interpretation of women's rights in Islam|location=Cambridge, Mass.|publisher=Perseus Books|isbn=978-0-201-63221-7|edition=11. print}}</ref> Muhammad menghargai daya ingat dan kecerdasannya yang tajam sehingga dia memerintahkan para sahabatnya untuk meniru beberapa praktik keagamaan dari Aisyah.<ref name=":16" /><ref>{{Cite book|last=Ramadan|first=Tariq|date=2007|title=In the footsteps of the prophet: lessons from the life of Muhammad|location=Oxford|publisher=Oxford Univ. Press|isbn=978-0-19-530880-8}}</ref>
Kubu Ummu Salamah lalu memanggil [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]], anaknya sang Rasul. Mereka meminta agar Fatimah memohon kepada beliau supaya memperlakukan mereka setara dengan Aisyah binti Abu Bakar. Fatimah lalu pergi membicarakan hal tersebut ke sang Nabi, dan beliau menjawab, "Wahai putriku! Tidakkah kau mencintai apa yang aku cintai?" Fatimah pun menjawab iya. Dia lalu pergi melaporkan hal tersebut ke istri-istri Nabi dari kubu Ummu Salamah. Tidak puas, mereka meminta supaya Fatimah untuk kembali memohon hal tersebut kepada beliau, namun Fatimah menolak. Mereka pun kemudian menyuruh [[Zainab binti Jahsy]] yang merupakan salah satu istri Nabi dan sepupu beliau, untuk pergi memohon kepada beliau. Ketika bertemu dengan Nabi, dengan menggunakan kata-kata yang kasar Zainab berkata, ''"Istri-istrimu meminta dirimu untuk memperlakukan mereka dan putrinya [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Ibnu Abu Quhafah]] (Aisyah) secara setara."'' Zainab menaikkan suaranya lalu mengumpati Aisyah di mukanya, yang saking kerasnya, Rasulullah pun melihat ke hadapan Aisyah menunggu apakah dia akan membalasnya atau tidak. Maka Aisyah pun membalas Zainab sampai membuat Zainab terdiam. Yang mana ini membuat Nabi tersenyum dan berkata, ''"Dia memang benar-benar putri Abu Bakar."''<ref name=":52" /><ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 2442a - The Book of the Merits of the Companions - كتاب فضائل الصحابة رضى الله تعالى عنهم - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:2442a|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211242/https://sunnah.com/muslim:2442a|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-05|dead-url=no}}</ref>▼
Pada peristiwa terpisah, Nabi Muhammad pernah ingin menceraikan salah satu istrinya yaitu [[Saudah binti Zam'ah|Saudah]] karena Saudah telah mulai tua. Saudah lalu memohon agar sang Nabi mempertahankannya dengan memberikan jatah gilirannyanya kepada Aisyah. Maka Nabi pun menerima usulan tersebut dan tetap mempertahankannya.<ref name=":7"/><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2593 - Gifts - كتاب الهبة وفضلها والتحريض عليها - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2593|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211226/https://sunnah.com/bukhari:2593|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-08-21|dead-url=no}}</ref>▼
▲Para istri Rasul terbagi menjadi dua kubu. Yang satu terdiri dari Aisyah, [[Hafshah binti Umar|Hafshah]], [[Shafiyah binti Huyay|Shafiyah]] dan [[Saudah binti Zam'ah|Saudah]]; sedangkan kubu satunya lagi terdiri dari [[Hindun binti Abi Umayyah|Ummu Salamah]] dan [[Istri-istri Muhammad|istri-istri beliau]] yang lain. Umat muslim pada saat itu sadar kalau Aisyah adalah istri favorit Nabi, maka bila mereka ingin memberikan hadiah kepada
▲Setelah gilirannya bersama Nabi usai, Ummu Salamah pun ditanyakan oleh istri-istri Nabi yang ada di kubunya, ia memberi tahu mereka bahwa Rasul tidak memberikan jawaban. Maka mereka memintanya untuk mencoba lagi. Pada hari gilirannya yang berikutnya, Ummu Salamah mencoba kembali membicarakan hal tersebut kepada Rasul, akan tetapi
▲Kubu Ummu Salamah lalu memanggil [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]], anaknya sang
▲Pada peristiwa terpisah, Nabi Muhammad pernah ingin menceraikan salah satu istrinya yaitu [[Saudah binti Zam'ah|Saudah]] karena Saudah telah mulai tua. Saudah lalu memohon agar sang Nabi mempertahankannya dengan memberikan jatah gilirannyanya kepada Aisyah. Maka Nabi pun menerima usulan tersebut dan tetap mempertahankannya.<ref name=":7">{{Cite book|last=Ibnu Katsir|url=https://archive.org/details/Tafsir_Ibnu_Katsir_Lengkap_114Juz/Tafsir%20Ibnu%20Katsir%202.4/page/n65/mode/2up|title=Tafsir Ibnu Katsir - QS 4:128|pages=421 - 422|access-date=2021-12-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20210821060807/https://i.ibb.co/0fJgj1X/Tafsir-Ibn-Kathir-Saudah2.jpg|archive-date=2021-08-21|url-status=live|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2593 - Gifts - كتاب الهبة وفضلها والتحريض عليها - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2593|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211226/https://sunnah.com/bukhari:2593|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-08-21|dead-url=no}}</ref>
