Liberty Manik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pendidikan: alan hidup pemuda Liberty, cukup panjang, dimana setelah menyelesaikan studinya di HIS Sidikalang pada tahun 1940, beliau melanjutkan studinya di HIK Muntilan, sekolah guru.Di sini pemuda Liberty berkenalan dengan Cornel Simanjuntak
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(134 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Batak Pakpak|Pakpak]]|[[Manik|Manik Pegagan]]}}
[[Berkas:Liberty Manik.jpeg|thumb|right|150px|Foto Liberty Manik]]
{{Bedakan|El Manik|Liberty Malau}}
'''Liberty Manik'''
{{Kotak info tokoh
| pre-nominals = [[Doktor|Dr.]]
| name = Liberty Manik
| image = Liberty Manik.jpeg <!-- Foto ini belum dapat dipastikan apakah potret Liberty Manik atau [[J.A. Dungga]] karena sumber fotonya tidak jelas. Kemungkinan foto ini dipotong dari foto dempet antara J.A. Dungga dan Liberty Manik, dan bagian yg terpotong ini kemungkinan adalah wajah J.A. Dungga. -->
| birth_name = Raja Tiang Manik<ref>{{cite web|url= https://www.padamu.net/liberty-manik-sosok-intelektual-dan-seniman/|title=Liberty Manik Sosok Intelektual dan Seniman|website=padamu.net|accessdate=13 Mei 2022}}</ref>
| birth_date = {{Birth date|1924|11|21}}
| birth_place = [[Pegagan Julu VII, Sumbul, Dairi|Kuta Manik]], [[Kabupaten Dairi|Bataklanden]], [[Keresidenan Tapanuli]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Death date and age|1993|09|16|1924|11|21}}
| death_place = [[Rumah Sakit Bethesda]], [[Kota Yogyakarta]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]
| burial_place = Taman Makam Seniman Giri Sapto, [[Imogiri]], [[Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]
| monuments = Monumen Dr. Liberty Manik, [[Taman Wisata Iman Dairi|Kompleks Taman Wisata Iman]], [[Sitinjo, Dairi|Sitinjo]] <br> {{Coord|2|44|30.25|N|98|22|33.45|E}}
| other_names = L. Manik
| alma_mater = [[Universitas Bebas Berlin|Freie Universität Berlin]], [[Jerman]]
| occupation = {{hlist|Komponis|Dosen|Penyiar radio}}
| notable_works = {{ubl|''[[Satu Nusa Satu Bangsa]]''
|''Desaku Yang Kucinta''
|''Batak-Handschriften''
|''Molo Saut Ma Ho'' ([[Buku Ende]] No. 809)}}
| parents = {{ubl|Raja Patiham Manik (ayah)|Solat br. Situmorang (ibu)}}
| relatives = [[Hokky Situngkir]] (cucu dari saudari)<ref>{{cite web|url= https://www.swatt-online.com/hokky-situngkir-peneliti-bandung-fe-institute/|title=Hokky Situngkir, Peneliti Bandung Fe Institute|website=swatt-online.com|accessdate=13 Mei 2022}}</ref>
}}
[[Doktor|Dr.]] '''Liberty Manik''' ({{lahirmati|[[Pegagan Julu VII, Sumbul, Dairi|Kuta Manik]], [[Kabupaten Dairi|Dairilanden, Bataklanden]], [[Keresidenan Tapanuli]]|21|11|1924|[[Yogyakarta]]|16|9|1993}}) adalah seorang [[komponis]] dan [[Dosen|pengajar musik]] di [[Institut Seni Indonesia Yogyakarta]]. Liberty Manik juga dikenal sebagai [[Filologi|filolog]] [[Suku Batak|Batak]] yang mentransliterasikan 500-an [[Pustaha|Pustaha Batak]] ke dalam [[bahasa Jerman]].<ref>{{Cite web|date=21 Juli 2019|title=Mengungkap Peran Komponis Nasional Liberty Manik dalam Mentransnarasikan 500-an Naskah Batak|url=https://www.unimed.ac.id/2019/07/21/mengungkap-peran-komponis-nasional-liberty-manik-dalam-mentransnarasikan-500-an-naskah-batak/|website=Universitas Negeri Medan|language=|archive-url=https://web.archive.org/web/20220612224806/https://www.unimed.ac.id/2019/07/21/mengungkap-peran-komponis-nasional-liberty-manik-dalam-mentransnarasikan-500-an-naskah-batak/|archive-date=12 Juni 2022|dead-url=yes|access-date=13 Mei 2022}}</ref>
 
