Serangan lintas perbatasan di Sabah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 135:
 
[[File:Pulau Gaya immigrant dwellings.jpg|thumb|right|Sebuah pemukiman besar etnis [[Orang Moro|Moro]] di [[Pulau Gaya]] berdekatan [[Kota Kinabalu]].]]
Kedatangan imigran ilegal pertama di Sabah pada tahun 1960 dikatakan terkait dengan presiden Filipina saat itu [[Ferdinand Marcos]] dan klaim negaranya untuk wilayah utara pulau Kalimantan.<ref name="illegals1"/> Pada saat yang sama, Suluk dari selatan Filipina, [[Mustapha Harun]] menjadi [[Ketua Menteri Sabah|Ketua Menteri]] ketiga bagi Sabah. Selama masa jabatannya dari tahun 1967 sampai tahun 1975, ia diyakini telah mendorong banyak warga Suluk untuk pindah ke bagian utara pulau Kalimantan untuk mendirikan sebuah komunitas Muslim yang kuat yang diwakili oleh [[Organisasi Nasional SerikatBersatu Sabah]] (USNO).<ref name="illegals1"/> Migrasi tinggi mendadak ke Sabah dapat dijelaskan dengan niat individu politisi berusaha untuk mencapai tujuan-tujuan politik dan pribadi mereka.<ref name="illegals1"/>
 
Faktor-faktor lain yang menyebabkan migrasi yang tinggi ini disebabkan oleh ketidakstabilan Filipina pada tahun 1977 yang telah menyebabkan masalah ekonomi utama untuk Sabah.<ref name="attacks"/> Serangan tentara Filipina terhadap fraksi anti-[[Ferdinand Marcos|Marcos]] di Pulau [[Kepulauan Sulu|Sulu]] dan [[Mindanao]] telah meninggalkan banyak infrastruktur hancur, memaksa sekitar 100,000 orang Moro di Selatan Filipina mengungsi ke Sabah. Sementara mereka yang tidak meninggalkan pulau Filipina telah terlibat dalam kegiatan kriminal, terutama pada penyelundupan dan [[perampokan bersenjata]].<ref name="attacks"/> Sampai hari ini, sejumlah besar imigran ilegal Moro hadir di sebagian besar kota Sabah seperti [[Kota Kinabalu]], [[Kinarut]], [[Lahad Datu]], [[Sandakan]], [[Semporna]], [[Tawau]] dan [[Telipok]].<ref>{{cite book|author=Kamal Sadiq|title=Paper Citizens: How Illegal Immigrants Acquire Citizenship in Developing Countries|url=http://books.google.com/books?id=xDa6LrF1yCIC&pg=PA47|date=2 December 2008|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-970780-5|pages=47–}}</ref><ref>{{cite book|title=Examiner|url=http://books.google.com/books?id=UEU_AAAAMAAJ|year=1979|publisher=L.O. Ty.}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.thestar.com.my/News/Nation/2012/10/09/Deal-sealed-but-to-most-Filipinos-Malaysia-is-home/|title=Deal sealed but to most Filipinos, Malaysia is home|publisher=The Star|date=9 Oktober 2012|accessdate=16 Disember 2014}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.bt.com.bn/news-asia/2014/12/07/uncertainty-sabah%E2%80%99s-kinarut-settlement|title=Uncertainty at Sabah’s Kinarut settlement|work=The Star/Asia News Network|publisher=The Brunei Times|date=7 Disember 2014|accessdate=16 Disember 2014}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.newsabahtimes.com.my/nstweb/print/65247|title=Berjaya govt let 73,000 refugees into Sabah|author=Paul Mu|publisher=New Sabah Times|date=7 Disember 2014|accessdate=16 Disember 2014}}</ref>