=== Tuduhan berzina (Peristiwa Ifk) ===
Aisyah pernah dituduh telah [[Zina|berzina]] dengan salah seorang pasukan Nabi yang mengantarnya pulang ketika dirinya tertinggal dari rombongan sang Rasul.<ref name=":12">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4750 - Prophetic Commentary on the Qur'an (Tafseer of the Prophet (pbuh)) - كتاب التفسير - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4750|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211221/https://sunnah.com/bukhari:4750|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-04|dead-url=no}}</ref><ref name=":22">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2661 - Witnesses - كتاب الشهادات - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2661|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211200/https://sunnah.com/bukhari:2661|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-04|dead-url=no}}</ref><ref name=":32">{{Cite web|title=Sahih Muslim 2770a - The Book of Repentance - كتاب التوبة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:2770a|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211242/https://sunnah.com/muslim:2770a|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-04|dead-url=no}}</ref> Berzina bagi perempuan yang mempunyai suami adalah sebuah pelanggaran serius dalam Islam yang hukumannya adalah [[Rajam|dirajam]] sampai mati.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 2724 - Conditions - كتاب الشروط - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:2724|website=sunnah.com|access-date=2021-12-04}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1691a - The Book of Legal Punishments - كتاب الحدود - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1691a|website=sunnah.com|access-date=2021-12-04}}</ref>
Setiap kali
Menunggu lama, Aisyah mengantuk dan tertidur. Pada pagi harinya, Safwan bin Mu'attal, salah seorang pasukan Nabi yang tertinggal karena alasan tertentu, menemuinya dan mengantarnya pulang. Setibanya di [[Madinah]], timbullah rumor bahwa Aisyah telah berzina dengan Safwan. Hal ini diperburuk dengan fakta bahwa Aisyah terbaring sakit selama sebulan semenjak dirinya pulang, yang mengakibatkan rumor tersebut semakin besar dan tidak terkendali.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4750 - Prophetic Commentary on the Qur'an (Tafseer of the Prophet (pbuh)) - كتاب التفسير - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4750|website=sunnah.com|access-date=2021-12-04}}</ref>
Selama sakitnya, Aisyah telah menduga ada yang aneh, sebab Nabi tidak lagi berlaku hangat kepadanya, dan cenderung menghindari berkomunikasi langsung dengannya. Ia pun mengetahui kalau ada tuduhan dirinya telah berzina setelah diceritakan oleh Umm Mistah. Aisyah pun merasa sedih dan meminta kepada sang Rasul supaya dirinya diizinkan untuk kembali ke rumah ibunya untuk menenangkan diri.
Baris 65 ⟶ 68:
Di pagi harinya, Nabi Muhammad yang belum juga mendapatkan petunjuk dari Allah mengenai permasalahan ini, memanggil [[Ali bin Abi Thalib]] dan [[Usamah bin Zaid]], untuk menanyakan pendapat mereka. Usamah mengatakan, ''<nowiki/>'Wahai Rasulullah (ﷺ)! Tetap pertahankan istrimu, karena, demi Allah, kami tidak tahu apa-apa tentang dirinya kecuali kebaikan."'' Sedangkan Ali berkata, ''"Wahai Rasulullah (ﷺ)! Allah tidak membatasi dirimu, ada banyak perempuan selain dirinya, namun engkau dapat bertanya kepada si pelayan wanita yang akan mengatakan hal yang sebenarnya."''
Maka setelah saat itu Nabi pun naik ke atas mimbar mengajak para pengikutnya untuk menghukum Abdullah bin Ubai bin Salul yang telah memfitnah keluarganya. [[Sa'ad bin Mu'adz|Sa'ad bin Muadz]] pun berdiri dan berkata ''"Wahai Rasulullah (ﷺ)! Demi Allah, Aku akan membebaskanmu dari dirinya. Jika orang itu dari [[Bani Aus]], aku akan penggal kepalanya, dan jika dia berasal dari saudara-saudara kami, [[Bani Khazraj]], maka perintahkanlah kami, dan kami akan memenuhi perintah anda."'' Pimpinan Bani Khazraj, Sa'ad bin Ubadah pun berdiri dan berkata ''"Demi Allah! Kau telah berbohong, kau tidak boleh membunuhnya dan kau tidak akan bisa membunuhnya."'' [[Usaid bin Hudhair]] lalu ikut berdiri dan berkata (ke Sa'ad bin Ubadah), ''"Kau yang berbohong! Demi Allah kami akan membunuhnya, dan kau adalah seorang munafik, yang membela teman munafiknya."'' Cekcok pun semakin memanas antara Bani Aus dan Khazraj. Sebelum timbul konflik antara kedua belah pengikutnya tersebut, Nabi pun mendiamkan mereka.