== Kehidupan awal ==
<nowiki> </nowiki>Satu Nusa Satu bangsa, kini menjadi suatu rangkaian kata yang perlu mendapat perhatian dari seluruh bangsa Indonesia, karena pada saat ini bahaya terjadinya disintegrasi bangsa Indonesia menjadi makin besar, ditambah lagi dengan terjadinya kekacauan bernuansa SARA yang sangat jauh menyimpang dari apa yang tersurat maupun tersirat pada bait-bait lagu Satu Nusa Satu Bangsa tersebut di atas.
Liberty Manik lahir pada 21 November 1924 di Huta Manik, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Ia diberi nama Raja Tiang Manik, namun nama ini kemudian diubah oleh seorang pendeta pada saat [[Baptis|pembaptisannya]].<ref>{{Cite web|date=21 Juli 2019|title=Liberty Manik Berperan Banyak bagi Bangsa|url=https://analisadaily.com/berita/arsip/2019/7/22/769171/liberty-manik-berperan-banyak-bagi-bangsa/|website=Analisa Daily|language=|access-date=19 Juni 2023}}</ref> Ayah Liberty bernama Raja Patiham Manik, sedangkan ibunya bernama Solat boru Situmorang.
 
== Pendidikan ==
Tidak satupun orang Indonesia yang tidak pernah menyanyikan lagu Satu Nusa Satu Bangsa atau paling tidak telah mendengar lagu tersebut dinyanyikan baik secara langsung pada upacara-upacara resmi maupun melalui media elektronik.
* [[Hollandsch-Inlandsche School]] (HIS), [[Sidikalang, Dairi]] (lulus tahun 1940)
* [[Hollandsch Inlandsche Kweekschool]] (HIK), [[Muntilan, Magelang]] (berhenti pada 1942 karena ditutup oleh [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|Pemerintah Kolonial Jepang]])
* Pendidikan doktor musik di [[Universitas Bebas Berlin|Freie Universität Berlin]], [[Jerman]] dengan predikat [[Gelar kehormatan Latin|magna cum laude]]. Disertasinya berjudul ''"Das Arabische Tonsystem Im Mittelalter"'' yang meneliti sistem nada [[musik Arab]] pada zaman [[Abad Pertengahan]].<ref>{{Cite web|title=Liberty Manik Sosok Intelektual dan Seniman|url=https://www.padamu.net/liberty-manik-sosok-intelektual-dan-seniman/|website=Padamu Pendidikan Indonesia|language=id-ID|access-date=13 Mei 2022}}</ref>
 
== Kembali ke Indonesia ==
Lagu Satu Nusa Satu Bangsa ini diciptakan pada tahun 1947 di sebuah rumah yang tergolong jeron benteng*) Kraton Yogyakarta Hadiningrat, bukan oleh seorang pangeran ataupun bangsawan Jawa, tetapi oleh seorang putera bangsa yang dilahirkan di sebuah desa kecil di ujung utara Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di kampung Huta Manik, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, 18 kilometer dari ibukota Kabupaten, Sidikalang.
Liberty Manik bekerja dalam bidang [[etnomusikologi]] di [[Jerman Barat]] selama 20 tahun. Pada Juni 1976, ia kembali ke Indonesia dan bergabung dengan [[Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia|Dewan Gereja-Gereja di Indonesia]] (DGI) sebagai anggota staf Lembaga Penelitian dan Studi (LPS).<ref>{{Cite book|date=1977|url=https://books.google.co.id/books?id=7TY9AAAAIAAJ|title=Peninjau: Majalah Lembaga Pengetahuan dan Studi Dewan Gereja-Gereja di Indonesia|location=[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|publisher=Lembaga Penelitian dan Studi (LPS) Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI)|series=Nomor 1|volume=Tahun IV|pages=80|language=id|url-status=live}}</ref>
 
