Pengguna:FelixJL111/Test5: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
FelixJL111 (bicara | kontrib) |
FelixJL111 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(45 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
Berikut ini merupakan riwayat perkembangan atas [[pembentukan daerah di Indonesia]], terutama daerah provinsi sebagai wilayah administratif tingkat satu dan daerah kabupaten/kota sebagai wilayah administratif tingkat dua.
==
Pada [[Imperium kolonial Belanda|masa kolonial Belanda]], wilayah [[Hindia Belanda]] terbagi menjadi tiga [[provinsi]] (''provincie'') dan lima [[kegubernuran|gubernemen]] (''gouvernement''), termasuk dua gubernemen yang berada pada daerah ''[[Vorstenlanden]]'' (daerah di bawah kekuasaan [[keraton]] [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta]], [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]], [[Kadipatèn Mangkunagaran|Mangkunegaran]], dan [[Kadipaten Pakualaman|Pakualaman]]), semuanya dipimpin oleh [[gubernur]] (''goeverneur''). Semua provinsi dan kegubernuran tersebut dibagi lagi menjadi [[keresidenan]] (''regentschap'') yang dipimpin oleh [[residen]] (''resident''). Semua keresidenan di [[Jawa]] dibagi menjadi [[kabupaten]] (''regentschap'') yang dipimpin oleh [[bupati]] (''regent''), sementara semua keresidenan di [[Daerah Luar]] dibagi menjadi [[afdeling]] (''afdeeling'') yang dipimpin oleh [[asisten residen]] (''assistent-resident''). Selain itu, terdapat pula daerah administratif [[geminte]] (''stadgemeente'') yang setingkat dengan kabupaten/afdeling, yang dipimpin oleh ''burgemeester'' (wali kota) dan memiliki wilayah yang tumpang tindih dengan wilayah kabupaten/afdeling induk yang lebih besar.▼
=== Masa kolonial Belanda ===
{{sembunyikan mulai|{{nobold|Hingga tahun 1942, pembagian administratif di wilayah [[Hindia Belanda]] adalah sebagai berikut.}}|titlestyle=font-size:100%;}}▼
{{See also|Pembagian administratif Hindia Belanda}}
▲Pada [[Imperium kolonial Belanda|masa kolonial Belanda]], wilayah [[Hindia Belanda]] terbagi menjadi tiga [[provinsi]] (''provincie'') dan lima [[kegubernuran|gubernemen]] (''gouvernement''), termasuk dua gubernemen yang berada pada daerah ''[[Vorstenlanden]]'' (daerah di bawah kekuasaan [[keraton]] [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta]], [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]], [[Kadipatèn Mangkunagaran|Mangkunegaran]], dan [[Kadipaten Pakualaman|Pakualaman]]), semuanya dipimpin oleh [[gubernur]] (''goeverneur''). Semua provinsi dan kegubernuran tersebut dibagi lagi menjadi [[keresidenan]] (''
▲{{sembunyikan mulai|{{nobold|Hingga tahun 1942, pembagian administratif di wilayah [[Hindia Belanda]] adalah sebagai berikut.}}|titlestyle=font-size:
<!--- SUMATRA --->
{| class="wikitable"
Baris 643 ⟶ 646:
|[[Papua Barat|Nugini Barat]]
|}
{{sembunyikan selesai}}
=== Masa pendudukan Jepang ===
{{See also|Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda}}
Pada [[Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda|masa pendudukan Jepang]], wilayah Hindia Belanda dikendalikan oleh tiga [[Divisi (militer)|divisi]] [[Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang|militer Jepang]] yang berbeda. Wilayah Jawa yang dikuasai oleh divisi [[Tentara ke-16 (Jepang)|Angkatan Darat XVI]] dibagi menjadi ''syuu'' ({{Lang|ja|州}}, {{Transl|ja|shū}}) sebagai bekas [[keresidenan]], yang dibagi lagi menjadi ''ken'' ({{Lang|ja|県}}) dan ''si'' ({{Lang|ja|市}}, {{Transl|ja|shi}}), masing-masing merupakan bekas [[kabupaten]] dan [[geminte]]. ''Syuu'', ''ken'', dan ''si'' masing-masing dipimpin oleh ''syuutyoo'' ({{Lang|ja|州長}}, {{Transl|ja|shūchō}}) sebagai ganti [[residen]], ''kentyoo'' ({{Lang|ja|県長}}, {{Transl|ja|kenchō}}) sebagai ganti [[bupati]], dan ''sityoo'' ({{Lang|ja|市長}}, {{Transl|ja|shichō}}) sebagai ganti ''burgemeester''. AD XVI secara formal menghapus secara formal daerah administratif [[provinsi]] dan [[Kegubernuran|gubernemen]], tetapi sebagai gantinya membentuk lima ''gunseibu'' ({{Lang|ja|軍政部}}) yang masing-masing menjadi badan koordinator di wilayah bekas provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta daerah bekas ''Vorstenlanden'' Surakarta dan Yogyakarta yang disebut ''[[Vorstenlanden|kooti]]'' ({{Lang|ja|公地}}, {{Transl|ja|kōchi}}).<ref>{{Cite book|last=Nurcholis|first=Hanif|last2=Harijanti|first2=Susi Dwi|date=2021|url=<!--https://pustaka.ut.ac.id/lib/mapu5204-negara-bagian-dan-pemerintahan-lokal-state-and-local-government/-->|title=Negara Bagian dan Pemerintahan Lokal|location=Tangerang Selatan|publisher=Universitas Terbuka|isbn=9786233121231|url-status=live}}</ref>
