Karun Atakore: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rofinus EL (bicara | kontrib) |
Rofinus EL (bicara | kontrib) |
||
Baris 4:
== Nama ==
'''''Karun''''', kawasan panas bumi yang terletak di luar kampung Watuwawer, desa [[Atakore, Atadei, Lembata|Atakore]], [[Kecamatan|kecamatan Atadei]], kabupaten [[Lembata]] - [[Nusa Tenggara Timur|NTT]]<ref name=":2">{{Cite web|url=
== Legenda Mudagedo ==
Nama isteri kepala kampung yang lalu diabadikan menjadi nama kawah gunung berapi, berawal dari kisah terjadinya bencana yang menghancurkan dan memusnahkan [[Kampong Wisata Temenggungan|kampung Mudagedo]] serta sebagian besar penduduk. Kampung Mudagedo bertetangga dengan [[Lewopulo, Witihama, Flores Timur|Lewopuho]], kampung paling dekat di sebelah timur, dan kampung [[Kabupaten Lembata|Waiwejak]] yang letaknya agak jauh ke barat. Ketiga kampung yang berdampingan itu penduduknya hidup rukun <ref name=":2" />.
Pada suatu waktu terjadi kesepakatan untuk mengadakan [[Kesenian|''tandak'']] atau [[Kesenian tradisional|hamang]] bersama-sama pada malam hari. Kampung Mudagedo yang berada di tengah antara ketiga kampung itu, menjadi tempat penyelenggaraan hiburan itu. Karena [[Kesenian tradisional|kesenian tandak]] atau [[Kesenian|hamang]] merupakan kesenian yang istimewa dan sesewaktu baru diadakan, maka diharapkan semua peserta yang turut dalam pertunjukan wajib mengenakan [[Pakaian Adat Suku Nias|pakaian adat]] serta aksesoris [[perhiasan]], seperti [[gelang]], [[kalung]], [[Manik-manik|rame]], dan giwang atau [[anting-anting]] bagi wanita. Sedangkan laki-laki mengenakan topi berupa kain selempang yang diikat di kepala atau perhiasan kepada dari daun kelapa muda yang dihiasi dengan bulu ayam .
Pada malam itu sebagian orang dari [[Kabupaten Lembata|Waiwejak]] dan Lewopuho sudah berdatangan bergabung dengan sebagian wara Mudagedo di [[Lapangan sepak bola|lapangan]] kampung. Suasana lembah yang sejuk di kaki bukit itu menjadi ramai oleh nyanyian [[Kesenian tradisional|tandak/hamang]] diiringi hentakan kaki berirama dan bunyi [[Kendhang|gendang]] serta [[Giring-Giring, Biduk-Biduk, Berau|giring-giring]]. Ibu Kara, isteri bapak Nuba kepala kampung juga menghias diri untuk tejun dalam kemeriahan malam itu dengan penerangan ''[[Damar|damir]]''.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.greeners.co|title=flora-fauna|last=R. Megumi|first=Sarah|date=21 April 2017|website=tanaman-jarak-biofuel-gagal-berkembang|publisher=Greeners.co|access-date=12/3/2017}}</ref>
|