== Karya ==
Ia lahir dengan nama Raja Tiang Manik dari ayah Raja Patihan Manik dan ibu Salat br. Situmorang. Kelak namanya diubah menjadi Liberty Manik yang kita semua kenal sebagai pencipta lagu "Satu Nusa Satu Bangsa" dan "Desaku yang Kucinta".
=== Karya seni ===
* Mengarang lagu-lagu nasional: ''[[Satu Nusa Satu Bangsa]]'', ''Desaku Yang Kucinta'', ''Tamanku, Pantai Sepi, Di Laut, Negara Jaya.''<ref>{{Cite web|date=28 Oktober 2022|title=6 Karya Liberty Manik, Selain Lagu Satu Nusa Satu Bangsa|url=https://satukanal.com/baca/karya-liberty-manik/94368/|website=Satu Kanal|language=|access-date=19 Juni 2023}}</ref> Lagu ''Satu Nusa Satu Bangsa'' yang dikarangnya merupakan salah satu dari tujuh lagu perjuangan yang diterbitkan oleh Balai Pustaka sebagai [[Daftar lagu nasional Indonesia|lagu wajib nasional]] berdasarkan Instruksi Menteri Muda Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan pada tahun 1963.<ref>{{Cite web|last=Maarif|first=Syamsul Dwi|title=Lirik Lagu 'Satu Nusa Satu Bangsa' & Sejarah L. Manik Pencipta Lagu|url=https://tirto.id/lirik-lagu-satu-nusa-satu-bangsa-sejarah-l-manik-pencipta-lagu-gmjY|website=[[Tirto]]|language=|access-date=18 Juni 2023}}</ref>
* Menerjemahkan dan mementaskan oratorium ''Mattheus Passion'' dan ''Weichnachtsoratorim'' karangan [[J.S. Bach]] di Yogyakarta tahun 1980-an.
* Mengarang lagu rohani: ''Molo Saut Ma Ho'' ([[Buku Ende]] No. 809), ''Yesus Kristus Kehidupan Dunia'' ([[Pelengkap Kidung Jemaat]] No. 263){{efn|Syair lagu ini dikarang oleh [[Agustina Lumentut]].}}, ''Kumohon Pengampunan'' (Pelengkap Kidung Jemaat No. 42){{efn|Syair lagu ini digubah oleh Liberty Manik dari lagu tradisional [[Suku Simalungun|Batak Simalungun]] yang berjudul "''Otik otik ma demban''".}}, ''Padamu Kami Datang''{{efn|Syair lagu ini digubah oleh Liberty Manik dari lagu tradisional Batak Simalungun yang berjudul "''Marmutik ma napuran botou''".}}, ''S'lamat Datang Kami Ucapkan''{{efn|Syair lagu ini digubah oleh Liberty Manik dari lagu tradisional [[Suku Pakpak|Batak Pakpak]] yang berjudul "''Kedu mo, kedu bengkuang ale''".}}, ''Karuniamu, Tuhan''{{efn|Syair lagu ini digubah oleh Liberty Manik dari lagu tradisional Batak Simalungun yang berjudul "''Bintang narondang''".}}.<ref>{{Cite book|last=|first=Tim Inti Nyanyian Gereja (TING Yamuger)|date=17 Februari 2022|url=https://books.google.co.id/books?id=CJdfEAAAQBAJ|title=Kidung Keesaan Empat Suara|location=[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|publisher=Yayasan Musik Gerejawi (Yamuger)|isbn=9790801856876|language=id|url-status=live}}</ref>
 
=== Karya tulis ===
Jalan hidup pemuda Liberty, cukup panjang, dimana setelah menyelesaikan studinya di HIS Sidikalang pada tahun 1940, beliau melanjutkan studinya di HIK Muntilan, sekolah guru.
* ''Musik di Indonesia dan beberapa persoalannya'' bersama [[J.A. Dungga]] (1952)
* ''Das arabische Tonsystem im Mittelalter'' (1969)
* ''Batak-Handschriften'' (1973), buku ini berisi koleksi 501 Pustaha Batak yang tersebar di seluruh Jerman, kecuali koleksi Museum Leipzig, Museum Stuttgart Linden, dan RMG. Liberty Manik mengatalogkan dan juga memberikan penjelasan yang menyeluruh tentang isi dari tiap-tiap pustaha.<ref>{{Cite journal|last=Bicklefs|first=M.C.|date=Februari 1974|title=Liberty Manik: Batak-Handschriften. (Verzeichnis der Orientalischen Handschriften in Deutschland, Bd. XXVIII.) xi, 253 pp., 6 plates. Wiesbaden: Franz Steiner Verlag GmbH, 1973. DM88.|url=https://www.cambridge.org/core/product/identifier/S0041977X00128447/type/journal_article|journal=Bulletin of the School of Oriental and African Studies|language=en|volume=37|issue=3|pages=755–755|doi=10.1017/S0041977X00128447|issn=0041-977X}}</ref>
* ''Register van eigennamen in pustaha's'' bersama Petrus Voorhoeve (1977)
* ''Ketens van overlevering in pustaha's'' bersama Petrus Voorhoeve
* ''Suku Batak Dengan "Gondang Batak"-nya'' (1977) dalam Majalah Peninjau Tahun IV Nomor 1
 