Aisyah telah menangis tanpa henti dua malam satu hari. Saat itu ia ditemani orang tuanya dan seorang perempuan [[Kaum Anshar|Anshar]] memasuki kamarnya dan ikut menagis dengannya. Tidak lama setelahnya,
{{Quote|"Wahai Aisyah! Aku telah diinformasikan hal ini dan itu mengenai dirimu; dan jika kamu tidak bersalah, Allah akan menunjukkan ketidak bersalahanmu, sedangkan jika kamu telah melakukan dosa, maka mintalah ampunan kepada Allah, dan bertobat kepadanya, karena ketika seorang hamba mengakui dosanya dan bertobat kepada Allah, maka Allah akan menerima tobatnya."}}
Ketika
Aisyah pun berbicara langsung kepada sang Rasul:
{{Quote|"Demi Allah, aku tahu kalau engkau telah mendengar cerita ini (mengenai Ifk) sampai-sampai hal itu tertanam di pikiranmu dan membuatmu mempercayai hal itu. Jadi sekarang, kalaupun aku mengatakan bila aku tidak bersalah, dan Allah tahu aku tidak bersalah, engkau pasti tidak akan mempercayaiku; dan bila aku mengatakan aku melakukan hal itu, dan Allah tahu kalau aku tidak melakukannya, engkau pasti akan mempercayaiku. Demi Allah aku tidak mendapatkan perbandingan lain dari situasi diriku saat ini denganmu selain dengan situasi yang pernah dialami ayahnya [[Yusuf]] yang berkata: 'Maka (bagiku) kesabaran adalah yang paling cocok untuk menghadapi hal yang engkau nyatakan dan hanya Allah lah satu-satunya yang bisa dipinta pertolongan.'"}}
Aisyah lalu berbalik, dan berbaring di tempat tidurnya. Maka seketika itu wahyu datang kepada Nabi Muhammad, dan beliau berkata, ''"Aisyah, Allah telah menyatakan ketidak-bersalahanmu."'' Ibu Aisyah pun berkata kepada Aisyah, ''"Berdirilah dan hampiri beliau."'' Namun Aisyah berkata, ''"Demi Allah, aku tidak akan menghampiri dirinya dan aku tidak akan berterima kasih kepada siapapun selain kepada Allah."''
===
Di berbagai riwayat seperti yang tertulis dalam kitab [[Asbabunnuzul|Asbabun Nuzul]] yang disusun oleh Al-Wahidi dan [[Tafsir al-Jalalain|Tafsir Al-Jalalain]],<ref name=":2">{{Cite web|title=موقع التفير الكبير|url=https://www.altafsir.com/AsbabAlnuzol.asp?SoraName=66&Ayah=0&search=yes&img=A|website=Altafsir.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20220313050315/https://www.altafsir.com/AsbabAlnuzol.asp?SoraName=66&Ayah=0&search=yes&img=A|archive-date=2022-03-13|access-date=2022-03-13|dead-url=no}}</ref><ref name="Al-Jalalain 555">{{Cite book|last=Al-Jalalain|url=https://archive.org/details/AlJalalainEng/page/n583/mode/1up|title=Tafsir Al-Jalalain - QS 66:1-5|pages=555|archive-url=https://web.archive.org/web/20210821110853/https://i.ibb.co/Gc2wLqr/Tafsir-Al-Jalalayn-66-1-5-1360p.jpg|archive-date=2021-08-21|url-status=live|access-date=2021-12-04|dead-url=no}}</ref> dijelaskan bahwa pada suatu hari, salah satu istri Nabi Muhammad, [[Hafshah binti Umar|Hafshah]] menemukan sang Nabi sedang menyetubuhi budak perempuannya yaitu [[Mariah al-Qibthiyah|Mariyah al-Qibthiyah]]. Kesal hal itu dilakukan pada saat gilirannya, di rumahnya, serta tempat tidurnya, Hafshah pun protes kepada beliau. Sang Nabi lalu bersumpah untuk tidak menyentuh Mariyah lagi, dan meminta supaya Hafshah tidak menceritakan hal ini kepada siapapun. Tidak lama berselang, Allah pun membatalkan sumpah beliau tersebut dikarenakan menyetubuhi budak itu pada nyatanya adalah halal buat beliau.<ref name=":2" /><ref>{{Cite web|title=Surah Al-Mu'minun - 5-6|url=https://previous.quran.com/23/5-6?translations=134|website=previous.quran.com|access-date=2021-12-04}}</ref>
Hafshah pun menceritakan hal ini kepada Aisyah, dan Aisyah menceritakan hal ini kepada istri-istri beliau yang lain. Nabi Muhammad lalu diberitahu oleh Allah bahwa Hafshah dan Aisyah telah berkomplot menceritakan ini kepada istri-istri beliau yang lain. Beliau pun memarahi mereka, dan Allah menurunkan ayat yang mengancam, jika sang Nabi berkehendak, maka beliau bisa saja menceraikan mereka semua dan Allah akan mengganti mereka dengan istri-istri yang lebih baik.<ref>{{Cite web|title=Surah At-Tahrim - 1-5|url=https://previous.quran.com/66/1-5?translations=134|website=previous.quran.com|access-date=2021-12-04}}</ref>
