Sejarah Dinasti Han: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 24:
 
Berkat keberhasilan Liu, pasukan Chu kehilangan persediaan makanannya, sementara panglima Liu yang bernama [[Han Xin]] (meninggal 196 SM) berhasil menaklukkan Zhao dan Qin di sebelah utara Chu. Maka dari itu, pada tahun 203 SM, Xiang memberikan tawaran kepada Liu. Ia akan melepaskan kerabat-kerabat Liu dan membagi Tiongkok menjadi dua: bagian barat akan diberikan kepada Han, sementara wilayah timur akan dikuasai Chu.{{sfn|Davis|2001|pp=45}} Walaupun Liu menerima tawaran ini, perdamaian tidak berlangsung lama. Pada tahun 202 SM, [[Pertempuran Gaixia]] meletus di wilayah [[Anhui]] modern. Menurut catatan sejarah pada masa itu, Liu Bang memimpin 300.000 prajurit, sementara Xiang Yu hanya punya 100.000 pasukan. Saat pasukan Chu mulai melemah, pasukan Han terus menyerang mereka dan akhirnya pasukan Chu mundur ke perkemahan mereka. Pada malam harinya, Xiang Yu mengumpulkan 800 pasukan berkuda dan pergi dari perkemahannya. Pada pagi harinya, Liu Bang mendengar kabar mengenai hal tersebut dan mengirim 5.000 pasukan berkuda untuk mengejarnya.{{sfn|Davis|2001|pp=45–46}} Xiang akhirnya terkepung di tepi [[Sungai Yangtze]], dan di situ ia bunuh diri.{{sfn|Davis|2001|pp=46}} Liu lalu mengambil gelar kaisar dan kini dikenal dengan nama [[Kaisar Gaozu dari Han|Kaisar Gaozu]] (berkuasa 202–195 SM).{{sfn|Davis|2001|pp=46}}
 
==Era Gaozu==
=== Konsolidasi kekuasaan ===
Kaisar Gaozu awalnya menjadikan [[Luoyang]] sebagai ibu kotanya, tetapi kemudian ia memindahkannya ke [[Chang'an]] (di dekat kota [[Xi'an]], [[Shaanxi]], pada masa modern) karena kota tersebut memiliki pertahanan alami dan lebih mudah menjangkau jalur persediaan.{{sfn|Loewe|1986|p=122}} Sesuai dengan sistem yang ditetapkan oleh Qin, Kaisar Gaozu membentuk kabinet yang terdiri dari [[San gong|Tiga Bangsawan]] yang mengepalai [[Sembilan Menteri|Sembilan Kementerian]].{{sfn|Loewe|1986|p=120}} Walaupun negarawan-negarawan pada masa Han mengutuk filsafat [[legalisme]] dan metode Qin yang kejam, undang-undang Han pertama yang disusun oleh Kanselir [[Xiao He]] pada tahun 200 SM tampaknya mengikuti struktur dan isi dari undang-undang Qin. Dugaan ini semakin diperkuat dengan temuan teks [[teks bambu Shuihudi Qin|Shuihudi]] dan [[teks bambu Zhangjiashan|Zhangjiashan]] pada masa modern.{{sfn|Hulsewé|1986|p=526}}{{sfn|Csikszentmihalyi|2006|pp=23–24}}{{sfn|Hansen|2000|pp=110–112}}
 
[[File:Han jade burial suit.JPG|thumb|left|Semenjak permulaan masa Han, raja-raja sudah dikubur dalam [[pakaian pemakaman giok]].{{sfn|Tom|1989|pp=112–113}}{{sfn|Shi|2003|pp=63–65}}]]
Gaozu berkuasa atas 13 satuan daerah yang disebut ''[[jun]]'' di bagian barat kekaisaran (walaupun jumlahnya sudah bertambah menjadi 16 pada saat ia tutup usia). Sementara itu, di wilayah timur, ia membentuk 10 kerajaan semiotonom, yaitu Yan, Dai, Zhao, Qi, Liang, Chu, Huai, Wu, Nan, dan Changsha. Ia memberikan jabatan raja kepada pendukung-pendukungnya. Namun, akibat tuduhan pemberontakan dan bahkan persekutuan dengan [[Xiongnu]], Gaozu memutuskan pada tahun 196 SM untuk mengganti sembilan raja dengan anggota keluarga Liu.{{sfn|Loewe|1986|pp=122–128}}{{sfn|Hinsch|2002|p=20}} Wu Rui (吳芮) di [[Kerajaan Changsha]] adalah satu-satunya raja yang tidak berasal dari keluarga Liu.{{sfn|Loewe|1986|pp=124}}{{sfn|Namun, ketika cicit Wu Rui yang bernama Wu Zhu (吳著) atau Wu Chan (吳產) menjemput ajalnya tanpa adanya penerus pada tahun 157 SM, tampuk kekuasaan Changsha diserahkan kepada salah satu putra [[Kaisar Jin dari Han|Kaisar Jin]]. Lihat {{harvnb|Loewe|1986|pp=124-125}}}} <!--Di sebelah selatan Changsha, Kaisar Gaozu mengutus Lu Jia (陸賈) ke istana Raja [[Zhao Tuo]] untuk mengakui kedaulatan Zhao atas [[Nanyue]] (di wilayah Vietnam utara dan Tiongkok barat daya).{{sfn|Loewe|1986|pp=127–128}}-->
 
Menurut [[Michael Loewe]], pemerintahan di setiap kerajaan pada dasarnya meniru pemerintahan pusat, karena masing-masing memiliki kanselir, penasihat raja, dan pejabat-pejabat lainnya. Kerajaan-kerajaan ini diwajibkan memberikan keterangan [[sensus]] dan sebagian dari pendapatan pajak mereka kepada pemerintah pusat. Walaupun mereka dapat memiliki pasukan, raja tidak boleh mengerahkannya tanpa seizin pemerintah pusat.{{sfn|Loewe|1986|p=126}}
 
== Catatan ==