== Pandangan ==
Di sini pemuda Liberty berkenalan dengan Cornel Simanjuntak yang juga telah kita kenal sebagai salah satu pencipta lagu wajib yang banyak dinyanyikan di Indonesia.
Liberty Manik berpandangan bahwa musik nasional Indonesia seharusnya bukan ditekankan pada aspek keaslian dan ketimuran musik itu sendiri, melainkan pada komposisi musik yang berkualitas tinggi. Sama halnya dengan [[Sindoedarsono Soedjojono]] yang mendesak para pelukis untuk menguasai teknik-teknik melukis, Liberty Manik juga merasa bahwa pembelajaran dan penguasaan akan teknik komposisi musik jauh lebih berguna bagi seorang musisi daripada mencari-cari corak nasional dalam musik.<ref>{{Cite book|last=Lindsay|first=Jennifer|last2=Liem|first2=Maya Hian Ting|date=2012|title=Heirs To World Culture: Being Indonesian 1950-1965|location=[[Leiden]]|publisher=KITLV Press|isbn=978-90-6718-379-6|series=Verhandelingen van het [[Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde]]|pages=241|url-status=live}}</ref>
 
Dalam tulisannya bersama [[J.A. Dungga]], Liberty Manik juga berpandangan bahwa [[gamelan]] merupakan simbol ketertinggalan dan kemerosotan yang berkaitan dengan gaya hidup hedonistik kaum [[priayi]]. Menurut mereka, musik yang mengandung unsur magis dan primitif tidak lagi disukai karena perasaan religius masyarakat telah berubah. Dalam pemutaran perdana film [[Enam Djam di Jogja]] karya [[Usmar Ismail]], beberapa orang mempertanyakan penggunaan musik gamelan alih-alih mars yang dianggap lebih menggugah dalam adegan peperangan di film itu.<ref>{{Cite book|last=Mack|first=Dieter|date=2004|url=https://books.google.co.id/books/about/Zeitgen%C3%B6ssische_Musik_in_Indonesien.html?id=DbYAu-NeEPoC|title=Zeitgenössische Musik in Indonesien: Zwischen lokalen Traditionen, nationalen Verpflichtungen und internationalen Einflüssen|location=Jerman|publisher=G. Olms|isbn=978-3-487-12562-6|pages=44-45|language=de|url-status=live}}</ref>
Dengan masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, HIK Muntilan terpaksa ditutup dan Liberty muda terpaksa bekerja sebagai pemain biola dan penyanyi di Semarang Hoyokyooku.
 
== Penghargaan ==
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Liberty kembali ke Yogyakarta dan pada tahun 1946 melanjutkan studinya disana, dimana bakatnya semakin dikembangkan dan akhirnya beliau mendirikan kelompok paduan suara dengan nama "Koor Lagu-lagu Tanah Air", melalui kelompok paduan suara inilah lagu Satu Nusa Satu Bangsa makin dikenal luas.
=== Nasional ===
Pada 13 Agustus 1999, Liberty Manik dianugerahi tanda jasa [[Bintang Budaya Parama Dharma]] secara [[anumerta]] oleh Presiden [[B.J. Habibie|Bacharuddin Jusuf Habibie]].<ref>{{Cite journal|last=Lubis|first=Hafnita Sari Dewi|last2=Siburian|first2=Regina|date=7 Januari 2019|title=Pemikiran Liberty Manik Terhadap Semangat Nasionalisme|url=https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/ph/article/view/13898|journal=Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah|language=|volume=4|issue=1|pages=100–115|doi=10.24114/ph.v4i1.13898|issn=2684-9607}}</ref> Tanda jasa ini diberikan berdasarkan Keppres No.080/TK/1999.<ref>{{Cite book|author=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|date=|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/50406-Bintang_Budaya_Parama_Dharma_tahun_1988-2003.pdf|title=Daftar Pemilik Bintang Budaya Parama Dharma Tahun 1988 – 2003|location=Jakarta|pages=3|language=id|url-status=live}}</ref>
 