Setelah 29 hari berselang, sang Rasul pun mengunjungi Aisyah, yang mana Aisyah berkata kepada beliau ''"Wahai
Akan tetapi sebuah riwayat mengatakan bahwa keributan di atas terjadi bukan karena Hafshah marah melihat Nabi bersetubuh dengan Mariyah, akan tetapi hanya dikarenakan Nabi meminum madu di rumah salah satu istrinya, [[Zainab binti Jahsy]], yang dianggap Hafshah kalau madu tersebut memiliki bau tidak sedap.<ref>{{Cite web|title=Sunan an-Nasa'i 3421 - The Book of Divorce - كتاب الطلاق - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/nasai:3421|website=sunnah.com|access-date=2021-12-04}}</ref> Namun terdapat juga riwayat lain yang menyiratkan, bahwa "meminum madu" adalah bentuk [[eufemisme]] pada zaman itu dari [[Persetubuhan|berhubungan seks]].<ref>{{Cite web|title=Sunan Abi Dawud 2309 - Divorce (Kitab Al-Talaq) - كتاب الطلاق - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/abudawud:2309|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211214/https://sunnah.com/abudawud:2309|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-04|dead-url=no}}</ref>
===
Di saat hari-hari terakhir
{{Quote|||quote=
Sakit yang dialami Nabi Muhammad pun semakin parah, dan pada waktu-waktu terakhirnya, beliau dilaporkan kerap berkata:<blockquote
<blockquote>
"Rasulullah ﷺ meninggal di rumahku, pada hariku dan berada antara dada dan kerongkonganku." Salah seorang dari kami membacakan doa untuknya dengan doa yang biasa dibacakan untuk orang sakit. Aku pun ikut mendoakannya. Kemudian beliau mengangkat pandangannya ke langit dan mengucapkan: 'Arrafiiqul A'laa, Arrafiiqul A'laa (Ya Allah, sekarang aku memilih kekasihku yang tertinggi, ya Allah, sekarang aku memilih kekasihku yang tertinggi).' Lalu Abdurrahman bin Abu Bakr masuk dengan membawa kayu siwak yang masih basah. Nabi pun menatapnya, saya mengira beliau memang membutuhkan siwak tersebut. Aisyah berkata, "Maka aku mengambilnya, mengunyahnya, mengibas-ngibaskannya, dan membaguskannya, kemudian aku berikan kepada beliau. Lantas beliau membersihkan giginya dan belum pernah aku melihat orang yang membersihkan giginya sebagus yang beliau lakukan. Setelah itu beliau memberikannya kepadaku namun jatuh (lepas) dari tangannya. Segala puji bagi Allah yang telah mengumpulkan antara air liurku dengan air liur beliau pada hari-hari terakhir beliau di dunia dan pada hari-hari pertama di akhirat kelak."<ref>{{Cite web|last=Bukhari|first=Imam|title=Shahih Bukhari - 4096|url=https://hadits.in/bukhari/4096?s=1656115200070|website=hadits.in|access-date=1 Agustus 2024}}</ref>
</blockquote>Akan tetapi, beberapa riwayat dari kalangan [[Syiah|Syi'ah]] menuding bahwa kematian Nabi Muhammad justru diakibatkan oleh racun yang disisipkan oleh Aisyah yang berkomplot dengan [[Hafshah binti Umar|Hafshah]].<ref name=":42">{{cite journal|author1=Ahmad ibn Muhammad al-Sayyari|date=2009|editor1-last=Kohlberg|editor1-first=Etan|editor2-last=Amir-Moezzi|editor2-first=Mohammad Ali|title=Revelation and Falsification: The Kitab al-qira'at of Ahmad b. Muhammad al-Sayyari: Critical Edition with an Introduction and Notes by Etan Kohlberg and Mohammad Ali Amir-Moezzi|url=https://archive.org/details/KitabAlQiratOfAhmadB.MuhammadAlSayyari|journal=Texts and studies on the Qurʼān|publisher=BRILL|volume=4|page=103|issn=1567-2808}}</ref>▼
=== Lain-lain ===▼
▲Akan tetapi, beberapa riwayat dari kalangan [[Syiah|Syi'ah]] menuding bahwa kematian Nabi Muhammad justru diakibatkan oleh racun yang disisipkan oleh Aisyah yang berkomplot dengan [[Hafshah binti Umar|Hafshah]].<ref name=":42">{{cite journal|author1=Ahmad ibn Muhammad al-Sayyari|date=2009|editor1-last=Kohlberg|editor1-first=Etan|editor2-last=Amir-Moezzi|editor2-first=Mohammad Ali|title=Revelation and Falsification: The Kitab al-qira'at of Ahmad b. Muhammad al-Sayyari: Critical Edition with an Introduction and Notes by Etan Kohlberg and Mohammad Ali Amir-Moezzi|url=https://archive.org/details/KitabAlQiratOfAhmadB.MuhammadAlSayyari|journal=Texts and studies on the Qurʼān|publisher=BRILL|volume=4|page=103|issn=1567-2808}}</ref>
