Jamu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Minuman Jawa menggunakan HotCat |
|||
(163 revisi perantara oleh 87 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{distinguish|Jamur}}
{{Infobox food
| name = Jamu
| name_lang = jv
| name_italics = yes
| image = Jamu dan bahan-bahannya.jpg
| image_size = 100px
| caption =
| alternate_name = {{plainlist|
* {{lang|jvd|djamoe}} {{in lang|jvd}}
* {{lang|osi|jyamu}} {{in lang|osi}}
* {{lang|mad|jâmo}} {{in lang|mad}}
* {{lang|kkv|jemo}} {{in lang|kkv}}
* {{lang|id|ramu}} {{in lang|id}}
* {{lang|su|ᮏᮙᮥ|jamu}} {{in lang|su}}
* {{lang|ban|ᬚᬫᬸ|jamu}} {{in lang|ban}}
* {{lang|bug|ᨍᨆᨘ|jamu'}} {{in lang|bug}} }}
| type = Obat tradisional
| country = [[Jawa]] (asal mula), [[Indonesia]]
| region = Jawa bagian [[Jawa Tengah|Tengah]]–[[Yogyakarta|Selatan]]<ref name="VG"/>
| creator = [[Etnis Jawa]] (inventor)<ref name="VG"/>
| year =
| served = Suhu ruangan, panas, dan dingin
| main_ingredient =
| minor_ingredient =
| variations =
| serving_size = 100 ml
| other =
| no_recipes = false
}}
'''Jamu''' ({{lang-jv|ꦗꦩꦸ}}; {{lang-su|ᮏᮙᮥ}}; {{lang-ban|ᬚᬫᬸ}}; {{lang-mad|jâmo}}) adalah suatu ragam pengobatan tradisional di pulau [[Jawa]] (dan juga termasuk [[Bali]] dan [[Madura]]), yang aslinya dan secara budaya berakar dari herbologi Jawa.<ref name="VG">{{cite web |title=How Generations of Indonesian Women Are Preserving an Ancient Juicing Tradition |language=en |url=https://www.vogue.com/article/how-generations-of-indonesian-women-are-preserving-an-ancient-juicing-tradition |publisher=[[Vogue]] |year=2023}}</ref> Secara tradisional, Jamu digunakan sebagai pengobatan dalam bentuk ekstrak atau sari ramuan yang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit umum dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah penyakit.<ref name="VG"/> Berbagai macam rempah direbus dan dicampur untuk khasiat pengobatan, terutama dari bahan herbal yang terbuat dari sumber daya alam (baik nabati maupun hewani); seperti akar, kulit kayu, bunga, biji, daun dan buah,<ref name="JPJoko">{{cite news|title=Jokowi lauds jamu|newspaper=The Jakarta Post|location=Jakarta|date= 25 May 2015 |url=http://www.thejakartapost.com/news/2015/05/25/jokowi-lauds-jamu.html |access-date=4 November 2015}}</ref> [[madu]], ''royal jelly'', susu dan telur ayam kampung.<ref name="VG"/>
{{Infobox intangible heritage
| Image = [[File:Traditional herbal medicine of Jamu.jpg|thumb|300px]]
| Caption = Jamu, budaya kesehatan asli Indonesia
| ICH = Jamu
| State Party = Indonesia
| Type =
| Domains =
| ID = 01972
| Region = APA
| Year = 2023
| Session =
| List = Representatif
| Link = https://ich.unesco.org/en/RL/jamu-wellness-culture-01972
| Below = [[File:Unesco Cultural Heritage logo.svg|150px]]
| Note =
}}
Sejak tahun [[2018]], budaya kesehatan Jamu yang dipraktikkan di seluruh Indonesia secara resmi diakui oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia sebagai bagian integral dari Warisan Budaya Tak Benda Nasional Indonesia.<ref name="JJT">{{cite web |url= https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=8749 |title=Jamu Jawa Tengah |language=id |trans-title= Jamu of Central Java |author=<!--Not stated--> |date=2018 |publisher=Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of the Republic Indonesia}}</ref><ref>{{cite web |url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=8946 |title=Jamu Cabe Puyang |language=id |trans-title= Javan pepper Jamu |author=<!