Kabupaten Kolaka Utara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambah URL situs pemerintah |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca) |
||
(123 revisi perantara oleh 59 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{vlindungi}}
{{disambiginfo|Kolaka}}
{{Dati2
| nama_lain = Lipu Patowonua
| settlement_type = Kabupaten
|
| singkatan = KOLUT
| julukan = Lipu Patowonua (Bumi 4 Negeri yang Dipersatukan)
| propinsi = [[Sulawesi Tenggara]]
| ibukota = [[Lasusua, Kolaka Utara|Lasusua]]
| hari jadi = 7 Januari 2004
| lambang = Lambang Kabupaten Kolaka Utara.svg
| foto = Masjid Lasusua Kolaka Utara.jpg
| caption = Masjid Agung Lasusua
| peta = [[Berkas:
| koordinat = 2.00° [[Lintang Selatan|LS]]- 122.045° – 124.060° [[Bujur Timur|BT]]
| dasar hukum = [[s:Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003|UU No. 29 Tahun 2003]]
| tanggal = [[18 Desember]] [[2003]]
| motto =
| kepala daerah = [[Daftar Bupati Kolaka Utara|Bupati]]
| wakil kepala daerah = [[Wakil Bupati]]
| nama kepala daerah = [[
| nama wakil kepala daerah
| nama sekretaris daerah = Taufiq
| luas = 3392
| penduduk = 139319
| pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
| penduduktahun = [[2020]]
| kepadatan =
| agama = [[Islam]] 98,70%<br> [[Kristen]] 1,12%<br>- [[Protestan]] 1,02%<br>- [[Katolik]] 0,08%<br> [[Hindu]] 0,01%<br> [[Buddha]] 0,01%<br> Lainnya 0,16%<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?search-tabel=Penduduk+Menurut+Wilayah+dan+Agama+yang+Dianut&tid=321&search-wilayah=Kabupaten+Kolaka+Utara&wid=7408000000&lang=id|title=Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Kolaka Utara|website=www.sp2010.bps.go.id|accessdate=22 Agustus 2020|archive-date=2023-03-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20230317062234/https://sensus.bps.go.id/main/index/sp2010|dead-url=no}}</ref>
| kecamatan = 15 [[kecamatan]]
| kelurahan = 6 [[kelurahan]]
| desa = 127 [[desa]]
| kodearea =
| nomor_polisi = '''DT xxxx''' B*
| apbd =
| dau = Rp 520.853.277.000.- ([[2020]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=14 Juli 2021|format=pdf}}</ref>
| IPM = {{increase}} 69,31 ([[2020]])<br> {{fontcolor|orange|Sedang}}<ref name="IPM">{{cite web|url=https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|title=Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020|website=www.bps.go.id|accessdate=14 Juli 2021|format=pdf|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127193437/https://www.bps.go.id/indicator/26/413/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia.html|dead-url=no}}</ref>
| web = {{URL|http://www.kolutkab.go.id/}}
}}
'''Kabupaten Kolaka Utara''' adalah salah satu [[kabupaten]] di Provinsi [[Sulawesi Tenggara]], [[Indonesia]] dan beribu kota di [[Lasusua, Kolaka Utara|Lasusua]]. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari [[Kabupaten Kolaka]] yang disahkan dengan UU Nomor 29 tahun 2003 tanggal [[18 Desember]] [[2003]]. Pada tahun [[2020]] penduduk Kolaka Utara berjumlah 139.319 [[jiwa]].<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=14 Juli 2021|format=Visual|archive-date=2021-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210805043517/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref> Bagian timur kabupaten ini dilewati oleh barisan pegunungan Mekongga dengan [[Gunung Mekongga]] merupakan puncak tertinggi di Sulawesi Tenggara.
Suku asli Kolaka Utara adalah [[Suku Tolaki]] yang berbahasa Tolaki dialek Mekongga.<ref>{{Cite journal|title=HOMONIM KATA DALAM BAHASA TOLAKI DIALEK MEKONGGA|journal=JURNAL BASTRA|url=https://ojs.uho.ac.id/index.php/BASTRA/article/view/10721|last=Supriadi|first=Ade Putri Pertiwi|last2=Marafat|first2=La Ode Sidu|publisher=Universitas Halu Oleo|last3=Konisi|first3=La Yani}}</ref> Masyarakat Kolaka Utara juga menyebut daerah mereka dengan Patowonua yang terdiri dari empat kelompok masyarakat yaitu Rahambuu, Wawaruo, Watunohu dan Kodeoha.<ref>{{Cite web|url=https://berita.kolutkab.go.id/seminar-adat-budaya-mokole-digelar-di-kolaka-utara/|title=Seminar Adat Budaya Mokole digelar di Kolaka Utara|date=2019-10-24|website=kolutkab.go.id|publisher=Pemerintah Kolaka Utara}}</ref>
== Sejarah ==
Penduduk wilayah Kolaka pada tahap awal dikenal dengan nama “Tu Unenapo” yang merupakan penduduk mayoritas. Selain suku dengan populasi yang relative kecil seperti: To Laiwo dan To Aere yang hidup secara berkelompok berdasarkan etnisnya di wilayah kecamatan pakue, Lasusua, Mowewe, Uluiwoi, Ladongi, dan lambandia.
