Rafidhah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Memperbaiki pengalihan ganda ke Syi'ah
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(13 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{italic title}}
#ALIH [[Syi'ah]]
{{Artikel bermasalah|{{religious text primary|date=March 2021}}
{{Disputed|date=July 2021}}}}
 
'''''Rafidhah''''' ({{Lang-ar|رافضة|Rāfiḍah||lit=mereka yang menolak}}) adalah sebutan yang ditujukan kepada [[Syiah|penganut Islam Syi'ah]] yang menolak kekhalifahan [[Khulafaur Rasyidin|Rasyidin]] pertama, yaitu [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] dan [[Umar bin Khattab]]. Sejumlah ulama Suni telah mengatakan bahwa kata ''rafidhah'' tidak ditujukan kepada penganut Syi'ah secara umum tetapi hanya kepada mereka yang mengkultuskan [[Ali bin Abi Thalib]] serta menafikan Abu Bakar dan Umar sebagai khalifah.
[[Category:Articles containing Arabic-language text]]
 
== Etimologi ==
Kata tersebut berasal dari kata bahasa Arab yang berarti "(mereka yang) menolak". Akar katanya adalah ر ف ض (''r-f-ḍ''). Bentuk tunggalnya adalah {{Lang|ar|رافضي}} ''rāfiḍī'' "orang yang menolak".
 
== Asal-usul ==
Terdapat sejumlah perdebatan mengenai asal usul kata ''rāfiḍah''. Contoh paling awal adalah pada ''Kitāb al-Maḥāsin'' milik Abū Jaʿfar Aḥmad bin Muḥammad al-Barq (meninggal 887 M). Bab IV dari ''Kitāb al-Maḥāsin'' memuat penggunaan kata ''rāfiḍah'' yang diklaim berasal dari imam [[Ja'far ash-Shadiq]] dan [[Muhammad al-Baqir]], seperti:<blockquote>Seorang pedagang tebu datang ke Ja'far ash-Shadiq telah mengatakan bahwa ada orang yang terus mengingatkannya untuk tidak menjadi seorang ''rafidhah'' dan Ja'far ash-Shadiq menjawab: 'Demi Allah, nama yang diberikan Allah ini kepadamu sangat baik, selama kamu mengikuti ajaran kami. dan jangan kaitkan kedustaan dengan kami.'
 
Muḥammad al-Bāqir, dalam saat yang sama, menyatakan kepada dirinya sendiri: 'Aku salah satu dari ''rāfiḍah''<nowiki/>' <ref name="Kohlberg"/></blockquote>[[Al-Mughirah bin Syu'bah|Mughirah bin Syu'bah]] dianggap [[Neologisme|mencetuskan]] kata ''rafidhah'' untuk melawan orang-orang yang telah menolak dirinya.<ref name="Wasserstrom">Wasserstrom, Steve. ''History of Religions'', Vol. 25, No. 1 (Aug., 1985), pp. 1–29</ref>
 
Sejumlah naskah historis lain juga banyak dirujuk. Ja'far ash-Shadiq meyakini ''rafidhah'' adalah tanda kehormatan yang diberikan pertama kali oleh Allah dan muncul dalam [[Alkitab Ibrani]] dan [[Perjanjian Baru]]: ia menyebut bahwa ada 70 orang di antara pengikut [[Firaun]] yang menolak agama Raja Mesir lalu memilih bergabung dengan Nabi [[Musa]], dan Allah menyebut 70 orang itu ''rafidhah''. Mereka disebut ''rafidhah'' karena menolak Fir'aun, taat beribadah, dan memiliki kecintaan yang sangat erat kepada Musa, [[Harun (tokoh Alkitab)|Harun]], dan keturunan-keturunannya.
 
ash-Shadiq lebih lanjut menyatakan bahwa Allah mewahyukan Nabi Musa, "Tetapkan nama ini untuk mereka dalam [[Taurat]], karena Aku telah menamai mereka dengan itu dan memberikannya kepada mereka." Ia memperluas penggunaan kata tersebut untuk menyebut ''syiah'' (pengikut) dari keluarga Muhammad.<ref name="Kulayni">{{Cite book|last=al-Kulayni|first=Muhammad ibn Ya‘qūb|date=2015|title=Al-Kafi|location=[[New York City]]|publisher=Islamic Seminary Incorporated|isbn=9780991430864|edition=Volume 8}}</ref>
 
Kata ''rafidhah'' tidak ada dalam al-Qur'an. Oleh karena itu, ada spekulasi bahwa ia merujuk ke Alkitab untuk menetapkan keabsahannya. Namun, kisah para penolak Firaun dari golongan tukang sihir yang bergabung dengan Musa tidak muncul di kitab mana pun dalam Alkitab. Ada pula yang berpendapat bahwa kisah para penyihir Firaun yang memilih beriman ada dalam Naskah Asli, tetapi musuh-musuh mereka menghapusnya.<ref name="Kohlberg"/>
 
