Elpidius van Duijnhoven: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
 
{{Infobox Christian Leader|type=Priest|honorific prefix=[[Reverendus Pater|R.P.]]|Full name=Elpidius Van Duijnhoven|honorific suffix=[[Ordo Saudara Dina Kapusin|O.F.M.Cap]]|archdiocese=[[Keuskupan Agung Medan]]|birth_date={{Birth date|1906|10|7|mf=y}}|death_date={{Death date and age|1993|2|14|1906|10|7}}|birth_place={{negara|Belanda}} [[Meierijstad|Erp, Meierijstad]], [[Brabant Utara|Brabant Utara, Belanda]]|religion=[[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]]|parents=Hendrikus van Duijnhoven (ayah)<br>
Johanna Penninx (ibu)|deathplace=[[Saribu Dolok, Silimakuta, Simalungun|Saribu Dolok, Simalungun, Sumatra Utara]]|image=Oppung Dolok JPG.jpg|imagesize=200px|caption=Potret Pater Elpidius pada sampul buku "Elpidus Van Duijnhoven Oppung Dolok, Rasul Dari Simalungun Atas" karya Simon Saragih|birth_name=Fransiscus Van Duijnhoven|buried=[[Haranggaol, Haranggaol Horison, Simalungun|Sirpang Haranggaol, Simalungun, Sumatra Utara]]}}
 
== Kehidupan Awal dan Latar Belakang Keluarga ==
Elpidius Van Duijnhoven lahir di [[Erp]], sebuah kota kecil di bagian selatan Belanda, tanggal 7 Oktober 1906. Kedua orangtuanya (Henricus van Duijnhoven dan Joanna) berprofesi sebagai petani yang mesti bekerja keras menghidupi keluarga dari sebuah ladang pertanian yang mereka sewa. Elpidius merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara. Dia diberi nama kecil “Fransiskus” karena keluarganya pengagum [[St. Fransiskus dari Asisi]].<ref>Bdk.Saragih Simon, ''Elpidius...''hlm. 3-5</ref>
 
Sejak muda Epidius sudah akrab dengan kehidupan para biarawan [[Kapusin]] karena di dekat Erp terdapat sebuah biara Kapusin, Handel, dan seorang pamannya membaktikan hidupnya sebagai biarawan Kapusin, yakni Bruder Willebrordus. Latar belakang keluarganya sebagai umat Katolik saleh yang menggumi St. Fransiskus dan kedekatan dengan para biarawan Kapusin, merupakan motivasi awal bagi Elpidius dalam menentukan panggilan hidupnya menjadi Imam sekaligus biarawan Kapusin. Dia masuk seminari tanggal 7 September 1925 (umur 19 tahun). Setelah menyelesaikan pendidikan Filasafat dan Teologi, dia ditahbiskan menjadi Imam pada tanggal 11 Maret 1933 (umur 27 tahun).<ref>''Ibid''</ref>