Ahmad Rivai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Ariandi Lie memindahkan halaman Kapten Ahmad Rivai ke Ahmad Rivai tanpa membuat pengalihan
Dafzzz (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(56 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox officeholder
{{Multiple issues|
|honorific-prefix =
{{Underlinked|date=Desember 2024}}
|name = Ahmad Rivai
|image = Kapten Ahmad Rivai.jpg
|caption = Foto Kapten A. Rivai
|birth_date =
|birth_place = [[Cempaka, Ogan Komering Ulu Timur]], [[Hindia Belanda]]{{efn|sedikitnya informasi dan literatur yang menjelaskan tentang kapan lahirnya A. Rivai<ref name=":1">{{Cite web|title=Kapten A Rivai Bombardir Pasukan Belanda di Perang 5 Hari 5 Malam,Putra Pangeran OKU Timur Itu Gugur - Sripoku.com|url=https://palembang.tribunnews.com/amp/2020/08/12/kapten-a-rivai-bombardir-pasukan-belanda-di-perang-5-hari-5-malamputra-pangeran-oku-timur-itu-gugur|website=palembang.tribunnews.com|access-date=2024-12-27}}</ref>}}
|birth_name =
|death_date = {{death date |1947|1|2}}
|death_place = [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]], [[Indonesia]]
|death_cause =
| resting_place = [[Taman Makam Pahlawan Ksatria Ksetra Siguntang]], [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]]
|parents =
|occupation = [[Tentara]]
|allegiance = {{bulleted list|{{flag|Kekaisaran Jepang}} (1943—1945)|{{flag|Indonesia}} (1945—1947)}}
|branch = {{bulleted list|[[Giyugun]] (1943—1945)|{{flagicon image|Flag of the Indonesian Army.svg}} [[TNI Angkatan Darat]] (1945—1947)}}
|serviceyears = 1943—1947
|rank = [[File:15-TNI Army-CPT.svg|25px]] [[Kapten]] ([[Anumerta]])
|unit =
| battles = {{Tree list}}
* [[Revolusi Nasional Indonesia]]
=** Perang[[Pertempuran Lima Hari Lima Malam =di Palembang]]
{{Tree list/end}}
|awards = [[Berkas:Star.svg|10px]] [[Anumerta|KPLB Anumerta]]
|footnotes = <small>Pangkat terakhirnya adalah [[Letnan Satu|Lettu]] [[TNI]], tetapi karena gugur dalam tugas, maka diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi [[Kapten]] ([[Anumerta]]).</small>
}}
{{Unreferenced|date=Desember 2024}}
[[Berkas:Kapten Ahmad Rivai.jpg|al=Pahlawan Sumsel|kiri|jmpl|422x422px|'''Kapten Ahmad Rivai, Pahlawan dari Desa Cempaka, Kab. Oku Timur, Sumatera Selatan''']]
'''Kapten Ahmad Rivai''' adalah seorang tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, terutama di wilayah Sumatera Selatan. Ia lahir di Desa Cempaka, yang dulu merupakan bagian dari Marga Semendawai Suku II, kini menjadi bagian dari Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur), Provinsi Sumatera Selatan. Ia merupakan putra dari Pangeran Harun, seorang Pesirah (pemimpin adat) yang terkenal.
 
[[Kapten]] ([[Anumerta]]) '''Ahmad Rivai''' atau biasa disingkat '''A. Rivai''' adalah seorang tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah [[Sumatera Selatan|Sumatera Bagian Selatan]]. Ia juga adalah perwira [[Tentara Republik Indonesia]] (TRI), yang gugur dalam [[Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang]].
'''Ahmad Rivai''' pernah menempuh pendidikan di '''HIS (Hollandsch Inlandsche School)''' di Palembang, yang pada masanya merupakan sekolah pada masa penjajahan belanda. Kemudian Ia melanjutkan pendidikan ke '''MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs)''' dari tahun 1938 hingga 1941, sebuah sekolah lanjutan setara dengan SMP pada zaman itu.
 
