Kisaran (kota): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
k Herryz memindahkan halaman Kisaran, Asahan ke Kisaran (kota): Sesuai format kawasan ibu kota yang secara administrasi tidak ada, yang benar adalah Kisaran (kota)
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 9:
|peta =
|luas = 62,98
|luasref = <ref name="Kisaran01">{{cite book|url=https://asahankab.bps.go.id/publication/2020/04/27/4ea646a2633850ec84fb5069/kabupaten-asahan-dalam-angka-2020.html|title=Kabupaten Asahan Dalam Angka 2020|chapter=Bab 1: Geografi|date=April 2020|website=asahankab.bps.go.id|publisher=Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan|accessdate=28 Mei 2024|format=pdf|pages=7,9,13}}</ref><ref>{{cite book|title=Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor: 12 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Asahan Tahun 2013 – 2033|date=24 Desember 2013|accessdate=28 Mei 2024|publisher=Pemerintah Kabupaten Asahan|location=Kisaran}}</ref>
|penduduk = 143235
|penduduktahunpenduduk = [[2021]]147639
|penduduktahun = [[2023]]
|pendudukref = <ref name="ASAHANKisaran02">{{cite webbook|url=https://asahankab.bps.go.id/publication/20222024/02/2528/9d2c5650bf35a3a29fe3ae6a383fdb0565940547ba4d71d3/kabupaten-asahan-dalam-angka-20222024.html|title=Kabupaten Asahan Dalam Angka 20222024|volume=Volume 47: 2024|chapter=Bab 3: Penduduk|date=28 Februari 2024|website=www.asahankab.bps.go.id|publisher=Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan|accessdate=928 MaretMei 20222024|format=pdf|pages=97, 170, 21398|isbn=978-602-456-169-7}}</ref>
|kepadatan = 2274,29
|penduduk kepadatan = 1432352344,22
|kelurahan = 25
|peresmian ibu kota = 30 April 1980 (PP No.19 Tahun 1980)<ref>{{cite web|url=https://peraturan.bpk.go.id/Details/66582/pp-no-19-tahun-1980|title=Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 1980 Tentang Pemindahan Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Asahan Dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjung Balai Ke Kota Kisaran|date=30 April 1980|access-date=21 Mei 2024|publisher=Sekretariat Negara Republik Indonesia}}</ref>
Baris 44 ⟶ 45:
'''"Kisaran"''' diambil dari legenda Sei Silau, yang menjadi lokasi bertempurnya [[Naga Cina]] dengan [[Anguillidae|Dundung/Sidat]], dalam pertempuran itu sang naga kalah dan berkisar-kisar di aliran Sei Silau, maka warga sekitar melihatnya dan menamakan naga berkisar, dan lokasi kejadian itu dinamai dengan "KISARAN"<ref name="Legenda01">{{cite book|last=Soetrisman M.E., R.|year=2009|title=Legenda Kisaran Naga: (Cerita Rakyat Asal Mula Nama Kisaran)|publisher=Yogyakarta: Araska|isbn=978-602-8669-36-8|location=Indonesia|series=Cerita Rakyat Sumatera Utara (Kabupaten Asahan)}}</ref>
 
'''Pengaruh Perkembangan Daerah:''' Seiring dengan perkembangan daerah tersebut sebagai pusat ekonomi dan pemerintahan, desaKampung Sei Saran kemudian berkembang menjadi sebuah kota dandengan mengalami perubahan [[lafal|pelafalan]] dan penulisan menjadi "Kisaran".
 
'''Pengaruh Kolonial Belanda:''' Selama masa pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]], Kisaran termasuk wilayah yang dikuasai oleh Belanda. Nama-nama tempat di wilayah ini seringkali mengalami perubahan penulisan[[lafal|pelafalan]] dan pengucapanpenulisan sesuai dengan aturan dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Oleh karena itu, penamaan "Kisaran" mungkin juga dipengaruhi oleh pengaruh kolonial Belanda pada masa itu.
 