Wilayah [[Sumatra]] yang dikelola oleh [[Angkatan Darat ke-25 (Jepang)|Angkatan Darat XXV]] dibagi menjadi ''syuu'' ({{Lang|ja|州}}, {{Transl|ja|shū}}) sebagai bekas keresidenan, yang dibagi lagi menjadi ''bunsyuu'' ({{Lang|ja|分周}}, {{Transl|ja|bunshū}}) dan ''si'' ({{Lang|ja|市}}, {{Transl|ja|shi}}), masing-masing merupakan bekas [[afdeling]] dan geminte. ''Syuu'', ''bunsyuu'', dan ''si'' masing-masing dipimpin oleh ''syuutyoo'' ({{Lang|ja|州長}}, {{Transl|ja|shūchō}}) sebagai ganti [[residen]], ''bunsyuutyoo'' ({{Lang|ja|分周長}}, {{Transl|ja|bunshūchō}}) sebagai ganti [[asisten residen]], dan ''sityoo'' ({{Lang|ja|市長}}, {{Transl|ja|shichō}}) sebagai ganti ''burgemeester''.<ref>{{Cite web|title=Sejarah Kabupaten Asahan – Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Asahan|url=https://portal.asahankab.go.id/sejarah-kabupaten-asahan-2/|language=en-US|access-date=2024-12-17}}</ref>
Wilayah Hindia Belanda yang dikelola oleh [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang|Angkatan Laut Jepang]] melalui ''[[Minseifu|minseihu]]'' ({{Lang|ja|民政府}}, {{Transl|ja|minseifu}}) membawahi ''minseibu'' ({{Lang|ja|民政部}}) pada tiap wilayah [[Kalimantan (wilayah Indonesia)|Borneo]], [[Sulawesi]], [[Kepulauan Nusa Tenggara|Sunda Kecil]], [[Kepulauan Maluku|Maluku]], serta [[Papua (wilayah Indonesia)|Nugini Barat]].<ref>{{Cite web|title=Sumber Sejarah Masa Pendudukan Jepang di Indonesia|url=https://online.flipbuilder.com/mbhd/duog/mobile/index.html|website=online.flipbuilder.com|language=en|access-date=2024-12-17}}</ref>
== Riwayat pembagian Indonesia ==
{| class="wikitable plainrowheaders"
! scope="col" |Tanggal
! scope="col" |Perubahan
! scope="col" |Peta perubahan
|-
! scope="row" |19 Agustus 1945
|Dalam sidang kedua tanggal 19 Agustus, [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (PPKI) menetapkan pembagian wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi dan menetapkan secara tidak langsung bahwa daerah tingkat satu Indonesia berbentuk provinsi.<ref name=":0">{{Cite news|last=Adryamarthanino|first=Verelladevanka|date=2022-02-03|title=Hasil Sidang PPKI Pertama, Kedua, dan Ketiga|url=https://www.kompas.com/stori/read/2022/02/03/130000079/hasil-sidang-ppki-pertama-kedua-dan-ketiga|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-04-11}}</ref>
{{legend|e41a1c|[[Sumatera]], dipimpin oleh [[Teuku Muhammad Hasan]].}}
{{legend|377eb8|[[Kalimantan (provinsi)|Kalimantan]], dipimpin oleh [[Pangeran Mohammad Noor]].}}
{{legend|ff7f00|[[Jawa Barat]], dipimpin oleh [[Sutardjo Kertohadikusumo]].}}
{{legend|4daf4a|[[Jawa Tengah]], dipimpin oleh [[Soeroso]].}}
{{legend|984ea3|[[Jawa Timur]], dipimpin oleh [[Ario Soerjo]].}}
{{legend|1b9e77|[[Sulawesi]], dipimpin oleh [[Sam Ratulangi]].}}
{{legend|a65628|[[Maluku]], dipimpin oleh oleh [[Johannes Latuharhary]].}}
{{legend|e7298a|[[Sunda Kecil]], dipimpin oleh [[I Gusti Ketut Pudja]].}}
Kedelapan provinsi tersebut dibagi lagi menjadi sejumlah keresidenan, dan seterusnya mengikuti keadaan saat itu, termasuk [[geminte]] ([[kota]]). Status [[swapraja]] untuk [[Wilayah administratif khusus di Indonesia|daerah istimewa]] menunggu sikap dari keempat monarki.<ref name=":1">{{Cite book|last=Sabon|first=Max Boli|date=2009|title=Hukum Otonomi Daerah (Bahan Pendidikan Untuk Perguruan Tinggi)|location=Jakarta|publisher=Universitas Atmajaya|pages=90|url-status=live}}</ref> Undang-undang pembentukan kedelapan provinsi tersebut menyusul kemudian.