== BiografiKehidupan Awal ==
A. Rivai dilahirkan di Desa Cempaka, yang pada masa lalu merupakan bagian dari Marga Semendawai Suku II, dan kini menjadi bagian dari Kabupaten [[Ogan Komering Ulu Timur]] (OKU Timur), Provinsi [[Sumatera Selatan]]. A. Rivai merupakan putra dari Pangeran Harun, seorang Pesirah (pemimpin adat) yang terkenal di daerah tersebut. Pada masa penjajahan Belanda, A. Rivai menempuh pendidikan di [[Hollandsch-Inlandsche School]] (HIS) di Palembang, yang merupakan sekolah dasar yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Setelah menyelesaikan pendidikan di HIS, ia melanjutkan pendidikannya ke [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]] (MULO) antara tahun 1938 hingga 1941, yang merupakan sebuah sekolah menengah.<ref name=":0">{{Cite web|last=Ridho|first=Albar|date=2021-08-16|title=Perjuangan Kapten A Rivai: Bukan Sebatas Nama Jalan Saja|url=https://beritapagi.co.id/2021/08/16/perjuangan-kapten-a-rivai-bukan-sebatas-nama-jalan-saja/|website=BERITAPAGI|language=id|access-date=2024-12-21}}</ref>
Pada masa Jepang menduduki Indonesia tahun 1943, '''Ahmad Rivai''' melanjutkan pendidikan militer di Gyu-gun. Gyu-gun merupakan sebuah lembaga pendidikan militer yang didirikan oleh pemerintah Jepang. Di sini, ia menerima pelatihan militer intensif selama tiga tahun bersama dengan rekan-rekannya seperti Hasan Kasim dan Haroen Sohar. Setelah lulus dari Gyu-gun, ia mendapat pangkat Gyui Syoi (Letnan Dua) dan ditugaskan di kantor militer Jepang, Dai Ichi Shotaitjo, hingga menjelang kemerdekaan Indonesia.
 
== Karier Militer ==
Setelah berita kekalahan Jepang pada perang Dunia ke-II, selanjutnya pembentukan '''BPKR (Badan Pembantu Keamanan Rakyat)''' yang berpusat di Yogyakarta. BPKR dibentuk untuk membantu menjaga keamanan dan melucuti senjata tentara Jepang yang masih ada di Indonesia. '''Ahmad Rivai''' ditugaskan untuk mengawasi pelucutan senjata tentara Jepang di bekas sekolah '''Mizuho Gakuen''' (yang dulunya merupakan HIS zaman Belanda, kini menjadi SMPN 1 Palembang).
Pada masa Jepang menduduki Indonesia tahun 1943, '''Ahmad Rivai''' melanjutkan pendidikan militer di Gyu-gun[[Gyugun]]. Gyu-gun[[Gyugun]] merupakan sebuah lembaga pendidikan militer yang didirikan oleh pemerintah Jepang. Di sini, ia menerima pelatihan militer intensif selama tiga tahun bersama dengan rekan-rekannya seperti Hasyim Alamlah, Hasan Kasim, dan[[Bambang Utoyo]], HaroenHarun Sohar, M. Simbolon, [[Noerdin Pandji]], [[Alamsyah Ratu Perwiranegara]] , Dani Effendi, Animan Achyat, Muhammad Nuh, [[Makmun Murod]], [[Abundjani]], [[Barlian]], [[Achmad Bastari]], Zurbi Bustan, dll. Setelah lulus dari Gyu-gunGyugun, ia mendapat pangkat Gyui Syoi (Letnan Dua) dan ditugaskan di kantor militer Jepang, Dai Ichi Shotaitjo, hingga menjelang kemerdekaan Indonesia.
 