Daerah Kisaran pada awalnya merupakan daerah perkebunan yang didirikan oleh perusahaan perkebunan Belanda pada abad ke-19. Daerah ini dikenal sebagai "''Nederlandsch-Indische Cultuur Maatschappij''" (N.I.C.M.), yang mengembangkan perkebunan tembakau dan lada di daerah ini. Pada masa kolonial Belanda, Kisaran menjadi pusat administrasi yang tergabung dalam wilayah [[Kesultanan Asahan]] yang berada di bawah pemerintahan Hindia Belanda. Daerah ini juga menjadi pusat aktivitas ekonomi dan perdagangan, terutama dalam bidang perkebunan dan perdagangan hasil bumi seperti tembakau, lada, dan pala.
Baris 53 ⟶ 54:
 
===Legenda 1===
Menurut legenda yang berkembang di masyarakat setempat, Kisaran awalnya merupakan sebuah desakampung yang terletak di sekitar aliran Sungai Silau yang dikenal sebagai "Sei Saran". KononKampung Sei Saran ini adalah nama lain dari Kampung Tebing, padayang zamandipercaya dahulusebagai kalaawal mula pemukiman orang-orang [[Melayu]], daerah[[Batak Toba]], maupun suku bangsa pendatang lainnya di kawasan tersebut. seringNama dilandaKampung olehTebing banjirmuncul yangkarena membuatberada masyarakatdi setempatdekat menderita.kawasan PendudukTebing desayang punbanyak mengadakanterdapat pertemuandi dantepi memutuskanSei untukSilau memohonakibat pertolongandari kepadaproses Dewaerosi yangaliran diyakiniSei Silau. Kampung ini sekarang dikenal sebagai pengendali[[Tebing airKisaran, Kota Kisaran Barat, Asahan|Kelurahan Tebing Kisaran]].<ref>{{cite webbook|title=InilahSejarah Asal-Usul NamaKota Kisaran|urlorigyear=https://www.asahansatu.co.id/inilah-asal-usul-nama-kisaran/2013|date=222 September 20172016|websitepublisher=www.asahansatu.co.id[[Unimed]]|last=Rahmad}}</ref>
 
Konon, pada zaman dahulu kala, kampung tersebut sering dilanda oleh banjir yang membuat masyarakat setempat menderita. Penduduk kampung pun mengadakan pertemuan dan memutuskan untuk memohon pertolongan kepada Dewata (<small>''dalam [[Bahasa Batak Toba]] disebut'' "Debata"</small>) yang diyakini dapat mengendalikan air.<ref>{{cite web|title=Inilah Asal-Usul Nama Kisaran|url=https://www.asahansatu.co.id/inilah-asal-usul-nama-kisaran/|date=22 September 2017|website=www.asahansatu.co.id}}</ref> Mereka mengadakan ritual dan memohon agar air sungai tidak lagi mengganggu mereka. Setelah beberapa waktu, permohonan mereka dijawabterjawab dan air sungai menjadi tenang, tidak lagi membanjiri desakampung mereka. Sebagai ucapan terima kasih kepada DewaDewata, desakampung tersebut kemudian diberi nama "Sei Saran", yang dalam [[bahasa Melayu]] atau [[bahasa Batak Toba]] berarti "air yang tenang".
 
Seiring dengan perkembangan waktu, nama "Sei Saran" kemudian mengalami penyederhanaanproses [[metatesis]] (perubahan bunyi kata) menjadi "Kisaran" dalam penggunaan sehari-hari. Legenda ini menjadi salah satu cerita rakyat yang diwariskan turun-temurun dan menjadi bagian dari identitas budaya dan sejarah masyarakat di Kisaran.
 
===Legenda 2===
Menurut kisah yang sudah ada sejak turun-temurun, pada sekitar abad XVII, bukit Katarina adalah tempat bertempurnya panglima perang kerajaan Cina dengan Raja Maria Pane ke-7 dari Buntu Pane Asahan, bernama Datuk Daurung. Kemudian setelah bertarung adu kesaktian, tidak ada yang kalah dan menang, maka masing-masing mengeluarkan aji pamungkas, yaitu menjelma menjadi seekor ular naga dan ikan dundung. Keduanya lalu terjun ke sungaiSungai Silau (Sei Silau).<ref name="Legenda01"/>
 
Mereka bertempur dengan mengandalkan kesaktian masing-masing. Akan tetapi, ular naga jelmaan Panglima Perang Cina dapat dipukul jatuh, tertusuk sanai (patil) dari ikan dundung jelmaan Datuk Daurung. Naga itu meraung-raung menahan sakit dan menggelepar, yang akhirnya terkulai hanyut dan terkapar di hilir sungaiSungai Silau tidak seberapa jauh dari bukit itu.
 