Suku bangsa tersebut tersebar di wilayah Kolaka melalui gerak persebaran suku-suku yang ada di Sulawesi bagian tengah dan timur yang berpusat di danau Matana, Mahalona dan towuti. Setelah beberapa lama bermukim di wilayah tersebut mereka berpencar ke wilayah Luwu, Mekongga (Kolaka Raya), Konawe, Poso dan Bungku.
Nenek moyang orang Kolaka kemudian membentuk perkampungan yang disebut Napoaha (Napo= Pusat Pemukiman; aha= Luas/ Besar), diantara pemukiman mereka terdapat Lalowa dan Andolaki. To Moronene dan To Laiwoi merupakan penduduk yang mula-mula mendiami daerah Unenapo (Kolaka) yang kelak menjadi wilayah Kerajaan Mekongga.
Di tahun 1906, orang belanda tiba didaerah ini. Saat itu seorang pimpinan (anakia) wafat. Si opsir belanda bertanya kepada warga perihal suku yang menghuni daerah itu. Seorang dari mereka menjawb; “dahomiano Ntawe” yang berarti ada anakia (bangsawan) yang wafat. Karenah salah persepsi, orang belanda itu kemudian mencatat bahwa suku yang menghuni daerah itu adalah Lantawe atau orang landawe. Kata ini dalam aksen Tolaki berubah menjadi landawe dan dikenal sampai hari ini. To Landawe artinya orang Landawe dari kata “tawe” yang berarti jasad orang yang meninggal (bahasa Tolaki).
Perkembangan selanjutnya, sebuah peristiwa menimpa wilayah ini, yakni gangguan dari seekor burung elang raksasa yang dalam bahasa Tolaki disebut Kongga Owose/ Konggaaha (Elang Raksasa). Ditengah penderitaan warga akibat gangguan burung elang raksasa itu, terjadi peristiwa ajaib. Tiba-tiba datang seorang lelaki yang tidak diketahui asal-usulnya. Lelaki itu menyebut dirinya Larumbalangi, orang banyak menyebutnya To Manuru atau Sangia Ndudu dalam bahasa Tolaki juga berarti titisan dewa.
Orang-orang lalu datang menyembah dan menghormati lelaki ini karena dipercaya memiliki kesaktian turunan dewa (Sangia). Kedatanganya di Unenapo dianggap suatu hal istimewa karenah telah diutus oleh Sangia Ombu Samena untuk melepaskan orang banyak dari malapetaka karena keganasan burung elang raksasa (Kongga Owose). Orang-orang kemudian menghadap dan menyampaikan keluh kesah tentang penderitaan mereka selama dalam gangguna Konggaaha.
Larumbalangi menerima permohonan para warga dan berjanji melepaskan rakyat dari penderitaan dan kesengsaraan Kongaaha. Larumbalangi pun meminta para warga untuk bersatu menghadapi upaya pemusnahan Konggaaha. Mereka disuruhnya mengambil bulu, sejenis bambu yang telah diruncingkan, dalam bahasa Tolaki disebut sungga. Selanjutnya Sungga ini dipancang diatas tanah di tempat yang diperkirakan mudah dilihat oleh konggaaha dari udara.
Ditempat pancangan Sungga, berdiri seorang Tamalaki yang bernama Tasahe sebagai umpan untuk menarik konggaaha. Menurut tradisi lisan, Konggaaha ini tinggal dipuncak gunung hutan rimba pada hulu sungai perbatasan Wundulako dengan ladongi, tak jauh dari lokasi Osambegolua dan Gua Watuwulaa. Sebab orang-orang selalu melihat Kongaaha datang dari arah itu. Tak lama setelah persiapan membunuh Konggaaha ini rampung, dari kejauhan terdengar suara menderu . Bunyi kepak sayap Konggaaha.