Selain terkenal akan kecerdasannya, Aisyah juga memiliki sifat yang jujur dan suka berterus terang. Ia kerap kali tanpa takut mengutarakan pendapatnya apabila dirinya menemukan hal-hal yang kurang ia senangi. Seperti pada suatu ketika
Pada peristiwa lain, diriwayatkan bahwa Aisyah mengaku dirinya memandang rendah perempuan-perempuan yang memberikan diri mereka kepada Nabi Muhammad. Ia berkata, "
Di berbagai riwayat [[Shahih (disambiguasi)|shahih]]; [[Umar bin Khattab]], Aisyah, serta para [[sahabat Nabi]] lainnya mengatakan bahwa di antara ayat-ayat [[Al-Qur'an|Al-Quran]] yang diturunkan [[Allah (Islam)|Allah]] kepada Nabi Muhammad terdapat ayat-ayat mengenai hukum [[rajam]] dan menyusui orang dewasa (agar menjadi [[mahram]]).<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1691a - The Book of Legal Punishments - كتاب الحدود - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1691a|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210720163437/https://sunnah.com/muslim:1691a|archive-date=2021-07-20|dead-url=yes|access-date=2021-07-27}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1452b - The Book of Suckling - كتاب الرضاع - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1452b|website=sunnah.com|access-date=2021-12-06}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sunan an-Nasa'i 3307 - The Book of Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/nasai:3307|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210720152356/https://sunnah.com/nasai:3307|archive-date=2021-07-20|dead-url=yes|access-date=2021-07-27}}</ref> Akan tetapi, ayat-ayat itu tidak lagi dapat ditemukan di dalam Al-Qur'an saat ini. Pada sebuah [[Hadits Hasan|hadits hasan]], Aisyah melaporkan bahwa ketika umat muslim sedang disibukkan oleh prosesi pemakaman Nabi Muhammad, seekor [[domba]] masuk ke kamarnya dan memakan kertas yang berisi catatan ayat-ayat tersebut.<ref name="abrogation">{{Cite web|title=Sunan Ibn Majah 1944 - The Chapters on Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/ibnmajah:1944|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210727210817/https://sunnah.com/ibnmajah:1944|archive-date=2021-07-27|dead-url=yes|access-date=2021-07-27}}</ref> Ulama-ulama berpendapat bahwa untuk apa yang terjadi pada ayat-ayat ini adalah salah satu bentuk [[Nasakh (tafsir)|nasakh]] (pembatalan) pada ayat-ayat Al-Quran di mana lafazh atau bacaannya dihapus namun [[Syariat Islam|hukumnya]] masih berlaku.<ref>{{cite web|title=Nasikh dan Mansukh|url=https://www.republika.co.id/berita/lms4tr/nasikh-dan-mansukh|website=Republika.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210720152355/https://www.republika.co.id/berita/lms4tr/nasikh-dan-mansukh|archive-date=2021-07-20|dead-url=yes|access-date=2021-07-20}}</ref><ref name="abrogation2">{{Cite web|title=Sunan Ibn Majah 1944 - The Chapters on Marriage - كتاب النكاح - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/ibnmajah:1944|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20210727210817/https://sunnah.com/ibnmajah:1944|archive-date=2021-07-27|dead-url=yes|access-date=2021-07-27}}</ref>▼
▲
=== Konflik dengan Ali ===
Permusuhan antara [[Ali bin Abi Thalib]] dan Aisyah diperkirakan sudah terjadi semenjak Nabi masih hidup. Ketika tersebar [[Aisyah#Tuduhan berzina (Peristiwa Ifk)|rumor bahwa Aisyah telah berzina]], yang mana hukumannya dalam Islam adalah di-[[rajam]] sampai mati. Nabi yang belum mendapatkan wahyu dari Allah selama sebulan tentang benar atau tidak rumor tersebut, menanyakan ke sahabat-sahabatnya, salah satunya adalah Ali. Ali menjawab, "Allah tidak membatasimu, masih ada banyak perempuan lain."<ref name=":12" /><ref name=":22" /> Pada hadits tentang hari-hari terakhir Nabi yang mana Nabi meminta supaya dirawat di rumah Aisyah, Aisyah menolak untuk menyebutkan nama Ali pada riwayatnya, meskipun ia menyebut nama [[Abbas bin Abdul-Muththalib|Al-Abbas]] yang bersama dengan Ali memandu Nabi ke rumah Aisyah.<ref name=":8" />