=== Daerah ===
Sekitar 1949, Liberty pindah kembali ke Jakarta dan bekerja di Majalah Arena yang berada di bawah pimpinan H. Usmar Ismail, dan akhirnya pada tahun 1951 Liberty kembali ke kampung halamannya, Sumatera Utara dan masih tetap aktif bergiat dalam kelompok paduan suara di RRI Medan.
Sebagai pengingat atas jasa dan karya Liberty Manik, [[Kabupaten Dairi|Pemerintah Kabupaten Dairi]] mendirikan sebuah taman monumen baginya di kawasan [[Taman Wisata Iman Dairi|Taman Wisata Iman]] [[Sitinjo, Dairi]]. Pembangunan taman monumen ini diinisiasi oleh [[Daftar Bupati Dairi|Bupati Dairi]] [[Sabam Isodorus Sihotang]].{{Kapan}} Biaya pembangunan dialokasikan dari APBD Kabupaten Dairi.{{Berapa}} Monumen itu diresmikan pada tanggal 14 November 1997.
 
== Catatan ==
Pada tahun 1954 Liberty mendapat beasiswa dari Lembaga Kerjasama Indonesia-Belanda untuk memperdalam seni musik di Amsterdam, dimana beliau berhasil lulus dalam ujian sebagai dirigen koor pada tahun 1955.
{{Notelist}}
 
== Referensi ==
Pada tahun 1959, kembali Liberty mendapat beasiswa kali ini dari Pemerintah Jerman untuk melanjutkan studinya di Freie Universitat di Berlin Barat dan di sini beliau berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "Das Arabische Tonsystem im mitte letter" dengan predikat Magna Cum Laude pada tahun 1968.
{{Reflist}}
 
== Pranala luar ==
Setelah berkelana selama + 18 tahun di Eropa, beliau kembali ke Indonesia dalam rangka menghadiri upacara Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1972.
* {{url|https://archive.org/details/batakhandschrift0028mani/page/n5/mode/2up|''Batak Handschriften''}} karya Dr. Liberty Manik berisi hasil transliterasi 500-an Pustaha Batak.
 
Setelah menghadiri kegiatan tersebut, Liberty memanfaatkan kunjungannya ke Indonesia itu untuk melakukan riset menyelidiki musik-musik di daerah Tapanuli selama 3 bulan antara lain musik Pakpak-Dairi; Toba; Karo dan Mandailing.
 
Hasil risetnya diterbitkan di Jerman, sayangnya tidak ada pihak di Indonesia yang berusaha untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.
 
Tahun 1976, Liberty kembali ke Indonesia dan bekerja di DGI hingga akhir hayatnya yaitu pada tanggal 16 September 1993 di Yogyakarta, kota yang dicintainya dan dimakamkan di pemakaman seniman di Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
 
Kunjungan terakhir Liberty ke kampung halamannya tepatnya di Huta Manik dan Silalahi-Paropo dilakukan beliau pada bulan Juli 1993, dimana beliau berjanji akan kembali lagi untuk merayakan Natal dan Tahun Baru 1994 di sana, tetapi rupanya Tuhan menentukan lain.
 
Penulis mencoba mengangkat kembali secara ringkas, sekelumit riwayat hidup dari pencipta lagu Satu Nusa Satu Bangsa yang menjadi sangat relevan dengan situasi pada saat ini, dimana banyak terjadi bentrokan-bentrokan yang bernuansa SARA.
 
Jika saja kita semua mau membaca dan menjiwai bait-bait lagu Satu Nusa Satu bangsa tersebut, akan terasa semangat persatuan yang sangat kental dalam lagu tersebut, dimana terlihat rasa cinta akan tanah air kita Indonesia dan semangat untuk membela persatuan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa Indonesia, suatu Wawasan Kebangsaan seutuhnya.
 
Sangat menarik apa yang pernah dikatakan oleh Liberty (seperti yang disampaikan kepada penulis oleh Muntilan Manik, saudara kandung Liberty yang masih hidup dan tinggal di Sidikalang) :"Apa yang mendorong saya menciptakan lagu ini adalah adanya keinginan murni para pemuda Indonesia pada saat itu tanpa membedakan SARA untuk mempersatukan dan menanamkan rasa Persatuan dan Kesatuan Bangsa ini".
 