--Not stated--> |date=2018 |publisher=Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of the Republic Indonesia}}</ref><ref>{{cite web |url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=8947 |title=Jamu Uyup-uyup / Gepyokan |language=id |trans-title= The Uyup-uyup Jamu / Gepyokan |author=<!--Not stated--> |date=2018 |publisher=Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of the Republic Indonesia}}</ref><ref>{{cite web |url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=8948 |title=Jamu Beras Kencur |language=id |trans-title= Javan aromatic ginger Jamu |author=<!--Not stated--> |date=2018 |publisher=Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of the Republic Indonesia}}</ref><ref>{{cite web |url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=8949 |title=Jamu Kunyit Asam |language=id, jv |trans-title= Javanese sugar-sweetened Turmeric Jamu |author=<!--Not stated--> |date=2018 |publisher=Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of the Republic Indonesia}}</ref><ref>{{cite web |url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=8950 |title=Jamu Pahitan |language=id |trans-title= Bittery Jamu |author=<!--Not stated--> |date=2018 |publisher=Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of the Republic Indonesia}}</ref><ref>{{cite web |url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=11262 |title=Jamu Cekok |language=id |trans-title= Jamu for the babies |author=<!--Not stated--> |date=2018 |publisher=Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of the Republic Indonesia}}</ref>
Pada tahun [[2023]], Jamu juga resmi diakui oleh [[Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa]] (''UNESCO'') sebagai bagian dari Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Dunia asli Indonesia.<ref>{{Cite web |title=Jamu wellness culture|url=https://ich.unesco.org/en/lists |access-date=2023-12-06 |website=ich.unesco.org |language=en}}</ref>
==Nomenklatur==
‘'''{{lang|jv|Jamu}}'''’ merupakan suatu [[Lakuran (linguistik)|kata lakuran]], yang secara [[etimologi]] berasal dari gabungan dua kata [[bahasa Jawa kuno]] yakni ‘''{{lang|jv|'''ja'''wa}}''’ ({{script|Java|ꦗꦮ}}, {{lit|pulau [[Jawa]] atau etnis [[etnis Jawa|Jawa]]}}) + ‘''{{lang|jv|ngra'''mu'''}}''’ ({{script|Java|ꦔꦿꦩꦸ}}, {{lit|untuk mencampur atau meracik (bahan-bahan)}}), yang mana kemudian secara kasar dapat diterjemahkan sebagai "ramuan Jawa" atau "formula Jawa".<ref>Njonja E. van Gent-Detelle. ''Boekoe Obat-Obat Voor [Sic] Orang Toewa Dan Anak-Anak [Medicine Boek for Adults and Children]'', (Djocjacarta: Buning, 1875); Njonja van Blokland, ''Doekoen Djawa: Oetawa Kitab Dari Roepa-Roepa Obat Njang Terpake Di Tanah Djawa [Javanese Dukuns: or Book with Various Kinds of Medicine in Use on Java]'' (Batavia Albrecht & Co., 1899).</ref>
