Long March Siliwangi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Miminsastra (bicara | kontrib) |
Miminsastra (bicara | kontrib) |
||
Baris 2:
PASUKAN SILIWANGI HIJRAH dan LONGMARCH
== Sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia==
=== A. [[Komando Daerah Militer III/Siliwangi|Kodam III Divisi Siliwangi]] ===
Baris 44:
Perkembangan BKR sebagai Badan Keamanan Rakyat dan Badan Penolong Korban Perang selanjutnya berdasarkan Maklumat Presiden Sukarno tanggal 5 Oktober 1945 diubah atau dibentuk menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR)..
▲ seorang mantan Opsir KNIL yang pada September 1945 mendatangi Perdana Mentri Republik Indonesia menawarkan diri membantu perjuangan RI. Sebagai seorang perwira lulusan Koninlijke Military Academy (KMA) Breda berpangkat Letnan
Berdasarkan persetujuan Presiden, Didi Kartasasmita kemudian membuat maklumat yang berisi pernyataan bagi para mantan opsir KNIL untuk berdiri di belakang RI yang berisi antara lain kurang lebih tentang pembubaran tentara KNIL sejak 9 Maret 1942 oleh Panglima Tertinggi Tentara Hindia-Belanda, Letnan Jendral Ter Poorten, dan dengan
pembubaran itu, maka secara otomatis terbebas dari sumpah setia prajurit.
Pertimbangan mengenai keamanan Republik yang tengah terancam dengan keberadaan Nedherland Indhisce Civil Administration (NICA) dan kesadaran akan gerakan kemerdekaan Indonesia, maka para mantan opsir KNIL ini menyatakan
berdiri di belakang Republik Indonesia dan siap menerima segala perintah untuk
menegakkan dan dan menjaga keamaan Republik Indonesia.
Maklumat ini kemudian diikuti dengan surat dukungan yang datang dari para opsir junior, mantan taruna KMA Bandung dan bekas opsir cadangan kepada Didi Kartasasmita pada 8 Oktober 1945.
Petikan surat yang intinya menyatakan
Baris 176 ⟶ 167:
b. Bahwa terlebih dahulu dan buat sementara waktu akan diadakan bentuk daerah-daerah yang akan dikosongkan oleh tentara (militerized-zone), pada umumnya sesuai dengan garis status quo, tersebut di atas. Daerah-daerah itu pada intinya mengenai daerah- daerah diantara garis status quo, disatu pihak garis kedudukan
Belanda dan dipihak lain pihak garis kedudukan Republik itu
lebarnya rata-rata sebanding
Pasal yang menyebutkan mengenai pemindahan pasukan TNI keluar dari
Baris 369 ⟶ 360:
Siliwangi selama berada di daerah hijrah. Perintah harian Panglima Siliwangi itu
kurang lebih berisi sebagai berikut :
"Divisi Siliwangi memindahkan kedudukan ke Jawa Tengah, atas
Baris 375 ⟶ 365:
persetujuan pemerintah Republik dengan pihak Belanda.
Semua ini tidak berarti bahwa divisi ataupun satu-satu anggotanya terlepas dari▼
▲tidak berarti bahwa divisi ataupun satu-satu anggotanya terlepas dari
kewajiban dan keharusan sebagai satuan tentara dan sebagai warga
negara. Konsekuensi daripada poin dua ialah bahwa : Kesatuan divisi
Baris 421 ⟶ 410:
c. Opsir Organisasi/ Personalia Mayor Pepep Cakradipura,
kemudian digantikan Mayor
d. Opsir Suplai (Asisten Logistik) Mayor Taswin kemudian
Baris 505 ⟶ 494:
Referensi :
<ref>1. Amar, D. (1963). Bandung Lautan Api. Bandung: Pusat Sedjarah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.<ref>
<ref>2. Crouch, H. (1999). Militer dan Politik di Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.<ref>
<ref>3. Disjardam VI Siliwangi. (1979). Siliwangi dari Masa ke Masa. Bandung: Angkasa.<ref>
<ref>4. Ekadjati, E. (1980). Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Jawa Barat. Jakarta: Depdikbud.<ref>
<ref>5. Gootschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah. Jakarta:UI Press.<ref>
<ref>6. Indonesian State Secretariat . (1975). Thirty Years Of Indonesia Indepedence, 1945-1975. Jakarta: State Secretariat.<ref>
<ref>7. Taswin, Letn. Kol, (1950). “Surat Dari Basis Komandan Djakarta Raya Kepada Sofjan Safei, Kapten Djauhari, Kmd.Bat.T. dan Kapten Sudjono Judo” No.11/adj/BGO/50 (29 Januari 1950).<ref>
<ref>8. Tim Kerja DHD’45 Jawa Barat (2005). Rute Perjuangan Kemerdekaan dan Pelakunya di Jawa Barat. Bandung: DHD’45.<ref>
<ref>9. Nasution, AH. (1955). Tjatatan-Tjatatan Sekitar Politik Militer Indonesia. Jakarta: CV. Pembimbing.<ref>
<ref>* (1973). Kekarjaan ABRI. Jakarta: Seruling Bangsa.<ref>
<ref>* (1968). Tentara Nasional Indonesia II. Jakarta: Seruling Bangsa.<ref>
<ref>* (1983). Memenuhi Panggilan Tugas. Jilid.III. Jakarta: Gedung Sate.<ref>
<ref>10. Poesponegoro, M.D, Notosusanto,N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia VI.
Jakarta: Balai Pustaka.<ref>
<ref>11. Pusat Sejarah Militer Angkatan Darat. (1965). Peranan TNI Angkatan Darat Dalam Perang Kemerdekaan, Revolusi Pisik 1945-1950. Bandung: Pusat Sejarah Angkatan Darat.<ref>
<ref>12. Pusat Sejarah Militer Angkatan Darat (1979). Sedjarah TNI-AD 1945-1973
bagian 2. Bandung: Pusat Sejarah Angkatan Darat.<ref>
<ref>13. Pusat Sejarah Militer Angkatan Darat. (1979). Cuplikan Sejarah Perjuangan TNI-AD. Bandung: Dinas Sejarah Militer TNI AD dan Fa. Majuma.<ref>
<ref>14. Pusat Sejarah Militer Angkatan Darat.(2004). Sudirman & Sudirman. Bandung: CV.Grayana.<ref>
<ref>15. Ricklefs, M.C. (1998). Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.<ref>
<ref>16. Sedjarah Militer Kodam VI Siliwangi.(1968). Siliwangi Dari Masa Ke Masa. Jakarta: Fakta Mahjuma.<ref>
<ref>17. Taram, sastranegara, Yahya, Aam, R. H., Iip D (2019). Letjen TNi (Purn.) Achmad Wiranatakusumah. Jakarta: PT kompas media Nusantara. hlm. 163 s/d 172. ISBN 978-602-412-623-0.<ref>
<ref>18. Taram, Sastranegara, D yahya., Aam, R. H. ,Iip (2019). Letjen TNI (Purn.) Achmad Wiranatakusumah "Komandan Siluman Merah". Jakarta: PT kompas Media Nusantara. hlm. 163 s/d 172. ISBN 978-602-412-623-0.<ref>
<ref>19. https://historia.id/militer/articles/darah-dan-air-mata-long-march-siliwangi-6jMnL/page/1<ref>
|