Istana Gedung Dalom: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Memoerbaiki artikel
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Sejarah: Revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 66:
==Sejarah==
*'''Maqom Penyucokan tempat berdirinya Tampuk Imam'''
Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu menggantikan ayahandanya Umpu Ratu Semula Raja Gelar Ratu Semula Raja menjadi Sultan (SaiBatin) di [[Sekala Brak]] sejaman dengan Sultan Banten Perabu Pucuk Amun. Menurut kisah yang dituturkan turun temurun, Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu merupakan sosok Sultan yang sangat Alim dan Sakti, salah satu bukti kesaktiannya terdapat disalah satu bukit bernama Bukit Selalau didekat pelabuhan [[Krui, Lampung Barat|Krui]] di pinggir laut yang sangat misteri, bekas telapak kaki beliau dan perahu beliau yang tertambat rapih sewaktu beliau melakukan perjumpaan dengan Penguasa Bunian Matu. Berdasarkan cerita lain, beliau sering dikabarkan telah mati namun tiba-tiba beliau kembali seperti sedia kala, terakhirkali beliau meniggal dunia di desa [[Pekon Balak, Batu Brak, Lampung Barat|Pekon Balak Kecamatan Batu Brak]] dan dimakamkan di Tambak Bata Batu Brak. Di Desa [[Canggu, Batu Brak, Lampung Barat]] terdapat yang dinamakan batu [[Raja]] di batu tersebut seperti bekas pijakan kaki yang diyakini nenek moyang pendahulu di [[Etimologi Sekala Brak|Batu Brak]] adalah [[Simbol]] peninggalan dari Umpu Semula Jadi Gelar Sultan Ratu Semula Jadi serta di batu tersebut terdapat seperti bekas cakaran kaki Harimau. Maqom Tambak Bata masih terjaga dan terawat hingga kini, terlihat batu segi empat yang tertata rapih menutupi permukaan maqamtersebut, letaknya dipinggir tebing yang riskan terhadap pengikisan tanah, akan tetapi atas izin Alloh SWT sudah beberapa kali terjadi [[Gempa bumi]] besar namun tanah maqom beliau tak longsor. Terakhir baru-baru ini tahun 2017 sebuah pohon besar berusia ratusan tahun didekat Maqom beliau rubuh dari akar-akarnya, letak pohon sangat dekat dengan maqom membuatnya sangat mungkin tertimpa, namun kayu besar yang rubuh kearah Maqom Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu itu tidak sedikitpun menimpa maqom beliau. Keunikan Maqom Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu ini juga terdapat pada ukiran hewan menyerupai ular pada batu yang bersusun dipermukaan maqom pada bagian kaki sebelah kiri. Masyarakat menyebutnya ukiran [[Naga laut|Luday]], hewan yang hanya ada satu dan sebagai penguasa didalam perairan yang paling dalam, tampaknya itulah makna ukiran Luday tersebut yaitu sebagai simbol satu-satunya penguasa atau dalam istilah Lampungnya yaitu SaiBatin (Sultan), karena memang kedudukan Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu adalah [[Mahkota Sultan Sekala Brak|Sultan]] di Kepaksian Pernong Sekala Brak, Kerajaan berlandaskan nilai-nilai gama Islam.