Setelah berita kekalahan Jepang pada perang Dunia ke-II, selanjutnya pembentukan '''BPKR (Badan Pembantu Keamanan Rakyat)''' yang berpusat di Yogyakarta. BPKR dibentuk untuk membantu menjaga keamanan dan melucuti senjata tentara Jepang yang masih ada di Indonesia. '''AhmadA. Rivai''' ditugaskan untuk mengawasi pelucutan senjata tentara Jepang di bekas sekolah '''Mizuho Gakuen''' (yang dulunya merupakan HIS zaman Belanda, kini menjadi SMPN 1 Palembang).
Markas besar BPKR Palembang dipusatkan di '''Gedung Methodist''' yang terletak di Jalan Tengkuruk. Gedung ini menjadi pusat kegiatan organisasi tersebut dalam menjalankan misi-misi kemerdekaan. '''Ahmad Rivai''' menjabat sebagai '''Kepala Divisi Keamanan''' di BKR Palembang, yang dipimpin oleh '''Gyui Syoi Hasan Kasim''' sebagai pimpinan BKR dan '''Gyui Syoi Mohammad Rifai''' sebagai wakilnya. Tugasnya sangat berat, karena ia harus memastikan agar pasukan yang ada tetap siap menghadapi ancaman, baik dari sisa-sisa pasukan Jepang maupun dari Belanda yang berusaha merebut kembali Indonesia.
 
Markas besar BPKR Palembang dipusatkan di '''Gedung Methodist''' yang terletak di Jalan Tengkuruk. Gedung ini menjadi pusat kegiatan organisasi tersebut dalam menjalankan misi-misi kemerdekaan. '''Ahmad Rivai''' menjabat sebagai '''Kepala Divisi Keamanan''' di BKR Palembang, yang dipimpin oleh '''Gyui Syoi Hasan Kasim''' sebagai pimpinan BKR dan '''Gyui Syoi Mohammad Rifai''' sebagai wakilnya. Tugasnya sangat berat, karena ia harus memastikan agar pasukan yang ada tetap siap menghadapi ancaman, baik dari sisa-sisa pasukan Jepang maupun dari Belanda yang berusaha merebut kembali Indonesia.
Seiring berjalannya waktu BPKR berubah menjadi '''TKR (Tentara Keamanan Rakyat)''' dan kemudian menjadi bagian dari '''Sub Komandemen Sumatera Selatan (Subkoss)''', '''Ahmad Rivai''' naik pangkat menjadi '''Letnan Satu'''. Ia pun ditempatkan sebagai '''Wakil Brigade Garuda Merah Pertempuran (BGMP)''' di bawah komando '''Mayor Iskandar'''. Tugas utama BGMP adalah mempertahankan Palembang dari serangan Belanda yang semakin intensif.
 
Seiring berjalannya waktu BPKR berubah menjadi '''TKR (Tentara Keamanan Rakyat)''' dan kemudian menjadi bagian dari '''Sub Komandemen Sumatera Selatan (Subkoss)''', '''AhmadA. Rivai''' naik pangkat menjadi '''Letnan Satu'''. Ia pun ditempatkan sebagai '''Wakil Brigade Garuda Merah Pertempuran (BGMP)''' di bawah komando '''Mayor Iskandar'''. Tugas utama BGMP adalah mempertahankan Palembang dari serangan Belanda yang semakin intensif.<ref name=":0">{{Cite web|last=Ridho|first=Albar|date=2021-08-16|title=Perjuangan Kapten A Rivai: Bukan Sebatas Nama Jalan Saja|url=https://beritapagi.co.id/2021/08/16/perjuangan-kapten-a-rivai-bukan-sebatas-nama-jalan-saja/|website=BERITAPAGI|language=id|access-date=2024-12-21}}</ref>
= Perang Lima Hari Lima Malam =
[[Berkas:Masa Penjajahan Belanda.jpg|pus|jmpl|592x592px|'''Foto masa penjajahan Belanda''']]
 
== Perang Lima Hari Lima Malam ==
[[Berkas:Masa Penjajahan Belanda.jpg|pus|jmpl|592x592px|'''Foto masa penjajahan Belanda''']]
 
Pada tanggal 28 Desember 1946, situasi di Palembang semakin memanas sehingga terjadilah '''Perang 5 Hari 5 Malam''', sebuah pertempuran besar antara pasukan Indonesia dan Belanda yang berlangsung di kota Palembang. Lettu. '''A. Rivai''', sebagai Kepala Divisi Keamanan di BGMP, sangat aktif mengawasi pasukan dan memastikan keamanan pasukannya ketika berhadapan langsung dengan Belanda.
 
