Langgam Korintus: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 33:
[[Arkitraf]] langgam Korintus terdiri atas dua atau tiga bagian yang dapat saja sebangun atau memiliki keterkaitan proporsi yang mengesankan. Di atas arkitraf yang polos tanpa hiasan, bertengger [[friz|fris]], yang dapat saja diperindah dengan ukiran corak hias tak terputus dan dapat pula dibiarkan polos, seperti yang tampak pada bagian perluasan dari [[Gedung Kapitol]]. Proporsi arkitraf dengan fris di Gedung Kapitol adalah 1 banding 1. Profil lis pada balok ambangnya serupa dengan profil lis pada langgam Yonia. Jika sangat menjorok, lisnya dapat ditopang siku-siku penyangga, yakni serangkaian siku-siku hias yang dipakai di bawah lis.
 
Pilar langgam Korintus hampir selalu beralur, dan alur tersebut dapat saja diperindah lebih lanjut dengan hiasan tambahan. Alur dapat ditambahi isian, yakni ukiran galah yang mengisi cekungan alur tanpa ujung maupun alur berujung. Ukiran agalah alahgalah dibuat setinggi sepertigasatu daripertiga tinggi pilar, yakni sampai ke pangkal [[entasis]]. Dalam bahasa prancis, hiasan semacam ini disebut ''chandelles'', dan ujungnya kadang-kadang dihiasiditambahi ukiran nyala api atau bunga lonceng. Isian galah dapat pula diganti ukiran manik-manik atau rangkaian cula. Karena merupakan langgam yang paling luwes, langgam Korintus membuka lebih banyak kesempatan untuk menciptakan variasi.
 
Berpangkal dariDari penjelasan serampangan Vitruvius ketika meriwayatkan asal-usul hiasan daun jeruju pada ganja langgam Korintus, sudah menjadi suatutimbul kelaziman untuk mengibaratkan pilar langgam Korintus dengan perawakan semampai seorang anak dara. Dengan sudut pandang semacam inilah pelukis Prancis, [[Nicolas Poussin]], mengungkapkan di dalam surat kepada sahabatnya, [[Paul Fréart de Chantelou|Fréart de Chantelou]], pada tahun 1642 sebagai berikut:
 
<blockquote>Gadis-gadis jelita yang nanti kau lihat di [[Nîmes]], saya yakin tidaklah kurang mengusik batinmu dibanding pilar-pilar elok [[Maison Carrée]], karena yang satu tidak lain daripada duplikat lama dari yang satunya lagi.<ref>Dikutip [[Kenneth Clark|Sir Kenneth Clark]], ''The Nude: A Study in Ideal Form'', 1956, hlm. 45.</ref></blockquote>