Tengku Syarifah Fadlun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faldi00 (bicara | kontrib)
Membuat artikel baru mengenai permaisuri kedua Sultan Syarif Kasim II
 
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 30:
 
=== Mengelola Madrasah Annisa dan Sultanah Latifah School ===
Pada bulan Mei 1929, Sultan Syarif Kasim mendirikan sekolah agama khusus wanita yaitu Madrasah Annisa.{{sfn|Wilaela|Ghafur|Hasbullah|Widiarto|2018|p=35}} Syarifah Fadlun memegang peran di madarash ini sebagai pengelolanya.{{sfn|Wilaela|Ghafur|Hasbullah|Widiarto|2018|p=38}} Ia juga membebaskan siswi-siswinya yang belajar di madrasah dari biaya pendidikan.{{sfn|Wilaela|Ghafur|Hasbullah|Widiarto|2018|p=40}} Salah satu hal yang ia lakukan sebagai pengurus madrasah ini ialah melakukan kerja sama dengan sekolah agama lain untuk mengembangkan kualitas pendidikannya. Pada tahun 1941, bersama dengan sang suami, Syarifah Fadlun berkunjung ke [[Bukittinggi]]Padang Panjang untuk bertemu dengan [[Rahmah El Yunusiyah]] dan dari situalah kerja sama antara Madrasah Annisa dan Diniyah[[Perguruan PutriDiniyyah Puteri Padang Panjang|Diniyah Putri]] terjalin.{{sfn|Wilaela|Ghafur|Hasbullah|Widiarto|2018|p=39}}
 
Berkat persetujuan kerja sama antara Madrasah An-Nisa dan Diniyah Putri Padang Panjang, siswi-siswi berprestasi dari Madrasah Annisa dapat melanjutkan pendidikan tingginya ke tingkat aliyah di sekolah diniyah yang dikelola oleh Rahmah El Yunusiyah. Dengan belajar di sekolah diniyah, sang siswi bisa menjadi guru di Madrasah Annisa. Di samping itu juga, Madrasah An-Nisa mendapatkan guru dari Padang Panjang.{{sfn|Wilaela|Ghafur|Hasbullah|Widiarto|2018|p=39}} Terinspirasi dari Diniyah Putri Padang Panjang, Syarifah merancang kurikulum untuk madarasahnya sesuai dengan diniyah yang mana pembelajarannya tidak terbatas pada ilmu agama, tetapi juga ilmu umum.{{sfn|Wilaela|Ghafur|Hasbullah|Widiarto|2018|p=40}}
Baris 42:
Seusai berita [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] sampai ke Siak, Syarifah Fadlun bersama dengan suami mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Syarifah berkontribusi dengan cara menyambung dan menjahit robekan bendera Belanda menjadi bendera Indonesia. Bendera yang dijahit olehnya dikibarkan pada saat rapat umum diadakan di Siak.{{sfn|Wilaela|Ghafur|Hasbullah|Widiarto|2018|p=43}}
 
Bersama dengan sang suami, Syarifah juga dikabarkan menyumbang uang sebesar 13 juta gulden dan emas yang ada ditangannya untuk perjuangan kemerdekaan IndoensiaIndonesia. Tidak hanya itu saja, Syarifah juga menyematkan lambang merah putih di seragam [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR).<ref name="SF">{{cite web |last1=Faizin |first1=Eko |title=Tengku Mahratu: Penjahit Merah Putih, Sumbang Perhiasannya buat Kemerdekaan RI |url=https://riau.suara.com/read/2021/08/19/151224/tengku-mahratu-penjahit-merah-putih-sumbang-perhiasannya-buat-kemerdekaan-ri |website=suara.com |publisher=Suara |access-date=11 Juli 2024}}</ref>
 
== Kehidupan pasca perceraian ==