Pada tanggal 28 Desember 1946, situasi di Palembang semakin memanas sehingga terjadilah '''[[Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang|Perang 5 Hari 5 Malam''']], sebuah pertempuran besar antara pasukan Indonesia dan Belanda yang berlangsung di kota Palembang. Lettu. '''A. Rivai''', sebagai Kepala Divisi Keamanan di BGMP, sangat aktif mengawasi pasukan dan memastikan keamanan pasukannya ketika berhadapan langsung dengan Belanda.
Saat itu, meskipun masih dalam kondisi terluka akibat tembakan peluru yang menghantam bahunya saat memeriksa pasukan di medan pertempuran, Lettu. '''A. Rivai''' tetap bersemangat. Ia terus mengumpulkan informasi penting tentang kondisi pasukan dan mengatur strategi untuk melawan Belanda.
 
Saat itu, meskipun masih dalam kondisi terluka akibat tembakan peluru yang menghantam bahunya saat memeriksa pasukan di medan pertempuran, Lettu. '''A. Rivai''' tetap bersemangat. Ia terus mengumpulkan informasi penting tentang kondisi pasukan dan mengatur strategi untuk melawan Belanda.
Pada tanggal 1 Januari 1947, ketika serangan Belanda semakin gencar. Namun, '''Lettu. A. Rivai''', yang masih dalam masa pemulihan harus memutuskan untuk bergabung dengan pasukan yang berada di '''Sungai Jeruju''' tanpa sepengetahuan perawat. Di sana, pasukan Indonesia mendapat serangan hebat dari Belanda. Dengan keberaniannya, ia memimpin langsung perlawanan pasukan dan merencanakan serangan balik.
 
Pada tanggal 1 Januari 1947, ketika serangan Belanda semakin gencar. Namun, '''Lettu. A. Rivai''', yang masih dalam masa pemulihan harus memutuskan untuk bergabung dengan pasukan yang berada di '''Sungai Jeruju''' tanpa sepengetahuan perawat. Di sana, pasukan Indonesia mendapat serangan hebat dari Belanda. Dengan keberaniannya, ia memimpin langsung perlawanan pasukan dan merencanakan serangan balik.
Namun, pada tanggal 2 Januari 1947, dalam sebuah pertempuran hebat di Sungai Jeruju, sebuah mortir Belanda meledak dekat Rivai, yang membuatnya terlempar ke sungai. Ia ditemukan keesokan harinya dalam keadaan sudah tak bernyawa lagi, mengapung di Sungai Musi, tidak jauh dari kilang minyak Stanvac Plaju.
 
Namun, pada tanggal 2 Januari 1947, dalam sebuah pertempuran hebat di Sungai Jeruju, sebuah mortir Belanda meledak dekat A. Rivai, yang membuatnya terlempar ke sungai. Keesokan harinya, A. Rivai ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa lagi, mengapung di Sungai Musi, tidak jauh dari kilang minyak Stanvac Plaju.<ref name=":0">{{Cite web|last=Ridho|first=Albar|date=2021-08-16|title=Perjuangan Kapten A Rivai: Bukan Sebatas Nama Jalan Saja|url=https://beritapagi.co.id/2021/08/16/perjuangan-kapten-a-rivai-bukan-sebatas-nama-jalan-saja/|website=BERITAPAGI|language=id|access-date=2024-12-21}}</ref><ref>{{Cite web|title=Nekat Keluar dari RS Meski Terluka, Kapten A Rivai Turun ke Medan Perang 5 Hari 5 Malam, Dengan Gagah Berani Bombardir Pasukan Belanda|url=https://intisari.grid.id/read/032286611/nekat-keluar-dari-rs-meski-terluka-kapten-a-rivai-turun-ke-medan-perang-5-hari-5-malam-dengan-gagah-berani-bombardir-pasukan-belanda|website=intisari.grid.id|language=id|access-date=2024-12-27}}</ref>
 
