Makara merupakan salah satu ornamen arsitektural yang paling lumrah ditemukan dalam [[candi]] [[Mataram Kuno]], umumnya dalam bentuk satu kesatuan [[kala]]-makara sebagai bagian dari bingkai pintu maupun relung.<ref name="idher">{{Cite book|author=John Micsic|title=Indonesian Heritage vol 6: Architecture|date=2002|publisher=Grolier International|isbn=9813018305}}</ref><ref name="dhar">{{Cite book|author=Parul Pandya Dhar|title=Cultural and Civilisational Links between India and Southeast Asia|url=https://www.researchgate.net/publication/326522737_Monuments_Motifs_Myths_Architecture_and_its_Transformations_in_Early_India_and_Southeast_Asia_Historical_and_Contemporary_Dimensions/stats|date=July 2018|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=9789811073168|pages=325-345}}</ref> Berbeda dengan penerapan serupa di India, makara pintu Jawa kuno selalu digunakan di dasar pintu dan dipahat dengan kepala yang saling membelakangi sementara makara pintu India digunakan di bagian atas pintu dan umumnya saling berhadap-hadapan. Selain bingkai pintu, makara juga sering ditemukan sebagai talang air (disebut juga sebagai ''jaladwara'') dan lidah tangga.<ref>{{Cite journal|last=Halim|first=Andre|last2=Herwindo|first2=Dr. Rahadhian Prajudi|date=2017|title=Makna Ornamen pada Bangunan Candi Hindu dan Buddha di Pulau Jawa (Era Klasik Tua – Klasik Tengah – Klasik Muda)|url=http://journal.unpar.ac.id/index.php/risa/issue/view/306|journal=RISA (Riset Arsitektur)|volume=01|issue=02|pages=49–68|issn=2548-8074}}</ref> Sebagai lidah tangga, ornamen makara Jawa kuno sering ditemukan dengan mulut atau belalai yang didiami oleh hewan lain, sebagaimana terlihat pada lidah tangga prambanan di gambar bawah yang belalai dan mulutnya didiami pahatan singa.