Kebesaran nama Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu juga dinukilkan dalam Warahan dari daerah [[Kabupaten Way Kanan|Way Kanan]], sebuah warahan yang cukup terkenal yaitu Warahan Radin Jambat, diwarahkan dalam bait pantun bahwa Radin Jambat melakukan perjalanan spiritual ke Puncak Pesagi dan dilanjutkan ke Maqom Tambak Bata maksudnya adalah Maqom penyucokan tempat berdirinya tampuk imam Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu Gelar Sultan Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu, termaksud didalam bait pantun warahan nomor 12 dan 20 yang berbunyi “ Mak Cipak Kuranana, Mak Cipak Kuranani, Ya Laju Lapah Tapa, Haguk Bukti Pesagi, Bupintak Disan Sina, Bukilu Ngati ati “ selanjutnya “ Laju Ngejukko Bura, Seranta Jama Jimat, Mari Tiyanna Laju, Laju di Tambak Bata, Panjang Pitu Mesagi, Temegak Nyalan Diwa, Nudungko Salisa Puri, Radin Jambat Kuwasa “ Maqom Penyucokan Tampuk Imam adalah makam Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Gukhu beliau adalah seorang Waliyulloh yang menyebarkan agama Islam, saat beliau menundukkan Penguasa Bunian Matu maka tempat berdirinya membekas pada sebuah batu, batu tempat berdiri itulah yang disebut dengan '''MAQOM SELALAU''', dan Maqom itu kemudian menjadi titik patokan wilayah, yaitu mulai dari Maqom Selalau kearah utara sampai ke tebu tegantung yang berbatasan dengan [[Bengkulu|Kerajaan Sungai Limau Bengkulu]] adalah wilayah Kepakisan Nyerupa, sedangkan mulai dari [[Kabupaten Pesisir Barat|Maqom Selalau]] terus ke arah selatan sampai menjumpai Tikokh Bekhak di daerah [[Kabupaten Tanggamus|Tanggamus]] adalah wilayah Kepaksian Pernong Sekala Brak, juga termasuk [[Suoh, Lampung Barat|Suoh]], [[Bandar Negeri Suoh, Lampung Barat|Bandar Negeri Suoh]] dan [[Batu Brak, Lampung Barat|Batu brak]] sekarang ini. Demikian tertulis dalam Kitab tua dari kulit kayu yang disebut Tambo Paksi, tapi saat itu belum ada [[Suku Bangsa Lampung|marga marga]] berdiri, baru kemudian setelah rentang waktu yang lama, banyak pendatang menuju wilayah pesisir.
Diwilayah Pesisir ini terdapat juga beberapa keturunan yang berasal dari [[Sekala Brak|Kepaksian Pernong]], pada awal-awal penyebarannya adalah Lima Punggawa dari Sekala Brak kemudian diabadikan menjadi nama wilayah di pesisir yaitu daerah Penggawa V (Lima) hingga saat ini. Desa-desa [[Penggawa V Ulu, Karya Penggawa, Pesisir Barat|Penggawa V]] saat ini yang berada di [[Karya Penggawa, Pesisir Barat|Kecamatan Karya Penggawa]] dan [[Way Krui, Pesisir Barat|Kecamatan Way Kerui]]. Karena menurut Kitab tua dari kulit kayu yang disebut Tambo Paksi sebagian [[Kabupaten Pesisir Barat|wilayah dipesisir]] adalah Wilayah Kepaksian Pernong Sekala Brak dan sebagian lagi adalah wilayah Umpu Ratu Nyerupa, maka anak Keturunan Umpu Semula Jadi gelar Sultan Ratu Semula Jadi, putra umpu semula jadi yang pertana dari istri Ratu adalah Umpu Ratu Semula Raja gelar Sultan Ratu Semula Raja kemudian istri kedua Umpu semula jadi berangkat hijrah dari [[Batu Brak|Hanibung Batu Brak]] mencari negeri baru untuk membesarkan adat bukan memisahkan diri, didalam perjalanan setelah mendapatkan negeri baru wilayah serta tempatpun telah di dirikan putra istri kedua umpu semula jadi di beri gelar adok Depati Khaja Sutan dahulu Depati Khaja Sutan ini nyussuk membuka hutan belukar serta membuka perkampungan-perkampungan yang telah lama di tinggalkan, di dalam jangka waktu yang panjang berkembanglah menjadi perkampungan setelah perkampungan tersebut semakin berkembang menjadi besar serta semakin luas sehingga menjadi kebandaran (kebandakhan), menjadi marga, pada saat Kepaksian Pernong di pecah oleh pemerintahan belanda menjadi marga-marga maka perwakilan dari pada Kepaksian Pernong di Pesisir itu adalah [[Negeri Ratu Tenumbang, Pesisir Selatan, Pesisir Barat|Tenumbang]]. Keturunan Umpu Semula Jadi Sultan Kepaksian Pernong itu sebagai wakil dari Sekala Brak untuk mengurus wilayah di Pesisir, namun walau telah ada wakil di Tenumbang saat itu, Saibatin Kepaksian Pernong Sekala Brak masih tetap turun menjaganya, sehingga disana terdapat Maqom Selalau. Adat nestiti yang berlaku “ Umpu Ratu mejong di hejongan” artinya adalah hanya anak nya '''Umpu ratu''' yg duduk menduduki kebesaran nya, jenganan adat Kepaksian, jadi anak tuha laki-laki (anak pertama laki-laki) pantang dan tidak mungkin meninggalkan tahta, menebas hutan bersusah payah membuka pemukiman baru.