== Kematian ==
Ahmad Rivai meninggal dunia pada tanggal 2 Januari 1947 dengan penuh keberanian dalam pertempuran yang legendaris, yang dikenal dengan sebutan [[Pertempuran '''Lima Hari Lima Malam di Palembang|Perang 5 Hari 5 Malam''']], yang terjadi pada tanggal 21-5 Januari 1947. Ia wafat sebagai pahlawan yang tak kenal lelah dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sebagai penghargaan atas pengorbanannya, pangkatnya dinaikkan dari '''Letnan Satu''' menjadi '''Kapten (Anumerta)''' setelah kematiannya. A. Rivai di makamkan di [[Taman Makam Pahlawan Ksatria Ksetra Siguntang]]<ref name=":0">{{Cite web|last=Ridho|first=Albar|date=2021-08-16|title=Perjuangan Kapten A Rivai: Bukan Sebatas Nama Jalan Saja|url=https://beritapagi.co.id/2021/08/16/perjuangan-kapten-a-rivai-bukan-sebatas-nama-jalan-saja/|website=BERITAPAGI|language=id|access-date=2024-12-21}}</ref><ref>{{Cite web|last=Rizal|first=Usman|date=04--01--2024|title=Kapten A Rivai Ternyata Putra Pangeran dari OKU Timur - Info Sumsel|url=https://www.infosumsel.id/nasional/pr-3622556330/-Kapten-A-Rivai-Ternyata-Putra-Pangeran-dari-OKU-Timur|website=Kapten A Rivai Ternyata Putra Pangeran dari OKU Timur - Info Sumsel|language=id|access-date=2024-12-21}}</ref>
 
== Penghormatan ==
Untuk menghormati jasa-jasanya, nama '''Kapten A. Rivai''' disematkan menjadi sebuah nama ruas jalan di [[Kota Palembang]], [[Sumatera Selatan]].<ref>{{Cite web|first=Febriani|date=19--12-2024|title=Namanya Tak Pernah Terukir di Literatur Sejarah Indonesia, Inilah Sosok Heroik Kapten A Rivai Pahlawan Asal Sumsel, Nekat Kabur dari RS dalam Kondisi Terluka Usir Belanda dalam Waktu 5 Hari 5 Malam|url=https://hot.grid.id/read/182287258/namanya-tak-pernah-terukir-di-literatur-sejarah-indonesia-inilah-sosok-heroik-kapten-a-rivai-pahlawan-asal-sumsel-nekat-kabur-dari-rs-dalam-kondisi-terluka-usir-bela|website=hot.grid.id|language=id-ID|access-date=2024-12-21}}</ref><ref>{{Cite web|title=Kapten A Rivai Bombardir Pasukan Belanda di Perang 5 Hari 5 Malam,Putra Pangeran OKU Timur Itu Gugur - Sripoku.com|url=https://palembang.tribunnews.com/amp/2020/08/12/kapten-a-rivai-bombardir-pasukan-belanda-di-perang-5-hari-5-malamputra-pangeran-oku-timur-itu-gugur|website=palembang.tribunnews.com|access-date=2024-12-27}}</ref>
Untuk menghormati jasa-jasanya, nama '''Ahmad Rivai''' dijadikan sebuah nama ruas jalan di sejumlah kota yang ada di Indonesia.
 
== Catatan ==
{{notelist}}
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Pahlawan Indonesia}}
 
{{DEFAULTSORT:Rivai, Ahmad}}
[[Kategori:Semua orang yang sudah meninggal]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang dari Sumatera Selatan]]
[[Kategori:Pejuang]]
[[Kategori:Pejuang Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Anumerta]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Pangkat Kapten]]
[[Kategori:A. Rivai]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Selatan]]