Kata ini berubah menjadi ejekan kepada Syiah, yang muncul sejak awal sejarah Islam, yang menurut satu sumber berasal dari perlawanan [[Zaid bin Ali]] terhadap [[Kekhalifahan Umayyah]]. Kata tersebut merujuk pada penduduk Kufah yang menolak kebijakan Zaid berkaitan dengan larangan mencela atau mengutuk dua [[Kekhalifahan Rasyidin|khalifah Rasyidin]] pertama,<ref>{{Cite book|last=Ahmad Kazemi Moussavi|last2=Karim Douglas Crow|date=2005|title=Facing One Qiblah: Legal and Doctrinal Aspects of Sunni and Shi'ah Muslims|url=https://archive.org/details/facingoneqiblahl0000unse|publisher=Pustaka Nasional Pte Ltd|isbn=9789971775520|page=[https://archive.org/details/facingoneqiblahl0000unse/page/186 186]}}</ref><ref>{{Cite book|last=Najam Haider|date=26 Sep 2011|title=The Origins of the Shī'a: Identity, Ritual, and Sacred Space in Eighth-Century Kūfa|publisher=Cambridge University Press|isbn=9781139503310|pages=196–7}}</ref> karena ia mengakui tidak pernah mendengar celaan kepada mereka.<ref>{{Cite book|last=Najībābādī|first=Akbar|year=2000|title=History of Islam Volume 2|publisher=[[Darussalam Publishers]]|isbn=978-9960892863|page=229}}</ref><ref>{{Cite book|date=21 Apr 2010|title=Living Islamic History: Studies in Honour of Professor Carole Hillenbrand|publisher=[[Oxford University Press]]|isbn=9780748642199|editor-last=Suleiman|editor-first=Yasir|edition=illustrated|page=11}}</ref> Zaid bin Ali menganggap [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] adalah pemimpin terbaik setelah [[Muhammad]], tetapi ia masih menghormati Abu Bakar dan Umar. Akibatnya, banyak penduduk Kufah menafikan kebijakan Zaid bin Ali, sehingga muncullah istilah ''rafidhah''.<ref>{{Cite web|last=حلمي|first=مصطفى|title=Dr.|url=http://www.alukah.net/sharia/0/42222/|website=alukah.net|archive-url=https://web.archive.org/web/20170802094247/http://www.alukah.net/sharia/0/42222/|archive-date=2 August 2017|access-date=2 August 2017|url-status=dead}}</ref>
 
Pemakanaan ini terus bergeser dari waktu ke waktu. Dalam sumber Zaidiyah, istilah yang digunakan oleh Zaid bin Ali terhadap sejumlah penduduk Kufah bukanlah karena menolak kekhalifahan Abu Bakar dan Umar, melainkan karena mereka menolak klaim Zaid sebagai Imamah karena mereka menganggap [[Ja'far ash-Shadiq]] menjadi Imam sebagai gantinya:<blockquote>Allah Maha Besar! Demi Allah, kalian adalah kaum Rafidhah yang pernah disabdakan oleh Rasulullah: 'Kelak akan ada kaum yang meninggalkan jihad dengan kebaikan [[Ahlul Bait|Ahlulbait]] dan mereka akan mengatakan bahwa tidak ada yang memerintahkan kebaikan atau melarang keburukan! Mereka akan berpura-pura dalam beragama dan mengikuti hawa nafsu…'<ref>{{Cite book|last=al-Hussein al-Houthi|first=Allāma Yahya|url=https://www.scribd.com/document/36214491/%D8%A7%D9%84%D8%AC%D9%88%D8%A7%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D8%B1%D8%A7%D9%82%D9%8A|title=Al-Jawāb ar-Rāqi 'ala al-Masā'il al-Irāqi|page=4|access-date=2017-08-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20191222025059/https://www.scribd.com/document/36214491/%D8%A7%D9%84%D8%AC%D9%88%D8%A7%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D8%B1%D8%A7%D9%82%D9%8A|archive-date=2019-12-22|url-status=live}}</ref></blockquote>Setelah itu, termasuk pada masa kekhalifahan [[Kekhalifahan Abbasiyah|Abbasiyah]] yang Suni, ''rafidhah'' menjadi kata untuk menghina penganut [[Syiah Dua Belas Imam]], yang digunakan oleh penganut Zaidiyah atas penolakan terhadap [[Zaid bin Ali]] serta oleh penganut Islam Suni atas penolakan mereka terhadap khalifah [[Abu Bakar Ash-Shiddiq|Abu Bakar]] dan [[Umar bin Khattab|Umar]].<ref name="Kohlberg">{{Cite journal|last=Kohlberg|first=Etan|date=1979|title=The Term "Rāfida" in Imāmī Shīʿī Usage|url=https://www.jstor.org/stable/601453|journal=Journal of the American Oriental Society|volume=99|issue=4|pages=677–679|doi=10.2307/601453|issn=0003-0279|access-date=12 July 2021}}</ref>
 
