Hamka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ryan Ikhsan R (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 26548965 oleh EditorPKY (bicara) Maaf kepada EditorPKY, kalau dilihat, Anda tidak teliti dulu sebelum mengurungkan. Pertama, kode ISBN itu pelengkap tambahan setelah keterengan referensi. Kedua, referensi yang dipakai sebenarnya bersumber dari buku, kedudukannya lebih kuat daripada artikel online, dan di sini terdapat beberapa referensi dari buku. Apakah Anda kurang paham kaidah kepustakaan?
Tag: Pengembalian manual
Susilo budiman (bicara | kontrib)
k Datuak bukan Datuk
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 18:
| birth_place = [[Sungai Batang, Tanjung Raya, Agam|Sungai Batang]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Death date and age|1981|7|24|1908|2|17}}
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| restingplace = [[Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir|Makam Pahlawan Nasional Buya Hamka, Tanah Kusir]]
| nationality = <!-- Kolom ini hanya untuk warga negara; atau pihak asing -->
| school_tradition =
| module = {{Infobox person | child = yes
| other_names = {{hlist|Hamka|Buya Hamka}}
Baris 38 ⟶ 37:
}}}}
 
[[Profesor|Prof.]] [[Honoris Causa|Dr.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Abdul Malik Karim Amrullah,''' gelar '''DatukDatuak Indomo'''<ref>Hamka (2021). ''Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi''. Depok: Gema Insani. ISBN 978-602-250-916-5.</ref>, serta populer dengan [[nama pena]]nya, '''Buya Hamka''' ({{IPA|id|/hɑːmkɑːˈ/|lang}}, [[Abjad Jawi|Jawi]]: هامکا) ({{lahirmati|[[Kabupaten Agam|Agam]]|17|2|1908|[[Jakarta]]|24|7|1981}}), adalah seorang ulama, filsuf, dan sastrawan Indonesia. Ia berkarier sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Ia sempat berkecimpung di politik melalui [[Majelis Syuro Muslimin Indonesia|Masyumi]] sampai partai tersebut dibubarkan, menjabat [[Majelis Ulama Indonesia|Ketua Majelis Ulama Indonesia]] (MUI) pertama, dan aktif dalam [[Muhammadiyah]] hingga akhir hayatnya. [[Universitas al-Azhar]] dan [[Universitas Nasional Malaysia]] menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara [[Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)|Universitas Moestopo]] mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk [[Universitas Hamka]] milik Muhammadiyah dan masuk dalam [[daftar Pahlawan Nasional Indonesia]].
 
Dibayangi nama besar ayahnya [[Abdul Karim Amrullah]], Hamka remaja sering melakukan perjalanan jauh sendirian. Alih-alih menyelesaikan pendidikannya di [[Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek|Thawalib]], ia merantau ke [[Jawa]] pada umur 16 tahun. Selang setahun, ia pulang membesarkan [[Muhammadiyah]] di [[Kota Padang Panjang|Padang Panjang]]. Pengalaman ditolak sebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karena tak memiliki ijazah dan kemampuan berbahasa Arabnya yang terbatas mendorong Hamka muda pergi ke [[Makkah]]. Lewat bahasa Arab yang dipelajarinya, Hamka mendalami [[sejarah Islam]] dan sastra secara otodidak. Kembali ke Tanah Air, Hamka bekerja sebagai wartawan sambil menjadi guru agama di [[Kabupaten Deli Serdang|Deli]]. Setelah menikah, ia kembali ke [[Medan]] dan memimpin ''[[Pedoman Masyarakat]]''. Lewat karyanya ''[[Di Bawah Lindungan Ka'bah (novel)|Di Bawah Lindungan Ka'bah]]'' dan ''[[Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck]]'', nama Hamka melambung sebagai sastrawan.