Teori lain juga mengemukakan bahwa kata ‘{{lang|jv|jamu}}’ sebenarnya didasarkan pada kata ‘''{{lang|jv|jampi}}''’ ({{script|Java|ꦗꦩ꧀ꦥꦶ}}, {{lit|rapalan mantra}}), awalnya digunakan oleh {{lang|jv|[[dukun]]}} ({{lit|ahli spiritual Jawa}}) sebagai salah satu sarana spiritual untuk praktik [[ilmu hitam]].<ref>{{cite journal |last1=Lim |first1=Michael Anthonius |last2=Pranata |first2=Raymond |date=2020 |title=The insidious threat of Jamu and unregulated traditional medicines in the COVID-19 era |journal=Faculty of Medicine, Pelita Harapan University|volume=14 |issue= 5|pages= 895–896|doi=10.1016/j.dsx.2020.06.022 |pmid=32563942 |pmc=7291970 }}</ref><ref>{{Cite web|title=Dictionnaire Javanais-Français, L'Abbé P. Favre, 1870, #917 (Bagian 5: Pa–Ma)|url=https://www.sastra.org/bahasa-dan-budaya/kamus-dan-leksikon/3238-dictionnaire-javanais-francais-labbe-p-favre-1870-917-bagian-5-pa-ma|website=Sastra Jawa|language=jv|access-date=2024-02-01}}</ref> Istilah ‘''jampi''’ ini secara khusus dapat ditemukan pada banyak naskah Jawa kuno, seperti pada naskah [[Gatotkacasraya]] yang ditulis oleh Mpu Panuluh dari [[Kerajaan Kediri]] pada masa Raja [[Jayabaya]].<ref>Jamu Gendong, Warisan Leluhur yang Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun Silam[http://ditsmp.kemdikbud.go.id/jamu-gendong-warisan-leluhur-yang-sudah-ada-sejak-ratusan-tahun-silam/]</ref>
Jauh sebelum itu, masyarakat Jawa juga terdokumentasi telah meracik dan mengonsumsi jamu sejak sekitar tahun [[722]] Masehi. Pada situs Arkeologi Liyangan yang berlokasi di lereng [[Gunung Sindoro]] ([[Jawa Tengah]]) secara spesifik di temukan artefak berupa ''cobek'' dan ''ulekan''. Bukti lain seperti proses pembuatan jamu juga banyak ditemukan di beberapa candi, seperti di [[Candi Prambanan|Prambanan]], [[Candi Brambang|Brambang]], [[Candi Borobudur|Borobudur]], [[Candi Penataran|Panataran]], [[Candi Sukuh|Sukuh]], [[Candi Tegowangi|Tegowangi]] dan juga terdokumentasi dalam prasasti [[Prasasti Madhawapura|Madhawapura]] yang merupakan peninggalan kemaharajaan [[Majapahit]] yang menyebutkan mengenai profesi khusus peracik jamu yang dikenali sebagai ''Acaraki''.<ref>Jamu, Minuman Tradisional Penuh Sejarah[https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/foto/jamu-minuman-tradisional-penuh-sejarah#:~:text=Jamu%2C%20diduga%20berasal%20dari%20Kerajaan,jamu%20yang%20disebut%20'Acaraki'.]</ref><ref>Sejarah jamu di Indonesia[https://edeposit.perpusnas.go.id/collection/sejarah-jamu-di-indonesia-sumber-elektronis/14084]</ref>
== Penjualan jamu gendong ==
[[Berkas:Jamu Gendong.JPG|jmpl|kiri|250px|Penjual jamu gendong sedang menyajikan jamu.]]
Jamu tradisional adalah jamu yang terbuat dari bahan-bahan alami. Seperti dari tumbuh-tumbuhan yang diracik menjadi serbuk jamu dan minuman jamu.Tujuannya sebagai khasiat kesehatan dan kehangatan tubuh.
Sebenarnya, daerah asal jamu tradisional tidak diketahui. Akan tetapi, banyak peracik dan penjual jamu tradisional yang berasal dari desa Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Bahkan di desa Bulakrejo, [[Kabupaten Sukoharjo]], didirikan "Patung Jamu dan Petani" sebagai ikon Kabupaten Sukoharjo.
Penjualan jenis dan jumlah jamu gendong sangat bervariasi untuk setiap penjaja. Hal tersebut bergantung pada kebiasaan yang mereka pelajari dari pengalaman tentang jamu apa yang diminati dan pesanan yang diminta oleh pelanggan. Oleh karena ini, setiap hari jumlah dan jenis jamu yang dijajakan tidak selalu sama. Setelah dilakukan pendataan{{fact}}, diperoleh informasi bahwa jenis jamu yang biasa dijual ada delapan, yaitu [[beras]] kencur, [[cabe]] puyang, kudu [[laos]], kunci suruh, uyup-uyup/gepyokan, [[kunir]] [[asam]], pahitan, dan [[sinom]]. Terkadang penjual jamu gendong juga menyediakan [[jamu bubuk]] atau [[pil]] dan [[kapsul]] hasil produksi industri jamu.