Mendengar hal itu, setiap laki-laki diminta bersiap menghadapi segala kemungkinan, masing-masing dengan senjata seadanya, seperti Karada (Tombak) dan Taawu (parang). Tak lama, Konggaaha pun melintas. Cahaya matahari terlindung olehnya dan membentuk bayangan besar di bawahnya. Larumbalangi berdiri dipuncak bukit Osumbegalua, siap memberi perintah kepada seluruh laki-laki untuk menyerbu Kongaaha.
Seorang tamalaki bernama Tasahea diperintahkan masuk ditengah-tengah diantara bambu runcing sebagai umpan Konggaaha. Larumbalangi mengorganisir warga untuk siap memberi perintah kepada segenap masyarakat, laki-laki dan perempuan. Anak-anak bersembunyi di Gua Watuwulaa.
Ketika Kongaaha melihat banyak orang dibawahnya, ia pun berputar dan melayang-layang, seperti mengira-ngrira mangsa mana yang akan disambarnya. Begitu melihat Tasaleha, Kongaaha dengan cepat turun menyambar. Bersamaan dengan itu Osungga yang dipancang di atas tanah berhasil menikam tubuhnya. Karenah merasa sakit, Kongaaha pun terbang melayang berkeliling di udara. Darah elang raksasa itu bercucuran. Menurut cerita, dimana darah burung Kongaaha itu bercucuran maka tanahnya menjadi merah seperti dipomalaa. Ketika tenaga Kongaaha makin berkurang, ia pun jatuh dan mati dihilir sungai dekat usambegalua yang kemudian dinamai Lamekongga.
Larumbalangi yang berhasil membunuh Kongaaha, kelak menjadi raja pertama di Kerajaan Mekongga pada abad XIII. Masyarakat mekongga menganggap bahwa Larumbalangi sebagai juru selamat yang telah menyelamatkan penduduk yang terancam maut oleh burung Konggaaha. Olehnya, setelah negeri ini mana dan Larumbalangi menjadi raja (anakia), mereka menamai kerajaanya Mekongga. Wilyah kerajaan ini, sekarang dikenal sebagai Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara.
Tradisi mekongga lantas mengunkapkan kalau Larumbalangi kemudian menghilang, tidak diketahui kepergianya. Namun ia meninggalkan keris (Otobo), Sembilan keeping emas murni, motia naga (mustika naga) dan bibit padi untuk dikembang biakkan oleh masyarakat mekongga.
== Geografi ==
=== Luas Wilayah ===
[[File:Taman Literasi Kolaka Utara.jpg|thumb|Taman Literasi dan Adipura di Kolaka Utara]]
Kabupaten Kolaka Utara mencakup wilayah daratan dan kepulauan yang memiliki daratan seluas 3.391 km<sup>2</sup> dan wilayah perairan (laut) diperkirakan seluas ± 5.000 km<sup>2</sup>.
=== Batas wilayah ===
Secara geografis terletak memanjang dari utara ke selatan berada di antara 2.00° [[Lintang Selatan]] dan membentang dari Barat ke Timur di antara 122.045° – 124.060° [[Bujur Timur]],
berbatasan dengan:{{sfn|UU 29/2003|loc=Pasal 7 ayat (3)}}
{{Batas_USBT
|utara = [[Kabupaten Luwu Timur]], Provinsi [[Sulawesi Selatan]]
|selatan = [[Kabupaten Kolaka]], Provinsi [[Sulawesi Tenggara]]
|barat = [[Teluk Bone]]
|timur = [[Kabupaten Kolaka Timur]], Provinsi [[Sulawesi Tenggara]]
}}
=== Topografi ===
[[File:Kawasan tambang nikel Kolaka Utara.jpg|thumb|Kawasan pertambangan nikel ore di Kolaka Utara]]
Keadaan permukaan wilayah
=== Hidrologis ===
Kabupaten Kolaka Utara memiliki beberapa [[sungai]] yang tersebar pada 6 (enam) [[kecamatan]]. Sungai tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai sumber [[tenaga]], kebutuhan [[industri]], kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan [[irigasi]] serta [[pariwisata]]. Dipandang dari sudut oceanografi memiliki perairan (laut) yang sangat luas, yaitu diperkirakan mencapai lebih dari 5.000 km<sup>2</sup>. Perairan ini masih belum begitu dimanfaatkan secara optimal walaupun potensial untuk usaha [[perikanan]].
=== Iklim ===
Kabupaten Kolaka Utara mempunyai ketinggian umumnya di bawah 1.000 meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah [[khatulistiwa]] maka daerah ini beriklim [[tropis]]. [[Suhu]] [[udara]] minimum sekitar 10 °C dan maksimum 31 °C atau rata-rata antara 24 °C - 28 °C.
