Hidangan abad pertengahan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ewil M Woloin (bicara | kontrib)
Komposisi makanan: Share ke media sosial
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Hadonia (bicara | kontrib)
k Mengubah paragraf pertama, kedua, ketiga, dan keempat menjadi lebih efektif.
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Peasants breaking bread.jpg|jmpl|Sekelompok petani berbagi makanan sederhana yang berupa roti dan minuman; ''Livre du roi Modus et de la reine Ratio'', pada abad ke-14. ([[Bibliothèque nationale de France|Bibliothèque nationale]])]]
'''[[MasakanHidangan]] abad pertengahan''' mencakup [[makanan]], kebiasaan [[makan]], dan cara [[memasak]] dari berbagai [[kebudayaan Eropa]] selama [[Abad Pertengahan]], suatu masa dalam kurun waktu sekitar abad ke-5 sampai abad ke-16. Selama periode ini, [[diet|pola makan]] dan tradisi memasak lebih sedikit mengalami perubahan di [[Eropa]] dibandingtidak padabanyak awalberubah, terutama bila dibandingkan dengan periode modern awal (sebelum [[Revolusi Industri]]) yang lebih singkat, di mana perubahan-perubahan itu berperan meletakkan fondasi bagiketika [[masakanhidangan Eropa]] modern.mengalami [[Sereal]] masih merupakan bahan pokok terpenting sepanjang awal Abad Pertengahan sebab [[beras]] diperkenalkan belakangan ke Eropa dan [[kentang]] baru diperkenalkan pada tahun 1536, yang mana baru di kemudian hari dikenal secara luas. [[Jelai]], [[oat]] dan [[gandum hitam]] bagi kaum miskin, dan [[gandum]] bagi kaum penguasa, dimakan sebagai [[roti]], [[bubur]], [[bubur sumsum]] dan [[pasta]] oleh semua lapisan masyarakat. [[Kara oncet]] dan [[sayuran]] merupakan suplemenperubahan-perubahan penting untuk pola makan yang berbasismendasari serealbentuk dari kelas yang lebih rendahmodernnya. (polong-polongan ''[[Phaseolus]]'', sekarang ''[[Phaseolus vulgaris]]'', berasal dari [[Dunia Baru]] dan diperkenalkan setelah [[Pertukaran Kolumbia]] pada abad ke-16)
 
Terdapat beberapa bahan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat Eropa pertengahan, seperti sereal, jelai, oat, gandum hitam, bubur, bubur sumsum, pasta, kara oncet, sayuran, daging, dan ikan. [[Sereal]] merupakan bahan pokok terpenting sepanjang awal Abad Pertengahan sebelum [[beras]] dan [[kentang]] diperkenalkan pada tahun 1536. [[Jelai]], [[oat]] dan [[gandum hitam]] merupakan bahan makanan yang diperuntukkan bagi kaum miskin, sedangkan [[gandum]] dikonsumsi oleh kelompok elit. Bahan ini dapat diolah sebagai [[roti]], taburan pada [[bubur]] dan [[bubur sumsum]] serta [[pasta]]. Bahan makanan lain seperti [[Kara oncet]] dan [[sayuran]] dijadikan sebagai suplemen penting untuk pola makan yang berbasis sereal.
[[Daging]] lebih mahal, lebih bergengsi, dan dalam bentuk permainan berburu biasanya hanya sebagai konsumsi kaum bangsawan. Yang paling umum dijual oleh tukang daging adalah [[daging babi]], [[daging ayam|ayam]], dan [[unggas]] domestik lainnya; [[daging sapi|sapi]], yang mana membutuhkan investasi lahan lebih besar, lebih jarang dijumpai. [[Ikan kod]] dan haring menjadi andalan di daerah bagian utara; bahan makanan tersebut dikeringkan, diasap atau diasinkan oleh mereka yang tinggal di pedalaman, tetapi berbagai [[Ikan (makanan)|ikan]] air tawar dan ikan air asin lainnya juga dikonsumsi oleh mereka.
 