Selepas wafatnya Nabi, Ali yang merupakan sepupu Nabi, mengklaim dirinya ditunjuk oleh Nabi ketika beliau masih hidup, untuk menjadi Khalifah pertama,<ref name=":9">{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume16_201911/page/n75/mode/2up?view=theater|title=The History of al-Tabari, vol. 16|pages=51|url-status=live}}</ref> namun klaim Ali tersebut dibantah oleh Aisyah yang mengatakan kalau dirinya selalu bersama Nabi menjelang akhir hayat beliau dan tidak sekalipun ia mendengar Nabi menunjuk Ali sebagai Khalifah.<ref>{{Cite web|title=Sahih Muslim 1636 - The Book of Wills - كتاب الوصية - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/muslim:1636|website=sunnah.com|access-date=2022-07-25}}</ref> Orang-orang pun akhirnya berbai'at kepada [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] (ayahnya Aisyah), yang menjadikan Abu Bakar [[Khalifah]].<ref name=":9" /> Ketika istri Ali, yakni [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] yang juga merupakan putri Nabi Muhammad meminta kepada Abu Bakar harta peninggalan Nabi Muhammad di [[Fadak]], [[Madinah]] dan [[Khaibar]] yang sebelumnya merupakan harta-harta orang [[Kafir]] yang diberikan oleh [[Allah]] kepada beliau,<ref>{{Cite web|title=Musnad Ahmad 55 - Musnad Abu Bakr as-Siddiq (ra) - مُسْنَدُ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/ahmad:55|website=sunnah.com|access-date=2022-11-15}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3152 - One-fifth of Booty to the Cause of Allah (Khumus) - كتاب فرض الخمس - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3152|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24}}</ref><ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/TabariVolume08/page/n153/mode/2up?view=theater|title=The History of al-Tabari, vol. 8|pages=129|url-status=live}}</ref> Abu Bakar menolaknya dengan dalih bahwa dirinya pernah mendengar Nabi berkata kalau Nabi-Nabi tidak mewariskan harta mereka kepada keluarga mereka, melainkan harta peninggalan mereka adalah untuk ummat, dan dirinya takut kalau memberikan harta peninggalan Nabi ke Fatimah, maka sama saja dirinya telah melenceng dari Islam.<ref name="sunnah.com">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3092, 3093 - One-fifth of Booty to the Cause of Allah (Khumus) - كتاب فرض الخمس - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3092|website=sunnah.com|access-date=2022-07-24}}</ref>
Fatimah yang marah pun tidak berbicara lagi dengan Abu Bakar hingga wafatnya Fatimah beberapa bulan kemudian di usia mudanya, hal ini diriwayatkan secara [[Hadits Shahih|shahih]] di kitab-kitab [[Hadis|hadits]] [[Sunni|Islam Sunni]].<ref name="sunnah.com"/> Namun di [[Syiah|Islam Syiah]] terdapat riwayat bahwa setelah mendapat penolakan tersebut, [[Khotbah Fadak|Fatimah ber-khotbah di Masjid Nabawi]], mengklaim ketidaksahan kekhalifahan Abu Bakar, dan mengatakan kalau Abu Bakar sudah mengada-ngada dengan perkataannya.{{Sfn|Sajjadi|2021}}{{Sfn|Mavani|2013|pp=116-7}}{{Sfn|Qutbuddin|2006|p=249}} Di dalam riwayat yang juga diakui Islam Sunni, [[Umar bin Khattab]] yang merupakan rekan Abu Bakar lalu menggerebek rumah Fatimah yang di dalamnya sedang terdapat pertemuan dari orang-orang yang menentang kekhalifahan Abu Bakar.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume09/page/n202/mode/1up?view=theater|title=The History of Tabari - vol 9|pages=186-189|url-status=live}}</ref> Oleh Islam Syiah, peristiwa ini dianggap sebagai penyebab Fatimah keguguran dan wafat beberapa bulan setelahnya.{{sfn|Buehler|2014|p=186}}{{sfn|Fedele|2018|p=56}}{{sfn|Abbas|2021|p=98}}
▲=== Lain-lain ===
▲Selain terkenal akan kecerdasannya, Aisyah juga memiliki sifat yang jujur dan suka berterus terang. Ia kerap kali tanpa takut mengutarakan pendapatnya apabila dirinya menemukan hal-hal yang kurang ia senangi. Seperti pada suatu ketika disampaikan di hadapannya mengenai apa-apa saja yang membatalkan [[Salat|sholat]] seorang [[Mu'min|mukmin]], yaitu, "[[anjing]], [[keledai]] dan [[perempuan]] (apabila mereka berjalan di depan orang-orang yang sedang sholat)." Aisyah pun lalu berkata, "Kau samakan kami (perempuan) dengan anjing?"<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 511 - Prayers (Salat) - كتاب الصلاة - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:511|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211235/https://sunnah.com/bukhari:511|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref>