== Pemerintahan ==
=== Daftar Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Kolaka Utara}}
{{:Daftar Bupati Kolaka Utara}}
===
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kolaka Utara}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kolaka Utara}}
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kolaka Utara}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kolaka Utara}}
=== Pemerintahan Desa ===
Jumlah [[desa]]/[[kelurahan]] pada tahun [[2005]] yang sudah mencapai tingkat swasembada baru sebanyak 6 desa atau 7,41% dari 81 desa, sedangkan sisanya sebanyak 75 desa atau 92,59% merupakan desa swakarya.
=== Dewan Perwakilan Rakyat ===
Jumlah anggota [[DPRD]] Kabupaten Kolaka Utara sebanyak 20 orang terdiri dari Fraksi [[Golkar]] sebanyak 4 orang, [[PNBK]] sebanyak 3 orang, [[PAN]] sebanyak 3 orang, [[PPDK]] sebanyak 1 orang, [[PBB]] sebanyak 2 orang, [[PPP]] sebanyak 2 orang, [[PKS]] sebanyak 2 orang, [[PBR]] sebanyak 2 orang dan [[Partai Pelopor]] 1 orang.
== Demografi ==
=== Kependudukan ===
Pada tahun [[2003]] jumlah penduduk Kabupaten Kolaka Utara telah berjumlah 96.573 jiwa. Tahun [[2004]] meningkat menjadi 99.077 jiwa atau naik menjadi 2,59%. Pada tahun [[2005]] naik menjadi 113.317 jiwa atau naik 14,37%, tersebar di berbagai daerah [[kecamatan]], meliputi: [[Ranteangin, Kolaka Utara|Ranteangin]] 14,67%, [[Lasusua, Kolaka Utara|Lasusua]] 17,67%, [[Kodeoha, Kolaka Utara|Kodeoha]] 14,29%, [[Ngapa, Kolaka Utara|Ngapa]] 17,46%, [[Pakue, Kolaka Utara|Pakue]] 22,48% dan [[Batu Putih, Kolaka Utara|Batu Putih]] 13,43%.
Laju pertumbuhan [[penduduk]] menurut [[kecamatan]] pada kurun waktu 2003-2005 yang berada di atas 9,00% per tahun adalah [[Pakue, Kolaka Utara|Pakue]] sebesar 11,32% kemudan [[Ngapa, Kolaka Utara|Ngapa]] sebesar 10,32%.
[[Kepadatan]] [[penduduk]] pada tahun [[2005]] adalah 33 jiwa setiap 1 km<sup>2</sup> dari enam kecamatan, kecamatan yang memiliki kepadatan di atas 50 jiwa setiap 1 Km2 adalah [[Lasusua, Kolaka Utara|Lasusua]] yaitu 54 jiwa dan [[Ngapa, Kolaka Utara|Ngapa]] 79 jiwa. Untuk Kecamatan [[Ranteangin, Kolaka Utara|Ranteangin]], [[Kodeoha, Kolaka Utara|Kodeoha]], [[Pakue, Kolaka Utara|Pakue]] dan [[Batu Putih, Kolaka Utara|Batu Putih]] kepadatannya di bawah 50 jiwa setiap 1 km<sup>2</sup>.
=== Tenaga Kerja ===
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menurut jenis kelamin pada tahun [[2005]] TPAK [[laki-laki]] jauh lebih tinggi yaitu 81,37% dan untuk [[perempuan]] 69,75%.
Jumlah penduduk ''usia kerja''
== Pendidikan ==
Pada tahun 2004/2005 jumlah [[TK]] sebanyak 40 unit dan pada tahun 2005/2006 menjadi 46 unit atau meningkat 15%, kemudian guru meningkat 15%, yaitu dari 123 orang pada tahun 2004 menjadi 142 orang pada tahun 2005/2006 serta murid bertambah dari 1.221 orang pada tahun 2004/2005 menjadi 1.805 orang pada tahun 2005/2006 meningkat 47%.
Untuk [[
=== Kesehatan ===
Tahun [[2005]] jumlah [[fasilitas]] kesehatan terdiri dari 7 unit [[Puskesmas]], Puskesmas Pembantu 15 unit dan Puskesmas Plus 1 unit.
Tenaga kesehatan terdiri dari 14 orang [[dokter]], apoteker 5 orang, [[perawat]] 65 orang, [[bidan]] 27 orang dan tenaga kesehatan lainnya 30 orang.
