Yahya Cholil Staquf: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jamiul Ham (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
| name = Yahya Cholil Staquf
| colorcode = <!-- HTML color code (e.g. red, #FF0000 or affiliated Party metadata color template) or transparent for no coloring -->
| image = WantimpresAttendees Gus-of the International Conference on Humanitarian Islam 2024 17 (Yahya Cholil Staquf).jpg
| imagesize =
| smallimage = <!--If this is specified, "image" should not be.-->
Baris 11:
| office = [[Daftar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama|Ketua Umum]] [[Nahdlatul Ulama|Pengurus Besar Nahdlatul Ulama]]
| term_start = 2022
| term_end = Petahana
| predecessor = [[Said Aqil Siroj|Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, M.A.]]
| successor = [[Petahana]]
Baris 39:
| constituency3 =
| birth_name =
| birth_date = {{birth date and age|1966|022|15|df=y}}
| birth_place = [[Leteh, Rembang, Rembang|Leteh]], [[Rembang, Rembang|Rembang]], [[Indonesia]]
| death_date =
Baris 65:
| footnotes =
| parents = [[Cholil Bisri|K.H. M. Cholil Bisri]]
| relatives = [[Yaqut Cholil Qoumas]] (Adik)
}}
 
[[Doktor|Dr.]] [[Honoris Causa|(H.C.)]] [[Kiai|K.]][[Haji (gelar)|H.]] '''Yahya Cholil Staquf''' dikenal juga dengan sapaan '''Gus Yahya''' ({{lahirmati|[[Leteh, Rembang, Rembang|Leteh]], [[Rembang, Rembang|Rembang]]|16|2|1966}} di [[Kabupaten Rembang|Rembang]]) adalah ulama internasionalIndonesia yang menulis buku berjudul Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama. Saatsaat ini menjabat sebagai [[Daftar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama|Ketua Umum]] [[Nahdlatul Ulama|Pengurus Besar Nahdlatul Ulama]] (PBNU) masa khidmat 2022-2027, sebelumnya pada masa khidmat 2015-2021 ia menjabat sebagai Katib 'Aam PBNU. Gus Yahya adalah putra ulama [[Cholil Bisri|K.H. M. Cholil Bisri]], keponakan dari [[Mustofa Bisri|K.H. A. Mustofa Bisri]], dan juga kakak kandung dari Menteri Agama, [[Yaqut Cholil Qoumas]]. Gus Yahya juga menjadi salah satu pengasuh di [[Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin]], [[Leteh, Rembang, Rembang|Leteh, Rembang.]]<ref name=":1">{{Cite web|last=Fathuddin|first=Agus|date=18 Juli 2021|title=Yahya Staquf Tawarkan Strategi Perdamaian Global Model NU, Dipuji di IRF Summit|url=https://www.suaramerdeka.com/internasional/pr-04439059/yahya-staquf-tawarkan-strategi-perdamaian-global-model-nu-dipuji-di-irf-summit?page=all|website=Suaramerdeka.com|access-date=13 November 2021}}</ref>
 
== Pendidikan ==
Baris 89 ⟶ 90:
Pada 15 Juli 2021, Gus Yahya mendapatkan apresiasi tinggi dari tokoh-tokoh perdamaian dunia dalam perhelatan International Religious Freedom (IRF) Summit, di [[Washington, D.C.|Washington]], DC, Amerika Serikat. Dalam kesempatan itu, Gus Yahya menyampaikan pidato kunci dengan judul “The Rising Tide of Religious Nationalism” (Pasang Naik Nasionalisme Religius).
 
Pada hari ketiga konferensi tingkat tinggi (KTT) tersebut Gus Yahya mendapat apresiasi dari tokoh-tokoh dunia. Gus Yahya menjelaskan bahwa dinamika bangkitnya nasionalisme religius merupakan bagian metode untuk pertahanan ketika suatu kelompok agama yang biasanya merupakan mayoritas di negaranya merasa terancam secara budaya. Menurut Gus Yahya, kebangkitan ini pun tidak terelakkan lantaran dunia tengah bergulat dalam persaingan antar-nilai untuk menentukan corak peradaban di masa depan. Selain itu, dinamika internasional telah mengarah pada perwujudan satu peradaban global yang tunggal dan saling berbaur. Pihaknya mempertegas bahwa persaingan yang sengit ini berpotensi besar memicu permusuhan dan kekerasan. Maka dari itu, Gus Yahya mendorong berbagai elemen di dunia menemukan cara untuk mengelolanya sebelum telanjur meletus konflik global yang kian parah. Solusi yang ditwarkan Gus Yahya adalah dengan menawarkan strategi dan model perdamaian dunia sebagaimana yang selama ini telah dipraktikkan warga [[Nahdlatul Ulama]].
 
Gus Yahya menawarkan beberapa solusi.
 
# Langkah awal harus diidentifikasi lebih dahulu nilai-nilai apa yang selama ini telah menjadi kesepakatan bersama. Nilai-nilai itu antara lain kejujuran, kasih-sayang, dan keadilan.
# Dunia harus membangun konsensus atas nilai-nilai yang perlu disepakati agar semua pihak yang berbeda-beda dapat hidup berdampingan secara damai. Bahkan nilai-nilai tradisional yang menghambat eksistensi damai pun layak untuk diubah.
# Strategi Nahdlatul Ulama yang menyatakan bahwa kategori kafir tidak memiliki relevansi hukum dalam konteks negara bangsa modern perlu dikontekstualisasi dalam hal tersebut.<ref name=":1" />
 
== Daftar rujukan ==