Pustaha: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Migrasi 2 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q1353615 |
k Pustaha laklak -> pustaha made of laklak |
||
(51 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
<!--[[Berkas:Pustaha.jpg|
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wichelboek met formules recepten en voorschriften versierd met twee boraspati TMnr
[[File:Batak Pustaha Laklak collections in Indonesia National Library in Jakarta.jpg|thumb|Koleksi Pustaha laklak di [[Perpustakaan Nasional Republik Indonesia]] di Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta]]
'''Pustaha''' (pada [[Rumpun bahasa Batak|kelompok bahasa Batak Utara]], dikenal sebagai '''pustaka''' ) adalah [[naskah]] tradisional dalam masyarakat [[Suku Batak|Batak]] yang utamanya digunakan oleh para dukun adat Batak (''datu'') sebagai catatan pribadi mengenai ilmu kedukunan (''hadatuan''). Naskah ini terbuat dari olahan kulit kayu yang dilipat-lipat dan ditulisi dengan [[Surat Batak]], seringkali dengan selingan gambar dan diagram esoteris (yang dapat difahami secara khusus).
== Bahan ==
Untuk membuat pustaha, kulit dalam pohon [[gaharu]] (''Aquilaria malaccensis'') dipotong dan dihaluskan menjadi lembar panjang yang disebut ''laklak''. Panjang lembar laklak bisa berkisar antara 60 cm hingga 7 m, terdapat pula pustaha yang lembaran laklaknya memiliki panjang hingga 15 m. Lembar laklak ini kemudian dilipat-lipat, dan kedua ujungnya dapat direkatkan pada sampul kayu bernama ''lampak'' yang seringkali memiliki [[gorga|ukiran]] [[ilik|kadal Boraspati]]. Meski pemahat kayu merupakan profesi yang tersendiri dalam masyarakat Batak tradisional, ''Datu'' memahat sendiri segala perkakas miliknya yang berhubungan dengan praktek ''hadatuan'', termasuk sampul pustaha.{{sfn|Kozok|1996|pp=234–241}} Naskah pustaha ditulisi dengan tinta menggunakan pena dari rusuk daun [[enau|aren]] (''Arenga pinnata'') yang disebut ''suligi'' atau pena dari tanduk kerbau yang disebut ''tahungan''.{{sfn|Teygeler|1993|pp=601–607}}
== Isi ==
[[Berkas:Interior of great pustaha in tropenmuseum.jpg|ka|240px|jmpl|Salah satu halaman dalam ''[[Pustaha Agung]]'' koleksi Tropenmuseum]]
Pustaha umumnya dimulai dengan daftar Datu yang mewariskan ilmunya secara turun-temurun hingga penulis pustaha yang bersangkutan. Isi utama pustaha merupakan pembahasan ilmu ''hadatuan'' yang seringkali diselingi dengan gambar dan diagram esoteris. Kadang, cuplikan legenda atau mitos asal-muasal disertakan untuk memberikan konteks makna pada aspek ''hadatuan'' tertentu. Secara garis besar, ilmu ''hadatuan'' yang dibahas di dalam pustaha dapat dibagi menjadi tiga macam ilmu: ilmu menyambung hidup, menghancurkan hidup, dan meramal.{{sfn|Kozok|1996|pp=241–242}}
Ilmu menyambung hidup mencakup resep obat-obatan, pembuatan jimat penolak bala, dan jampi-jampi yang dapat menghilangkan kutukan.{{sfn|Kozok|2009|pp=44-45}} Sesuai namanya, ilmu menghancurkan hidup mencakup cara-cara untuk mencelakakan, menyakiti, hingga membunuh musuh. Pembahasan topik ini bisa jadi sangat ganas; salah satu contohnya adalah cara membuat arwah bernama ''pangulubalang'' yang dapat diperintahkan Datu untuk mencelakakan orang. Mahkluk halus ini dibuat dari arwah anak yang diculik dan dibunuh dengan menuangkan [[timah]] cair ke mulutnya. Mayat anak tersebut kemudian dipotong-potong, dicampur dengan potongan hewan lainnya, dan dibiarkan membusuk. Cairan yang merembes keluar dari campuran ini digunakan untuk memanggil jiwa (''begu'') anak tersebut yang kini menjadi ''pangulubalang''. Contoh lain termasuk cara pembuatan racun, seperti racun ''gadam'' yang dimaksudkan untuk membuat kulit peminumnya "bersisik layaknya berpenyakit [[kusta]]."{{sfn|Kozok|2009|pp=42-44}} Ilmu meramal terutama digunakan untuk menentukan hari baik dan hari sial yang kerap dibahas bersamaan dengan ilmu astrologi.{{sfn|Kozok|2009|pp=48-9}}
== Eksemplar ==▼
Isi pustaha ditulis menggunakan [[surat Batak]] dan varian [[rumpun bahasa Batak|bahasa Batak]] arkais yang disebut ''hata poda'', secara harfiah berarti "bahasa amanat". Bahasa ini khusus digunakan oleh para Datu dan calon Datu di seantero ranah Batak untuk mempermudah komunikasi antar individu yang seringkali bahasa ibunya berbeda-beda. Karena sifatnya sebagai catatan pribadi dan bahasanya yang arkais, maksud dan informasi di dalam pustaha seringkali hanya dapat dipahami oleh Datu atau calon Datu dengan pengetahuan awal yang memadai.{{sfn|Kozok|1996|pp=241–242}}
Berikut adalah beberapa contoh eksemplar pustaha yang dikenal:
Baris 13 ⟶ 21:
* Pustaha 12332 - disimpan di [[Übersee-Museum]], [[Bremen]] di [[Jerman]]. Pustaha ini berisi petunjuk untuk menghancurkan musuh (''poda ni si aji mamis'').