Untuk memberikan rasa manis, pembuat jamu menggunakan gula jawa, gula pasir, atau gula batu (bentuk kristal besar menyerupai bongkahan batu). Penggunaan gula asli ini merupakan keharusan bagi penjual jamu dengan alasan kesehatan. Jamu yang menggunakan pemanis buatan berarti menyalahi aturan dan menyimpang dari tujuan pembuatan jamu, yaitu untuk menyehatkan dan menjaga kesehatan badan.
Jamu bubuk kemasan atau bubuk yang digumpalkan diminum dengan cara diseduh air panas oleh penjual jamu gendong. Apabila pembeli meminta bahan jamu tambahan, penyeduhannya tidak dilakukan sembarangan. Jamu batuk tepat bila dicampur dengan jamu beras kencur. Jamu pegal linu lebih tepat dicampur dengan kudu laos, [[madu]], atau [[telur|kuning telur.]] Sedangkan jamu sinom atau kunir asam dicampur dengan [[jeruk nipis]] sebagai penyegar rasa.
Penjual jamu gendong biasanya bertanya terlebih dahulu kepada calon pembeli tentang obat-obatan atau makanan tertentu sebelum meracik jamu. Hal ini untuk mencegah timbulnya reaksi yang mungkin timbul antara jamu dengan zat dalam obat atau makanan, seperti minuman bersoda atau obat [[doping]]. Jika hal ini dilanggar bisa mengakibatkan [[keracunan]] bahkan kematian bagi peminum jamu. Sebaiknya jika minum sudah obat tidak minum jamu, demikian juga sebaliknya.
<!--Dari data yang diperoleh, hampir semua penjual jamu menyediakan seluruh jenis jamu ini meskipun jumlah yang dibawa berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan konsumen. Masing-masing jenis jamu disajikan untuk diminum tunggal atau dicampur satu jenis jamu dengan jenis yang lain{{fact}}. Beberapa di antara responden, selain menyediakan [[jamu gendong]] juga menyediakan [[jamu serbuk]] atau [[pil]] hasil produksi industri jamu. -->
== Jenis jamu, khasiat, bahan baku, dan cara pengolahan ==
[[Berkas:"+arya+" penjual jamu tradisional - ꦢꦺꦴꦭ꧀ꦢꦺꦴꦭꦤ꧀ ꦗꦩꦸ ꦠꦿꦢꦶꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ Pilangsari 2019.jpg|jmpl|penjual jamu tradisional menggunakan sepeda]]
Jamu (''herbal medicine'') sebagai salah satu bentuk pengobatan tradisional, memegang peranan penting dalam pengobatan penduduk di negara berkembang. Diperkirakan sekitar 70-80% populasi di negara berkembang memiliki ketergantungan pada obat tradisional (Wijesekera, 1991; Mahady, 2001).<ref>http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54115/jurnsl%20gizi.pdf?sequence=1</ref>
Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping. Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta bukti empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun (Winarmo, 1997).
Jamu gendong adalah jamu hasil produksi rumahan (home industry). Yang cara pemasarannya adalah memasukan hasil olahan jamu yang telah dibuat ke dalam botol-botol yang kemudian disusun di dalam bakul. Untuk selanjutnya bakul tersebut akan digendong oleh si penjual. Hingga disebutlah namanya menjadi jamu gendong. Jamu ini dijual dengan cara berkeliling setiap hari. Jamu gendong pada umumnya digunakan untuk maksud menjaga [[kesehatan]]. Orang membeli jamu gendong sering kali karena kebiasaan mengonsumsi sebagai minuman kesehatan yang dikonsumsi sehari-hari.<!-- ini bagian dari penelitian??: <u>Namun, dicoba digali kepada penjual dan pembuat jamu tentang khasiat yang dapat diperoleh dengan minum jamu gendong. Di samping itu, ditanyakan pula tentang bahan baku yang digunakan serta cara pembuatan/pengolahan.</u> ]]-->
=== Jamu beras kencur ===
[[Berkas:Jamu Beras Kencur (Keras).jpg|kiri|jmpl|Jamu Beras Kencur]]
Jamu Beras Kencur adalah salah satu jenis jamu tradisional yang populer di Indonesia. Beras kencur adalah istilah yang merujuk pada campuran bahan-bahan alami, terutama beras dan kencur (sejenis umbi-umbian), yang digunakan sebagai bahan dasar dalam jamu ini. Jamu [[beras]] [[kencur]] berkhasiat dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan sebagai [[tonikom]] atau penyegar saat habis bekerja. Dengan membiasakan minum jamu beras kencur, tubuh akan terhindar dari pegal-pegal dan [[linu]] yang biasa timbul bila bekerja terlalu payah. Selain itu, beras kencur bisa meringankan [[batuk]] dan merupakan seduhan yang tepat untuk jamu batuk.
