Ritus Romawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Ign christian memindahkan halaman Ritus Romawi ke Ritus Roma: istilah yg lebih umum |
FelixJL111 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(11 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Santa Cecilia.jpg|
'''Ritus Romawi''' atau '''Ritus Roma''' merupakan istilah ritus liturgis dari [[Gereja Katolik Roma|Gereja]] [[Roma]]
Sebagaimana ritus-ritus liturgis lainnya, Ritus
== Perbandingan dengan Ritus-Ritus Timur ==
Jika ritus-ritus lainnya menggunakan bahasa yang lebih puitis, Ritus Romawi justru dikenal karena ungkapan-ungkapannya yang lugas. Dalam bentuk Tridentinanya, Ritus Romawi dikenal pula karena formalitasnya: dalam Misa Tridentina tiap gerakan dirinci dalam hitungan menit, sampai jarak gerakan tangan imam untuk memasukkan tangan kanannya terlebih dahulu sebelum lengan kirinya pada saat mengenakan [[alba]] (Ritus servandus in celebratione Missae, I, 3). Konsentrasi pada momen yang tepat dari perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus mengakibatkan, dalam Ritus Romawi, hosti dan piala diunjukkan kepada umat segera setelah hosti atau piala itu dikonsekrasi. Jika, sebagaimana umumnya dulu, imam mempersembahkan Misa sambil menghadap ''ad orientem'' (ke arah Timur) atau ''ad apsidem'' (ke arah apsis - membelakangi umat), maka dia mengunjukkan hosti dan piala kepada umat dengan cara mengangkatnya melampaui kepalanya. Tiap kali pengunjukkan, genta dibunyikan, jika dupa digunakan, maka hosti dan piala didupai (Petunjuk Umum Misa Romawi, 100).
=== Pendapat Adrian Fortescue mengenai antikuitas Ritus Romawi ===
Dalam membandingkan Ritus Romawi dengan ritus-ritus Timur, sarjana liturgi terkenal Adrian Fortescue berpendapat: "Tak satu pun Ritus Timur yang masih digunakan sekarang ini yang sama tuanya dengan Ritus Romawi"; dan secara puitis dia menyatakan bahwa "Misa [Romawi] berasal, tanpa perubahan berarti, dari masa ketika Misa pertama kalinya dikembangkan dari [[liturgi]] purba. Misa masih meguarkan aroma liturgi itu, yang berasal dari zaman Kaisar masih menguasai dunia dan menyangka dapat melenyapkan iman akan Kristus, manakala para bapa kita berhimpun sebelum fajar menyingsing dan menyanyikan himne bagi Kristus seperti kepada Allah. Hasil akhir dari penelitian kita adalah bahwasanya, meskipun ada masalah-masalah yang tak terpecahkan, dan adanya perubahan-perubahan mutakhir, tak ada dalam dunia Kristen ritus lain yang begitu luhur."''<ref>Fr. Adrian Fortescue, ''Misa: Sebuah studi mengenai Liturgi Romawi'', s.l., 1912, p. 213</ref>
Adrian Fortescue tidak menyangkal bahwa Ritus Romawi mengalami perubahan-perubahan mendalam sejalan dengan perkembangannya. Dalam tulisannya mengenai ''Liturgi Misa'' pada ''Catholic Encyclopedia'',<ref>[http://www.newadvent.org/cathen/09790b.htm Catholic Encyclopedia, ''Liturgy of the Mass''
Fortescue sendiri menyimpulkan:
:Yang dapat kita simpulkan dari paragraf ini adalah bahwa di Roma Doa Syukur Agung diubah secara fundamental dan direka-ulang pada suatu rentang waktu antara abad ke-4 dan ke-6 serta abad ke-7. Selama waktu yang sama doa-doa umat sebelum Persembahan dihilangkan, salam damai dipindahkan ke sesudah Konsekrasi, dan Epiklesis dilewatkan atau dimutilasi menjadi doa "Supplices" kita. Dari sekian banyak teori menyangkut hal ini, tampaknya masuk akal bagi kita untuk bersama Rauschen mengatakan: "Sekalipun pertanyaannya telah ditetapkan, ada kecocokan dengan teori Drews sehingga saat ini teorinya haruslah dianggap teori yang benar. Oleh karena itu mesti kita akui bahwa antara tahun 400 dan 500 telah terjadi suatu transformasi besar dalam Kanon Romawi" (Euch. u. Busssakr., 86).
Dalam artikel yang sama Fortescue selanjutnya membahas mengenai banyaknya perubahan yang dialami Misa Ritus Romawi sejak abad ke-7 (lihat [[Misa Pra-Tridentina]]), khususnya oleh masuknya unsur-unsur Gallia, yang terutama dapat dilihat dari adanya variasi-variasi sepanjang tahun. Masuknya unsur-unsur Gallia ini disebut Fortescue sebagai "perubahan terakhir sejak Gregorius Agung" (yang wafat pada tahun 604).
Anafora atau [[Doa Syukur Agung]] yang biasanya digunakan dalam [[Ritus Bizantium]] diyakini disusun oleh Santo [[Yohanes Krisostomus]], yang wafat pada tahun 404, tepat dua abad sebelum Santo [[Gregorius Agung]]. Dan [[Doa Syukur Agung Addai dan Mari]] dari tradisi
== Tata Ruang Gedung Gereja ==
Baris 23:
== Kidung ==
Bagi telinga orang Barat, kidung tradisional Ritus Romawi, yang dikenal sebagai [[Kidung Gregorian]], kurang memiliki hiasan musikal dibanding kidung ritus-ritus Timur (kecuali dalam bagian-bagian tertentu seperti ''gradual'' dan ''alleluia''), tidak memiliki cengkok panjang seperti dalam kidung-kidung Gereja Koptik, dan seluruhnya monofonik, tanpa susunan harmoni seperti dalam kidung-kidung Gereja Rusia dan Georgia
== Lihat pula ==
{{col-begin}}
{{col-2}}
* [[Daftar Gereja dan ritus Katolik]]
* [[Liturgi Latin]]
* [[Missale Romanum]]
* [[
* [[Ritus Timur]]▼
* [[Misa Pra-Tridentina]]
* [[Misa Tridentina]]
* [[Misa Paulus VI]]
* [[
{{col-2}}
;Ritus-ritus liturgi Timur:
* [[Ritus Aleksandria]]
* [[Ritus Antiokhia]]
* [[Ritus Armenia]]
* [[Ritus Bizantium]]
* [[Ritus Suriah Barat]]
▲* [[Ritus Suriah Timur]]
{{col-end}}
== Pranala luar ==
Baris 40 ⟶ 52:
== Referensi ==
{{reflist}}
{{catholicism}}
[[Kategori:Misa Katolik]]
[[Kategori:Istilah dalam Gereja Katolik Roma]]
|