|[[Berkas:Eight Indonesian provinces - 1945.svg|pus]]
|-
! scope="row" |6 September 1945
|Pada tanggal 1 September 1945, [[Pakubuwana XII]] dari [[Kesunanan Surakarta Hadiningrat|Surakarta]] dan [[Mangkunegara VIII|Mangkunagara VIII]] dari [[Kadipatèn Mangkunagaran|Mangkunagaran]] mengeluarkan maklumat terpisah yang menyatakan integrasi wilayah kedua monarki tersebut ke dalam [[Negara Kesatuan Republik Indonesia]] (NKRI). Empat hari kemudian, [[Hamengkubuwana IX]] dari [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]] dan [[Paku Alam VIII]] dari [[Kadipaten Pakualaman|Pakualaman]] juga mengeluarkan maklumat integrasi serupa, yang kemudian dikenal sebagai [[s:Amanat_5_September_1945|Amanat 5 September 1945]].
Setelah adanya sikap resmi untuk mendukung Republik, Presiden [[Soekarno]] menyerahkan [[s:Piagam Penetapan|Piagam Penetapan]] (yang sebenarnya telah dibuat sejak 19 Agustus) kepada keempat monarki tersebut. Penetapan tersebut mengakui {{legend2|size=100%|#377eb8|[[Daerah Istimewa Yogyakarta]]}} dan {{legend2|size=100%|#4daf4a|[[Daerah Istimewa Surakarta]]}} yang terpisah dari {{legend2|size=100%|#cfcfcf|Jawa Tengah}} secara formal. Penyusunan undang-undang yang mengesahkan pembentukan daerah istimewa tersebut ditangguhkan karena menunggu keadaan negara yang lebih kondusif.
|[[Berkas:Indonesian special regions - 1945.svg|pus]]
|-
! scope="row" |15 Juli 1946
|Akibat gerakan [[Swapraja|antiswapaja]] yang memicu pergolakan besar dan keadaan [[bahaya]], [[Pemerintah Indonesia|Pemerintah]] membatalkan pengakuan atas Daerah Istimewa Surakarta melalui keputusan dalam UU No. 16/SD/1946. Sebagai gantinya, Pemerintah membentuk [[Keresidenan Surakarta]].
|[[Berkas:Surakarta Special Region dissolution - 1946.svg|pus]]
|-
! scope="row" |15 April 1948
|Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1948, Sumatera dipecah menjadi 3 provinsi.<ref>{{Cite act|title=Pembagian Sumatra dalam Tiga Propinsi|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/25549/uu-no-10-tahun-1948|type=Undang-Undang|index=10|year=1948}}</ref>
{{legend|377eb8|[[Sumatera Utara]], meliputi Keresidenan Aceh, [[Keresidenan Sumatera Timur|Sumatera Timur]], dan [[Keresidenan Tapanuli|Tapanuli]].}}
{{legend|4daf4a|[[Sumatra Tengah|Sumatera Tengah]], meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Riau, dan [[Keresidenan Jambi]].}}
{{legend|ff7f00|[[Sumatera Selatan]], meliputi Keresidenan Bengkulu, Palembang, Lampung, dan Bangka Belitung.}}Undang-undang ini menjadi landasan hukum pembentukan ketiga provinsi tersebut.