Setelah ratusan tahun kemudian, menurut cerita secara turun temurun dan sudah menjadi semacam legenda di masyarakat, ular naga jelmaan Panglima Perang Cina siuman dari pingsannya yang cukup lama. Diiringi hujan lebat, petir sambung menyambung sehingga terjadilah banjir besar.
 
Kemudian ular naga tersebut berkisar-kisar (berenang-renang) dan menghanyutkan diri menelusuri Sungai Silau sampai hilir sungai[[Sungai Asahan]] di kota [[Tanjung Balai]]. Selanjutnya menuju ke [[Selat Malaka]].
 
Perkampungan di kawasan tempat naga berkisar tersebut akhirnya disebut dengan nama Kampung Kisaran Naga. Sekarang menjadi [[Kisaran Naga, Kota Kisaran Timur, Asahan|Kelurahan Kisaran Naga]] dan kota yang berada di dekat sungaiSungai Silau disebut dengan nama Kisaran.<ref>{{cite web|url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/10/11/asal-usul-kota-kisaran|title=Asal usul Kota Kisaran|date=11 Oktober 2023|access-date=23 Mei 2024|website=www.goodnewsfromindonesia.id|first=Dini|last=Anjani Kartika}}</ref>
 
== Batas wilayah ==
Kota Kisaran berada pada ketinggian 14 – 17 [[mdpl]], dengan letak geografis pada koordinat 2°57'08"–3°01'30"[[LU]] dan 99°36'43"–99°40'38"[[BT]]. Curah hujan berkisar antara 1.680mm – 2.246mm. Kota ini berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan lainnya,<ref name="Kisaran01"/> yakni:
Kota ini memiliki batas wilayah dengan kecamatan lainnya, yakni:
{{batas_USBT
|utara=[[Rawang Panca Arga, Asahan|Kecamatan Rawang Panca Arga]], [[Air Joman, Asahan|Kecamatan Air Joman]] dan [[Pulo Bandring, Asahan|Kecamatan Pulo Bandring]]
Baris 81 ⟶ 82:
== Demografi ==
=== Penduduk ===
Pada [[Sensus Penduduk Indonesia 20102020]], jumlah penduduk Kisaran sebanyak 123141.956915 jiwa, dan pada tahun [[20212023]] sebanyak 143147.235639 jiwa.<ref name="ASAHANKisaran02"/>
 
{| class="wikitable"
!Kecamatan
!Jumlah Penduduk<br>(2020)<ref name="Sensus2020:01">{{cite book|url=https://asahankab.bps.go.id/publication/2021/08/18/68ed62d2fa34844c38a0e30e/statistik-kependudukan-kecamatan-kisaran-barat-2020.html|title=Statistik Kependudukan Kecamatan Kisaran Barat 2020|date=Agustus 2021|access-date=28 Mei 2024|format=pdf|publisher=Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan|chapter=Bab III: Ulasan Singkat|page=17|isbn=978-602-456-238-0}}</ref><ref name="Sensus2020:02">{{cite book|url=https://asahankab.bps.go.id/publication/2021/12/01/98668820bb94042d9dda2825/statistik-kependudukan-kecamatan-kisaran-timur-2020.html|title=Statistik Kependudukan Kecamatan Kisaran Timur 2020|date=November 2021|access-date=28 Mei 2024|format=pdf|publisher=Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan|chapter=Bab III: Ulasan Singkat|page=13|isbn=978-602-456-274-8}}</ref>
!Jumlah Penduduk<br>(2010)
!Jumlah Penduduk<br>(20212023)<ref name="Kisaran02"/>
|-
|Kota Kisaran Barat || 55<ref name="Sensus2020:01"/>{{right|60.175428}} || 60{{right|62.724043}}
|-
|Kota Kisaran Timur || 68<ref name="Sensus2020:02"/>{{right|81.781487}} || 82{{right|85.511596}}
|-
|'''Total''' || 123{{right|141.956915}} || 143{{right|147.235639}}
|-
|}
 