[[Syiah Dua Belas Imam|Dua Belas Imam]] meyakini bahwa setelah wafatnya Nabi Muhammad, merekalah yang tertolak dari dosa, menjadikan mereka penerus ''rafidhah'' asli.<ref name="Kohlberg"/><ref name="Kohlberg, E.">Kohlberg, E. "al-Rafida or al-Rawafid." ''[[Encyclopaedia of Islam]], Second Edition''. Edited by: P. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel and W.P. Heinrichs. [[Brill Publishers|Brill]], 2010. Brill Online.</ref>
 
[[Ulama]] abad pertengahan, [[Ibnu Taimiyah|Ibnu Taimiyyah]], mengutuk ''rafidhah'' sebagai kelompok manusia terburuk -- "karena mengikuti hawa nafsu dan ketidaktahuan".<ref name="beliefs">{{Cite web|last=Abbas Abu Yahya|date=16 January 2019|title=THE BELIEFS OF THE RAFIDAH & THE SHIA|url=https://followingthesunnah.com/2019/01/16/the-beliefs-of-the-rafidah-the-shia/|website=Following the Sunnah|access-date=13 April 2021}}</ref> [[Muhammad bin Abdul Wahhab|Muhammad bin Abdul-Wahhab]], ulama [[Sunnah]] sekaligus pengikut setia Ibnu Taimiyyah, menyebutkan istilah ini dalam kitabnya yang berjudul ''ar-Radd 'ala ar-Rafidhah'', meski artikel Natana J. Delong-Bas menyebutkan Muhammad bin Abdul-Wahhab hanya merujuk pada ''sekte'' ekstremis Syiah saat membahas ''rafidhah'', bukan Syiah secara umum.<ref>{{Cite book|last=Delong-Bas|first=Natana J.|year=2004|url=https://books.google.com/books?id=797QCwAAQBAJ|title=Wahhabi Islam: From Revival and Reform to Global Jihad|location=New York|publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-516991-3|page=22|author-link=Natana J. DeLong-Bas}}</ref>
 
== Penggunaan ==
 
Penjelajah Suni [[Ibnu Batutah]] menggunakan kata ini untuk menyebut [[Alawi]], yang dianggap sebagai penganut sekte [[ghulat]], saat berkunjung ke [[Suriah]] pada tahun 1326.<ref>Gibb, H.A.R., 'The Travels of Ibn Battuta, Hakluyt, (1999) v.1, p.93</ref> Istilah ini juga terus digunakan hingga sekarang.<ref>Nasr, Vali, ''Shia Revival'', Norton, (2006) p.53</ref> ''Rafidhah'' juga terkadang digunakan untuk merujuk pada kaum ekstremis dan ''asy-Syi'i'' untuk kaum moderat.<ref>Abrahamov, Binyamin.''Arabica'', T. 34, Fasc. 1 (Mar., 1987), pp. 80-105</ref><ref>Madelung, Wilferd. Islamic Legal Orthodoxy: Twelver Shiite Responses to the Sunni Legal System by [[Devin J. Stewart]]. ''Journal of the American Oriental Society'', Vol. 120, NO. 1 (Jan.- Mar., 2000), pp. 111-114</ref>
 
Sejumlah kaum Syi'ah mencoba untuk mengadaptasikan kembali cercaan atau hinaan yang ditujukan pada mereka serta menghasilkan konotasi positif dengan menyebut diri mereka sebagai ''Rawafid'' karena itu dapat menumbuhkan rasa bangga ketika mereka berontak terhadap tirani Umayyah. Meski kaum Syiah terkadang menamakan diri mereka sendiri sebagai ''rawafid'', kata itu juga masih dianggap sebuah hinaan dari kaum Suni terhadap Syiah yang menolak mengakui kekhalifahan awal.<ref>"Rawafid." In ''The Oxford Dictionary of Islam''. Ed. John L. Esposito. ''Oxford Islamic Studies Online''. {{Cite web |url=http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t125/e1985 |title=Salinan arsip |access-date=2022-09-29 |archive-date=2014-12-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20141215235204/http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t125/e1985 |dead-url=unfit }}.</ref>
 