* Selain itu terdapat juga koleksi pustaha-pustaha pendek yang disimpan di perpustakaan [[Universitas Princeton]].
-->
== Kepunahan ==
Bersamaan dengan masuknya pengaruh [[Kristen]] maupun [[Islam]] di suatu wilayah Batak, tradisi tulis tradisional di daerah yang bersangkutan umumnya mengalami kemunduran begitu pula praktek penulisan Pustaha. Meski misionaris Kristen awalnya mendukung penggunaan surat Batak dan mengembangkan teknologi cetak surat Batak untuk kegiatan dakwah mereka, penggunaan aksara ini tidak didukung semua pihak dan tak jarang pendakwah asing maupun lokal melaksanakan pemusnahan pustaha dan segala benda bersurat batak yang dianggap "menyimpang".<ref>{{Cite journal|last=Meerwaldt|first=J.H.|year=1922|title=De nieuwe Bataksche Letterkunde|url=|journal=Mededelingen van wege het Nederlandsch Zendelinggenootschap|volume=66|issue=|pages=295-311|doi=}}</ref> Hal yang serupa juga terjadi di wilayah yang menerima pengaruh Islam seperti [[Kabupaten Mandailing Natal|Mandailing]], [[Partibi]], dan [[Sipirok, Tapanuli Selatan|Sipirok]] karena pengaruh [[kaum Padri]].<ref>{{Cite book|title=Overzicht van de volksverhalen der Bataks|last=Voorhoeve|first=Petrus|date=1927|publisher=|isbn=|location=|pages=314|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Willer|first=T.J.|year=1846|title=Verzameling der Battahschen wetten en instellingen in Mandheling en Pertibie|url=|journal=Tijdschrift voor Nederlandsch Indië|volume=8|issue=|pages=145-424|doi=}}</ref> Sekitar tahun 1920, sudah tidak ada lagi ''Datu'' yang memproduksi pustaha otentik. Satu-satunya naskah aksara Batak yang masih sering dihasilkan di ranah Batak kontemporer adalah tiruan pustaha sebagai cendramata di pusat-pusat pariwisata seperti [[Parapat, Girsang Sipangan Bolon, Simalungun|Parapat]] dan [[Tomok]].{{sfn|Kozok|1996|pp=245-246}}
<!--
Pada tahun 1852, Van der Tuuk dalam kunjungannya ke [[Sipirok, Tapanuli Selatan|Sipirok]] mencatat bahwa daerah tersebut mengalami krisis babi, ''pustaha'', dan ''datu'' yang diakibatkan oleh masuknya [[Islam]] ke daerah tersebut.<ref>{{Cite book|title=Overzicht van de volksverhalen der Bataks|last=Voorhoeve|first=Petrus|date=1927|publisher=|isbn=|location=|pages=314|url-status=live}}</ref> Hal yang sama juga terjadi di daerah-daerah lain di Tanah Batak. Di Partibi, sudah tidak ada lagi ''pustaha'' yang tersisa. Sedangkan di Mandailing, keberadaan ''pustaha'' sudah sangat jarang. Pemusnahan massal yang dilakukan oleh [[kaum Padri]] menjadi salah satu penyebabnya.<ref>{{Cite journal|last=Willer|first=T.J.|year=1846|title=Verzameling der Battahschen wetten en instellingen in Mandheling en Pertibie|url=|journal=Tijdschrift voor Nederlandsch Indië|volume=8|issue=|pages=145-424|doi=}}</ref>
Selain kaum Padri, para ''zending'' dan misionaris baik asing maupun pribumi ikut serta mempercepat sekaligus memperbesar pemusnahan massal ini. Mereka berusaha sebanyak mungkin memusnahkan ''pustaha-pustaha'' dan benda-benda "kekafiran" lainnya.<ref>{{Cite journal|last=Meerwaldt|first=J.H.|year=1922|title=De nieuwe Bataksche Letterkunde|url=|journal=Mededelingen van wege het Nederlandsch Zendelinggenootschap|volume=66|issue=|pages=295-311|doi=}}</ref>
Pada tahun 1920-an, sudah tidak ada lagi ''datu'' yang menulis ''pustaha.'' Tidak ada lagi buku yang dicetak menggunakan surat Batak.