Dalam riwayat Islam Sunni, selepas Abu Bakar wafat, dan Umar dan [[Utsman bin 'Affan|Utsman]] tewas dibunuh, Ali pun diangkat sebagai Khalifah oleh orang-orang yang sebagiannya merupakan pemberontak terhadap pemerintahan Utsman. Sahabat-sahabatnya Nabi Muhammad pun dipaksa oleh Ali untuk berbai'at kepada Ali,<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume16_201911/page/n29/mode/2up?view=theater|title=The History of Tabari - Vol 16|pages=5|url-status=live}}</ref> namun beberapanya menolaknya meski secara formalitas tetap berbai'at kepadanya, di antara mereka adalah [[Thalhah bin Ubaidillah|Thalhah]] dan [[Zubair bin Awwam|Zubair]]. Mereka pun meninggalkan [[Madinah]] menuju [[Makkah]].<ref name=":04">{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=107, 157}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|pp=106, 135, 136}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=25, 104}}. {{Harvtxt|Jafri|1979|p=27}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|p=294}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}</ref> Aisyah yang sebelumnya dilaporkan memancing orang-orang untuk mengkudeta Utsman, kini berbalik haluan mengajak orang-orang untuk berperang melawan Ali dengan dalih membalaskan kematian Utsman.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=107, 147, 155, 156}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=146, 147}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021}}</ref> Aisyah pun bergabung dengan Thalhah dan Zubair untuk berperang melawan Ali, yang kemudian perang tersebut dikenal sebagai [[Perang Jamal]].<ref>{{Harvtxt|Abbas|2021|p=135}}. {{Harvtxt|Madelung|1997|p=147}}. {{Harvtxt|Poonawala|1982}}</ref>
▲Pada peristiwa lain, diriwayatkan bahwa Aisyah mengaku dirinya memandang rendah perempuan-perempuan yang memberikan diri mereka kepada Nabi Muhammad. Ia berkata, "dapatkah seorang perempuan memberikan dirinya (kepada seorang pria)?"<ref name=":0">{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 4788 - Prophetic Commentary on the Qur'an (Tafseer of the Prophet (pbuh)) - كتاب التفسير - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:4788|website=sunnah.com|archive-url=https://web.archive.org/web/20211212211217/https://sunnah.com/bukhari:4788|archive-date=2021-12-12|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref> Akan tetapi tidak lama berselang ayat ([https://previous.quran.com/33/51?translations=19 Qur'an 33:51]) dari Allah pun turun, yang mengizinkan Nabi Muhammad [[Persetubuhan|menyetubuhi]] perempuan-perempuan tersebut.<ref>{{Cite book|last=Ibnu Katsir|url=https://archive.org/details/Tafsir_Ibnu_Katsir_Lengkap_114Juz/Tafsir%20Ibnu%20Katsir%206.4/page/n131/mode/1up?view=theater|title=Tafsir Ibnu Katsir QS 33:51|archive-url=https://web.archive.org/web/20211211141227/https://i.ibb.co/DY2C4Mq/02-600-2.jpg|archive-date=2021-12-11|url-status=live|access-date=2021-12-12|dead-url=no}}</ref> Aisyah pun berkata kepada Nabi, "Aku merasa Tuhan-mu begitu sigap dalam memenuhi keinginan dan hasratmu."<ref name=":0" />
Pihak Aisyah kalah pada pertempuran tersebut, namun karena Aisyah merupakan istri favorit Nabi, membunuhnya ditakutkan akan menimbulkan amarah Nabi dan Allah, ia pun tidak dibunuh dan diantarkan ke rumahnya.<ref>{{Harvtxt|Madelung|1997|pp=172, 173}}. {{Harvtxt|Hazleton|2009|pp=118-121}}. {{Harvtxt|Abbas|2021|p=140}}. {{Harvtxt|Rogerson|2006|pp=296, 297}}. {{Harvtxt|Veccia Vaglieri|2021b}}</ref> [[Muawiyah bin Abu Sufyan|Muawiyah]] yang merupakan sepupu Utsman pun lalu melanjutkan perperangan terhadap Ali yang kemudian dikenal sebagai [[Pertempuran Shiffin|Perang Shiffin]]. Tidak ada pemenang pada perang tersebut dikarenakan kedua pihak kemudian sepakat untuk melakukan [[arbitrase]] tentang kematian Utsman,{{Sfn|Madelung|1997|p=243}} meski sebelumnya Ali telah mewanti-wanti kepada pasukannya kalau permintaan arbitrase oleh pihak Muawiyah dengan mengangkat [[Al-Qur'an]] hanyalah upaya supaya mereka menghindari kekalahan. Sejumlah pengikut Ali mempercayai perkataan pihak Muawiyah,{{Sfn|Madelung|1997|p=238}} yang memaksa Ali untuk menyepakati pembentukan arbitrase tersebut.