Hidangan abad pertengahan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 125:
[[Berkas:13-alimenti,carni suine,Taccuino Sanitatis, Casanatense 4182.jpg|thumb|upright|Sebuah toko daging abad ke-14. Seekor babi besar tercurah darahnya saat disiapkan untuk disembelih. Babi yang telah disembelih dan potongannya digantung di sebuah rak, dan berbagai potongan sedang disiapkan untuk seorang pelanggan.]]
Sementara segala bentuk [[perburuan]] hewan liar populer di kalangan mereka yang dapat melakukannya, kebanyakan [[daging]] berasal dari hewan [[domestikasi|domestik]]. [[Hewan pekerja]] domestik yang tidak lagi mampu bekerja lalu disembelih, namun sangat tidak membangkitkan selera dan karenanya kurang dihargai sebagai daging. [[Daging sapi]] tidaklah umum seperti sekarang karena beternak sapi merupakan usaha [[padat karya]], membutuhkan [[padang rumput]] dan [[pakan]], lagipula [[lembu]] dan [[sapi]] jauh lebih berharga sebagai hewan pekerja dan penghasil susu. [[Daging kambing]] dan [[daging domba]] juga cukup umum, khususnya di daerah industri [[wol]] yang cukup besar, sebagaimana juga [[daging sapi muda]].<ref>Adamson (2004), pp. 30–33.</ref> Yang jauh lebih umum adalah [[daging babi]], karena [[babi]] domestik tidak membutuhkan banyak perhatian dan
Berbagai macam [[unggas]] dikonsumsi, termasuk [[angsa]], [[merak]], [[burung puyuh]], [[partridge]], [[bangau]], [[burung jenjang]], [[lark]], [[linnet]], dan [[burung berkicau]] lainnya yang dapat dijebak dengan jaring, serta hampir semua burung liar lainnya yang dapat diburu. Angsa dan merak dipelihara sampai taraf tertentu, tetapi hanya dimakan golongan elit sosial, dan lebih dipuja karena tampilannya yang baik sebagai hidangan hiburan yang menakjubkan, yakni [[entremet]] ([[hidangan penutup]]), daripada dagingnya. Sebagaimana hari ini, [[angsa berleher pendek]] dan [[bebek]] juga telah dipelihara walau tidak sepopuler [[ayam]], unggas yang disetarakan dengan babi.<ref>Adamson (2004), pp. 33–35.</ref> Anehnya ada keyakinan bahwa [[angsa teritip]] tidak berkembangbiak dengan ber[[telur]] sebagaimana [[burung]] lainnya, tetapi tumbuh dalam [[teritip]], dan karenanya dianggap sebagai makanan yang diperbolehkan saat masa puasa dan Prapaskah. Tetapi pada [[Konsili Lateran IV]] (tahun [[1215]]), [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] [[Paus Innosensius III|Innosensius III]] secara eksplisit melarang konsumsi angsa teritip selama Prapaskah, dengan alasan bahwa mereka hidup dan makan layaknya bebek dan begitu pula sifatnya sama dengan burung lainnya.<ref name=Lankester2>{{cite book |first=Edwin Ray |last=Lankester |title=Diversions of a Naturalist |origyear=1915 |year=1970 |url=http://books.google.com/books?id=d1GnwwmfvC8C&pg=PA119&lpg=PA119&dq=innocent-iii+barnacle-goose&source=bl&ots=F1Sbik2mL_&sig=QhupF7oR8kOQfAWinlKcBZR04Bs#PPA119,M1 |isbn=0-8369-1471-6 |page=119 }}</ref>
|