[[Daging]] sebagai bahan makanan yang ekslusif hanya dikonsumsi oleh kaum bangsawan. Jenis paling umum yang dijual adalah [[daging babi]], [[daging ayam|ayam]], dan [[unggas]] domestik lainnya, sementara [[daging sapi|sapi]] jarang ditemukan, sebab peternak membutuhkan investasi lahan lebih besar untuk memeliharanya. Untuk bahan hewani lain, [[Ikan kod]] dan haring menjadi andalan bagi masyarakat dii daerah bagian utara. Sebagai saran penyajian, b<ref>{{Cite web|title=Cod history {{!}} University of Cambridge|url=https://www-cam-ac-uk.translate.goog/research/news/cod-history?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc|website=www-cam-ac-uk.translate.goog|access-date=2024-12-16}}</ref>ahan makanan in akan dikeringkan terlebih dahulu, untuk kemudian diasap atau diasinkan.
 
Teknik [[pengawetan makanan]] (terutama pengeringan, [[pengasinan]], [[pengasapan]], dan [[pengasaman]]) dan waktu pengangkutan yang lama menjadikan [[perdagangan]] jarak jauh atas banyak jenis makanan sangatlah mahal. Karena itu, makanan kaum bangsawan lebih cenderung terpengaruh bangsa asing dibanding dengan masakan kaum [[miskin]]; ini bergantung pada [[rempah-rempah]] eksotis dan biaya [[impor]] yang mahal. Sebagaimana setiap lapisan masyarakat mengikuti salah satu hal di atas, inovasi-inovasi dari perdagangan internasional dan peperangan dengan bangsa asing sejak abad ke-12 dan seterusnya secara bertahap tersebar luas melalui kelas menengah atas di kota-kota abad pertengahan. Selain tidak tersedianya barang mewah — seperti rempah-rempah — secara ekonomis, ada berbagai ketetapan yang melarang konsumsi makanan tertentu di kelas-kelas sosial tertentu dan hukum yang membatasi konsumsi berlebihan (demi publisitas) pada golongan [[orang kaya baru]]. [[Norma sosial]] juga menetapkan bahwa makanan [[buruh|kelas pekerja]] harus lebih sederhana, karena diyakini ada kemiripan alamiah antara pekerjaan dan makanan seseorang; pekerja kasar perlu makanan yang lebih kesat, yang lebih murah.
 
Suatu jenis masakan olahan dikembangkan pada [[Abad Pertengahan Akhir]] yang mana menjadi norma kalangan bangsawan di seluruh Eropa. [[Bumbu]]-bumbu penyedap yang umum dalam perbendaharaan asam-manis yang sangat berbumbu khas makanan abad pertengahan kelas atas meliputi jus masam (''[[:en:verjuice|verjuice]]''), [[anggur (minuman)|anggur]], dan [[vinegar]] dikombinasikan dengan rempah seperti [[lada hitam]], [[kuma-kuma]], dan [[jahe]]. Semua itu, seiring dengan meluasnya penggunaan [[gula]] atau [[madu]], memberi rasa [[saus asam manis|asam-manis]] pada banyak hidangan. [[Almond]] sangat populer sebagai pengental dalam [[sup]], [[rebusan]], dan [[saus]], terutama sebagai [[Sari kacang almond|susu almond]].
 
Penulis naskah : Ewil M. Woloin
 
== Norma diet ==
Baris 31:
 
Pada akhir Abad Pertengahan, meningkatnya kemakmuran para [[saudagar]] dan pedagang kelas menengah berarti bahwa rakyat jelata mulai menyamai para [[aristokrat]], dan merupakan ancaman pendobrakan beberapa pembatas simbolis antara kaum bangsawan dan kelas yang lebih rendah. Tanggapan atasnya timbul dalam dua bentuk: peringatan berupa karya [[sastra]] [[Metode didaktik|didaktik]] tentang bahaya atas pola makan yang tidak pantas untuk kelas seseorang,<ref>Melitta Weiss Adamson, "Medieval Germany" dalam ''Regional Cuisines of Medieval Europe'', hlm. 155–59.</ref> dan hukum-hukum yang membatasi kemewahan jamuan makan dari rakyat jelata.<ref>Melitta Weiss Adamson, "Medieval Germany" dalam ''Regional Cuisines of Medieval Europe'', hlm. 160–59; Scully (1995), hlm. 117.</ref>
 
