Rishabhanatha: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 33:
Anak tertuanya, Bharata Chakravartin, disebut-sebut sebagai penguasa di India Kuno, memerintah dari Kota Ayodhya. Nama Bharata disebutkan dalam naskah-naskah Jain sebagai raja yang baik bijaksana, karena tidak melekat kepada kekayaan atau sifat-sifat buruk.
==Pencerahan==
Pada suatu hari, Dewa Indra, mengadakan sebuah tarian oleh para penari di aula pertemuan Rishabahanatha. Salah seorang penari tersebut adalah Nilanjana. Saat sedang menari, ia tiba-tiba meninggal. Kematian ini menyadarkan Rishabhanatha bahwa dunia ini hanyalah persinggahan. Ia kemudian meninggalkan ratusan anak-anaknya. Bharata mendapatkan singgasana di Vinita (Ayodhya) dan Bahubali Podanapur (Taxila). Ia kemudian mempraktekkan [[asketikisme]] sejak hari kesembilan dari Bulan Chaitra Krhisna dalam penanggalan Hindu. Menurut mitos Jain, ia berpuasa selama seribu tahun lamanya, tercerrahkan, dan menjadi Jina.<ref>Cort, John E. (2010), Framing the Jina: Narratives of Icons and Idols in Jain History, Oxford University Press, ISBN 978-0-19-538502-1</ref>
==Kematian==
|