{{Sfn|Madelung|1997|p=243}} Sejumlah pendukung Ali yang lain tidak terima, dan keluar dari pasukan Ali pada saat itu, karena mereka menganggap keputusan Ali telah melenceng dari Islam yang lurus. Mereka lalu dinamai [[Khawarij]] (yang keluar).{{sfn|Wellhausen|1901|pp=3–4}}
Ketika proses arbitrase, dua arbitrator menyatakan kalau para pemberontak yang merupakan pendukung Ali, bersalah dalam pembunuhan terhadap Utsman. Proses arbitrase pun kolaps, dan Ali pun mengumpulkan kembali pasukannya termasuk para Khawarij, namun para Khawarij memberi syarat kalau Ali harus mengakui dirinya telah tersesat dan bertobat,{{sfn|Madelung|1997|p=258}} Ali pun berangkat tanpa mereka.{{sfn|Donner|2010|p=163}}{{sfn|Madelung|1997|pp=258, 259}} Namun lalu terdengar desas-desus kalau orang-orang Khawarij tersebut menanyakan tiap-tiap muslim yang mereka temui mengenai pendapat mereka akan Ali dan Utsman dan membunuh siapa-siapa saja yang tidak sependangan dengan mereka.{{sfn|Wellhausen|1901|pp=17–18}}{{sfn|Madelung|1997|p=254}} Ali pun mengirim seseorang untuk meng-investigasi rumor itu, namun utusan Ali tersebut kemudian juga dibunuh. Para pasukan Ali yang takut kalau keluarga mereka akan menjadi target kaum Khawarij tersebut menekan Ali untuk menghadapi mereka, dan [[Pertempuran Nahrawan]] pun terjadi.{{sfn|Madelung|1997|pp=259, 260}}
Ali memenangkan pertempuran tersebut, namun ini menimbulkan rasa dendam di hati pihak yang dikalahkan dan yang memiliki pandangan yang sama. Beberapa kemudian merencanakan pembunuhan terhadap Ali, dan mereka berhasil membunuhnya dengan pedang yang dilapisi dengan racun.<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume17/page/n237/mode/2up?view=theater|title=History of al-Tabari vol 17|pages=213-216|url-status=live}}</ref> Ketika mendengar kabar kematian Ali tersebut, Aisyah dilaporkan melemparkan tongkatnya dan bersantai di tempat duduknya seperti seorang pengembara yang bahagia ketika pulang ke rumahnya. Sewaktu diberi tahu kalau yang membunuh Ali adalah orang dari Murad, Aisyah berkata: "Meskipun dia jauh, telah mengumumkan kematiannya, seorang pemuda [ghulam] yang mulutnya tiada berdebu (yakni memiliki perkataan yang benar)." Ketika ditanya oleh Zainab binti Abu Salamah, apakah perkataaan Aisyah tersebut mengenai kematian Ali, Aisyah berkata, "Aku pelupa, dan jika aku lupa ingatkan aku."<ref>{{Cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir|url=https://archive.org/details/tabarivolume17/page/n247/mode/2up?view=theater|title=History of al-Tabari vol 17|pages=224|url-status=live}}</ref>
==
Aisyah
== Pandangan Sunni dan Syi'ah ==
=== Sunni ===
Baris 150 ⟶ 159:
{{Portal bar|Islam|Biografi}}{{Pemeluk Islam pertama}}<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim --> {{Lifetime-Tokoh-Muslim|sort={{PAGENAME}}|tempat_wafat=Madinah|thn_wafat_m=678|thn_wafat_h=58|bln_wafat_m=Juli|bln_wafat_h=Ramadan|tgl_wafat_m=16|tgl_wafat_h=17|hari_wafat=|sebab_wafat=|hari_lahir=|status_hidup_wafat=WAFAT|tempat_lahir=Makkah|thn_lahir_m=|thn_lahir_h=|bln_lahir_m=|bln_lahir_h=|tgl_lahir_m=|tgl_lahir_h=|tempat_makam=Jannatul Baqi}}
[[Kategori:Kelahiran 610-an]]
[[Kategori:Kematian 678]]
[[Kategori:Orang Arab abad ke-7]]
[[Kategori:Perempuan abad ke-7]]
[[Kategori:Perempuan Arab]]
[[Kategori:Putri Arab]]
[[Kategori:Anak khulafaur Rashidin]]
[[Kategori:Keluarga Abu Bakar]]
[[Kategori:Pernikahan anak]]
[[Kategori:Istri Muhammad]]
[[Kategori:
[[Kategori:Perempuan dalam peperangan di Timur Tengah]]
[[Kategori:Wali perempuan]]
[[Kategori:Malaikat visioner]]
[[Kategori:Tokoh dalam Perang Saudara Islam I]]
[[Kategori:Perempuan pendamping Nabi]]
[[Kategori:Dimakamkan di Pemakaman al-Baqi]]
[[Kategori:Perempuan Arab dalam peperangan]]
|