'''Bahan baku'''
Baris 33 ⟶ 94:
'''Cara pengolahan'''
Pada umumnya tidak jauh berbeda, mula-mula beras disangan (disangrai), selanjutnya ditumbuk sampai halus. Bahan-bahan lain sesuai dengan [[komposisi]] [[racikan]] ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Kedua bahan ini kemudian dicampur,
=== Jamu Cabe Puyang ===
Jamu cabe puyang dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'pegal linu'. Artinya, untuk menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di [[pinggang]]. Namun, ada pula yang mengatakan untuk menghilangkan dan menghindarkan kesemutan, menghilangkan keluhan badan panas dingin atau [[demam]]. Seorang penjual mengatakan minuman ini baik diminum oleh ibu yang sedang hamil tua dan bayi yang lahir jika minum jamu cabe puyang secara teratur tiap hari bayi akan bersih dan bau tidak amis. Jamu cabe puyang banyak mengandung zat besi dan
'''Bahan baku'''
Bahan dasar jamu cabe puyang adalah [[cabe
'''Cara pengolahan'''
Baris 47 ⟶ 108:
=== Jamu Kudu Laos ===
Menurut sebagian besar penjual jamu, khasiat jamu kudu laos adalah untuk menurunkan [[tekanan darah]].
'''Bahan baku'''
Bahan utama kudu laos, adalah Buah mengkudu, rimpang laos, Merica, asam kawak, cabe jamu, bawang putih, kedawung, garam secukupnya, [[Gula aren|gula jawa]] bisa juga ditambah gula pasir.
'''Cara pengolahan'''
Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu yaitu pertama-tama air direbus sampai mendidih sejumlah sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu kemudian diperas dan disaring dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera
=== Jamu Kunyit (Kunir
Jamu [[
'''Bahan baku'''
Penggunaan bahan baku jamu kunir asam pada umumnya tidak jauh berbeda di antara pembuat. Perbedaan terlihat pada komposisi bahan penyusunnya. Jamu dibuat dengan bahan utama buah asam ditambah kunir/kunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur dengan sinom (daun asam muda), [[Temu lawak|temulawak]], biji kedawung, dan air perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan
'''Cara pengolahan'''
Pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu direbus sampai mendidih dan jumlahnya sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), dimasukkan ke dalam air mendidih dan direbus sampai mendidih beberapa saat. Selanjutnya, ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Rebusan yang diperoleh dibiarkan sampai agak dingin, kemudian disaring dengan saringan. Rebusan yang sudah disaring dibiarkan dalam panci dan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan.<ref>{{Cite web|last=|date=2022-12-27|title=Cara Membuat Jamu Kunyit Asam|url=https://www.herbalismeid.com/resep/cara-membuat-jamu-kunyit-asam/|website=HerbalismeID|language=id|access-date=2023-01-01}}</ref>
=== Jamu Sinom ===
Manfaat, bahan penyusun, serta cara pembuatan jamu sinom tidak banyak berbeda dengan jamu kunir asam. Perbedaan hanya terletak pada tambahan bahan sinom. Bahkan, beberapa penjual tidak menambahkan sinom, tetapi dengan cara mengencerkan jamu kunir asam dengan mengurangi jumlah bahan baku yang selanjutnya ditambahkan gula secukupnya.