Sebagaimana yang dikisahkan Ahmed Cevdet Pasha, Syiah pertama kali mengembangkan [[Kaisaniyyah|Kaisaniyah]], yang kemudian berkembang menjadi tiga kelompok: [[Zaidiyah]], Ismailiyah, dan [[Syiah Dua Belas Imam|Itsna Asyariyah]]. Selain yang menganut Zaidiyah ini disebut "Rafidhah" oleh [[Zaidiyah]], dan mereka berpisah dari Zaidiyah.<ref>[[Ahmed Cevdet Pasha]], ''Kısas-ı Enbiyâ,'' vol. II, page 12.</ref>
 
== Penggunaan saat ini ==
[[Syiah]] di Arab Saudi lebih sering disebut ''rafidhah''.<ref>{{Cite web|title=Rosen, Nir, "America's unlikely savior; Recently, the U.S. was calling for Muqtada al-Sadr's head. Now, the fiery cleric may be the only man who can defuse Iraq's Sunni-Shiite conflict," Salon, February 3, 2005. Retrieved February 8, 2010|url=http://www.salon.com/news/feature/2006/02/03/muqtada|archive-url=https://web.archive.org/web/20080512145939/http://www.salon.com/news/feature/2006/02/03/muqtada/|archive-date=May 12, 2008|access-date=February 8, 2010|url-status=live}}</ref> Di Irak, materi antisyiah terus berkumandang.<ref name="Jones">Jones, Toby. ''Middle East Report'', No. 237 (Winter, 2005), pp. 20-25</ref> Sebuah wacana dirilis setelah diperbaiki dengan nama "Rafidhah di Tanah Tauhid", termasuk perintah anggota Majelis Tinggi, untuk membunuh Syiah.<ref name="Jones" />
 
Hingga 1993, buku pelajaran sekolah di Arab Saudi secara terang-terangan mencela Syiah dan menyebutnya sebagai ''rafidhah''.<ref name="Prokop">Prokop, Michaela. ''International Affairs'', Vol. 79, No. 1 (Jan., 2003), pp. 77-89</ref> Begitu ada protes, kurikulum pun diubah dan tidak lagi digunakan istilah tersebut, tetapi keyakinan Syiah masih dikecam.<ref name="Prokop" /> Pada era modern, kata ''rafidhah'' banyak dipakai dalam organisasi [[Jihadisme salafi|jihadisme]] seperti [[Negara Islam Irak dan Syam]] (NIIS) untuk membenarkan eksekusi orang Syiah.<ref>{{Cite book|last=Wagemakers|first=Joas|date=2012-06-11|title=A Quietist Jihadi|publisher=[[Cambridge University Press]]|isbn=978-1107606562|page=xix}}</ref>
 
Dalam kampanye-kampanye yang sedang berlangsung untuk menggulingkan pemerintahan [[Irak]] dan [[Suriah]], pemberontak dari NIIS serta oposisi Suriah sering menggunakan kata ''rafidhah'' untuk merujuk pada Muslim Syiah. Sementara itu kelompok penganut Alawi disebut sebagai 'Nushairi'. Dalam edisi ke-13 majalah NIIS [[Dabiq (majalah)|''Dabiq'']], artikel utama mereka berjudul, "Rafidhah: Dari Ibnu Saba' hingga Dajjal" dan memuat halaman yang berisi "retorika kekerasan yang ditujukan terhadap Syiah" yang diklaimnya "lebih berbahaya dan lebih mematikan... daripada warga Amerika". Artikel tersebut juga membenarkan pembunuhan Muslim Syiah, yang disebut NIIS sebagai kaum murtadin.
 
== Lihat pula ==
 
* [[Hubungan Sunni dengan Syiah]]
* [[Penerus Nabi Muhammad]]
* [[Fatwa Syeikh Syaltut tentang Syiah|Fatwa Syi'ah al-Azhar]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
 
* [http://www.rafida.org rafida.org]
* [http://mideast.foreignpolicy.com/posts/2013/08/09/the_language_of_anti_shiism "The Language of Anti-Shiism" by Fanar Haddad] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130811064416/http://mideast.foreignpolicy.com/posts/2013/08/09/the_language_of_anti_shiism |date=2013-08-11 }}, ''Foreign Policy'', 9 Agustus 2013
* [https://web.archive.org/web/20140316212559/http://mideastafrica.foreignpolicy.com/posts/2014/01/29/the_vocabulary_of_sectarianism "The Vocabulary of Sectarianism" by Aaron Y. Zelin and Phillip Smyth], ''Foreign Policy'', 29 Januari 2014
{{Sindiran agama}}
[[Kategori:Anti-Syiah]]
[[Kategori:Kata dan frasa Arab]]
[[Kategori:Hubungan Sunni dengan Syiah]]
[[Kategori:Syiah]]
[[Kategori:Sindiran terkait Islam]]