Hidangan abad pertengahan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ewil M Woloin (bicara | kontrib)
→‎Komposisi makanan: Share ke media sosial
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k Membatalkan 4 suntingan oleh Ewil M Woloin (bicara) ke revisi terakhir oleh InternetArchiveBot
Tag: Pembatalan
 
Baris 7:
 
Suatu jenis masakan olahan dikembangkan pada [[Abad Pertengahan Akhir]] yang mana menjadi norma kalangan bangsawan di seluruh Eropa. [[Bumbu]]-bumbu penyedap yang umum dalam perbendaharaan asam-manis yang sangat berbumbu khas makanan abad pertengahan kelas atas meliputi jus masam (''[[:en:verjuice|verjuice]]''), [[anggur (minuman)|anggur]], dan [[vinegar]] dikombinasikan dengan rempah seperti [[lada hitam]], [[kuma-kuma]], dan [[jahe]]. Semua itu, seiring dengan meluasnya penggunaan [[gula]] atau [[madu]], memberi rasa [[saus asam manis|asam-manis]] pada banyak hidangan. [[Almond]] sangat populer sebagai pengental dalam [[sup]], [[rebusan]], dan [[saus]], terutama sebagai [[Sari kacang almond|susu almond]].
 
Penulis naskah : Ewil M. Woloin
 
== Norma diet ==
Baris 31 ⟶ 29:
 
Pada akhir Abad Pertengahan, meningkatnya kemakmuran para [[saudagar]] dan pedagang kelas menengah berarti bahwa rakyat jelata mulai menyamai para [[aristokrat]], dan merupakan ancaman pendobrakan beberapa pembatas simbolis antara kaum bangsawan dan kelas yang lebih rendah. Tanggapan atasnya timbul dalam dua bentuk: peringatan berupa karya [[sastra]] [[Metode didaktik|didaktik]] tentang bahaya atas pola makan yang tidak pantas untuk kelas seseorang,<ref>Melitta Weiss Adamson, "Medieval Germany" dalam ''Regional Cuisines of Medieval Europe'', hlm. 155–59.</ref> dan hukum-hukum yang membatasi kemewahan jamuan makan dari rakyat jelata.<ref>Melitta Weiss Adamson, "Medieval Germany" dalam ''Regional Cuisines of Medieval Europe'', hlm. 160–59; Scully (1995), hlm. 117.</ref>
 
Penulis naskah : Ewil M. Woloin
 
=== Komposisi makanan ===
Baris 43 ⟶ 39:
 
Makanan yang paling ideal adalah yang paling mendekati keadaan cairan ([[humoralisme|humor]]) tubuh manusia, yakni cukup hangat dan lembap. Makanan sebaiknya juga dicincang dengan halus, ditumbuk dan disaring untuk mendapatkan sebuah campuran yang benar dari semua bahan. [[Anggur (minuman)|Anggur]] putih diyakini lebih bersifat dingin dibandingkan anggur merah (''red wine'') dan pembedaan yang sama diterapkan untuk cuka putih dan merah. Susu bersifat cukup hangat dan lembap, tetapi susu dari [[hewan]] yang berbeda sering kali diyakini berbeda. [[Kuning telur]] dianggap hangat dan lembap, sementara [[putih telur]] dianggap dingin dan lembap. Juru masak yang terampil diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan aturan pengobatan humoral tersebut. Bahkan seandainya hal ini membatasi kombinasi makanan yang dapat mereka siapkan, masih ada banyak ruang untuk variasi artistik oleh sang [[koki]].<ref>Terence Scully, "Tempering Medieval Food" dalam ''Food in the Middle Ages'', hlm. 7–12</ref>
 
Penulis naskah : ewil m. Woloin
 
=== Susunan kalori ===
Baris 52 ⟶ 46:
 
Ada beberapa perdebatan mengenai asupan [[kalori]] secara keseluruhan. Salah satu perkiraan umum adalah seorang [[petani]] [[laki-laki]] [[dewasa]] membutuhkan 2.900 kalori setiap hari, dan seorang [[wanita]] dewasa membutuhkan 2.150 kalori.<ref>Dyer (1989), hlm. 134</ref> Perkiraan yang lebih rendah dan lebih tinggi telah diusulkan. Mereka yang terlibat dalam pekerjaan fisik yang sangat berat, seperti [[pelaut]] dan [[tentara]], mungkin mengkonsumsi 3.500 kalori atau lebih setiap hari. Konsumsi para aristokrat mungkin mencapai 4.000 sampai 5.000 kalori setiap hari.<ref>Hicks (2001), hlm. 8</ref> Rahib mengkonsumsi 6.000 kalori setiap hari pada hari-hari "normal", dan 4.500 kalori setiap hari saat berpuasa. Sebagai konsekuensi dari kelebihan ini, [[obesitas]] adalah hal yang umum di kalangan kelas atas.<ref>{{Cite news|url=http://www.guardian.co.uk/uk/2004/jul/15/highereducation.artsandhumanities|title=Bones reveal chubby monks aplenty|newspaper=The Guardian|date=15 July 2004|access-date=2015-07-27|archive-date=2012-06-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20120627044508/http://www.guardian.co.uk/uk/2004/jul/15/highereducation.artsandhumanities|dead-url=no}}</ref> Para rahib terutama sering menderita kondisi yang berhubungan dengan obesitas (dalam beberapa kasus) seperti [[artritis]].<ref>{{Cite journal|title=Diffuse idiopathic skeletal hyperostosis in ancient clergymen|journal=Eur Spine J|author=J. J. Verlaan|date=August 2007|pmc=2200769|pmid=17390155|doi=10.1007/s00586-007-0342-x|volume=16|issue=8|pages=1129–35}}</ref>
 
Penulis naskah : Ewil M. Woloin
 
== Keragaman daerah ==