=== Agama ===
Pada tahun [[2019]] terdapat 329 unit tempat peribadatan yang terdiri dari 231 unit [[masjid]], 97 unit mushola dan 1 buah [[gereja]]. Tahun [[2010]] jumlah penduduk Kabupaten Kolaka Utara 122.340 jiwa, di antaranya 119.759 jiwa (98,70%) pemeluk agama [[Islam]], kemudian 1.267 jiwa (1,02%) pemeluk agama [[Kristen Protestan]], 98 jiwa (0,08%) pemeluk agama [[Katolik]] dan pemeluk agama [[Hindu]]/[[Buddha]] 17 jiwa (0,02%) dan lainnya 199 jiwa.<ref name="AGAMA"/>
== Ekonomi ==
=== Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan ===
Dari jenis [[tanaman]] bahan [[makanan]], produksi paling besar pada tahun 2005 adalah produksi [[padi]] [[sawah]] sebesar 12.701 ton atau 78,51% dari total produksi dari jenis tanaman bahan makanan, diikuti [[padi]] ladang sebesar 1.313 ton atau 8,12% [[ubi kayu]] sebesar 928 ton atau 5,74%, [[ubi jalar]] 816 ton atau 5,04%. Dari seluruh jenis tanaman bahan makanan yang paling terkecil produksinya adalah [[kacang]] [[kedelai]].
Pada tahun [[2005]] dari beberapa jenis produksi seluruh tanaman [[perkebunan]] rakyat, lima jenis perkebunan rakyat merupakan lima terbesar hasil produksinya, yaitu
Dari luas [[hutan]] 2005 seluas 257.434,29
=== Peternakan dan Perikanan ===
Jenis populasi ternak yang dikembangkan terdiri dari ternak besar, ternak kecil dan ternak unggas. Untuk ternak besar meliputi [[sapi]], [[kerbau]] dan [[kuda]], sedangkan ternak kecil adalah [[kambing]], [[domba]] dan ternak [[unggas]] meliputi [[ayam]] kampung dan [[ayam]] ras serta [[itik]].
Pada tahun 2005 produksi [[ikan]] tercatat sebesar 6.938,2 ton terdiri dari produksi [[ikan]] [[laut]] 5.737,0 ton dan produksi [[ikan]] darat 1.201,2 ton dengan produksi ikan tertinggi berada di [[Pakue, Kolaka Utara|Kecamatan Pakue]] sebesar 2.361,3 ton.
=== Industri dan Pariwisata ===
Pada tahun 2005 jumlah perusahaan [[industri]] [[Logam]], yaitu 35 [[perusahaan]] dengan tenaga kerja sebanyak 175 orang dan [[industri]] aneka berjumah 99 buah dengan tenaga kerja 297 orang.
Sarana penunjang kepariwisataan berupa [[hotel]] pada tahun [[2005]] mengalami kenaikan, yaitu sebanyak 11 buah atau naik 57,14% dibandingkan tahun 2004 dan 2003 yang hanya ada 7 buah hotel. Pada tahun 2005 jumlah kamar hotel sebanyak 97 kamar dan untuk tempat tidur sebanyak 119 unit.
=== Perdagangan ===
Dalam kegiatan [[perdagangan]] antar pulau, barang-barang yang diperdagangkan terdiri dari barang-barang hasil [[pertanian]], [[perkebunan]], [[peternakan]], [[perikanan]] dan [[kehutanan]].
Pada tahun [[2004]] volume perdagangan sebesar 8.267.392,50 ton yang terdiri dari hasil [[pertanian]] sebesar 24.575,00 ton atau 0,30% dari total volume [[perdagangan]] Kolaka Utara, hasil [[perkebunan]] sebesar 8.015.243,00 ton atau 96,95%, hasil [[hutan]] sebesar 227.090,00 ton atau 2,75% dan hasil [[perikanan]] sebesar 484,50 ton atau 0,01% dengan nilai perdagangan sebesar Rp. 2.135.044,-{{fact}}
Daerah pelabuhan tujuan seluruhnya ada di [[Ujung Pandang]] dengan volume 8.267.392,50 ton dengan nilai perdagangan sebesar Rp. 2.135.045,- pada tahun [[2004]].{{fact}}
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.sultraprov.go.id/ Situs web resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100701221807/http://www.sultraprov.go.id/ |date=2010-07-01 }}
{{Kabupaten Kolaka Utara}}
{{Sulawesi Tenggara}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Kabupaten Kolaka Utara|Kabupaten Kolaka Utara]]
[[Kategori:Kabupaten di Sulawesi Tenggara|Kolaka Utara]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Kolaka Utara]]
|