=== Jamu Pahitan ===
{{Main|Pahitan}}
Jamu [[pahitan]] dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan. Penjual jamu memberikan jawaban yang bervariasi tentang manfaat jamu ini, namun utamanya adalah untuk [[gatal|gatal-gatal]] dan [[kencing manis]]. Penjual yang lain mengatakan manfaatnya untuk 'cuci darah', kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan [[kolesterol]], perut kembung/sebah, [[jerawat]], [[pegal]], mengatasi pegal di saat haid dan [[pusing]].
==== Bahan baku ====
Baris 81 ⟶ 143:
=== Jamu Kunci Suruh ===
Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk mengobati keluhan keputihan (fluor albus). Sedangkan manfaat lain yaitu untuk merapatkan bagian intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut, serta dikatakan dapat menguatkan gigi.
'''Bahan baku'''
Bahan baku jamu ini sesuai dengan namanya, yaitu rimpang kunci dan daun sirih. Biasanya selalu ditambahkan buah asam yang masak. Beberapa penjual jamu menambahkan bahan-bahan lain yang biasa digunakan dalam ramuan jamu keputihan atau jamu sari rapat seperti buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan. Dalam penelitian ini, ditemukan bahan lain yang ditambahkan, yaitu jambe, manis jangan, kayu legi, beluntas, dan kencur. Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula merah, dan dibubuhkan sedikit garam.
==== Cara pengolahan ====
Baris 91 ⟶ 153:
=== Jamu Uyup-uyup/Gepyokan ===
Jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk meningkatkan produksi [[air susu ibu]] pada ibu yang sedang menyusui. Hanya seorang penjual jamu yang mengatakan bahwa ada khasiat lain, yaitu untuk menghilangkan bau badan yang kurang sedap, baik pada ibu maupun anak dan 'mendinginkan' perut.
'''Bahan baku dan cara pengolahan'''
Bahan baku jamu uyup-uyup sangat bervariasi antar pembuat jamu, namun pada umumnya selalu menggunakan bahan empon-empon yang terdiri dari [[kencur]], [[jahe]], bangle, laos, kunir, daun katu, temulawak, puyang, dan temugiring. Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu semua bahan dicuci bersih tanpa dikupas, selanjutnya empon-empon dirajang (diiris tipis), ditambah bahan-bahan lain
<!--ini disembunyikan dulu karena dari hasil penelitian tunggal/asli
Baris 103 ⟶ 165:
==Pembahasan==
Dalam pembuatan jamu gendong, tampaknya tidak ada perbedaan bahan baku pokok untuk setiap jenis jamu. Hal ini dapat terjadi mungkin karena pengetahuan resep jamu gendong yang mereka peroleh dari sumber yang berasal dari satu daerah yang sama. Cara perolehan pengetahuan dengan cara magang di pembuat jamu, yaitu dengan melihat atau membantu pekerjaan mereka membuat komposisi resep. Resep yang dibuat tidak sama antar pembuat jamu. Ketidaksamaan dimungkinkan karena cara mereka membuat jamu tanpa takaran standar, hanya dengan perkiraan sehingga terjadi perbedaan dalam setiap pembuatan jamu. Di samping itu, kadar kandungan zat berkhasiat yang berbeda-beda untuk setiap kali pembelian bahan baku akan mempengaruhi pula hasil olahan jamu.
