Komando Mandala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NaidNdeso (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
NaidNdeso (bicara | kontrib)
Baris 16:
Ketika tentara [[Jepang]] mengalami kekalahan di [[Asia]], dari [[Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]], maka di Indonesia mulai masuk [[AFNEI]] (''Allied Forces Netherland East Indies'') bersama [[Belanda]] melalui [[Nica|NICA]] yang bertujuan mengambil alih pendudukan [[Jepang]] di [[Indonesia]]. Dan sesuai perjanjian [[Konferensi Meja Bundar]], [[Belanda]] mengakui kedaulatan [[Indonesia]] tanpa syarat kecuali [[Irian Barat]]. [[Indonesia]] ingin agar semua daerah bekas penjajahan [[Hindia Belanda]] menjadi wilayahnya, namun [[Belanda]] menolaknya. Dan sesuai keputusan dari [[Konferensi Meja Bundar]], persoalan [[Irian Barat]] akan diselesaikan setahun setelah terbentuknya [[Republik Indonesia Serikat]] ( [[RIS]] ). Namun pada [[19 Februari]] [[1952]], [[Belanda]] secara diam-diam melanggar hasil keputusan dari [[KMB]] dengan memasukkan wilayah [[Irian Barat]] ke dalam konstitusinya.{{sfn|Saragih|2019|p=45 - 51}}
 
Setelah [[Indonesia]] mencoba beberapa kali melalui usaha diplomasi melalui [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]] mengalami kegagalan, maka dimulai usaha melalui operasi militer dengan diinstruksikannya [[Trikora]] oleh presiden [[Soekarno]] di [[Yogyakarta]] pada [[19 Desember]] [[1961]] melalui Keputusan Presiden Nomor I/1962 tentang perintah pembentukan Komando Mandala (KOLA) untuk membebaskan [[Irian Barat]], dimana komando ini bersifat gabungan., dan bertugas sebagai berikut:{{sfn|Saragih|2019|p=45 - 51}}
 
Tugas Komando Mandala:
 
# Melaksanakan [[Trikora]] dengan melakukan operasi militer untuk merebut [[Irian Barat]] yang diduduki [[Belanda]].
# Memimpin dan mempergunakan pasukan bersenjata maupun segala macam barisan perlawanan rakyat dan lain-lain sebagai kekuatan Nasional yang berada di [[Irian Barat]].<ref>{{Cite book|title=Trikora Pembebasa Irian Barat|last=ABRI|first=Pusjarah|publisher=Pusjarah ABRI|year=1995|isbn=|location=Jakarta|pages=92|url-status=live}}</ref>
 
Tanggal [[11 Januari]] [[1962]], Presiden [[Soekarno]] menunjuk [[Soeharto|Brigjen TNI Soeharto]] (sebelumnya beliau menjabat sebagai Deputi I Kepala Staf Angkatan Darat dan Komandan Pasukan Tjadangan Umum Angkatan Darat),<ref>{{Cite web|url=http://majalah.tempo.co/read/143758/komando-seribu-mata-mata|title=Komando Seribu Mata-mata|last=Tempomedia|first=|date=2013-10-14|website=Tempo|language=id|access-date=2019-11-16}}</ref> sebagai Panglima Komando Mandala, dengan pelantikannya dilaksanakan pada [[13 Januari]] [[1962]], dimana pangkatnya dinaikkan satu tingkat menjadi [[Mayor Jenderal]]. Kedudukannya berada langsung dibawah Panglima Besar Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat (Pangbes KOTI/Permirbar) yang juga dijabat oleh Presiden [[Soekarno]]. Dalam posisinya sebagai Panglima Tertinggi [[Angkatan Perang Republik Indonesia]] ([[Angkatan Perang Republik Indonesia|APRI]])/Pangbes KOTI/Permirbar, beliau mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1962 dengan isi sebagai berikut:
 
# Merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan operasi-operasi militer dengan tujuan mengembalikan wilayah [[Irian Barat]] ke dalam kekuasaan Negara [[Republik Indonesia]].
Langkah pertama yang dilakukan adalah pembentukan Komando Operasi, yaitu [[Komando Mandala]] ([[Komando Mandala|KOLA]]) Pembebasan [[Irian Barat]] dengan panglima komando [[Soeharto|Mayor Jenderal Soeharto]]. Selanjutnya dibentuk juga komponen mandala dari tiga angkatan dengan menunjuk panglima komponen Mandala dari setiap angkatan. Komando ini bertugas sebagai pelaksana operasi militer perebutan kembali [[Irian Barat]] dari kolonialisme [[Belanda]].{{sfn|Saragih|2019|p=3-5}}
# Mengembangkan situasi militer di wilayah [[Irian Barat]] sesuai dengan taraf perjuangan di bidang diplomasi, agar dalam waktu sesingkat-singkatnya, di wilayah [[Irian Barat]] secara ''de facto'' dapat diciptakan daerah-daerah bebas atau didudukan unsur-unsur kekuasaan Pemerintah Daerah [[Republik Indonesia]].{{sfn|Saragih|2019|p=45 - 51}}
 
Operasi Militer ini direncanakan dalam tiga tahap, dimana tahap pertama adalah tahap ''Inflitrasi'' (sampai akhir [[1962]]), yaitu tahapan pendaratan pasukan dari udara dan laut dengan tujuan untuk penguasaan wilayah dan membawa serta rakyat [[Irian Barat]] untuk membebaskan wilayahnya. Tahap kedua, adalah tahap ''Eksploitasi'' (mulai awal [[1963]]) dengan mengadakan serangan terbuka kepada pusat militer [[Belanda]] dan semua pos militer pentingnya. Dan tahap ketiga adalah tahap Konsolidasi (awal [[1964]]), yaitu menegakkan kekuasaan [[Republik Indonesia]] secara mutlak di seluruh wilayah [[Irian Barat]].{{sfn|Saragih|2019|p=3-5}}
 
Tugas== Struktur Komando Mandala: ==
Saat dibentuknya KOLA, negara dalam keadaan sulit dan untuk melaksanakan operasi, kesiapan pasukannya belum maksimal, sehingga Panglima KOLA meminta wewenang untuk mempersiapkan operasi gabungan dan membentuk kawasan perang dengan wilayah [[Irian Barat]] dan Indonesia Bagian Timur, sehingga KOLA disusun dalam dua bagian, meliputi:
 
# Staf Umum ; Bertindak dalam bidang koordinasi Operasional
# Staf Khusus; Bertindak dalam bidang koordinasi
 
Dalam hal ini, pemegang kendali operasi Komando Pasukan Gabungan Mandala dipegang oleh Panglima KOLA.
 
Komponen utama dari KOLA adalah:<ref>{{Cite book|title=Perjuangan AURI Dalam Trikora|last=Ditwatpersau|first=Subdisjarah|publisher=Ditwatpersau|year=1996|isbn=|location=Jakarta|pages=17|url-status=live}}</ref>
 
# Angkatan Darat Mandala (ADLA)
# Angkatan Laut Mandala (ALLA)
# Angkatan Udara Mandala (AULA)
# Komando Pertahanan Udara Gabungan Mandala (Kohanudgabla)
# Dalam Komando Pasukan Gabungan Mandala, setiap komponen dipimpin oleh seorang Panglima Komponen Utama. Secara operasional berada dibawah Panglima Mandala, namun secara admisnitratif langsung di bawah panglima angkatan masing-masing. Sedangkan Angkatan Kepolisian, saat itu belum termasuk angkatan bersenjata.
 
Komando ini memiliki tiga tingkat yang mempunyai rantai komando sebagai berikut:{{sfn|Saragih|2019|p=45 - 51}}
 
# Komado Operasi Tertinggi (KOTI), yang bertugas untuk menetapkan pokok-pokok strategi militer.
# Komando Mandala (KOLA), yang bertugas untuk membuat dan melaksanakan rencana kampanye.
# Komponen Angkatan, yang bertugas untuk menyusun dan mengeluarkan konsep operasi berdasarkan strategi militer KOLA.
 
 
== Referensi ==