-->
== Galeri ==
{| class="wikitable" style="margin:0 auto;" align="center" colspan="2" cellpadding="3" style="font-size: 80%; width: 100%;"
|-
|align=center; colspan=2|
<gallery mode="packed" heights="150px">
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wichelboekje van palmblad TMnr 5991-6.jpg|Pustaha tanpa sampul koleksi Tropenmuseum
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wichelboek met onderwijzing omtrent het citroenorakel versierd met boraspati TMnr A-4173.jpg|Pustaha koleksi Tropenmuseum dengan sampul bermotif kadal Boraspati
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wichelboek met formules recepten en voorschriften die worden toegepast door de priester-genezer TMnr 137-573.jpg|Pustaha koleksi Tropenmuseum dengan sampul polos
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Priesterboek TMnr 5924-2.jpg|Pustaha koleksi Tropenmuseum
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Manuscript op boombast TMnr 6057-2.jpg|Pustaha tanpa sampul koleksi Tropenmuseum
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wichelboek TMnr A-1389.jpg|240px|''Pustaha Agung'' koleksi Tropenmuseum, pustaha terbesar yang diketahui dengan lembar yang panjangnya mencapai 15 m
Berkas:Pustaha about Protection against Evil WDL2895.png|Pustaha koleksi KITLV yang membahas mengenai ilmu penolak bala
Berkas:Antidote against poison, in Batak. Wellcome L0040769.jpg|Pustaha koleksi Galeri Wellcome yang membahas mengenai penawar racun
Berkas:Batak priest with priest staff, pustaha, and medicine horn.jpg|Pendeta atau ''Datu'' Batak dengan pustaha yang sedang digelar
</gallery>
|}
==
{{reflist}}
=== Daftar Pustaka ===
* {{cite book |last=Kozok |first=Uli |chapter=Bark, Bones, and Bamboo: Batak Traditions of Sumatra |url=https://archive.org/details/illuminationswri0000kuma |title=Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia|editor=Ann Kumar|editor2=John H. McGlynn|publisher=Lontar Foundation|year=1996|isbn=0834803496|location=Jakarta|language=EN|ref=harv}}
* {{cite book |last=Kozok |first=Uli|url=https://books.google.co.id/books/about/Warisan_leluhur.html?id=oBu6OPT5qNEC&redir_esc=y |title=Warisan Leluhur Sastra Lama dan Aksara Batak|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|year=1999|isbn=9799023335|location=Jakarta}}
* {{cite journal|url=https://brill.com/downloadpdf/journals/bki/156/1/article-p33_2.pdf|title=On writing the not-to-be-read; Literature and literacy in a pre-colonial tribal society|journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde|first=Uli|last=Kozok|volume=156|language=EN|issue=1|year=2000|place=Leiden|page=33-55|publisher=KITLV, Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies}}
* {{Cite book
| last = Kozok
| first = Uli
| title = Surat Batak: Sejarah Perkembangan Tulisan Batak
| publisher = Gramedia
| year = 2009
| location = Jakarta
| isbn = 9799101530 }}
* {{cite journal|url=https://brill.com/view/journals/bki/149/3/article-p593_8.xml?crawler=true|first=René |last=Teygeler |title=Pustaha; A study into the production process of the Batak book|journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde|vol=149|issue=3|page=593-611|date=01-01-1993|place=Leiden|publisher=KITLV, Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies|language=EN|volume=149|issn=0006-2294}}
== Pranala luar ==
{{Commons category|Pustaha}}
=== Naskah Digital ===
<!--pranala mati*[https://digital.soas.ac.uk/LOAA005798/00004 Naskah Pustaha] koleksi SOAS University of London no. MS 41836-->
* [http://www.bl.uk/manuscripts/FullDisplay.aspx?ref=Add_MS_4726 ''Pustaha Panampuhi'', panduan meramal menggunakan air jeruk nipis] koleksi British Library no. Add MS 4726
* [https://budaya-indonesia.org/Pustaha-Poda-ni-si-aji-mamis-ma-inon ''Pustaha Poda ni Si Aji Manis'', panduan untuk mencelakakan musuh] koleksi Übersee-Museum no. A 12332
* [http://khastara.perpusnas.go.id/web/detail/720253/laklak Pustaha] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200806105005/http://khastara.perpusnas.go.id/web/detail/720253/laklak |date=2020-08-06 }} koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia no. peti 113 D4
{{Suku Batak Toba}}
|