Giovanni's Room: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
baru Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 66:
==Inspirasi==
Bisa dikatakan bahwa David mirip dengan Baldwin di [[Paris]] saat Baldwin meninggalkan Amerika setelah tumbuh di bawah rasisme di sana. David, meskipun bukan korban rasisme seperti Baldwin sendiri, mereka sama-sama orang Amerika yang melarikan diri ke Paris. Namun, ketika ditanya apakah buku tersebut merupakan otobiografi dalam sebuah wawancara pada tahun 1980, Baldwin menjelaskan bahwa ia dipengaruhi oleh pengamatannya di Paris, tapi cerita yang ia buat tidak selalu dibentuk oleh pengalamannya sendiri:<ref name="Conversations">{{cite book |last1=Baldwin |first1=James |author2=Fred L. Standley |title=Conversations with James Baldwin |publisher=University of Mississippi |date=1996 |page=205 }}</ref>
{{blockquote|Tidak, ini lebih merupakan studi tentang bagaimana hal itu mungkin terjadi atau bagaimana aku merasakannya. Maksudku, misalnya, beberapa orang yang aku temui. Kami semua bertemu di sebuah bar, ada seorang pria Prancis berambut pirang yang duduk di meja, dia membelikan kami minuman. Dan, dua atau tiga hari kemudian, Aku melihat wajahnya di berita utama surat kabar Paris. Dia ditangkap dan kemudian dipenggal. Kejadian itu melekat di pikiranku.}}
==Makna dan kritik sastra==
Meskipun Baldwin menyatakan bahwa “pertanyaan seksual dan pertanyaan rasial selalu saling terkait”, di ''Giovanni's Room'', semua karakternya berkulit putih.<ref name="Armengol">{{cite journal |last1=Armengol |first1=Josep M. |author-link=Josep M. Armengol |title=In the Dark Room: Homosexuality and/as Blackness in James Baldwin's |journal=Signs: Journal of Women in Culture and Society |date=March 2012 |volume=37 |issue=3 |pages=671–693 |doi=10.1086/662699 |s2cid=144040084 }}</ref> Ini adalah sebuah kejutan bagi para pembacanya, karena Baldwin terutama dikenal karena novelnya ''[[Go Tell It on the Mountain (novel)|Go Tell It on the Mountain]]'', yang menekankan pada pengalaman orang Afrika-Amerika.<ref name="Tóibín">{{cite magazine |last=Tóibín |first=Colm |author-link=Colm Tóibín |url=https://www.newyorker.com/books/page-turner/the-unsparing-confessions-of-giovannis-room |title=The Unsparing Confessions of ''Giovanni's Room'' |magazine=[[The New Yorker]] |date=February 26, 2016 }}</ref> Menyoroti ketidakmungkinanan menangani dua isu besar sekaligus di Amerika, Baldwin menyatakan:<ref name="Tóibín"/>
{{blockquote|Aku tentu tidak mungkin bisa—tidak pada saat itu dalam hidupku—menangani beban berat lainnya, seperti 'masalah orang Negro.' Cahaya moral dan hal seksual merupakan hal yang sulit untuk dihadapi. Aku tidak bisa menangani keduanya dalam buku yang sama. Tidak ada ruang untuk itu.}}
|