Pertempuran Jolo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adesio2010 (bicara | kontrib)
Pertempuran Jolo
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 21:
|casualties2 = Tidak diketahui (parah)
}}
'''Pendudukan Spanyol di Jolo''' atau '''Pertempuran Jolo''' merupakan sebuah ekspedisi militer untuk menenangkan orang-orang Moro dari Kesultanan Sulu pada tahun 1630-an. Ekspedisi, yang secara pribadi dipimpin oleh Sebastian de Corcuera, yang kemudian Gubernur Jenderal [[Filipina|Hindia Spanyol]] adalah ekspedisi tindak lanjut ke kampanye sebelumnya yang berhasil melawan [[Kesultanan Maguindanao]] di bawah [[Muhammad Kudarat|Sultan Qudarat]]. Awalnya sukses, sebagian karena epidemi di dalam benteng Sultan Wasit pada awal kampanye, mengakibatkan pasukan Sulu mundur ke Tawi-Tawi.
 
Pendudukan Jolo juga melihat angsuran garnisun Spanyol yang berumur pendek di kota. Kemudian, Sultan Wasit dan Sultan Nasir ud-Din, yang banyak orang percaya sebagai Sultan Qudarat, memulai serangkaian ekspedisi melawan orang-orang Spanyol, berhasil mengurangi garnisun sampai mereka dipanggil kembali ke Manila untuk mempertahankan serangan yang dirumorkan oleh perompak Tiongkok, [[Koxinga]]. Setelah pendudukan, periode singkat perdamaian diikuti, tanpa serangan signifikan yang dilakukan di Mindanao atau Sulu. Penjajahan Corcuera adalah pendudukan Spanyol Jolo yang pertama dari tahun 1638-1645.
Baris 64:
 
== Akibat dan peninggalan ==
Mindanao dan Sulu tidak akan pernah sama setelah de Corcuera melangkah masuk, dalam upayanya untuk menenangkan dan menyatukan pulau-pulau Filipina menjadi satu koloni bangsa Spanyol. Keterlibatannya dalam interior Maguindanao menyebabkan Qudarat dan Datus lain dari Mindanao untuk memulai pembentukan kembali dan membentuk menjadi entitas politik yang lebih besar. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Kesultanan Maguindanao dapat diakui sebagai negara Islam <ref>https://filipinoscribbles.wordpress.com/tag/sebastian-hurtado-de-corcuera/</ref> dan sebuah kerajaan yang bersatu, dengan gabungan pemerintahan Buayan, Cotabato-Maguindanao di bawah Qudarat, dan para Sultan [[Danau Lanao|Lanao]] untuk membentuk ke dalam satu bangsa.
 
Beberapa tahun kemudian, hampir semua pasukan di Mindanao dipanggil kembali ke Manila untuk mempertahankannya dari serangan yang diharapkan oleh Perompak Tiongkok Koxinga. Hal ini memungkinkan Kesultanan di selatan untuk berkumpul kembali dan mulai memobilisasi pasukan mereka, karena mereka sekarang tidak terganggu, karena ketidakhadiran dan pengabaian banyak benteng, terutama dari Zamboanga. Serangan oleh Koxinga tidak pernah datang dan Mindanao mengalami periode perdamaian dan stabilitas relatif yang ditandai oleh peningkatan perdagangan dan produksi, serta mobilisasi militer.
Baris 82:
== Referensi ==
{{Reflist}}
* <ref>https://filipinoscribbles.wordpress.com/tag/sebastian-hurtado-de-corcuera/</ref>
* <ref>http://www.zamboanga.com/html/Body_PHOTOS/tourist_sulu_archipelago.htm</ref>
* <ref>http://www.seasite.niu.edu/tagalog/Modules/Modules/MuslimMindanao/historical_timeline_of_the_royal.htm</ref>
* <ref>http://www.bayaniart.com/sultan-kudarat</ref>
* <ref>http://kahimyang.info/kauswagan/articles/759/sultan-kudarat-a-mindanao-hero-mindanaos-most-powerful-ruler</ref>
* <ref>http://mnlf.net/?f</ref>
 
[[Kategori:Sejarah Sulu]]