Dalam penggunaan bahan baku sebagai bahan pokok tampaknya sesuai dengan khasiat yang dikenal. Seperti: kudu laos menggunakan buah kudu yang mempunyai khasiat sebagai penurun tekanan darah tinggi, beras kencur memberikan tambahan vitamin B dan kencur yang bermanfaat sebagai analgesik. Bahan-bahan yang digunakan berkhasiat antara lain untuk memperbaiki pencernaan makanan sehingga meningkatkan nafsu makan (temulawak, kunyit) serta menghilangkan nyeri dan pegal (jahe, kencur, puyang). Sedangkan daun-daunan yang digunakan seperti katuk, bermanfaat untuk meningkatkan air susu ibu. Manfaat dari tanaman obat tersebut memang dibutuhkan oleh ibu yang menyusui, yang biasanya dalam keadaan cukup letih dan lelah karena harus mengasuh bayinya. Namun, beberapa penjual memberikan tambahan bahan jamu yang khasiatnya tidak sesuai dengan nama jamu, misalnya menambahkan adas, buah kudu, pulosari dalam jamu cabe puyang, kencur dalam jamu kunci suruh, dll.
Pengolahan jamu secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama dengan merebus seluruh bahan dan kedua dengan cara mengambil/memeras sari yang terkandung dalam jamu, kemudian dituangkan ke dalam air matang. Cara-cara tersebut dilakukan mengikuti cara yang dilakukan pendahulunya yang dilakukan secara sederhana dan tradisional. Perbedaan yang ada kemungkinan hanya pada peralatan yang digunakan. Misalnya, dahulu lebih banyak menggunakan pipisan batu sekarang lebih disukai dengan ditumbuk bahkan ada yang menggunakan alat listrik (blender). Alat untuk merebus dahulu banyak menggunakan 'kendil' yang terbuat dari tanah liat kini berganti dengan panci email.
Di samping bahan pokok, terdapat variasi bahan baku yang merupakan bahan tambahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki warna, rasa, maupun khasiat. Variasi ini memberikan perbedaan rasa dan khasiat jamu yang menjadi andalan dari masing-masing pembuat jamu. Upaya tersebut mereka lakukan untuk memenuhi selera konsumen berdasarkan pengalaman mereka sehari-hari dalam menjajakan jamu.
Sebagai pemanis rasa jamu, pada umumnya digunakan gula merah dan atau gula pasir, tetapi ada pula yang menambahkan gula obat (saccharin). Tindakan tersebut dilakukan kemungkinan untuk menekan harga mengingat cukup mahalnya harga gula sedangkan untuk menaikkan harga jual jamu akan mempengaruhi kemampuan beli konsumen atau adanya keinginan dari pembuat jamu gendong agar mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Hasil penelitian menunjukkan tidak banyak perbedaan pengetahuan pada pembuat jamu tentang manfaat dari setiap jenis jamu. Hal ini menunjukkan keseragaman pengetahuan yang diperoleh dari sumber yang berasal dari daerah yang sama, ditambah lagi rata-rata mereka hanya mendapat pengetahuan secara lisan tanpa berusaha untuk menambah pengetahuan dari sumber lain.
-->== Riset dan Pengembangan Jamu di Indonesia ==
[[Kementerian Kesehatan Republik Indonesia|Kementerian Kesehatan]] melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradional (Babe Litbang TOOT); yang merupakan satu pusat riset dan pengembangan di bawah Badan Litbangkes, menyediakan saintifikasi jamu dan riset produk olahan jamu.
Pusat Studi Biofarmaka Tropika (Tropical Biopharmaca Research Center (Trop-BRC)) di [[Institut Pertanian Bogor]] juga aktif dalam riset mengenai jamu.<ref>{{Cite web|title=Jurnal Jamu Indonesia|url=http://jamu.journal.ipb.ac.id/index.php/JJI|website=jamu.journal.ipb.ac.id|access-date=2023-01-01}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
{{commonscat}}
* [http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54115/jurnsl%20gizi.pdf?sequence=1/ Efek Jamu Bersalin Galohgor Terhadap Involusi Uterus dan Gambaran Darah Tikus (Rattus sp.)]
*[https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Jamu/ Jamu]
*[https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2062/7-jamu-herbal-yang-wajib-kamu-tahu/ 7 Jamu Herbal yang Wajib Kamu Tahu]
[[Kategori:Kesehatan di Indonesia]]
[[Kategori:Pengobatan alternatif Indonesia]]
[[Kategori:Pengobatan tradisional]]
[[Kategori:Minuman Jawa]]
|