|[[Berkas:Three Sumatran provinces - 1948.svg|pus]]
|-
! scope="row" |10 Juli 1948
|UU No. 22 Tahun 1948 menyatakan pembagian wilayah Indonesia ke dalam tiga tingkatan daerah otonom.<ref>{{Cite act|title=Penetapan Aturan-Aturan Pokok Mengenai Pemerintahan Sendiri Didaerah-Daerah yang Berhak Mengatur dan Mengurus Rumah Tangganya Sendiri|url=https://peraturan.bpk.go.id/Details/25801/uu-no-22-tahun-1948|type=Undang-Undang|index=22|year=1948}}</ref>
# [[Provinsi]].
# [[Kabupaten]] atau [[Kota madya|kota besar]].
# [[Desa]], [[kota kecil]], [[Nagari|negeri]], [[marga]], atau semacamnya.
Daerah seperti [[keresidenan]] dan [[kewedanaan]] tidak dibubarkan tetapi tidak akan memiliki hak [[Daerah otonom|otonomi daerah]] dan akan menjadi wilayah administratif belaka.
|{{Center|''Tidak ada perubahan''}}
|-
! scope="row" |27 Desember 1949
|Indonesia mengadopsi [[Konstitusi Republik Indonesia Serikat]] (RIS) sejak tanggal 27 Desember 1949. Hal ini juga berdampak pada perubahan pembagian administratif negara pada tingkat pertama menjadi sebagai berikut.
* Tujuh negara bagian, terdiri dari [[Republik Indonesia (1949–1950)|Republik Indonesia]], [[Negara Indonesia Timur|Indonesia Timur]], [[Negara Pasundan|Pasundan]], [[Negara Jawa Timur|Jawa Timur]], [[Negara Madura|Madura]], [[Negara Sumatera Timur|Sumatera Timur]], dan [[Negara Sumatera Selatan|Sumatera Selatan]].
* Sembilan daerah bagian, terdiri dari Jawa Tengah, Kalimantan Barat, [[Daerah Dayak Besar|Dayak Besar]], [[Daerah Banjar|Banjar]], [[Federasi Kalimantan Tenggara|Kalimantan Tenggara]], [[Negara Kalimantan Timur|Kalimantan Timur]], Bangka, Belitung, dan Riau.
* Beberapa [[Swapraja|daerah swapraja]].
|[[Berkas:Map of the United States of Indonesia-id.svg|pus]]
|-
! scope="row" |5 April 1950
|Pada dari bulan Maret–April 1950, sebagian besar negara dan daerah bagian melebur secara sukarela ke dalam [[Republik Indonesia (1949–1950)|Republik Indonesia]]. Sejak tanggal 5 April, tinggal tiga negara bagian saja yang tersisa, yaitu {{legend2|size=100%|#e41a1c|[[Republik Indonesia (1949–1950)|Negara Republik Indonesia]]}}, {{legend2|size=100%|#4daf4a|[[Negara Sumatera Timur]]}}, dan {{legend2|size=100%|#377eb8|[[Negara Indonesia Timur]]}}.
|[[Berkas:Three Indonesian states - 1950.svg|pus]]
|-
! scope="row" |15 Agustus 1950
|Melalui PP [[Republik Indonesia (1949–1950)|RI]] No. 31 Tahun 1950, empat provinsi di Jawa resmi terbentuk.<ref>{{Cite act|title=Berlakunja Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 Dan 11 Tahun 1950|url=https://jdih.jogjaprov.go.id/hukum/peraturan-pemerintah-nomor-31-tahun-1950-tentang-berlakunja-undang-undang-nomor-2-3-10-dan-11-tahu|type=Peraturan Pemerintah Republik Indonesia|index=31|year=1950}}</ref>
{{legend|e41a1c|[[Jawa Barat]], berdasarkan UU No. 11 Tahun 1950 yang diundangkan pada tanggal 4 Juli 1950.<ref>{{Cite act|title=Pembentukan Propinsi Djawa Barat|url=https://peraturan.bpk.go.id/Details/38121/uu-no-11-tahun-1950|type=Undang-Undang|index=11|year=1950}}</ref>}}
{{legend|377eb8|[[Jawa Tengah]], berdasarkan UU No. 10 Tahun 1950 yang diundangkan pada tanggal 4 Juli 1950.<ref>{{Cite act|title=Pembentukan Propinsi Djawa Tengah|url=https://peraturan.bpk.go.id/Details/38118/uu-no-10-tahun-1950|type=Undang-Undang|index=10|year=1950}}</ref>}}
{{legend|4daf4a|[[Daerah Istimewa Yogyakarta]], berdasarkan UU No. 3 Tahun 1950 yang diundangkan pada tanggal 4 Maret 1950.<ref>{{Cite act|title=Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta|url=https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt519f2fb32ad5b/undang-undang-republik-indonesia-nomor-3-tahun-1950/document/|type=Undang-Undang|index=3|year=1950}}</ref>}}
{{legend|a65628|[[Jawa Timur]], berdasarkan UU No. 2 Tahun 1950 yang diundangkan pada tanggal 4 Maret 1950.}}
|[[Berkas:Four Javanese province - 1950.svg|pus]]
|-
| scope="row" |
|
|
|}
|