Liberty juga membuktikan bahwa kecintaannya akan daerah asalnya seperti tercermin dalam lagunya "Desaku yang Kucinta" tidak menimbulkan rasa kedaerahan yang sempit seperti selama ini banyak terlihat, tetapi kecintaan akan daerah asalnya itu justru dapat dijalin menjadi suatu ikatan yang lebih besar yaitu ikatan kebangsaan, Bangsa Indonesia.
 
Lagu Desaku yang Kucinta ini menunjukkan bahwa Liberty tidak pernah melupakan desa tempatnya dilahirkan dan ini dapat merupakan pendorong bagi orang lain untuk tetap mengingat desa tempatnya dilahirkan, bahkan kalau mungkin ikut membangun desanya sesuai dengan semangat Marsipature Hutanabe, Paturehon Bona ni Pinasa.
 
Dairi, Kabupaten yang masih muda di Barat Laut Sumatera Utara ternyata telah melahirkan seorang putera bangsa yang berkarya besar, seorang pahlawan tanpa senjata, yang justru dengan kekuatan kata-kata dalam bait-bait lagunya dapat menumbuhkan wawasan kebangsaan, rasa kebanggaan berbangsa dan bernegara Indonesia.
 
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawan-pahlawannya, ini telah mendorong seorang Sabam Is. Sihotang, Bupati Dairi (1994-1999) bersama dengan penulis yang pada saat itu bertugas sebagai Kepala Proyek PLTA Renun (1995-1998) yang berlokasi di Kabupaten Dairi, untuk memprakarsai dibangunnya sebuah monumen sederhana yang telah diresmikan pada tanggal 14 November 1997, yang sekarang dapat kita lihat di desa Sitinjo, Kecamatan Sidikalang di Kompleks Wisata Letter S, di tepi jalan raya Sumbul-Sidikalang, Sumatera Utara({{lahirmati|[[Sidikalang]], [[Sumatera Utara]]|21|11|1924||16|9|1993}}) adalah seorang [[komponis]] dan pengajar musik di [[Institut Seni Indonesia]] ([[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]). Ia juga dikenal sebagai filolog (ahli bahSetelah menyelesaikan pendidikan dasar melanjutkan ke sekolah keguruan HIK di [[Muntilan, Magelang|Muntilan]] (Jawa Tengah). Menyelesaikan studi doktor musik di [[Universitas Berlin]] (Jerman) dengan predikat cum laude. Disertasinya mengenai [[musik]] [[Bangsa Arab|Arab]] pada zaman [[Abad Pertengahan]].
Ditanah kelahirannya Sidikalang, didirikan patung Liberty Manik di Lokasi Taman Wisata Iman untuk mengenang salah satu putra terbaik Pakpak yang pernah mendunia.
== Karya ==
* Pencipta lagu nasional ''[[Satu Nusa Satu Bangsa]]''; ''[[Desaku]]''.
* Menerjemahkan dan mementaskan oratorium ''Mattheus Passion'' dan ''Weichnachtsoratorim'' karangan [[J.S. Bach]] di Yogyakarta tahun 1980-an.
 
==Lihat Pula==
* [[Daftar lagu nasional Indonesia]]
* [[Satu Nusa Satu Bangsa]]
 
==Referensi==
* ''Batak Handschriften.'' W. Voigt (editor),Vol XXVIII Verzeichnis der orientalischen Handschriften in Deutschland, Wiesbaden (1973).
* [http://organisasi.org/satu_nusa_satu_bangsa_lirik_lagu_wajib_nasional Lagu Wajib di situs Organisai.org]
* [http://www.belantaraindonesia.org/2012/08/para-pencipta-lagu-nasional-yang.html Pencipta Lagu yang terlupakan]
* [http://wiki-indonesia.club/wiki/Daftar_lagu_nasional_Indonesia di Wikipedia Indonesia]
 
{{DEFAULTSORT:Manik, Liberty}}
 
{{lifetime|1924|1993|}}
 
[[Kategori:Komponis Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Batak]]
[[Kategori:Tokoh Pakpak]]
[[Kategori:Marga Manik (Pegagan)]]
[[Kategori:Tokoh dari Dairi]]
[[Kategori:MargaAlumni Manik|LibertyUniversitas Bebas Berlin]]
[[Kategori:OrangKomponis matiIndonesia]]
[[Kategori:Dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta]]
[[Kategori:Penerima Bintang Budaya Parama Dharma]]