=== Agama ===
Berdasarkan data [[Badan Pusat Statistik]] dalam [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]], mayoritas penduduk Kisaran menganut agama [[Islam]] yakni 83,65%, kemudian [[Kristen]] sebanyak 11,33% ([[Protestan]] 10,57% dan [[Katolik]] 0,76%). Selanjutnya penganut agama [[Agama Buddha|Buddha]] sebanyak 4,46%, [[Hindu]] sebanyak 0,07%, [[Konghucu]] dan lainnya 0,49%.<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kabupaten+Asahan&wid=1208000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Asahan|website=www.sp2010.bps.go.id|publisher=BPS|accessdate=23 Maret 2022}}</ref> Agama [[Islam]] umumnya dianut sebagian besar warga [[Suku Jawa|Jawa]], Batak [[Suku Mandailing|Mandailing]], dan [[Suku Angkola|Angkola]], [[Suku Melayu|Melayu]], Minangkabau, Banjar, Aceh, dan lainnya. Agama Kristen kebanyakan dianut warga [[Batak Toba]], Karo, Simalungun, Nias, dan sebagian [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Suku Angkola|Angkola]] dan Mandailing. Agama [[Agama Buddha|Buddha]] dan [[Konghucu]] umumnya adalah warga [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] yang kebanyakan berada di kecamatan [[Kota Kisaran Barat, Asahan|Kota Kisaran Barat]]. Untuk sarana rumah ibadah di Kisaran hingga tahun [[20212023]], terdapat 8183 masjid, 8582 musalamusholla, 3626 gereja [[Protestan]], 3 gereja [[Katholik]], dan 912 vihara/pura.<ref name="ASAHANagama">{{cite book|url=https://asahankab.bps.go.id/publication/2024/02/28/383fdb0565940547ba4d71d3/kabupaten-asahan-dalam-angka-2024.html|title=Kabupaten Asahan Dalam Angka 2024|volume=Volume 47: 2024|chapter=Bab 4: Sosial dan Kesejahteraan|date=28 Februari 2024|website=asahankab.bps.go.id|access-date=28 Mei 2024|format=pdf|publisher=Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan|page=208|isbn=978-602-456-169-7}}</ref>
 
=== Suku bangsa ===
Baris 199 ⟶ 200:
Berkas:Token_Kisaran_Reis_1_Dollar.jpg|Token perkebunan Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:KITLV A240 - HAPM Kisaranclub, sociëteit van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 12394.tiff|Kisaran Club/Bakrie Club (dulu HAPM Club) pada masa Hindia Belanda
Berkas:KITLV A240 - Jonge rubberaanplant (Colt Estate) van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 10193.tiff|Perkebunan karet HAPM di Kisaran {{kira-kira}} tahun [[1925]]
Berkas:KITLV A891 - Rubberfarbiek van onderneming Tanah Radja bij Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 107647.tiff|Pabrik pengolahan karet di Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:KITLV A240 - Hoofdkantoor van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 11731.tiff|Kantor besar perkebunan BSP (dulu HAPM) di Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:KITLV A240 - Weg over het hoofdemplacement van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Kisaran bij Tandjoengbalai, KITLV 85799.tiff|Suasana kompleks HAPM {{kira-kira}} tahun [[1925]] (<small>sekarang menjadi kompleks BSP Kisaran</small>)
Berkas:Kompleks BSP Tahun 2024.jpg|Kompleks BSP tahun [[2024]] (<small>eks kompleks HAPM</small>)
Berkas:Bij de plaquette van Huibregt Ketner, van 1911-1919 de eerste hoofdadministrateur van de Hollandsch-Amerikaansche Plantage Maatschappij te Kisaran, KITLV 34952.tiff|Tengku Alang Yahya (penguasa Asahan; ketiga dari kiri) berfoto bersama para petinggi HAPM di kantor besar HAPM Kisaran {{kira-kira}} tahun [[1919]]
Berkas:Kabupaten Asahan, Sumatra Utara 02.jpg|Kantor bupati Asahan di Kisaran
Berkas:DPRD Kabupaten Asahan, Sumatera Utara 01.jpg|Kantor DPRD Asahan di Kisaran
Baris 206 ⟶ 211:
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Verkeer in de winkelstraat Tebing TMnr 60053815.jpg|Lalu lintas di jalan Imam Bonjol (dulu jalan Tebing) Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De winkelstraat Tebing met Toko Bombay Lama TMnr 60053814.jpg|Aktivitas di jalan Imam Bonjol (dulu jalan Tebing) Kisaran pada masa Hindia Belanda
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Opening van de brug te Kisaran met de resident de sultan van Asahan TMnr 60038663.jpg|Peresmian jembatan Sei Silau di Kisaran {{kira-kira}} tahun [[1897]] (<small>saat ini biasa disebut sebagai pangkal titi</small>)
</gallery></center>