Penulis naskah : Ewil M. Woloin
 
=== Komposisi makanan ===
Baris 43 ⟶ 41:
 
Makanan yang paling ideal adalah yang paling mendekati keadaan cairan ([[humoralisme|humor]]) tubuh manusia, yakni cukup hangat dan lembap. Makanan sebaiknya juga dicincang dengan halus, ditumbuk dan disaring untuk mendapatkan sebuah campuran yang benar dari semua bahan. [[Anggur (minuman)|Anggur]] putih diyakini lebih bersifat dingin dibandingkan anggur merah (''red wine'') dan pembedaan yang sama diterapkan untuk cuka putih dan merah. Susu bersifat cukup hangat dan lembap, tetapi susu dari [[hewan]] yang berbeda sering kali diyakini berbeda. [[Kuning telur]] dianggap hangat dan lembap, sementara [[putih telur]] dianggap dingin dan lembap. Juru masak yang terampil diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan aturan pengobatan humoral tersebut. Bahkan seandainya hal ini membatasi kombinasi makanan yang dapat mereka siapkan, masih ada banyak ruang untuk variasi artistik oleh sang [[koki]].<ref>Terence Scully, "Tempering Medieval Food" dalam ''Food in the Middle Ages'', hlm. 7–12</ref>
 
Penulis naskah : ewil m. Woloin
 
=== Susunan kalori ===
Baris 52 ⟶ 48:
 
Ada beberapa perdebatan mengenai asupan [[kalori]] secara keseluruhan. Salah satu perkiraan umum adalah seorang [[petani]] [[laki-laki]] [[dewasa]] membutuhkan 2.900 kalori setiap hari, dan seorang [[wanita]] dewasa membutuhkan 2.150 kalori.<ref>Dyer (1989), hlm. 134</ref> Perkiraan yang lebih rendah dan lebih tinggi telah diusulkan. Mereka yang terlibat dalam pekerjaan fisik yang sangat berat, seperti [[pelaut]] dan [[tentara]], mungkin mengkonsumsi 3.500 kalori atau lebih setiap hari. Konsumsi para aristokrat mungkin mencapai 4.000 sampai 5.000 kalori setiap hari.<ref>Hicks (2001), hlm. 8</ref> Rahib mengkonsumsi 6.000 kalori setiap hari pada hari-hari "normal", dan 4.500 kalori setiap hari saat berpuasa. Sebagai konsekuensi dari kelebihan ini, [[obesitas]] adalah hal yang umum di kalangan kelas atas.<ref>{{Cite news|url=http://www.guardian.co.uk/uk/2004/jul/15/highereducation.artsandhumanities|title=Bones reveal chubby monks aplenty|newspaper=The Guardian|date=15 July 2004|access-date=2015-07-27|archive-date=2012-06-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20120627044508/http://www.guardian.co.uk/uk/2004/jul/15/highereducation.artsandhumanities|dead-url=no}}</ref> Para rahib terutama sering menderita kondisi yang berhubungan dengan obesitas (dalam beberapa kasus) seperti [[artritis]].<ref>{{Cite journal|title=Diffuse idiopathic skeletal hyperostosis in ancient clergymen|journal=Eur Spine J|author=J. J. Verlaan|date=August 2007|pmc=2200769|pmid=17390155|doi=10.1007/s00586-007-0342-x|volume=16|issue=8|pages=1129–35}}</ref>
 
Penulis naskah : Ewil M. Woloin
 
== Keragaman daerah ==